Lompat ke isi

Ayat-Ayat Baraah: Perbedaan antara revisi

925 bita ditambahkan ,  14 November 2023
Baris 25: Baris 25:


==Kisah Turun dan Penyampaian==
==Kisah Turun dan Penyampaian==
Ayat-ayat Baraah diturunkan pada akhir tahun 9 Hijriah dan setelah kembalinya umat Islam dari perang Tabuk.[2] Nabi saw ditugaskan untuk menyampaikan ayat-ayat ini kepada orang-orang musyrik di Mekah pada bulan Dzulhijjah pada tahun yang sama.[3]
Ayat-ayat Baraah diturunkan pada akhir tahun 9 Hijriah dan setelah kembalinya umat Islam dari perang Tabuk.<ref> Thabarsi, ''Majma' al-Bayan'', jld. 5, hlm. 3; 'Ayasyi, ''Tafsir al-'Ayasyi'', jld. 2, hlm. 73 </ref> Nabi saw ditugaskan untuk menyampaikan ayat-ayat ini kepada orang-orang musyrik di Mekah pada bulan Dzulhijjah pada tahun yang sama.<ref> Rajabi, ''Emam-e Ali dar 'Ahd-e Peyambar'', hlm. 209; Ibnu Katsir, ''al-Bidayah wa al-Nihayah'', jld. 5, hlm. 36-37 </ref>


Mengenai alasan diturunkannya ayat-ayat tersebut, meskipun Mekah telah ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 8 Hijriah, [4] sebagian suku dan kaum musyrik menolak Islam [5] dan kaum musyrik yang membuat perjanjian dengan Nabi Muhammad saw berulang kali melanggar perjanjian tersebut.[6] Dengan adanya perubahan kondisi dan penyebaran Islam,[7] ayat-ayat ini diturunkan dan menyebut keberadaan kesyirikan tidak dapat ditoleransi.[8]
Mengenai alasan diturunkannya ayat-ayat tersebut, meskipun Mekah telah ditaklukkan oleh umat Islam pada tahun 8 Hijriah,<ref> Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 3, hlm. 42 </ref> sebagian suku dan kaum musyrik menolak Islam<ref> Rajabi, ''Emam-e Ali dar 'Ahd-e Peyambar'', hlm. 209 </ref> dan kaum musyrik yang membuat perjanjian dengan Nabi Muhammad saw berulang kali melanggar perjanjian tersebut.<ref> Subbar, ''Tafsir al-Quran al-Karim'', jld. 1, hlm. 199; Makarim Syirazi, ''Tafsir Nemuneh'', jld. 7, hlm. 272 </ref> Dengan adanya perubahan kondisi dan penyebaran Islam,<ref> Mughniyah, ''al-Kasyif'', jld. 4, hlm. 9 </ref> ayat-ayat ini diturunkan dan menyebut keberadaan kesyirikan tidak dapat ditoleransi.<ref> Rajabi, ''Emam-e Ali dar 'Ahd-e Peyambar'', hlm. 209 </ref>


Kisah penyampaian ayat-ayat tersebut kepada kaum musyrik disebutkan dalam sumber sejarah dan hadis Syiah dan Ahlusunah. Bahwa ketika ayat pertama surat Baraah diturunkan, Nabi saw terlebih dahulu mengutus Abu Bakar bin Abi Quhafa untuk menyampaikan ayat tersebut untuk penduduk Mekah. Namun setelah Abu Bakar meninggalkan Madinah, Jibril mendatangi Nabi saw dan berkata bahwa Anda atau seseorang dari keluarga Anda harus menyampaikan ayat-ayat ini kepada orang-orang musyrik. Mengikuti perintah ilahi ini, Nabi saw mengutus Imam Ali saw ke Mekah menggantikan Abu Bakar.[9]
Kisah penyampaian ayat-ayat tersebut kepada kaum musyrik disebutkan dalam sumber sejarah dan hadis Syiah dan Ahlusunah. Bahwa ketika ayat pertama surat Baraah diturunkan, Nabi saw terlebih dahulu mengutus Abu Bakar bin Abi Quhafa untuk menyampaikan ayat tersebut untuk penduduk Mekah. Namun setelah Abu Bakar meninggalkan Madinah, Jibril mendatangi Nabi saw dan berkata bahwa Anda atau seseorang dari keluarga Anda harus menyampaikan ayat-ayat ini kepada orang-orang musyrik. Mengikuti perintah ilahi ini, Nabi saw mengutus Imam Ali saw ke Mekah menggantikan Abu Bakar.<ref> Ibnu Hanbal, ''Musnad'', jld. 2, hlm. 447; Ibnu Hanbal, ''Fadhail al-Shahabah'', jld. 2, hlm. 703, hadis no 1203: Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld. 42, hlm. 348, hadis no 8928; Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 1, hlm. 168; Mufid, ''al-Amali'', hlm. 56 </ref>


Ahmad bin Abi Yaqub dalam ''Tarikh Ya’qubi'' mengatakan bahwa Ali as tiba di Mekah pada sore hari Idul Adha dan membacakan ayat-ayat Baraah dan pesan Nabi saw di hadapan masyarakat. Kemudian ia berkata bahwa sejak hari ini, tidak ada yang boleh melakukan tawaf dengan telanjang dan kaum musyrik tidak berhak mengunjungi Ka'bah tahun-tahun berikutnya. Menurut Ya’qubi, kemudian, Ali as menjamin keamanan masyarakat dan mengatakan bahwa siapa pun di antara kaum musyrik yang membuat perjanjian dengan Rasulullah saw, maka masa berlaku perjanjian itu adalah empat bulan, dan siapa diantara mereka yang tidak mempunyai perjanjian memiliki kesempatan hingga lima puluh malam.[10]
Ahmad bin Abi Yaqub dalam ''Tarikh Ya’qubi'' mengatakan bahwa Ali as tiba di Mekah pada sore hari Idul Adha dan membacakan ayat-ayat Baraah dan pesan Nabi saw di hadapan masyarakat. Kemudian ia berkata bahwa sejak hari ini, tidak ada yang boleh melakukan tawaf dengan telanjang dan kaum musyrik tidak berhak mengunjungi Ka'bah tahun-tahun berikutnya. Menurut Ya’qubi, kemudian, Ali as menjamin keamanan masyarakat dan mengatakan bahwa siapa pun di antara kaum musyrik yang membuat perjanjian dengan Rasulullah saw, maka masa berlaku perjanjian itu adalah empat bulan, dan siapa diantara mereka yang tidak mempunyai perjanjian memiliki kesempatan hingga lima puluh malam.<ref> Ya'qubi, ''Tarikh al-Ya'qubi'', jld. 2, hlm. 76 </ref>


==isi==
==isi==
1.907

suntingan