Lompat ke isi

Tauhid: Perbedaan antara revisi

1.615 bita ditambahkan ,  30 Juli 2015
imported>Hindr
imported>Hindr
Baris 117: Baris 117:


==Batasan Tauhid==
==Batasan Tauhid==
Setelah melihat tingkatan tauhid, muncul pertanyaan manakah dari tingkatan ini yang menjadi pokok keyakinan [[Islam]] dan syarat kemusliman seseorang? Apakah keyakinan terhadap keesaan Allah bagi seorang muwahhid sudah cukup?
Dengan mencermati dan mengkaji ayat-ayat [[Al-Quran]], menurut [[Al-Quran]] seorang muwahhid adalah orang yang menyebut Allah Swt sebagai Tuhan dan juga sebagai khaliq (pencipta), juga pengatur semesta, pengatur syariat, Tuhan dan sesembahan dan karena meyakini ketuhanan dan keesaan dalam ketuhanan berada di akhir tahapan (tauhid uluhiyyah) dan mencakup semua tahapan qalbi (hati), dengan demikian dalam [[Islam]], ''La Ilaha Illallah''<ref>Q.S. [[Surah Muhammad|Muhammad]]: 19; [[Surah Al-Shaffat|Al-Shaffat]]: 35. </ref>  merupakan syiar tauhid dan jalan kebahagiaan dan kesuksesan.
Dengan ibarat lain, tauhid dalam tahapan sebelumnya meskipun hal lazim, namun tidaklah cukup, bahkan seseorang harus sampai pada tahap keyakinan bahwa tidak ada sesembahan selain Allah dan penyembahan hanya semata-mata untuk-Nya dan dalam praktek juga tidak menyembah selain-Nya. Ini adalah batas tauhid. Oleh karenanya, selama tauhid seseorang tidak sampai pada tauhid uluhiyyah, maka tauhid orang tersebut belum sampai pada batasannya. <ref>Mishbah Yazdi, ''Khuda Shenasi dar Qur’an,'' hlm. 76. </ref>
Namun pembagian syirik khofi (samar), seperti penyembahan hawa nafsu, menyembah kedudukan dan riya', meskipun menurut akhlak sangatlah dicela, namun tidak menyebabkan keluarnya seseorang dari lingkup kemusliman. <ref>Saidi Mehr, ''Omuzesh Kalam-e Islami'', jild. 1, hlm. 162 dan 163. </ref>
==Syirik==
==Syirik==
===Syirik Praktis===
===Syirik Praktis===
Pengguna anonim