wikishia:Artikel Pilihan/2017/18
Husain bin Ali bin Abi Thalib As (Bahasa Arab: الحسین بن علي بن أبي طالب) yang memiliki julukan Abu Abdillah. (lahir di Madinah tahun 4 H, wafat di Karbala tahun 61 H) terkenal dengan nama Imam Husain As. Imam Husain As adalah Imam Ketiga Syiah dan putra kedua dari Imam Ali As dan serta cucu dari Nabi Muhammad Saw.
Imam Husain As pernah mengikuti Perang Shiffin, Jamal dan Nahrawan dalam pasukan ayahnya. Imam Husain As pada masa keimamahan saudaranya, senantiasa mengikutinya dan selama Muawiyah hidup, Imam Husain As mentaati Perjanjian Damai Imam Hasan As. Namun setelah kematian Muawiyah, beliau menilai baiat terhadap Yazid bin Muawiyah adalah hal yang tidak sesuai dengan syariat.
Atas dasar undangan orang-orang Kufah, beliau berangkat dari Mekah ke Kufah untuk memenuhi permintaan masyarakat Kufah tersebut. Namun sesampainya di Karbala, beliau menghadapi pengkhianatan orang-orang Kufah yang mengingkari perjanjian. Dan pada hari Asyura dalam sebuah pertempuran antara dua pasukan yang tidak seimbang, Imam Husain As dan para sahabatnya yang sedikit (sekitar 72 orang) syahid. Sementara para sahabatnya yang selamat beserta Ahlulbait As beliau menjadi tawanan dan dibawa ke Kufah serta Syam.
Kesyahidan Imam Husain As memainkan peran yang menentukan dalam sejarah Islam dan Syiah, terutama pada abad-abad awal Islam. Kehidupan dan kesyahidan Imam Husain As yang berada dalam periode yang sensitif dan menegangkan di abad pertama, yang terzalimi dalam melawan kesewenang-wenangan dan kezaliman Bani Umaiyah, pada satu sisi nama beliau dikaitkan dengan paham perjuangan dan kesyahidan, sementara di sisi lain menjadi perintis meluasnya perlawanan dan perjuangan orang-orang tertindas melawan para penindas zamannya. Peristiwa Asyura senantiasa mencerminkan lapisan dan berbagai tingkat serta relung-relung pemikiran masyarakat Syiah dalam ragam bentuk seperti seni satra, gambar, monumen dan aneka peninggalan lainnya selama berabad-abad.(Selengkapnya...>>)