Pengguna anonim
Syiah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Hindr Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 40: | Baris 40: | ||
Selain [[Zaidiyah|Syiah Zaidiyah]], para pengikut Syiah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat lazim dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syiah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syiah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syiah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syiah Zaidiyah, meyakini bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref> | Selain [[Zaidiyah|Syiah Zaidiyah]], para pengikut Syiah lainnya mempercayai bahwa keberadaan dan kehadiran Imam di setiap waktu dan zaman sangat lazim dan bumi tidak akan pernah kosong dari seorang Imam sebagai hujjah [[Allah]] di muka bumi.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.39.</ref> Namun, aliran-aliran Syiah tidak memiliki satu pandangan mengenai karakteristik para Imam, contoh konkrit dan jumlah mereka. Syiah [[Imamiyah]] meyakini bahwa keberadaan nash atas imamah dan [[Ismah|infalibilitas]] adalah sebagai ciri khas Imam.<ref>Syaikh Mufid, ''Awail al-Maqalat'', hlm.38.</ref>. Begitu juga mereka meyakini bahwa para imam, ada 12 orang, yang pertama adalah [[Imam Ali as]], dan yang terakhir adalah [[Imam Mahdi as]], yang hidup dalam [[kegaiban]]. <ref>Allamah Thabathabai, ''Syiah dar Islam'', hlm.198-199.</ref> Tetapi aliran Syiah Zaidiyah, meyakini bahwa syarat-syarat seorang Imam adalah sebagai berikut: Membuat gerakan kebangkitan dengan bersenjata, berani, adil dan keturunan Fatimah dan mereka percaya bahwa setelah Imam Ali as dan [[Hasanain]], setiap person pemberani dari keturunan Fatimah yang bangkit bersenjata dan menyerukan perlawanannya terhadap para penindas dan masyarakat ber[[baiat]] dengannya, maka dia adalah Imam.<ref>Syahristani, ''al-Milal wa an-Nihal'', jld.1, hlm.179-180.</ref> Mereka tidak menganggap bahwa infalibilitas bukan termasuk dari syarat imamah, dan meskipun mereka meyakini bahwa Imam Ali adalah person paling utama, namun mereka juga memperbolehkan keimamahan orang yang diutamakan. <ref>Sulthani, ''Tarikh wa Aqaid Zaidiyah'', hlm.292-294.</ref> para pengikut [[Ismailiyah]] meyakini bahwa Imamah memiliki jenjang dan periodik dan mereka berkeyakinan bahwa Muhammad bin Ismail adalah Imam ketujuh periode keenam yang hidup dalam ketersembunyian dan pada suatu hari akan muncul.<ref>Shabiri, ''Tarikh Firaq Islami'', jld.2, hlm.151-152.</ref> | ||
==Fikih== | |||
== | Pengikut Syiah, selain mengambil dari Alquran dan riwayat-riwayat Nabi untuk menyimpulkan hukum-hukum, mereka juga menggunakan akal, ijma’ dan riwayat-riwayat Ahlulbait as. Mereka tidak seperti pengikut Ahlusunah yang menjadikan perkara-perkara seperti Kias, Saddu Dzarai’, istihsan, Fatwa-fatwa, dari para Sahabat dan Mashaleh Mursalah sebagai sumber validitas untuk penyimpulan keputusan hukum-hukum fikih. Mereka menolak kevaliditasan perkara-perkara tersebut. <ref>Lihat: Jannati, ''Manabi’ Ijtihad az didgahe Mazahib Islami''', hlm.3-5.</ref> Sejatinya telah dikatakan bahwa Zaidiyah dalam fikih, mereka dekat dengan kelompok Hanafi dan menggunakan analogi untuk menyimpulkan keputusan hukum fikih. Mereka juga seperti Ahlusunah tidak mengizinkan pernikahan bertempo dan mereka menolak konsep taqiyah. <ref>Halim, ''Tasyayyu''', hlm.385.</ref> | ||
==Pengganti Nabi saw dan Sumber Keilmuan== | ==Pengganti Nabi saw dan Sumber Keilmuan== | ||
Baris 81: | Baris 78: | ||
Selama kurun waktu 25 tahun, tiga dari empat pendukung setia Ali as yang selalu mengikuti dan menolongnya di segala keadaan (yaitu Salman al-Farisi, Abu Zar dan Miqdad) meninggal dunia. Namun masih ada orang-orang dari pihak sahabat nabi lainnya dan para tabiin yang ada di Hijaz, Yaman, Irak dan lainnya yang masih setia mengikuti Ali as. Dan pada ahirnya, setelah meninggalnya khalifah ketiga semua pihak menghadap ke Ali untuk berbaiat padanya dan memilihnya sebagai khalifah<ref>Muzhaffar, Masael-e Eteghadi az Didgah-e Tasyayu', terj. Muhammad Muhammadi Ishtihardi, hlm. 30-31. </ref> | Selama kurun waktu 25 tahun, tiga dari empat pendukung setia Ali as yang selalu mengikuti dan menolongnya di segala keadaan (yaitu Salman al-Farisi, Abu Zar dan Miqdad) meninggal dunia. Namun masih ada orang-orang dari pihak sahabat nabi lainnya dan para tabiin yang ada di Hijaz, Yaman, Irak dan lainnya yang masih setia mengikuti Ali as. Dan pada ahirnya, setelah meninggalnya khalifah ketiga semua pihak menghadap ke Ali untuk berbaiat padanya dan memilihnya sebagai khalifah<ref>Muzhaffar, Masael-e Eteghadi az Didgah-e Tasyayu', terj. Muhammad Muhammadi Ishtihardi, hlm. 30-31. </ref> | ||
==Komunitas Syiah di Dunia== | ==Komunitas Syiah di Dunia== |