Lompat ke isi

Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi

13 bita ditambahkan ,  1 Agustus 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 3: Baris 3:
Imam-imam ini diangkat oleh [[Allah swt]] dan memiliki ilmu Ilahi, ''maqam [[ishmah]]'' (maksum) dan wewenang untuk memberi [[syafaat]]. Umat Islam dengan ber-''tawassul'' (berperantara) kepada mereka dapat ber-''taqarrub'' (mendekatkan diri) kepada Allah swt. Para Imam as di samping berposisi sebagai pusat rujukan ilmu, mereka juga adalah pemimpin politik umat Islam. Terdapat banyak ayat yang membahas tentang masalah kepemimpinan ([[imamah]]) para Imam tanpa menyebut langsung nama mereka. Ayat-ayat seperti [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah|ayat wilāyah]], [[Ayat Ikmāl]], [[Ayat Tabligh]] dan [[Ayat Shadiqin]] adalah beberapa contoh ayat yang menyinggung tentang kepemimpinan mereka.
Imam-imam ini diangkat oleh [[Allah swt]] dan memiliki ilmu Ilahi, ''maqam [[ishmah]]'' (maksum) dan wewenang untuk memberi [[syafaat]]. Umat Islam dengan ber-''tawassul'' (berperantara) kepada mereka dapat ber-''taqarrub'' (mendekatkan diri) kepada Allah swt. Para Imam as di samping berposisi sebagai pusat rujukan ilmu, mereka juga adalah pemimpin politik umat Islam. Terdapat banyak ayat yang membahas tentang masalah kepemimpinan ([[imamah]]) para Imam tanpa menyebut langsung nama mereka. Ayat-ayat seperti [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah|ayat wilāyah]], [[Ayat Ikmāl]], [[Ayat Tabligh]] dan [[Ayat Shadiqin]] adalah beberapa contoh ayat yang menyinggung tentang kepemimpinan mereka.


Dalam beberapa riwayat dari Rasululah saw  disebutkan tentang ciri-ciri, nama-nama dan jumlah para Imam as. Di antara hadis yang paling terkenal yang dapat disebutkan di sini adalah [[Hadis Tsaqalain]], [[Hadis Manzilah]], [[Hadis Safinah]], [[Hadis Yaumuddar]], [[Hadis Madinatul 'Ilmi]], hadis thair masywi, hadis rayat, [[Hadis Kisa']], hadis Jabir, dan [[Hadis Dua Belas Khalifah|hadis dua belas khalifah]]. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, para imam seluruhnya berasal dari [[Quraisy]] dan [[Ahlulbait]] Nabi Muhammad saw dan [[Imam Mahdi afs]] yang dijanjikan adalah Imam Pamungkas dari silsilah imamah dalam mazhab ini.
Dalam beberapa riwayat dari Rasululah saw  disebutkan tentang ciri-ciri, nama-nama dan jumlah para Imam as. Di antara hadis yang paling terkenal yang dapat disebutkan di sini adalah [[Hadis Tsaqalain]], [[Hadis Manzilah]], [[Hadis Safinah]], [[Hadis Yaumuddar]], [[Hadis Madinatul 'Ilmi]], hadis thair masywi, hadis rayat, [[Hadis Kisa']], hadis Jabir, dan [[Hadis Dua Belas Khalifah|hadis dua belas khalifah]]. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, para imam seluruhnya berasal dari [[Quraisy]] dan [[Ahlulbait]] Nabi Muhammad saw dan [[Imam Mahdi as]] yang dijanjikan adalah Imam Pamungkas dari silsilah imamah dalam mazhab ini.


Terdapat juga banyak riwayat dari Rasulullah saw terkait dengan imamah Imam Ali as sebagai Imam yang Pertama dalam pelbagai literatur. Demikian juga, terdapat beberapa riwayat dari Nabi Muhammad saw dan Imam Ali as yang menegaskan tentang keimamahan Imam yang Kedua. Kemudian setelah itu, setiap Imam, memperkenalkan Imam setelahnya sesuai dengan nash. Sesuai dengan kandungan nash-nash ini, para Imam dan khalifah setelah Nabi Muhammad saw terdapat dua belas orang. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm. 197-199. </ref>
Terdapat juga banyak riwayat dari Rasulullah saw terkait dengan imamah Imam Ali as sebagai Imam yang Pertama dalam pelbagai literatur. Demikian juga, terdapat beberapa riwayat dari Nabi Muhammad saw dan Imam Ali as yang menegaskan tentang keimamahan Imam yang Kedua. Kemudian setelah itu, setiap Imam, memperkenalkan Imam setelahnya sesuai dengan nash. Sesuai dengan kandungan nash-nash ini, para Imam dan khalifah setelah Nabi Muhammad saw terdapat dua belas orang. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm. 197-199. </ref>
Baris 11: Baris 11:
Ajaran imamah para Imam Duabelas merupakan salah satu fondasi keyakinan [[Syiah Imamiyah|Syiah Dua Belas Imam]]. Keyakinan ini didukung oleh banyak nash dari Rasulullah saw dan para Imam as yang dapat dijumpai dalam beberapa literatur. Para ahli tafsir dan teolog Syiah meyakini bahwa dalam [[Al-Quran]] juga disinggung tentang masalah imamah para Imam. <ref>Makarim Syirazi, ''Payām Qur'ān'', jld. 9, ''Imāmān dar Syiah'', hlm. 182 dan seterusnya. </ref>
Ajaran imamah para Imam Duabelas merupakan salah satu fondasi keyakinan [[Syiah Imamiyah|Syiah Dua Belas Imam]]. Keyakinan ini didukung oleh banyak nash dari Rasulullah saw dan para Imam as yang dapat dijumpai dalam beberapa literatur. Para ahli tafsir dan teolog Syiah meyakini bahwa dalam [[Al-Quran]] juga disinggung tentang masalah imamah para Imam. <ref>Makarim Syirazi, ''Payām Qur'ān'', jld. 9, ''Imāmān dar Syiah'', hlm. 182 dan seterusnya. </ref>


Di antara ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung masalah imamah adalah [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah]], [[Ayat Ikmal]], [[Ayat Tabligh]], dan [[Ayat Shadiqin]]. Sesuai dengan keyakinan Syiah Duabelas Imam, masa keimamahan Dua Belas Imam bermula semenjak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun [[11 H]]/632 dan ketika [[Imam Ali as]] menjadi Imam dan terus berlangsung hingga sekarang ini tanpa terputus. Semenjak tahun 260 H/873, setelah wafatnya Imam Hasan Askari as dan berpindahnya posisi imamah ke putranya, Imam Mahdi afs. Pada masa Imam Mahdi afs, kondisi imamah berubah dari kondisi lahir (zhuhur) menjadi kondisi ghaib dan masa panjang keimamahan [[Imam Mahdi afs]] hampir dalam kondisi ghaibat. Kaum Syiah memandang para Imam itu sebagai maksum dan memiliki ilmu ''ladunni''. <ref>''Terjemahan Persia al-Mizan'', jld. 13, hlm. 274. </ref>
Di antara ayat-ayat Al-Quran yang menyinggung masalah imamah adalah [[Ayat Ulil Amri]], [[Ayat Tathir]], [[Ayat Wilayah]], [[Ayat Ikmal]], [[Ayat Tabligh]], dan [[Ayat Shadiqin]]. Sesuai dengan keyakinan Syiah Duabelas Imam, masa keimamahan Dua Belas Imam bermula semenjak wafatnya Nabi Muhammad saw pada tahun [[11 H]]/632 dan ketika [[Imam Ali as]] menjadi Imam dan terus berlangsung hingga sekarang ini tanpa terputus. Semenjak tahun 260 H/873, setelah wafatnya Imam Hasan Askari as dan berpindahnya posisi imamah ke putranya, Imam Mahdi as. Pada masa Imam Mahdi as, kondisi imamah berubah dari kondisi lahir (zhuhur) menjadi kondisi ghaib dan masa panjang keimamahan [[Imam Mahdi as]] hampir dalam kondisi ghaibat. Kaum Syiah memandang para Imam itu sebagai maksum dan memiliki ilmu ''ladunni''. <ref>''Terjemahan Persia al-Mizan'', jld. 13, hlm. 274. </ref>


Mereka meyakini bahwa dengan bertawassul kepada mereka dapat bertaqarrub kepada Allah swt. [[ziarah Kubur|Ziarah kuburan]] para Imam merupakan bagian dari ajaran Syiah dan mereka menilai bahwa para Imam ini menyandang kedudukan di sisi Allah swt dan dapat memberikan syafaat kepada umatnya.<ref> Syaikh Thusi, ''al-Tibyan'', jld. 1, hlm. 214. </ref>
Mereka meyakini bahwa dengan bertawassul kepada mereka dapat bertaqarrub kepada Allah swt. [[ziarah Kubur|Ziarah kuburan]] para Imam merupakan bagian dari ajaran Syiah dan mereka menilai bahwa para Imam ini menyandang kedudukan di sisi Allah swt dan dapat memberikan syafaat kepada umatnya.<ref> Syaikh Thusi, ''al-Tibyan'', jld. 1, hlm. 214. </ref>
Baris 181: Baris 181:
  | kategori =sudah
  | kategori =sudah
  | infobox =-
  | infobox =-
  | navbox =
  | navbox =sudah
  | alih=sudah
  | alih=sudah
  | referensi =sudah
  | referensi =sudah
Baris 215: Baris 215:
*Tirmidzi, Muhammad, ''Sunan'', Kairo, 1357 H/1938 M.
*Tirmidzi, Muhammad, ''Sunan'', Kairo, 1357 H/1938 M.
{{akhir}}
{{akhir}}
{{Imamah}}


[[fa:امامان شیعه]]
[[fa:امامان شیعه]]