Hadis: Perbedaan antara revisi
→Sejarah Penulisan Hadis di Kalangan Ahlusunah
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 63: | Baris 63: | ||
Abdulhadi Fadhli membagi sejarah hadis Ahlusunah menjadi tiga tahap: | Abdulhadi Fadhli membagi sejarah hadis Ahlusunah menjadi tiga tahap: | ||
* '''Tahap Pengumpulan Hadis''': Dimulai dari pertengahan abad kedua Hijriah. Pada masa ini, ulama-ulama besar | * '''Tahap Pengumpulan Hadis''': Dimulai dari pertengahan abad kedua Hijriah. Pada masa ini, ulama-ulama besar Ahlusunah mengumpulkan riwayat-riwayat serta fatwa-fatwa sahabat dan tabi'in dalam kitab-kitab mereka. ''Al-Muwaththa'' karya Malik bin Anas ditulis pada masa ini. [43] | ||
* '''Tahap Penulisan Musnad''': Musnad adalah kitab-kitab yang hanya berisi hadis-hadis Nabi Saw. [44] Pada akhir abad kedua, beberapa ulama | * '''Tahap Penulisan Musnad''': Musnad adalah kitab-kitab yang hanya berisi hadis-hadis Nabi Saw. [44] Pada akhir abad kedua, beberapa ulama Ahlusunah mulai menulis musnad, seperti ''Musnad Ahmad bin Hanbal''. [45] | ||
* '''Tahap Penulisan Shahih''': '' | * '''Tahap Penulisan Shahih''': ''Shahih'' adalah kitab yang hanya memuat hadis-hadis yang penulisnya menganggap sahih dalam kaitannya dengan hadis dari Nabi Saw. [46] Orang pertama yang menulis kitab dalam bidang ini adalah Muhammad bin Ismail al-Bukhari (194–256 H). ''Shahih Bukhari'' dan ''Shahih Muslim'' adalah kitab-kitab hadis dari periode ini. [47] |