Syaikh Ijazah

Prioritas: c, Kualitas: c
tanpa navbox
Dari wikishia

Syaikh ijazah (bahasa Arab: شیخ الاجازة), guru, ustad atau para syaikh yang memberikan ijin atau pengesahan untuk menukil riwayat-riwayat dan buku-buku hadis kepada orang lain. Syaikh ijazah adalah satu kedudukan atau jabatan yang tidak semua para perawi hadis yang dapat duduk pada posisi tersebut dan tidak semua orang yang mampu memilikinya, menurut pandangan para ulama rijal hadis Syiah, dia adalah seorang yang dapat dipercaya dan riwayat-riwayatnya diterima.

Alasan Penamaan

Syaikh dalam bahasa Arab berarti orang yang sudah tua dan jamaknya adalah masyaikh dan syuyukh. [1] [catatan 1] Syaikh juga merupakan panggilan bagi seorang guru, ustad dan seorang yang alim dan pintar dikarenakan mereka lebih berumur dibandingkan dengan murid-murid mereka dan mereka belajar menimba ilmu dari mereka. Syaikh dalam istilah hadis adalah para perawi atau para periwayat dimana orang lain mendengar atau menukil riwayat dari mereka. [2]

Ijazah Hadis

Perizinan yang diberikan seorang guru kepada murid-murid yang dipercayainya atau orang lain untuk menukil riwayat atau buku-buku hadis, dinamakan dengan Ijazah hadis atau riwayat. Seorang guru yang mengeluarkan perizinan tersebut dinamakan Syaikh. [3]

Nilai Kerijalan

Para rijal hadis Syiah (para ulama yang ahli dalam menentukan para perawi hadis) berkaitan dengan penunjukan seorang guru akan ijazah baik itu atas pujian atau kepercayaan atau tidak kedua-duanya terdapat dua padangan yang berbeda:

  1. Sebagian dari mereka meyakini bahwa penunjukan seorang guru akan ijazah dari hipotek umum [4]; Misalnya, dikatakan bahwa Muhaddis Bahrani meyakini, para syaikh ijazah memiliki tingkat kehandalan tertinggi dari keterpercayaan. [5] Abu Ali Hairi meyakini bahwa hal itu merupakan sebuah dalil akan pujian, sanjungan dan diterimanya periwayatan sang perawi. [6] Allamah Bahrul Ulum membenarkan riwayat yang diambil dari Sahl bin Ziyad, karena diyakini bahwa dia adalah termasuk dari salah seorang Syaikh ijazah. [7] Keterpercayaan para syaikh ijazah yang diberikan kepada Syahid Tsani, putranya yaitu Abu Mansur Jamaluddin Hasan, Syaikh Baha'i dan Allamah Majlisi [8] serta pujian yang diberikan mereka juga kepada Abdullah Mamaqani dan Wahid Behbahani membuat riwayat- riwayat mereka diterima. [9]
  2. Sebagaian lainnya, seperti Mirza Abul Qasim Naraqi, menyiratkan bahwa Syaikh Ijazah itu menunjukkan atas keterpercayaan, hal itu dapat diterima jika mustajiz (atau orang yang mendapatkan sanad atau ijazah itu) tidak meriwayatkan kecuali dari tsiqqah atau dari orang yang dipercaya juga. Namun yang pasti, Naraqi meyakini bahwa penunjukkan Syaikh Ijazah atas keterpercayaan, lebih rendah dari penunjukkan Syaikh al-Ta'ifah atasnya. [10] Sayid Muhammad Mujahid juga menjadikan pendasaran kepercayaan Syaikh Ijazah sebagai dasar atas kecukupan atau ketidakcukupan sebuah dugaan atas tetapnya keadilan. Dalam pandangannya, karena dugaan cukup untuk membuktikan keadilan, keguruan seorang Syaikh Ijazah juga dalam pensanadannya menyiratkan dan menunjukkan atas kredibilitas keterpercayaan. [11]
  3. Ayatullah Khui berkata bahwa keguruan ijazah dan pensanadan tidak menunjukkan atas keterpercayaan dan pujian seorang perawi. Beliau bersandarkan pada anggapan lemah Najasyi kepada Hasan bin Muhammad bin Yahya dan Husain bin Hamdan Khudhaini padahal mereka termasuk dari Syaikh Ijazah. [12]

Dikatakan bahwa keterpercayaan Syaikh Ijazah, pertama kali disimpulkan dari ucapan Syahid Tsani dan Muhammad Taqi Majlisi pertama kali menggunakannya di dalam buku Raudhatul Muttaqin.

Monografi

Mirza al-Qummi telah menulis sebuah buku berjudul "Risalatun fi Ma'rifati Masyaikh al-Ijazah min al-Ruwat", yang dimuat dalam buku Adz-Dzariah. [13]

catatan

  1. Pastinya di sebagian dari buku-buku kamus dijelaskan bahwa Masyikhah adalah kata benda jamak dan Masyayikh adalah jamaknya

Catatan Kaki

  1. Farahidi, al-Ain, jld.4, hlm.284.
  2. Lihat: Fadhli, Ushul Ilmir Rijal, hlm.147.
  3. Mudir Syanechi, Ilmur Rijal, hlm.198; Fadhli, Ushul Ilmir Rijal, hlm.147.
  4. Lihat: Fadhli, Ushul Ilmir Rijal, hlm.147; Husaini Sadr, al-Fawaid al-Rijaliyah, hlm.50.
  5. Falah Zadeh Abarqhui, Masyaikh Ijazah, hlm.87.
  6. Hairi, Muntahal Maqal, jld.1, hlm.85.
  7. Bahrul Ululm, al-Fawaid al-Rijaliyah, jld.3, hlm.25.
  8. Allamah Majlisi, al-Wajizatu fi al-Rijal, hlm.4.
  9. Falah Zadeh Abarqhui, Masyaikh Ijazah, hlm.87.
  10. Naraqi, Sya'bul Maqal, hlm.31.
  11. Mujahid, Mafatih al-Ushul, Al al-Bait, hlm.373.
  12. Khui, Mu'jamu Rijalul Hadits, jld,1, hlm.76-77.
  13. Agha Buzurg Tehrani, Adz-Dzariah, jld.21, hlm.261.

Daftar Pustaka

  • [Falah Zadeh Abarqhui, Sayid Hasan, Masyaikh Ijazah, Fasl Nameh Hadits wa Andisyeh, no 11 dan 12, Musim Gugur dan musim Dingin, 1383 SH. http://www.noormags.ir/view/fa/articlepage/594/80/image.]
  • Husaini Sadr, Sayid Ali, al-Fawaid al-Rijaliyah, Dirasat Jamiah wa Qawaid Nafi’ah fi Ilmir Rijal, Qom, Darul Ghadir, 1420 H.
  • Agha Buzurg Tehrani, Adz-Dzariah ila Tashanifis Syiah, Qom dan Tehran, Ismailiyan dan perpustakaan Islamiyah Tehran, 1408 H.
  • Bahrul Ulum, Sayid al-Fawaid al-Rijaliyah, riset: Muhammad Shadiq dan Husain Bahrul Ulum, Tehran, Maktabah al-Shadiq, 1363 SH.
  • Fadhli, Abdul Hadi, Ushul Ilmir Rijal, Beirut, Muassasah Ummul Qura untuk pengkajian dan penerbitan, 1420 H.
  • Farahidi, Khalil bin Ahmad, al-Ain, Tashihi: Mahdi Makhzumi dan Ibrahim Sammirai, Qom, penerbitan Hijrat, 1410H.
  • Fayumi, Ahmad bin Muhammad, al-Misbahul Munir, Qom,Penerbitan Darur Radhi, Tanpa Tanggal.
  • Hairi, Muhammad bin Ismail, Muntahal Maqal fi Ahwal al-Rijal, Qom dan Tehran, Ismailiyan dan perpustakaan Islamiyah Tehran, 1408 H.
  • Khui, Sayid Abul Qasim, Mu’jamu Rijalul Hadits, Qom, Markaze Nasyr Atsar Syieh (Pusat Penerbitan Karya Karya Syiah), 1410 H-1369 SH
  • Majlisi, Muhammad Baqir, al-Wajizatu fi al-Rijal, Tehran, wizarate Farhang wa Irsyad Islami (kementrian budaya dan bimbingan Islam), 1420 H.
  • Mudir Syanechi, Kazem, Ilmul Hadits, Qom, Kantor penerbitan Islami, 1420 H.
  • Naraqi, Mirza abul Qasim, Sya’bul Maqal fi Darajatir Rijal, riset: Syaikh Muhsin Ahmadi, Kongres al-Muhaqiq al-Naraqi, 1422 H.
  • Thabathabai, Sayid Muhammad, Al al-Bait, Naskah software Kitab Khaneh Ahlulbait.