Lompat ke isi

Nahjul Balaghah (buku): Perbedaan antara revisi

imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 165: Baris 165:
==Kritikan-kritikan==
==Kritikan-kritikan==
Beberapa ulama disamping memuji dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan Sayid Radhi mengenai ''Nahjul Balaghah'', juga mengajukan kritikan-kritikan terhadap kitab ini.<ref>Rasyad, ''Danesynameh Imam Ali'', jld.12, hlm.70</ref>Syaikh Muhammad Taqi Syusytari dalam mukaddimah kitab ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'' menyatakan, karena usaha dan upaya Sayid Radhi adalah hendak memilih perkataan-perkataan imam Ali as yang fasih dan retorik, maka terkadang perkataan-perkataan musuh Imam Ali as yang nisbatkan kepadanya, secara keliru dimuat juga dalam ''Nahjul Balaghah'', dan terkadang pula ia memotong perkataan-perkataan Amirul Mukminin as.<ref>Syusytari, ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'', jld.1, hlm.17-23</ref>Syusytari melanjutkan bahwa, mayoritas kitab yang dijadikan referensi oleh Sayid Radhi adalah kitab-kitab Ahlusunnah, oleh karenanya, sebagian kalimat yang penisbatannya kepada Imam Ali as telah diingkari, dimuat juga dalam Nahjul Balaghah. Penisbatan sebagian perkataan-perkataan imam-imam lain kepada Imam Ali as juga termasuk dari kritikan-kritikan yang tak terbantahkan kepada kitab ini.<ref>Syusytari, ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'', jld.1, hlm.17-23</ref>
Beberapa ulama disamping memuji dan mengapresiasi apa yang telah dilakukan Sayid Radhi mengenai ''Nahjul Balaghah'', juga mengajukan kritikan-kritikan terhadap kitab ini.<ref>Rasyad, ''Danesynameh Imam Ali'', jld.12, hlm.70</ref>Syaikh Muhammad Taqi Syusytari dalam mukaddimah kitab ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'' menyatakan, karena usaha dan upaya Sayid Radhi adalah hendak memilih perkataan-perkataan imam Ali as yang fasih dan retorik, maka terkadang perkataan-perkataan musuh Imam Ali as yang nisbatkan kepadanya, secara keliru dimuat juga dalam ''Nahjul Balaghah'', dan terkadang pula ia memotong perkataan-perkataan Amirul Mukminin as.<ref>Syusytari, ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'', jld.1, hlm.17-23</ref>Syusytari melanjutkan bahwa, mayoritas kitab yang dijadikan referensi oleh Sayid Radhi adalah kitab-kitab Ahlusunnah, oleh karenanya, sebagian kalimat yang penisbatannya kepada Imam Ali as telah diingkari, dimuat juga dalam Nahjul Balaghah. Penisbatan sebagian perkataan-perkataan imam-imam lain kepada Imam Ali as juga termasuk dari kritikan-kritikan yang tak terbantahkan kepada kitab ini.<ref>Syusytari, ''Bahju al-Shabaghah fi Syarh Nahjil Balaghah'', jld.1, hlm.17-23</ref>
==Pengaruh Ucapan-ucapan Imam Ali As dalam Sastra Arab==
Para juru bicara dan penulis Arab sejak abad pertama Hijriah dan setelahnya, berkali-kali membaca ucapan-ucapan [[Imam Ali|Imam Ali As]] demi kematangan dan hiasan perkataan mereka dengan keindahan dan kuatnya lafaz supaya terjaga dari kata dan ungkapan yang tidak tepat dan memakai paragrafnya supaya keindahan sastra tampak dan muncul dalam perkataan atau tulisan mereka, sehingga perkataan mereka diterima oleh semua lapisan. <ref>Syahidi, Muqaddimah Nahjul Balaghah, hlm. Zai, Ha</ref>
Ketika mengulas pidato-pidato dan surat-surat sastra Arab dan juga bait-bait syair bahasa Arab periode setelah Islam, para peneliti melihat sangat sedikit sekali dari penyair atau sastrawan yang tidak menggambil atau menyadur sebuah makna dari perkataan [[Imam Ali|Imam Ali As]] dalam sebuah tulisan atau bait syairnya. <ref>Syahidi, ''Muqaddimah Nahjul Balaghah'', hlm. Shad. Untuk telaah lebih jauh rujuklah ke makalah ''Nahjul Balāghah wa Atsāruhu  'Ala al-Adab al-Arabi'', hlm. 119, Muhammad Hadi Amini, penerbitan Nahjul Balāghah. </ref>
===Abdul Hamid===
Abdul Hamid bin Yahya ‘Amiri yang terbunuh pada tahun 132 H adalah juru tulis Marwan bin Muhammad, khalifah terakhir Bani Marwan. Dikatakan bahwa seni penulisan dimulai oleh Abdul Hamid. Abdul Hamid berkata:
"Aku telah menyadur tujuh puluh pidato dari pidato-pidatonya seorang yang ''asla''' (''asla''' adalah seseorang yang tidak mempunyai rambut di depan kepalanya dan yang dimaksud adalah [[Imam Ali|Amirul Mukminin As]])  dan pidato-pidato ini selalu berproses di benakku bagaikan mata air yang memancar.” <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld. 1, hlm. 24; Syahidi, ''Muqaddimah Nahjul Balāghah''. </ref>
===Jahizd ===
Abu Utsman Jahizd (wafat 255 H) dikenal sebagai Bapak Sastrawan Arab dan Masudi meyakininya sebagai penulis salafi terfasih. Setelah penulisan paragraph ini dari perkataan [[Imam Ali|Imam]] "Nilai setiap orang adalah apa yang membuatnya baik” <ref>Ungkapan ini ada dalam dua macam (bahkan tiga macam: mereka juga menulis seperti ini: قیمة کل انسان مایحسن  akan tetapi perubahan lafazd  مرء menjadi انسان tidak banyak perbedaan dalam pemahaman) periwayatan. Salah satunya adalah apa yang dimuat di atas dalam teks dan yang lainnya dengan ungkapan «‌ما یحسنه ». Dr. Syahidi dalam mukaddimah Nahjul Balaghah memuat riwayat ini dengan tanpa kata ganti (dhomir)  «‌ه‌»dan dalam penjelasannya menerjemahkannya demikian: "Nilai bani Adam adalah atas apa yang dia sukai". Adapun riwayat yang disebut tadi dalam kata-kata mutiara pendek Nahjul Balahgah terjemahan Syahidi, dengan kata ganti dia menerjemahkannya sebagai berikut: Seseorang itu bernilai  dengan kebaikan yang dia ketahui, itulah nilai yang dikehendaki. Para penerjemah lainnya menerjemahkan ibarat ungkapan ini dengan berbagai macam. Yang mana sebagian dari mereka menerjemahkannya demikian. Ayati: Nilai setiap orang adalah segala apa yang dia anggap baik. Arfa': Nilai setiap orang dengan sesuatu yang dia menganggapnya berharga. Anshariyan: Nilai setiap pemuda pada pekerjaannya secara baik dia lakukan. Mubasyiri: Nilai setiap orang adalah sekedar keberuntugannya. Faidh al-Islam: [[Imam Ali|Imam As]](mengenai seni) bersabda: Nilai setiap orang (kedudukannya di sisi masyarakat seukuran) sesuatu (kesenian) yang dia menganggapnya baik (dan dia melakukannya). Terjemahan abad keempat dan kelima Hijriah: Nilai seseorang adalah dia mengetahui hal itu dan melakukan dengan ilmu dan amal yang dia ketahui. Din Parwar: ketahuilah kepribadianmu: Nilai setiap orang pada pekerjaan baiknya. Makarim: Nilai dan harga setiap orang seukurang dengan pekerjaan yang dapat dia lakukan secara baik. Sepher:  Nilai seseorang seukuran dengan perbuatan-perbautan baiknya. Pada penjelasannya harus dikatakan bahwa bentuk kata kerja mendatang dari wazan if'al ح س ن memiliki arti pengetahuan akan tetapi tidak terpisah dari amal baik sesuai dengan pengetahuan tersebut. Oleh karena itu, makna yang benar tampaknya adalah sebagai berikut bahwa nilai manusia adalah dengan sesuatu yang dia ketahui secara terperinci dan dilakukan secara baik. Namun dengan memperhatikan berbagai hal, lebih umum dari bahasa dan penafsiran para penjelas besar seperti Ibnu Abil al-Hadid dan juga riwayat-riwayat yang ungkapannya mereka nukil dalam sebuah teks dari Imam Ali As dengan ungkapan sebelum dan sesudahnya (rujuklah ''Bahju al-Shibāghah fi Syarhi Nahjul Balāghah'', jld. 7, hlm. 480) yang jika diterjemahkan dengan arti ilmu atau pengetahuan saja tidak benar sebagaimana jika diterjemahkan dengan amal saja juga tidak benar. </ref>
Jahizd berkata:
Jika dari kitab ini (sepertinya kitab yang dimaksud adalah Al-Bayan wa al-Tabyiin) tidak ada perkataan lain kecuali kalimat ini, hal itu aku temukan sebagai suatu hal yang cukup dan memuaskan. Bahkan hal itu aku pandang sebagai hal yang lebih dari cukup dan akhir tujuan dan paling baiknya ungkapan adalah pendeknya ungkapan tersebut membuatmu puas dari segalanya dan maknanya tampak pada lafaz lahiriahnya. <ref>Al-Jahizd, Al-Bayan wa al-Tibyan, koreksi Abdussalam Harun, jld.1, hlm. 83; dengan penukilan Syahidi, ''Muqaddimah Nahjul Balāghah'', hlm. Shad. </ref>
Dalam kitab Al-Bayan wa al-Tabyiin, ia mengutip beberapa pidato [[Imam Ali|Amirul Mukminin As]]. <ref>Al-Jahizd, ''Al-Bayān wa al-Tabyiin'', (naskah yang ada dalam CD perpustakaan Ahlulbait As naskah kedua) hlm. 237-240, 312. </ref>
Jahizd, sebelum Sayid Radhi, telah menyeleksi seratus kalimat dari ucapan dan perkataan [[Imam Ali|Imam Ali As]], yang mana kalimat-kalimat tersebut telah dijelaskan oleh Rasyid Wathwath dan Ibnu Maitsam Bahrani dan yang lainnya. Ia dalam mensifati kalimat-kalimat ini berkata:
Setiap satu dari kalimat-kalimat ini sepadan dengan seribu kalimat dari kalimat-kalimat pribahasa Arab yang baik. <ref>Syarh Ibnu Maitsam '''ala al-Mi'ah Kalimah li Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As'', editor: Mir Jalaluddin al-Husaini al-Armawi al-Muhaddits, Tehran: Organisasi percetakan universitas Tehran, 1349 S, hlm. 2. Juga dalam jilid ini: rujuklah, Wathwath, Rasyid, ''mathlubu kulli thālib min kalāmi Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib As'', editor: Mir Jalaluddin al-Husaini al-Armawi al-Muhaddits, Tehran: percetakan universitas Tehran, 1342 S, hlm. 2. </ref> Dalam karangan-karangan Jahizd terdapat sebuah kitab dengan nama "''Miatu min Amtsāl Ali As''” <ref> Rujuklah ''Danish nāmeh Jahān Islām'', madkhal, Jahizd Abu Utsman Amru bin Bahr</ref> (seratus dari perumpamaan Ali As) dan kemungkinan besar kitab ini yang dimaksud.
===Ibnu Nubatah===
Ibnu Nubatah Abdurrahim bin Muhammad bin Ismail (wafat 374 H) termasuk dari para sastrawan ternama dan orator Arab yang terkenal. Pada zaman Saifu al-Daulah di kota Halab ia memiliki jabatan penceramah. Ia berkata:
Aku mengambil dari pidato-pidato emas yang setiap kali kupakai tidak akan berkurang, bahkan bertambah dan kebanyakan yang aku ambil adalah seratus pasal dari nasehat-nasihat [[Imam Ali|Ali bin Abi Thalib]].  <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld 1, hlm. 24; Syahidi, ''Mukaddimah Nahjul Balāghah''. Hlm. Ha. </ref>
===Ibnu Ishaq Shabi===
Zaki Mubarak ketika berkata tentang bentuk struktur Abu Ishaq Shabi (wafat 380 H) dalam kitab "''Al-Natsr al-Fanni''” ia memuat sebuah paragrap dari tulisan Shabi dan menulis demikian:
Jika ungkapan ini kita bandingkan dengan apa yang telah dilakukan oleh Syarif Radhi yang mengumpulkan perkataan [[Imam Ali |Imam Ali As]], kita akan melihat bahwa Shabi dan Radhi telah kenyang dan puas dari satu sumber telaga. <ref>''Al-Natsr al-fanni'', jld. 2, hlm. 296; dikutip oleh Syahidi, ''mukaddimah Nahjul Balāghah'', hlm. Shad. </ref>
===Ucapan Ibnu Abi al-Hadid===
Ibnu Abi al-Hadid dalam mensifati kefasihan [[Imam Ali |Imam Ali As]] berkata:
"[[Imam Ali|Dia As]], adalah imam orang-orang fasih dan pemimpin para sastrawan dan tentang ucapannya telah dikatakan bahwa "lebih rendah dari firman Allah dan lebih tinggi dari ucapan ciptaan-Nya”. Masyarakat menimba ilmu pidato dan penulisan darinya. <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahjul Balāghah'', jld 1, hlm. 24. </ref>


==Pengaruh Ucapan-Ucapan Imam Ali dalam Sastra Persia==
==Pengaruh Ucapan-Ucapan Imam Ali dalam Sastra Persia==
Pengguna anonim