Pengguna anonim
Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba |
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 125: | Baris 125: | ||
Kondisi yang berkelanjutan ini sangat membahayakan pemerintahan khilafah dan mereka merasa terancam dengan kondisi seperti ini. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 222-223. </ref> | Kondisi yang berkelanjutan ini sangat membahayakan pemerintahan khilafah dan mereka merasa terancam dengan kondisi seperti ini. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 222-223. </ref> | ||
Makmun berpikir untuk menyudahi kebijakan politik yang telah digunakan selama 70 tahun oleh para pendahulunya. Ia membuat cara baru yang sesuai dengan tuntutan zaman ketika itu. Karena itu, Makmun memutuskan untuk menjadikan Imam Ridha as sebagai putra mahkota. Dengan alasan ketika keturunan Alawiyyin melihat pemimpin mereka dekat dengan penguasa, hasilnya mereka tidak akan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan khalifah. Dan orang-Orang Syiah ketika menyaksikan Imam mereka dekat dengan penguasa yang mana orang-orang di sekelilingnya adalah orang-orang yang bergelimang dosa, tentunya mereka tidak lagi memiliki keyakinan yang dalam kepada Imam. Dengan demikian, bangunan mazhab mereka akan hancur dan tidak lagi menjadi ancaman bagi para aparat pemerintahan. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 223. </ref> | Makmun berpikir untuk menyudahi kebijakan politik yang telah digunakan selama 70 tahun oleh para pendahulunya. Ia membuat cara baru yang sesuai dengan tuntutan zaman ketika itu. Karena itu, Makmun memutuskan untuk menjadikan Imam Ridha as sebagai putra mahkota. Dengan alasan ketika keturunan Alawiyyin melihat pemimpin mereka dekat dengan penguasa, hasilnya mereka tidak akan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan khalifah. Dan orang-Orang Syiah ketika menyaksikan Imam mereka dekat dengan penguasa yang mana orang-orang di sekelilingnya adalah orang-orang yang bergelimang [[dosa]], tentunya mereka tidak lagi memiliki keyakinan yang dalam kepada Imam. Dengan demikian, bangunan mazhab mereka akan hancur dan tidak lagi menjadi ancaman bagi para aparat pemerintahan. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 223. </ref> | ||
Makmun berpikir setelah tujuannya tercapai, untuk melenyapkan Imam Ridha as tidaklah begitu sulit. Untuk merealisasikan keputusan ini, Makmun pada tahun 200 H/815 meminta Imam Ridha as dari [[Madinah]] untuk datang ke Marw (kemudian bernama Aleksandria), Turkmenistan. Pada awalnya, Makmun menawarkan khilafah kepada Imam Ridha as namun kemudian berubah menjadi putra mahkota. Imam Ridha menolak secara halus permintaan itu namun Makmun mendesak supaya Imam Ridha as menerima tawaran itu. Akhirnya Imam Ridha as menerima tawaran menjadi putera mahkota itu dengan syarat bahwa ia tidak turut campur dalam urusan pemerintahan, mengangkat dan menurunkan. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 223-224. </ref> | Makmun berpikir setelah tujuannya tercapai, untuk melenyapkan Imam Ridha as tidaklah begitu sulit. Untuk merealisasikan keputusan ini, Makmun pada tahun 200 H/815 meminta Imam Ridha as dari [[Madinah]] untuk datang ke Marw (kemudian bernama Aleksandria), Turkmenistan. Pada awalnya, Makmun menawarkan khilafah kepada Imam Ridha as namun kemudian berubah menjadi putra mahkota. Imam Ridha menolak secara halus permintaan itu namun Makmun mendesak supaya Imam Ridha as menerima tawaran itu. Akhirnya Imam Ridha as menerima tawaran menjadi putera mahkota itu dengan syarat bahwa ia tidak turut campur dalam urusan pemerintahan, mengangkat dan menurunkan. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 223-224. </ref> | ||
Tidak lama berselang, Makmun menyadari kesalahannya dengan menyaksikan perkembangan pesat [[Syiah]]. Akhirnya ia memutuskan untuk meracuni Imam Ridha as dan akibat racun itu Imam Ridha as gugur syahid. Imam Kedelapan dikebumikan di kota Thusy Iran yang kini terkenal dengan kota [[Masyhad]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 224. </ref> | Tidak lama berselang, Makmun menyadari kesalahannya dengan menyaksikan perkembangan pesat [[Syiah]]. Akhirnya ia memutuskan untuk meracuni Imam Ridha as dan akibat racun itu Imam Ridha as gugur syahid. Imam Kedelapan dikebumikan di kota Thusy Iran yang kini terkenal dengan kota [[Masyhad]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 224. </ref> |