Talqin Mayit
Talqin Mayit (bahasa Arab: تلقین المیت) adalah salah satu yang disunnahkan dalam prosesi penyelenggaraan jenasah yang dibaca baik sebelum jenasah dimakamkan maupun setelahnya dan juga setelah para pelayat kembali. Talqin adalah kumpulan zikir yang mengandung aqidah Islam yang dibacakan kepada jenazah dengan adab-adab tertentu. Juga disunnahkan membaca talqin untuk orang yang sedang menghadapi sakaratul maut. Bacaan talqin terdapat dalam kitab Mafatih al-Jinan yang bersumber dari riwayat-riwayat yang ada dengan teks yang berbeda untuk jenasah laki-laki dan perempuan.
Sejarah Singkat
Talqin telah dimulai dari masa Nabi Muhammad saw [1] dan setelah wafatnya, Aimmah as mengajarkan talqin kepada umat Syiah yang termuat dalam sejumlah riwayat. [2] Nabi Muhammad saw bersabda, "Kepada yang telah mendekati kematiannya bacakan untuknya 'Laa ilaha illallah', dan barangsiapa yang ucapan terakhir dalam hidupnya adalah kalimat laa ilaha illah maka dia akan dimasukkan ke dalam surga. [3] Dalam literatur Syiah, setelah ucapan syahadat atas tauhid dan kenabian Nabi Muhammad saw, juga dalam talqin dibacakan kesaksian akan kebenaran Aimmah as. [4]
Cara Melakukan Talqin
Allamah Majlisi dalam kumpulan riwayat pada Bihar al-Anwar menukilkan metode atau cara talqin yang kemudian dituliskan kembali oleh Syaikh Abbas al-Qummi dalam kita Mafatih al-Jinan yang ditulisnya. [5]
Cara talqin yang disebutkan adalah sebagai berikut: Setelah mayit ditempatkan dalam kubur, maka simpul kafannya dibuka dan menempatkan wajahnya ke arah tanah dan membuatkan alas kepala dari tanah yang berada di bawah kepalanya dan pada belakang mayit diletakkan batu bata atau gumpalan tanah liat agar tubuh mayit tidak kembali kebelakang dan sebelum ditutup yang akan mentalqin meletakkan tangan pada bahu dan mendekatkan mulut ke telinga mayit dengan sambil menggoyangkan tubuh mayit, mengucapkan sebanyak tiga kali:
Jika pada mayit laki-laki disebutkan nama mayit dan nama ayahnya untuk mengganti penyebutan fulan bin fulan pada teks bacaan talqin di bawah ini. Misalnya namanya adalah Muhammad dan nama ayahnya adalah Ali maka diucapkan:اسْمَعْ افْهَمْ یا مُحَمَّدَ بْنَ عَلی
Terjemahan | Teks |
Dengar dan pahami wahai Fulan bin Fulan
Apakah anda berada di atas perjanjian yang itu memisahkan anda dari kami? sebuah perjanjian yang berisi persaksian bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya dan sesungguhnya Muhammad (salam Allah atasnya dan untuk keluarganya) adalah hamba-Nya dan rasul-Nya dan penghulu para nabi dan penutup para rasul dan sesungguhnya Ali adalah pemimpin orang-orang beriman dan penghulu para washi dan imam yang oleh Allah swt ketaatan seluruh alam wajib atasnya dan al-Hasan dan al-Husain dan Ali bin al-Husain dan Muhammad bin Ali dan Ja'far bin Muhammad dan Musa bin Ja'far dan Ali bin Musa dan Muhammad bin Ali dan Ali bin Muhammad dan al-Hasan bin Ali dan al-Qaim al-Hujjah al-Mahdi salam Allah atas mereka semuanya pemimpin kaum mukminin dan hujjah Allah atas seluruh makhluknya dan para imammu adalah para imam yang memberi petunjuk dan membawa kebenaran.
|
اِسْمَعْ اِفْهَمْ یا فُلانَ بْنَ فُلان
هَلْ انْتَ عَلَی الْعَهْدِ الَّذِی فَارَقْتَنا عَلَیهِ مِنْ شَهَادَةِ انْ لٰا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَریکَ لَهُ وَ انَّ مُحَمَّداً صَلّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ عَبْدُهُ وَ رَسُولُهُ وَ سَیدُ النَّبِیینَ وَ خاتَمُ الْمُرْسَلِینَ و انَّ عَلِیاً أَمیرُ الْمُؤمِنینَ وَ سَیدُ الْوصِیینَ وَ امامٌ افْتَرَضَ اللّٰهُ طاعَتَهُ عَلَی الْعٰالَمِینَ وَ انَّ الْحَسَنَ وَ الْحُسَینَ وَ عَلِی بْنَ الْحُسَینِ وَ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِی وَ جَعْفَرَ بْنَ مُحَمَّدٍ وَ مُوسَی بْنَ جَعْفَرٍ وَ عَلِی بن مُوسیٰ وَ مُحَمَّدَ بْنَ عَلِی وَ عَلی بْنَ مُحَمَّدٍ وَ الْحَسَنَ بْنَ عَلی وَ الْقٰائِمَ الْحُجَّةَ الْمَهْدِی صَلَواتُ اللّٰهِ عَلَیهِمْ ائِمَّةُ الْمُؤمِنینَ وَ حُجَجُ اللّٰهِ عَلَی الْخَلْقِ أَجْمَعِینَ وَ ائِمَّتُکَ ائِمَّةُ هُدیً اَبْرارٌ |
یا فُلانَ بْنَ فُلانٍ
اذا اتٰاکَ الْمَلَکٰانِ الْمُقَرَّبٰانِ رَسُولَینِ مِنْ عِندِ اللّٰهِ تَبٰارَکَ وَ تَعٰالَی وَ سَأَلاکَ عَنْ رَبِّکَ وَ عَنْ نَبِیکَ وَ عَنْ دِینکَ وَ عَنْ کِتابِکَ وَ عَنْ قِبْلَتِکَ وَ عَنْ ائِمَّتِکَ فَلا تَخَفْ وَ لا تَحْزَنْ وَ قُلْ فِی جَوابِهِما اللّٰهُ رَبّی وَ مُحَمَّدٌ صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ نَبِیی وَ الإِسْلامُ دِینِی وَ الْقُرْآنُ کِتٰابِی وَ الْکَعْبَةُ قِبْلَتِی وَ امیرُ الْمُؤمِنینَ عَلِی بْنُ أبی طٰالِبٍ امٰامی وَ الْحَسَنُ بْنُ عَلِی الُمجْتَبیٰ امٰامی وَ الْحُسَینُ بْنُ عَلِی الشَّهیدُ بِکَرْبَلاءَ امٰامِی وَ عَلِی زَینُ الْعٰابِدِینَ امَامِی وَ مُحَمَّدٌ البِاقِرُ امَامِی وَ جَعْفَرٌ الصّادِقُ امَامِی وَ مُوسَی الکاظِمُ إِمامی وَ عَلِی الرِّضٰا إِمامی و مُحَمَّدٌ الجَوادُ إِمامی و عَلی الْهَادِی امَامِی وَ الْحَسَنُ الْعَسْکَری امَامِی وَ الْحُجَّةُ الْمُنْتَظَرُ امٰامی هٰؤُلٰاءِ صَلَواتُ اللّٰهِ عَلَیهِمْ أَجْمَعِینَ ائِمَّتِی وَ سَادَتِی وَ قَادَتِی وَ شُفَعَائِی بِهِمْ أَتَولَّی وَ مِنْ اعدائِهِمْ أَتَبَرَّأُ فِی الدُّنْیا وَ الآخِرَةِ | |
ثُمَّ اعْلَمْ یا فُلانَ بْنَ فُلان
انَّ اللّٰهَ تَبَارَکَ وَ تَعَالَی نِعْمَ الرَّبُّ وَ انَّ مُحَمَّداً صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ نِعْمَ الرَّسُولُ وَ انَّ عَلِی بْنَ أَبِی طالِبٍ وَ اوْلادَهُ الْمَعْصُومینَ الْأَئِمَّةَ الْاثْنَی عَشَرَ نِعْمَ الْأئِمَّةُ وَ انَّ مٰا جَاءَ بِهِ مُحَمَّدٌ صَلَّی اللّٰهُ عَلَیهِ وَ آلِهِ حَقٌ وَ انَّ الْمَوْتَ حَقٌ وَ سُؤٰالَ مُنْکَرٍ وَ نَکیرٍ فِی القَبْرِ حَقٌّ وَ الْبَعْثَ حَقٌّ النُّشُورَ حَقٌّ وَ الصِّرٰاطَ حَقٌّ وَ الْمِیزٰانَ حَقٌّ وَ تَطٰایرَ الْکُتُبِ حَقٌّ وَ انَّ الْجَنَّةَ حَقٌّ وَ النّٰارَ حَقُّ وَ انَّ السَّاعَةَ آتِیةٌ لا رَیبَ فِیهَا وَ انَّ اللّٰهَ یبْعَثُ مَنْ فِی الْقُبُورِ أَ فَهِمْتَ یا فُلانُ ثَبَّتَکَ اللّٰهُ بِالْقَولِ الثَّابِتِ وَ هَداک اللّٰهُ إِلَی صِرَاطٍ مُسْتَقِیمٍ عَرَّفَ اللّٰهُ بَینَکَ وَ بَینَ اوْلیٰائِکَ فی مُسْتَقَرٍّ مِنْ رَحْمَتِهِ. اللّٰهُمَّ جَافِ الْأَرْضَ عَنْ جَنْبَیهِ وَ اصْعَدْ بِرُوحِهِ الَیکَ وَ لَقِّهِ مِنکَ بُرهَاناً اللّٰهُمَّ عَفوَکَ عَفْوَک |
Talqih untuk Jenazah Perempuan Jika jenazahnya adalah perempuan, maka nama dan kata gantinya mengggunakan muannats tanpa melakukan perubahan lainnya pada teks bacaan talqin. Jadi pada teks fulan bin fulan diganti dengan fulanah ibnata fulan dengan menggunakan nama mayit dan nama ayahnya.
Manfaat Talqin
Menurut riwayat, praktik ritual seperti talqin dapat membantu manusia setelah mengalami kematian dan meskipun tidak memiliki peran yang menentukan. Sebab faktor penentu utama yang menentukan nasib seseorang setelah kematian adalah tingkah laku dan akidahnya disaat menjalani kehidupan di dunia, dan beberapa perilaku dapat menghambat efektivitas talqin. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Imam Shadiq as, "Ada seseorang ahli Madinah di masa Rasulullah saw sedang mengalami sakit dan dengan penyakitnya itu ia meninggal dunia. Saat menghadapi sakaratul mau ia menggigit lidahnya dan mulutnya dalam keadaan tertutup. Rasulullah saw mendekati ranjangnya dan berkata kepadanya, "Ucapkanlah Laa ilahailllah". Namun laki-laki itu tidak bisa. Nabi saw kemudian bertanya kepada perempuan yang juga berada di sisi ranjang. "Apakah ibu laki-laki ini masih hidup?" Perempuan itu berkata, "Aku adalah ibunya." Rasulullah saw berkata kepadanya, "Apakah kamu ridha kepadanya?" Dia berkata, "Tidak".
Nabi saw kemudian meminta perempuan tersebut untuk memaafkan anaknya dan perempuan itu melakukan yang diminta Nabi. Setelah itu, Nabi Muhammad saw berkata kepada laki-laki yang sakit tersebut, "Katakanlah Laa ilaha illallah." Dan laki-laki itupun mengucapkannya. [6]
Catatan Kaki
- ↑ Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, sewaktu Nabi Muhammad saw hendak mengubutkan Fatimah binti Asad (ibu Imam Ali as), ia berdiri di atas kepalanya, dan berkata, "Wahai Fatimah, sewaktu Munkar dan Nakir datang menemuimu dan bertanya mengenai Tuhan kepadamu, maka jawablah, "Allah ada Tuhanku, Muhammad adalah nabiku, Islam adalah agamaku, Alquran kitabku dan putraku Ali adalah imam dan waliku." (Hurr Amili, Wasail al-Syiah, jld. 3, hlm. 176)
- ↑ Talqin menjelang kematian dijelaskan dalam riwayat dengan teks sebagai berikut: لَا إِلَهَإِلَّا اللَّهُ الْحَلِیمُ الْکرِیمُ لَا إِلَهَ إِ لَّا اللَّهُ الْعَلِی الْعَظِیمُ سُبْحَانَ اللَّهِ رَبِّ السَّمَاوَاتِ السَّبْعِ وَ رَبِّ الْأَرَضِینَ السَّبْعِ وَ مَا فِیهِنَّ وَ مَا بَینَهُنَّ وَ مَا تَحْتَهُنَّ وَ رَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِیمِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِین(Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132)
- ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132
- ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 134, hadis no. 356
- ↑ Qumi, Mafatih al-Jinan, pada bab Talqin Mayit
- ↑ Syaikh Shaduq, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, jld. 1, hlm. 132
Daftar Pustaka
- Hurr Amili, Muhammad bin Hasan, Wasail al-Syiah, Qom, Muassasah Ali al-Bait, cet. I, 1409 H
- Imam Khumani, Sayid Ruhullah, Taudhih al-Masail, Qom,Daftar Intisyarat Islami, cet. VIII, 1424 H
- Qummi, Syaikh Abbas, Mafatih al-Jinan
- Syaikh Shaduq, Muhammad bin Ali, Man Laa Yahdhuru al-Faqih, Tehran, penerbit: Shaduq, 1367 HS
- Thabathabai Yazdi, Sayid Muhammad Kazhim, al-'Urwah al-Wutsqah, Beirut, Muassasah al-'Alami lil Mathbu'at, cet. II, 1409 H