Lompat ke isi

Imam-Imam Syiah: Perbedaan antara revisi

9 bita ditambahkan ,  3 Desember 2017
imported>Ismail Dg naba
imported>Ismail Dg naba
Baris 66: Baris 66:
{{main|Imam Husain as}}
{{main|Imam Husain as}}
[[Imam Husain as]] (Sayid al-Syuhada) putra kedua [[Imam Ali as]] dari Fatimah Zahra binti Rasulullah saw lahir pada tahun [[4 H]]/625. Setelah kesyahidan saudara tuanya, [[Imam Hasan as]], berdasarkan perintah Allah swt dan wasiat saudaranya, Imam Husain as menjabat sebagai imam. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207. </ref>
[[Imam Husain as]] (Sayid al-Syuhada) putra kedua [[Imam Ali as]] dari Fatimah Zahra binti Rasulullah saw lahir pada tahun [[4 H]]/625. Setelah kesyahidan saudara tuanya, [[Imam Hasan as]], berdasarkan perintah Allah swt dan wasiat saudaranya, Imam Husain as menjabat sebagai imam. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 207. </ref>
Periode keimamahan Imam Husain as berlangsung selama 10 tahun kecuali 6 bulan terakhir semasa dengan khilafah Muawiyah. Pada masa itu, Imam Husain as hidup di bawah tekanan. Muawiyah yang berusaha mengukuhkan fondasi khilafahnya mengangkat putranya yang merupakan seorang yang tidak mengenal etika dan agama [[Yazid]] sebagai khalifah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm, 207-208. </ref> Pada pertengahan tahun 60 H/679, [[Muawiyah]] meninggal dunia dan putranya Yazid yang menggantikannya sebagai khalifah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 208. </ref>
Periode keimamahan Imam Husain as berlangsung selama 10 tahun kecuali 6 bulan terakhir semasa dengan khilafah Muawiyah. Pada masa itu, Imam Husain as hidup di bawah tekanan. Muawiyah berusaha mengukuhkan fondasi khilafahnya dengan mengangkat putranya yaitu [[Yazid]] sebagai khalifah, dimana ia adalah orang yang tidak mengenal etika dan agama . <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm, 207-208. </ref> Pada pertengahan tahun 60 H/679, [[Muawiyah]] meninggal dunia dan putranya Yazid yang menggantikannya sebagai khalifah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 208. </ref>
Segera setelah ayahnya wafat, Yazid menginstruksikan kepada gubernur [[Madinah]] untuk mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as dan kalau ia menolak untuk memberikan baiat, maka kepalanya harus dikirim ke Syam (Suriah)!! Setelah gubernur Madinah menyampaikan permintaan Yazid kepada Imam Husain as untuk berbaiat, Imam Husain meminta waktu untuk memikirkan permintaan itu dan pada malam harinya Imam Husain bertolak ke [[Mekkah]] bersama keluarganya. Imam Husain as berdiam dan mencari perlindungan di [[Ka'bah]] yang merupakan Rumah Tuhan tempat aman secara resmi dalam [[Islam]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209. </ref>
Segera setelah ayahnya wafat, Yazid menginstruksikan kepada gubernur [[Madinah]] untuk mengambil [[baiat]] dari Imam Husain as dan kalau ia menolak untuk memberikan baiat, maka kepalanya harus dikirim ke Syam (Suriah)!! Setelah gubernur Madinah menyampaikan permintaan Yazid kepada Imam Husain as untuk berbaiat, Imam Husain meminta waktu untuk memikirkan permintaan itu dan pada malam harinya Imam Husain bertolak ke [[Mekkah]] bersama keluarganya. Imam Husain as mencari perlindungan di [[Ka'bah]] yang merupakan Rumah Tuhan tempat aman secara resmi dalam [[Islam]]. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209. </ref>
Gelombang surat berdatangan dari Irak khususnya dari kota [[Kufah]] ke kota Mekkah memanggil Imam Husain as untuk datang ke Irak guna menjadi pemimpin dan pengatur urusan umat serta untuk memimpin gerakan perlawanan melawan pemeritahan dzalim. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209-210. </ref>
Gelombang surat berdatangan dari Irak khususnya dari kota [[Kufah]] ke kota Mekkah memanggil Imam Husain as untuk datang ke Irak guna menjadi pemimpin dan pengatur urusan umat serta untuk memimpin gerakan perlawanan melawan pemeritahan dzalim. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 209-210. </ref>
Pada musim [[haji]], Imam Husain as memperoleh informasi bahwa sekelompok orang bayaran Yazid dengan pakaian haji masuk ke kota Mekkah. Mereka datang dengan satu misi yaitu untuk membunuh Imam Husain as. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref>
Pada musim [[haji]], Imam Husain as memperoleh informasi bahwa sekelompok orang bayaran Yazid dengan pakaian haji masuk ke kota Mekkah. Mereka datang dengan satu misi yaitu untuk membunuh Imam Husain as. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref>
Imam Husain menyampaikan pidato singkat di hadapan jamaah haji yang berjumlah sangat banyak dan mengabarkan kepada mereka tentang keinginan Imam Husain untuk pergi ke Irak dan demikian juga kesyahidan yang akan dijumpainya dalam perjalanan ini. Imam Husain as meminta pertolongan kepada umat Muslim untuk membantunya dan mempersembahkan diri mereka di jalan Allah swt. Keesokan harinya Imam Husain as disertai dengan keluarga dan sekelompok sahabatnya bertolak menuju Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref>
Imam Husain menyampaikan pidato singkat di hadapan jamaah haji yang berjumlah sangat banyak dan mengabarkan kepada mereka tentang keinginan Imam Husain untuk pergi ke Irak dan demikian juga kesyahidan yang akan dijumpainya dalam perjalanan ini. Imam Husain as meminta pertolongan kepada umat Muslim untuk membantunya dan mempersembahkan diri mereka di jalan Allah swt. Keesokan harinya Imam Husain as disertai dengan keluarga dan sekelompok sahabatnya bertolak menuju Irak. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 210. </ref>
Sekelompok orang terkemuka mengingatkan akan bahaya yang akan menimpa Imam Husain as dan keluarganya dalam perjalanan dan perjuangan ini. Mereka menyampaikan itu demi kebaikan Imam Husain as sendiri. Namun Imam Husain menyatakan bahwa ia tidak akan berbaiat dan tidak akan menyetujui pemerintahan dzalim dan tiran. Imam Husain as menyadari bahwa ke manapun ia pergi dan di manapun ia berada mereka akan membunuhnya. Dan kini ia meninggalkan kota Mekkah demi untuk menjaga kehormatan Baitullah supaya tidak ternoda dengan pertumpahan darah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 211. </ref>
Sekelompok orang terkemuka mengingatkan akan bahaya yang akan menimpa Imam Husain as dan keluarganya dalam perjalanan dan perjuangan ini. Mereka menyampaikan itu demi kebaikan Imam Husain as sendiri. Namun Imam Husain menyatakan bahwa ia tidak akan berbaiat dan tidak akan menyetujui pemerintahan dzalim dan tiran. Imam Husain as menyadari bahwa kemanapun ia pergi dan dimanapun ia berada, mereka akan membunuhnya. Dan kini ia meninggalkan kota Mekkah demi untuk menjaga kehormatan [[Baitullah]] supaya tidak ternodai dengan pertumpahan darah. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 211. </ref>


====Karbala====
====Karbala====
Kurang lebih 70 KM dari kota Kufah terdapat sebuah padang bernama [[Karbala]]. Imam Husain as beserta keluarga dan orang-orang yang menyertainya dikepung oleh lasykar Yazid. Selama 8 hari, Imam Husain dan rombongan berhenti di tempat itu dan setiap hari ruang kepungan semakin sempit dan jumlah pasukan musuh semakin bertambah. Pada akhirnya Imam Husain as, keluarga dan para sahabatnya yang sangat sedikit jumlahnya berperang melawan 30.000 pasukan musuh. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 211-212. </ref>
Kurang lebih 70 KM dari kota Kufah terdapat sebuah padang bernama [[Karbala]]. Imam Husain as beserta keluarga dan orang-orang yang menyertainya dikepung oleh lasykar Yazid. Selama 8 hari, Imam Husain as dan rombongan berhenti di tempat itu dan setiap hari ruang kepungan semakin sempit dan jumlah pasukan musuh semakin bertambah. Pada akhirnya Imam Husain as, keluarga dan para sahabatnya yang sangat sedikit jumlahnya berperang melawan 30.000 pasukan musuh. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 211-212. </ref>
Dalam beberapa hari ini, Imam Husain semakin mengukuhkan sikapnya dan menyeleksi sahabat-sahabatnya. Ketika malam tiba, Imam Husain as mengundang para sahabatnya untuk bertemu dan menyampaikan, "Kita tidak punya jalan kecuali mati syahid. Mereka hanya berurusan dengan saya. Saya melepaskan baiat dari kalian. Barang siapa yang ingin pergi silahkan gunakan kegelapan malam untuk menyelamatkan diri kalian dari bala ini." <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 212. </ref>
Dalam beberapa hari ini, Imam Husain semakin mengukuhkan sikapnya dan menyeleksi sahabat-sahabatnya. Ketika malam tiba, Imam Husain as mengundang para sahabatnya untuk bertemu dan menyampaikan, "Kita tidak punya jalan kecuali mati syahid. Mereka hanya berurusan dengan saya. Saya melepaskan baiat dari kalian. Barang siapa yang ingin pergi, silakan gunakan kegelapan malam untuk menyelamatkan diri kalian dari bala ini." <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 212. </ref>
Hari terakhir [[9 Muharram]], ultimatum (entah baiat atau perang) pihak musuh kepada Imam Husain as tiba. Imam Husain as memanfaatkan malam hari itu untuk beribadah dan memantapkan tekadnya untuk berperang keesokan harinya. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 212-213. </ref> (silahkan lihat Hari Tasu'a).
Hari terakhir [[9 Muharram]], ultimatum (entah baiat atau perang) pihak musuh kepada Imam Husain as tiba. Imam Husain as memanfaatkan malam hari itu untuk beribadah dan memantapkan tekadnya untuk berperang keesokan harinya. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 212-213. </ref> (silahkan lihat Hari Tasu'a).
Hari [[10 Muharram]] tahun [[61 H]]/680, Imam dengan jumlah pasukan yang sangat minim (keseluruhannya sebanyak 90 orang dimana 40 orang dari mereka merupakan sahabat lama Imam Husain dan 30-an orang lainnya pada malam dan siang hari dari pasukan musuh bergabung dengan Imam Husain as. Selebihnya adalah kerabat Imam Husain dari [[Bani Hasyim]], anak-anak, saudara-saudara dan kemenakan, serta sepupu) berhadapan dengan pasukan musuh dan perang tidak seimbang berkecamuk. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 213. </ref> (Lihat Hari Asyura).
Hari [[10 Muharram]] tahun [[61 H]]/680, Imam dengan jumlah pasukan yang sangat minim (keseluruhannya sebanyak 90 orang dimana 40 orang dari mereka merupakan sahabat lama Imam Husain dan 30-an orang lainnya pada malam dan siang hari dari pasukan musuh bergabung dengan Imam Husain as. Selebihnya adalah kerabat Imam Husain dari [[Bani Hasyim]], anak-anak, saudara-saudara dan kemenakan, serta sepupu) berhadapan dengan pasukan musuh dan perang tidak seimbang berkecamuk. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 213. </ref> (Lihat Hari Asyura).
Hari itu mereka berperang semenjak pagi hari hingga matahari tenggelam. Imam Husain dan para pemuda Bani Hasyim lainnya serta para sahabat hingga orang terakhir kesemuanya syahid (di antara mereka yang syahid dua anak kecil [[Imam Hasan as]] dan seorang putra Imam Husain as yang masih belia dan seorang bayi yang masih menyusui gugur sebagai syahid). <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 213. </ref>
Hari itu mereka berperang semenjak pagi hari hingga matahari tenggelam. Imam Husain as dan para pemuda Bani Hasyim lainnya serta para sahabat hingga orang terakhir kesemuanya syahid (di antara mereka yang syahid dua anak kecil [[Imam Hasan as]] dan seorang putra Imam Husain as yang masih belia dan seorang bayi yang masih menyusui gugur sebagai syahid). <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar Islām'', hlm, 213. </ref>


====Penawanan Keluarga Imam====
====Penawanan Keluarga Imam====
Setelah perang usai, pasukan musuh mengobrak-abrik dan membakar kemah-kemah serta memenggal kepala para syahid, lalu membawa kepala-kepala para syahid dan keluarga Imam Husain as ke Kufah kemudian dibawa ke hadapan Yazid. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm, 213-214. </ref>
Setelah perang usai, pasukan musuh mengobrak-abrik dan membakar kemah-kemah serta memenggal kepala para syahid, lalu membawa kepala-kepala para syahid dan keluarga Imam Husain as ke Kufah kemudian dibawa ke hadapan Yazid. <ref>Thabathabai, ''Syi'ah dar  Islām'', hlm, 213-214. </ref>
Peristiwa Karbala dan para tawanan wanita dan putri-putri [[Ahlulbait as]] diarak dan digiring dari kota ke kota. Pidato dan orasi yang disampaikan oleh [[Imam Sajjad as]] dan [[Sayidah Zainab sa|Sayidah Zainab binti Ali bin Abi Thalib]] di [[Kufah]] dan Syam berhasil membongkar kedok [[Bani Umayah]]. Keduanya berpidato tentang propaganda [[Muawiyah]] selama puluhan tahun sedemikian sehingga [[Yazid]] menyatakan kebencian terhadap para anteknya karena telah membiarkan hal ini terjadi di hadapan khalayak ramai.
Peristiwa Karbala dan para tawanan wanita dan putri-putri [[Ahlulbait as]] diarak dan digiring dari kota ke kota. Pidato dan orasi yang disampaikan oleh [[Imam Sajjad as]] dan [[Sayidah Zainab sa|Sayidah Zainab binti Ali bin Abi Thalib]] di [[Kufah]] dan Syam berhasil membongkar kedok [[Bani Umayah]]. Keduanya berpidato tentang propaganda [[Muawiyah]] selama puluhan tahun sedemikian sehingga [[Yazid]] menyatakan kebencian terhadap para anteknya karena telah membiarkan hal ini terjadi di hadapan khalayak ramai.
[[Tragedi Karbala]] sangat berpengaruh dalam sejarah Islam sehingga dalam rentang waktu yang cukup lama telah berhasil membongkar kedok pemerintahan Bani Ummayah dan semakin mengokohkan akar [[Syiah]]. Semenjak Peristiwa Asyura, perlawanan-perlawanan dan pemberontakan terjadi dimana-mana berlangsung hingga 12 tahun. Orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan [[Imam Husain as]] tidak satu pun dari mereka yang luput dan selamat dari tindak balas dendam. <ref>Thabathabai, Syi'ah dar  Islām, hlm, 214. </ref>
[[Tragedi Karbala]] sangat berpengaruh dalam sejarah Islam sehingga dalam rentang waktu yang cukup lama, telah berhasil membongkar kedok pemerintahan Bani Ummayah dan semakin mengokohkan akar [[Syiah]]. Semenjak Peristiwa Asyura, perlawanan-perlawanan dan pemberontakan terjadi dimana-mana berlangsung hingga 12 tahun. Orang-orang yang terlibat dalam pembunuhan [[Imam Husain as]] tidak satu pun dari mereka yang luput dan selamat dari tindak balas dendam. <ref>Thabathabai, Syi'ah dar  Islām, hlm, 214. </ref>


===4. Imam Ali Zainal Abidin as===
===4. Imam Ali Zainal Abidin as===