Lompat ke isi

Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi

20 bita ditambahkan ,  1 Agustus 2018
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Baris 9: Baris 9:


==Kedudukan Para Imam bagi Syiah==
==Kedudukan Para Imam bagi Syiah==
Ajaran imamah para Imam Duabelas merupakan salah satu fondasi keyakinan [[Syiah Imamiyah|Syiah Dua Belas Imam]]. Keyakinan ini didukung oleh banyak nash dari Rasulullah saw dan para Imam as yang dapat dijumpai dalam beberapa literatur. Para ahli tafsir dan teolog Syiah meyakini bahwa dalam [[Al-Quran]] juga disinggung tentang masalah imamah para Imam. <ref>Makarim Syirazi, ''Payām Qur'ān'', jld. 9, ''Imāmān dar Syiah'', hlm. 182 dan seterusnya. </ref>
Ajaran imamah para Imam Duabelas merupakan salah satu fondasi keyakinan [[Syiah Imamiyah|Syiah Dua Belas Imam]]. Keyakinan ini didukung oleh banyak nash dari [[Rasulullah saw]] dan para Imam as yang dapat dijumpai dalam beberapa literatur. Para ahli tafsir dan teolog Syiah meyakini bahwa dalam [[Alquran]] juga disinggung tentang masalah [[imamah]] para Imam. <ref>Makarim Syirazi, ''Payām Qur'ān'', jld. 9, ''Imāmān dar Syiah'', hlm. 182 dan seterusnya. </ref>


Di antara ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung masalah imamah adalah [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah]], [[Ayat Ikmal]], [[Ayat Tabligh]], dan [[Ayat Shadiqin]]. Sesuai dengan keyakinan Syiah Duabelas Imam, masa keimamahan Dua Belas Imam bermula semenjak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun [[11 H]]/632 dan ketika [[Imam Ali as]] menjadi Imam dan terus berlangsung hingga sekarang ini tanpa terputus. Semenjak tahun 260 H/873, setelah wafatnya Imam Hasan Askari as dan berpindahnya posisi imamah ke putranya, Imam Mahdi as. Pada masa Imam Mahdi as, kondisi imamah berubah dari kondisi lahir (zhuhur) menjadi kondisi ghaib dan masa panjang keimamahan [[Imam Mahdi as]] hampir dalam kondisi ghaibat. Kaum Syiah memandang para Imam itu sebagai maksum dan memiliki ilmu ''ladunni''. <ref>''Terjemahan Persia al-Mizan'', jld. 13, hlm. 274. </ref>
Di antara ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung masalah imamah adalah [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah]], [[Ayat Ikmal]], [[Ayat Tabligh]], dan [[Ayat Shadiqin]]. Sesuai dengan keyakinan Syiah Duabelas Imam, masa keimamahan Dua Belas Imam bermula semenjak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun 11 H/632 dan ketika [[Imam Ali as]] menjadi Imam dan terus berlangsung hingga sekarang ini tanpa terputus. Semenjak tahun 260 H/873, setelah wafatnya Imam Hasan Askari as dan berpindahnya posisi imamah ke putranya, Imam Mahdi as. Pada masa Imam Mahdi as, kondisi imamah berubah dari kondisi lahir (zhuhur) menjadi kondisi ghaib dan masa panjang keimamahan [[Imam Mahdi as]] hampir dalam kondisi ghaibat. Kaum Syiah memandang para Imam itu sebagai maksum dan memiliki ilmu ''ladunni''. <ref>''Terjemahan Persia al-Mizan'', jld. 13, hlm. 274. </ref>


Mereka meyakini bahwa dengan bertawassul kepada mereka dapat bertaqarrub kepada Allah swt. [[ziarah Kubur|Ziarah kuburan]] para Imam merupakan bagian dari ajaran Syiah dan mereka menilai bahwa para Imam ini menyandang kedudukan di sisi Allah swt dan dapat memberikan syafaat kepada umatnya.<ref> Syaikh Thusi, ''al-Tibyan'', jld. 1, hlm. 214. </ref>
Mereka meyakini bahwa dengan [[Tawassul|bertawassul]] kepada mereka dapat bertaqarrub kepada [[Allah swt]]. [[ziarah Kubur|Ziarah kuburan]] para Imam merupakan bagian dari ajaran Syiah dan mereka menilai bahwa para Imam ini menyandang kedudukan di sisi Allah swt dan dapat memberikan syafaat kepada umatnya.<ref> Syaikh Thusi, ''al-Tibyan'', jld. 1, hlm. 214. </ref>


==Dalil-dalil Pembuktian Imamah==
==Dalil-dalil Pembuktian Imamah==