Abdullah bin Saba

Prioritas: b, Kualitas: b
tanpa navbox
Dari wikishia
(Dialihkan dari Abdullah bin Saba')
Abdullah bin Saba
Nama lengkapAbdullah bin Saba
Tempat tinggalShan'a (Yaman)
EraKhalifah Usman bin Affan
Peran pentingDianggap oleh sebagian sejarawan sebagai pendiri mazhab Syi'ah • Syi'ah Ghulat


Abdullah bin Saba' (bahasa Arab: عبد الله بن سبأ) adalah salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah awal Islam pada dekade ketiga dan ke-4 Hijriah yang mana sumber-sumber sejarah dan rijal menceritakan kisah yang bertentangan.

Nama Ibnu Saba pertama kali dilontarkan oleh Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejarawan Ahlusunah. Dalam referensi sejarah Syiah juga pertama kali namanya disebut dalam Rijal al-Kasysyi. Berdasarkan sumber-sumber ini, ia adalah seorang Yahudi yang masuk Islam pada masa Utsman bin Affan, khalifah ketiga.

Sejawaran Ahlusunah meyakini bahwa dia adalah pemicu pemberontakan kaum muslimin melawan Utsman dan merupakan pendiri mazhab Syiah. Namun sejawaran Syiah mengatakan bahwa orang yang baru masuk Islam tidak mungkin bisa mempengaruhi komunitas Muslim sebegitu besar untuk melakukan pemberontakan dan melawan sang khalifah. Sebagian dari ulama Syiah menganggap Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat dan sebagian lagi berkeyakinan bahwa dia sosok fiktif dan tidak ada wujudnya diluar.

Terkait Ibnu Saba banyak monografi yang ditulis tentangnya, yang paling terperinci adalah buku Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra, karya Sayid Murtadha Askari (1293-1386 S), salah seorang ulama Syiah.

Mengenal Sosok Abdullah bin Saba

Berdasarkan apa yang dikatakan Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejawaran Ahlusunah, Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi dari penduduk San'a dan masuk Islam pada masa khalifah ketiga.[1] Menurutnya, Abdullah bin Saba menganggap Utsman bin Affan perampas kursi kekhalifahan dan hal ini menjadi faktor pemicu pemberontakan atas Utsman.[2] Namun Rasul Jakfariyan, peneliti sejarah dari kalangan Syiah meyakini bahwa komunitas Muslim tidaklah sedemikian lemah, dimana seorang Yahudi yang baru masuk Islam bisa menjadi pemicu pemberontakan mereka atas khalifah kaum Muslimin.[3]

Baragam Pandangan Mengenai Abdullah bin Saba

Dalam referensi-referensi sejarah Islam terdapat beragam pandangan mengenai pribadi Abdullah bin Saba. Dalam referensi sejarah Ahlusunah dia diyakini sebagai pendiri mazhab Syiah dan pemicu pemberontakan atas Utsman, khalifah ketiga. Menurut sejumlah besar ulama Syiah dia berasal dari kelompok Ghulat. Sebagian dari peneliti kontemporer Syiah menyakini bahwa dia adalah sosok fiktif.

Thabari sejarawan Ahlusunah dan sejumlah pengikutnya meyakini bahwa Abdullah bin Saba merupakan faktor utama peristiwa-peristiwa penting sejarah awal Islam seperti pembunuhan Utsman dan juga sebagai pendiri mazhab Syiah.[4]

Ulama Syiah meyakini Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat yang berlebihan berkenaan dengan Imam Ali as dan menganggap begitu tinggi kedudukannya hingga menganggapnya memiliki kedudukan seperti Tuhan, dan oleh sebab ini pula ia dilaknat oleh para Imam Syiah.[5]

Sebagian peneliti kontemporer seperti Allamah Thabathabai, Allamah Askari dan Dr.Thaha Husain berkeyakinan bahwa sama sekali tidak ada sosok di luar bernama Abdullah bin Saba, dan dia itu merupakan sosok yang dibuat oleh orang-orang seperti Saif bin Umar.[6]

Ali al-Wardi dari peneliti Arab menegaskan akan teori kefiksian Abdullah bin Saba mengklaim, kebanyakan kriteria-kriteria yang disebutkan untuknya dalam Tarikh Thabari dan semacamnya, maka kriteria tersebut juga terdapat pada Ammar bin Yasir, sahabat Nabi saw dan Imam Ali as. Dia berkesimpulan bahwa Ammar bin Yasir dapat diyakini sebagai pemimpin kelompok Sabai bahkan dia adalah Abdullah bin Saba itu sendiri. [7] Ketersohoran Ammar dengan sebutan Ibnu al-Sauda' yang dalam referensi-referensi sejarah juga telah julukan masyhur Abdullah bin Saba, kecintaan besar Ammar kepada Ali as, seruannya kepada masyarakat untuk berbaiat kepada Ali as dan peran aktifnya dalam perang Jamal termasuk diantara kemiripan sosok Ammar bin Yasir dan Abdullah bin Saba.[8]

Evaluasi Sumber-Sumber

Di antara sumber-sumber sejarah yang menyebutkan nama Abdullah bin Saba seperti Tarikh Thabari dari kalangan Ahlusunah dan Rijal al-Kasysyi dari kalangan Syiah, adalah sumber-sumber utama rujukan. Sumber pertama adalah Tharikh Thabari (224-310 H). Sanad al-Thabari dalam menukil Abdullah bin Saba adalah seseorang bernama Saif bin Umar. Sejarawan lain seperti Ibnu Atsir (W. 630 H)[9] dan Ibnu Asakir (W. 571 H)[10] menukil peristiwa tersebut dengan bersanad pada Saif bin Umar.

Perawi utama al-Thabari, yakni Saif bin Umar, dalam menetapkan keberadaan Ibnu Saba, oleh sejumlah besar ulama Ahlusunah sendiri dinilai lemah (dha'if) dan tidak dapat dipercaya. Ulama seperti Yahya bin Muin (W. 233 H), Nasai (W. 303 H)[11] Abu Daud (W. 275 H)[12], Ibnu Hammad Aqili (W. 322 H)[13], Ibnu Hatim (W. 327 H)[14] dan Ibnu Hibban (W. 354)[15] menyebut Abdullah bin Saba dengan sebutan-sebutan seperti "dhaif dalam periwayatan", "jā'il al-Hadits" (pemalsu hadis) dan "tidak dapat dipercaya".

Sebagian riwayat-riwayat Rijal al-Kasysyi berkenaan dengan Ibnu Saba dinilai tidak muktabar. Sayid Murtadha Askari menyebutkan dua argumen untuk masalah ini:

buku Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra, karya Sayid Murtadha Askari

Monografi

Tema mengenai Abdullah bin Saba mendapat sorotan besar dalam karya-karya tulis. Buku-buku seperti al-Fitnah al-Kubra, karya Thaha Husain (1889-1973 M) dan Wa'āzh al-Salāthin, karya Ali al-Wardi (L. 1913 M) termasuk di antara mereka yang menyoroti Abdullah bin Saba di sela-sela kajiannya.

Di antara sebagian buku-buku monografi dalam hal ini adalah:

  • Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra: buku ini ditulis oleh Sayid Murtadha Askari (1293-1386 S), seorang penulis dan peneliti sejarah Syiah, yang diterbitkan pada tahun 1375 H/1335 S.[17] Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Persia, Urdu dan Turki.
  • Ārā' wa Ashda' haula Abdullah bin Saba wa Riwayāt Saif fi al-Shuhuf al-Sa'udiyah: dalam buku ini dikumpulkan kritikan-kritikan para dosen Universitas Saudi Arabia yang dimuat dalam majalah-majalah di negara ini atas buku Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra dan jawaban-jawaban Sayid Murtadha Askari.
  • Abdullah bin Saba min Manzhur Ākhar: Buku ini ditulis oleh Asad Haidar (1911-1980 M). Dan telah diterbitkan dalam terjemahan persia dengan judul Negahi-e Nu be Abdullah bin Saba.
  • Abdullah bin Saba baina al-Wāqi' wa al-Khayāl, karya Sayid Hadi Khasrusyahi (1317-1398 S)
  • Abdullah bin Saba Haqiqah am Khurafah, karya Ali Āl Muhsin.[18]

Catatan Kaki

  1. Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 340
  2. Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 230
  3. Jakfariyan, Tarikh Khulafa', 1394 HS, hlm. 160
  4. Lihat: Thabari, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, jld. 4, hlm. 340; Ibnu Atsir, al-Kāmil fi al-Tārikh, jld. 3, hlm. 154, Ibnu Asakir, Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 29, hlm. 3-6
  5. Lihat: Thusi, Ikhtiyār Ma'rifat al-Rijāl, jld. 1, hlm. 323-224
  6. Lihat: Askari, Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra, jld. 2, hlm. 308; Thabathabai, Abdullah bin Saba, hlm. 194; Thaha Husain, al-Fitnah al-Kubra, jld. 2, hlm. 134
  7. Al-Wardi, Wa'āzh al-Salāthin, hlm. 174
  8. Thabathabai, Abdullah bin Saba, hlm. 220-221
  9. Ibnu Atsir, al-Kāmil fi al-Tārikh, jld. 3, hlm. 154
  10. Ibnu Asakir, Tārikh Madinah Dimasyq, jld. 29, hlm. 3-4
  11. Nasai, al-Dhu'afa' wa al-Matrukun li al-Nasai, hlm. 50
  12. Ibnu Hajar, Tahdzib al-Tahdzib, jld. 4, hlm. 295
  13. Ibnu Hammad, al-Dhu'afa' al-Kabir, jld. 2, hlm. 175
  14. Ibnu Hatim, al-Jarh wa al-Ta'dil, jld. 4, hlm. 278
  15. Ibnu Hibban, al-Majruhin, jld. 1, hlm. 345
  16. Askari, Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra, jld. 2, hlm. 177-180
  17. Askari, Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra, mukadimah cet. IV hlm. 9
  18. Abdullah bin Saba Haqiqah am Kharafah

Daftar Pustaka

  • Al-Wardi, Ali. Wa'āzh al-Salāthin. Beirut: Dar Kufan li al-Nasyr, 1995 M.
  • Askari, Murtadha. Abdullah bin Saba wa Asāthiru Ukhra. Teheran: Al-Majma' al-Ilmi al-Islami, 1418 H/1997.
  • Ibnu Asakir, Ali bin Husain. Tārikh Madinah Dimasyq. Riset: Ali Syiri. Beirut: Dar al-Fikr, tanpa tahun.
  • Ibnu Abi Hatim, Abdurrahman bin Muhammad. Al-Jarh wa al-Ta'dil. Heydar Abad: Majlis Daerah al-Ma'arif al-Utsmaniyah, 1371 H/1952.
  • Ibnu Atsir al-Jazri, Ali bin Muhammad. Al-Kāmil fi al-Tārikh. Beirut: Dar Shadir, 1385 H.
  • Ibnu Hajar Askalani. Ahmad bin Ali. Tahdzib al-Tahdzib. India: percetakan Daerah al-Ma'arif al-Nizhamiyah, 1226 H.
  • Ibnu Hammad al-Aqili, Muhmad bin Amr. Al-Dhuafa' al-Kabir. Riset: Abdul Mukti Amin Qal'aji. Beirut: Dar al-Maktabah al-Ilmiah, 1404 H/1984.
  • Ibnu Hibban, Muhanmad. Al-Majruhin min al-Muhadditsin wa al-Dhu'afa wa al-Matrukin. Riset: Mahmud Ibrahim Zayid. Halab: Dar al-Wa'y, 1396 H.
  • Jakfariyan, Rasul. Tarikh Khulafa' az Rehlat-e Peyambar ta Zawal-e Umawiyan (11-132 H). Qom: Dalili mo, 1394 HS.
  • Nasai, Ahmad bin Syu'aib. Al-Dhuafa' wa al-Matrukun li al-Nasai. Halab: Dar al-Wa'y, 1496 H.
  • Thabthabai, Sayid Muhammad Husain. Abdullah bin Saba. Majalah Maktab Tasyayyu. Vol. 4, Urdibehesyt, 1329 HS.
  • Thaha Husain. Al-Fitnah al-Kubra. Kairo: Dar al-Ma'arif, tanpa tahun.
  • Thabari, Muhammad bin Jarir. Al-Umam wa al-Muluk. Riset; Muhammad Abu al-Fadhl Ibrahim. Libanon-Beirut: (Naskah perpustakaan Digital Noor).
  • Thusi, Muhammad bin Hasan. Ikhtiyār Ma'rifat al-Rijāl (Rijal Kasysyi). Riset: Mahdi Rajai dan Muhammad Baqir bin Muhammad Mirdamad. Qom: Muassasah Āl al-Bait li Ihyā al-Turats, tanpa tahun.