Lompat ke isi

Zaidiyah: Perbedaan antara revisi

6 bita dihapus ,  21 Juni 2021
imported>Yuwono
imported>Yuwono
Baris 58: Baris 58:


==Pemberontakan Zaidis==
==Pemberontakan Zaidis==
“Karena begitu banyaknya pemberontakan yang dilakukan para Zaidis, terlebih pada awal pemerintahan Abbasiyah, menurut salah seorang peneliti, saat itu siapapun yang melakukan pemberontakan hampir pasti dianggap Zaidis”. <ref>Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2, hlm. 67. </ref>Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Jauzi, setelah kesyahidan [[Zaid bin Ali]], banyak pemeberontakan yang dipimpin tokoh Zaidy di berbagai tempat, diantaranya: [[Yahya bin Zaid]] melakukan pemberontakan kepada Walid bin Yazid di Jauzjan. Muhammad bin Abdullah bin Hasan di [[Madinah]]. Ibrahim bin Abdullah bin Hasan, saudara Muhammad, di Bashrah. Husain bin Ali bin Hasan bin Hasan di Haramain, ia syahid dalam peristiwa Fakh. Yahya bin Abdullah bin Hasan bin Hasan juga melakukan pemberontakan. Muhammad bin Ja’far bin Yahya bin Hasan di Tahart. Muhammad bin Ibrahim bin Ismail bin Ibrahim al-Ghumar di era Makmun di [[Kufah]]. Di masa yang sama juga dilakukan Ibrahim bin Musa bin Ja’far di Yaman. Ja’far putra Ibrahim juga mengadakan perlawanan lain. Muhammad bin Qasim bin Ali bin Umar di Thalaqan. Afthas di Madinah. Hasan bin Zaid di Tabarestan. Husain bin Ahmad yang dikenal dengan Kaukabi juga mengadakan perlawanan. Yahya bin Umar bin Yahya di era Musta’in, dan banyak lagi pemberontakan lainnya. <ref>Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2, hlm. 67. Dan rujuk ke Ibnu Jauzi, al-Muntadzam Fi Tarikhi al-Umam Wa al-Muluk, jld 7, hlm. 212. </ref>
“Karena begitu banyaknya pemberontakan yang dilakukan para Zaidis, terlebih pada awal pemerintahan Abbasiyah, menurut salah seorang peneliti, saat itu siapapun yang melakukan pemberontakan hampir pasti dianggap Zaidis”. <ref>Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2, hlm. 67. </ref>Sebagaimana yang diriwayatkan Ibnu Jauzi, setelah kesyahidan [[Zaid bin Ali]], banyak pemeberontakan yang dipimpin tokoh Zaidy di berbagai tempat, diantaranya: Yahya bin Zaid melakukan pemberontakan kepada Walid bin Yazid di Jauzjan. Muhammad bin Abdullah bin Hasan di [[Madinah]]. Ibrahim bin Abdullah bin Hasan, saudara Muhammad, di Bashrah. Husain bin Ali bin Hasan bin Hasan di Haramain, ia syahid dalam peristiwa Fakh. Yahya bin Abdullah bin Hasan bin Hasan juga melakukan pemberontakan. Muhammad bin Ja’far bin Yahya bin Hasan di Tahart. Muhammad bin Ibrahim bin Ismail bin Ibrahim al-Ghumar di era Makmun di [[Kufah]]. Di masa yang sama juga dilakukan Ibrahim bin Musa bin Ja’far di Yaman. Ja’far putra Ibrahim juga mengadakan perlawanan lain. Muhammad bin Qasim bin Ali bin Umar di Thalaqan. Afthas di Madinah. Hasan bin Zaid di Tabarestan. Husain bin Ahmad yang dikenal dengan Kaukabi juga mengadakan perlawanan. Yahya bin Umar bin Yahya di era Musta’in, dan banyak lagi pemberontakan lainnya. <ref>Shabiri, Tharikh Firaq-e Islami, jld. 2, hlm. 67. Dan rujuk ke Ibnu Jauzi, al-Muntadzam Fi Tarikhi al-Umam Wa al-Muluk, jld 7, hlm. 212. </ref>


===Pemberontakan Zaidiyah yang paling penting===
===Pemberontakan Zaidiyah yang paling penting===
Baris 92: Baris 92:


====Pemberontakan Abu Saraya====
====Pemberontakan Abu Saraya====
Sirri bin Mansur Syaibani atau yang dikenal dengan Abu Saraya pada tahun 199 H/815 melakukan pemberontakan di [[Kufah]]. Di bawah instruksi Muhammad bin Ibrahim yang dikenal dengan Ibnu Thaba’thaba, dan dengan mengusung syiar “(demi) keridhaan [[Keluarga Nabi|keluarga Muhammad]] shalallah ‘alaih wa alihi” Sirri bin Mansur berhasil meraih kemenangan. Sejak itu ia banyak mengirim utusan ke berbagai wilayah. Seperti Husain bin Afthas dengan Muhammad bin Sulaiman yang dikirim ke [[Hijaz]] dan Ibrahim bin Musa bin Ja’far ke Yaman. Sedangkan ia sendiri, di samping Kufah, berhasil menguasai Bashrah. Pada tahun 200 H/815 perjuangan Abu Surayya berhasil diredam”. <ref>Ibid, hlm. 74-75. </ref>
Sirri bin Mansur Syaibani atau yang dikenal dengan Abu Saraya pada tahun 199 H/815 melakukan pemberontakan di [[Kufah]]. Di bawah instruksi Muhammad bin Ibrahim yang dikenal dengan Ibnu Thaba’thaba, dan dengan mengusung syiar “(demi) keridhaan [[Keluarga Nabi|keluarga Muhammad]] shalallah 'alaih wa alihi” Sirri bin Mansur berhasil meraih kemenangan. Sejak itu ia banyak mengirim utusan ke berbagai wilayah. Seperti Husain bin Afthas dengan Muhammad bin Sulaiman yang dikirim ke [[Hijaz]] dan Ibrahim bin Musa bin Ja’far ke Yaman. Sedangkan ia sendiri, di samping Kufah, berhasil menguasai Bashrah. Pada tahun 200 H/815 perjuangan Abu Surayya berhasil diredam”. <ref>Ibid, hlm. 74-75. </ref>


==Pemerintahan Zaidiyah==
==Pemerintahan Zaidiyah==
Pengguna anonim