Lompat ke isi

Ayat Shadiqin: Perbedaan antara revisi

17 bita ditambahkan ,  6 Februari 2015
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 4: Baris 4:
<center>
<center>
{{hadis|﴾'''يا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقوا اللّه وَ كُونُوا مَعَ الصّادقين'''﴿ }}
{{hadis|﴾'''يا أَيُّها الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقوا اللّه وَ كُونُوا مَعَ الصّادقين'''﴿ }}
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.” (QS Al-Taubah [9]: 119)</center>
''“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang benar.” (QS Al-Taubah [9]: 119)</center>
 
''
==Arti Shadiqin==
==Arti Shadiqin==
Kata ''shādiqin'' adalah bentuk plural dari ''shādiq'' berasal dari asal kata »''sha-da-qa''«. Shadiq secara leksikal adalah sesuai hukum dengan kenyataan. <ref>  Jurjani, Al-Ta’rifāt, hlm. 95. </ref> Perkataan yang sesuai dengan kenyataan luar disebut perkataan shadiq (benar). Mengingat bahwa kepercayaan, niat, tekad, iradah yang juga disebut sebagai pandangan, maka hal-hal ini juga dicirikan dengan benar dan lurus.  Berdasarkan hal ini, seseorang yang akidahnya bersesuaian dengan realitas, atau jika antara lahir dan batin terdapat kesesuaian maka ia dalam keyakinan, niat, dan iradahnya adalah shadiq. <ref> Thabathabai, Al-Mizān, jld. 9, hlm. 402. </ref>
Kata ''shādiqin'' adalah bentuk plural dari ''shādiq'' berasal dari asal kata »''sha-da-qa''«. Shadiq secara leksikal adalah sesuai hukum dengan kenyataan. <ref>  Jurjani, Al-Ta’rifāt, hlm. 95. </ref> Perkataan yang sesuai dengan kenyataan luar disebut perkataan shadiq (benar). Mengingat bahwa kepercayaan, niat, tekad, iradah yang juga disebut sebagai pandangan, maka hal-hal ini juga dicirikan dengan benar dan lurus.  Berdasarkan hal ini, seseorang yang akidahnya bersesuaian dengan realitas, atau jika antara lahir dan batin terdapat kesesuaian maka ia dalam keyakinan, niat, dan iradahnya adalah shadiq. <ref> Thabathabai, Al-Mizān, jld. 9, hlm. 402. </ref>
Baris 12: Baris 12:


==Siapa Yang Dimaksud Shadiqin?==
==Siapa Yang Dimaksud Shadiqin?==
Terdapat beberapa pendapat dari para mufassir tentang siapakah yang dimaksud dengan shadiqin. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah orang-orang yang mempunyai 5 sifat-sifat yang disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 177 <ref> ''“Kebajikan itu bukanlah (hanya) kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat (ketika salat). Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”''</ref> atau orang-orang <ref> Thabarsi, Majma’ al-Bayān, jld. 3, hlm. 81. </ref>  yang disebutkan dalam surah al-Ahzab<ref> Thusi, Al-Tibyān, jld.5 , hlm. 318. </ref> ayat 23<ref> Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu; dan mereka sedikit pun tidak merubah (janji merekanya) </ref>  atau kaum Muhajirin yang disebutkan dalam ayat 8 surah al-Hasyr. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qurān, jld. 8, hlm. 288. </ref>atau Nabi Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya.
Terdapat beberapa pendapat dari para mufassir tentang siapakah yang dimaksud dengan shadiqin. Dikatakan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah orang-orang yang mempunyai 5 sifat-sifat yang disebutkan dalam surah al-Baqarah ayat 177 <ref> ''“Kebajikan itu bukanlah (hanya) kamu menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat (ketika salat). Akan tetapi, sesungguhnya kebajikan itu adalah orang yang beriman kepada Allah, hari kemudian, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi; memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan), dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya; mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila mereka berjanji; dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan, dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.”''</ref> atau orang-orang <ref> Thabarsi, Majma’ al-Bayān, jld. 3, hlm. 81. </ref>  yang disebutkan dalam surah al-Ahzab<ref> Thusi, Al-Tibyān, jld.5 , hlm. 318. </ref> ayat 23<ref> ''“Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu; dan mereka sedikit pun tidak merubah (janji merekanya)”'' </ref>  atau kaum Muhajirin yang disebutkan dalam ayat 8 surah al-Hasyr. <ref> Qurthubi, Al-Jāmi’ li Ahkām al-Qurān, jld. 8, hlm. 288. </ref>atau Nabi Muhammad Saw dan Ahlulbaitnya.
Sebagian mufassir berdasarkan qiraah Abdullah bin Mas’ud, kata ''“ma’a”'' (dengan) dalam ayat ini mengandung arti “min/dari” yaitu bahwa kaum Mukmin harus bertakwa dan berkata benar.  <ref> Rasyid Ridha, Al-Manar, jld. 11, hlm. 72; Thusi, Al-Tebyan, jld. 5, hlm. 318. </ref>
Sebagian mufassir berdasarkan qiraah Abdullah bin Mas’ud, kata ''“ma’a”'' (dengan) dalam ayat ini mengandung arti “min/dari” yaitu bahwa kaum Mukmin harus bertakwa dan berkata benar.  <ref> Rasyid Ridha, Al-Manar, jld. 11, hlm. 72; Thusi, Al-Tebyan, jld. 5, hlm. 318. </ref>
Dalam literatur hadis yang berasal dari Ahlusunah maupun Syiah, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah Ali As atau Ali As dan sahabatnya atau Ali atau Ali As dan Ahlulbaitnya. <ref> Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, jld. 4, hlm. 278; Amadi , Ghāyah al-Murām. Jld. 3, hlm. 50-51; Amini, Al-Ghadir, jld. 2, hlm. 306. </ref>  Walhasil, banyak sekali riwayat Syiah yang menafsirkan Shadiqin sebagai para Imam Ahlulbait As. <ref> Kulaini, Ushul al-Kāfi, jld. 1, hlm. 208, Amadi, Ghāyah al-Marām, jld. 3, hlm. 52 </ref>
Dalam literatur hadis yang berasal dari Ahlusunah maupun Syiah, disebutkan bahwa yang dimaksud dengan shadiqin adalah Ali As atau Ali As dan sahabatnya atau Ali atau Ali As dan Ahlulbaitnya. <ref> Suyuthi, Al-Dur al-Mantsur, jld. 4, hlm. 278; Amadi , Ghāyah al-Murām. Jld. 3, hlm. 50-51; Amini, Al-Ghadir, jld. 2, hlm. 306. </ref>  Walhasil, banyak sekali riwayat Syiah yang menafsirkan Shadiqin sebagai para Imam Ahlulbait As. <ref> Kulaini, Ushul al-Kāfi, jld. 1, hlm. 208, Amadi, Ghāyah al-Marām, jld. 3, hlm. 52 </ref>
Syaikh Shaduq meriwayatkan dari Imam Ali As: “Ketika ayat Shadiqin turun, seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “Apakah Shadiqin adalah orang umum ataukah khusus? Nabi Saw menjawab, “Seseorang yang menyertai shadiqin adalah am (umum) dan seluruh kaum Mukminin tercakup semuanya, namun shadiqun adalah orang-orang khusus, dan hanya dikhususkan bagi saudaraku Ali dan pengganti-penggantiku hingga hari kiamat. <ref> Shaduq, Ikmāl al-Din, hlm. 262; Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 33, hlm. 149, Qunduzi, Yanābi’ al Mawadah, hlm. 115. </ref>
Syaikh Shaduq meriwayatkan dari Imam Ali As: “Ketika ayat Shadiqin turun, seseorang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, “Apakah Shadiqin adalah orang umum ataukah khusus? Nabi Saw menjawab, “Seseorang yang menyertai shadiqin adalah am (umum) dan seluruh kaum Mukminin tercakup semuanya, namun shadiqun adalah orang-orang khusus, dan hanya dikhususkan bagi saudaraku Ali dan pengganti-penggantiku hingga hari kiamat.<ref> Shaduq, Ikmāl al-Din, hlm. 262; Majlisi, Bihār al-Anwār, jld. 33, hlm. 149, Qunduzi, Yanābi’ al Mawadah, hlm. 115. </ref>




Pengguna anonim