Lompat ke isi

Tauhid: Perbedaan antara revisi

18 bita ditambahkan ,  27 Juni 2023
Baris 95: Baris 95:
Tauhid Dzati merupakan tahapan pertama tauhid yang berarti keyakinan akan keesaan dzat Allah swt. Dzat Allah tidak berbilang dan tidak menerima dualisme, yang tidak memiliki sepadan dan serupa. <ref>Q.S.Al-Syura: 11; Surah Tauhid: 4. </ref>
Tauhid Dzati merupakan tahapan pertama tauhid yang berarti keyakinan akan keesaan dzat Allah swt. Dzat Allah tidak berbilang dan tidak menerima dualisme, yang tidak memiliki sepadan dan serupa. <ref>Q.S.Al-Syura: 11; Surah Tauhid: 4. </ref>


Riwayat tauhid Dzat ada dua makna: salah satunya adalah simpel dan tidak memiliki bagian, dimana disebut dengan ''ahadiyyat dzat'' (Unity of the Essensi) dan lainnya adalah tidak memiliki padanan dan serupa, yang disebut dengan ''wahdaniyyat dzat'' (Onenes of Essensi). <ref>Shaduq, ''Kitab al-Tauhid'', hlm. 83 dan 144. </ref>
Riwayat tauhid Dzat ada dua makna: salah satunya adalah simpel (basith) dan tidak memiliki bagian, dimana disebut dengan ''ahadiyyat dzat'' (Unity of the Essensi) dan lainnya adalah tidak memiliki padanan dan serupa, yang disebut dengan ''wahdaniyyat dzat'' (Onenes of Essensi). <ref>Shaduq, ''Kitab al-Tauhid'', hlm. 83 dan 144. </ref>


Tauhid dzat dalam terminologi teologi, filsafat, dipakai untuk dua makna:
Tauhid dzat dalam terminologi teologi, filsafat, dipakai untuk dua makna:
:#Allah SWT adalah satu dan tidak ada sepadan bagi-Nya serta tidak bisa diasumsikan dua untuk-Nya. Para teolog menamakan tingkat tauhid ini sebagai tauhid dzat dan menafikan segala bentuk serupa dan sepadan untuk dzat Allah. Tauhid ini disebut dengan tauhid wahidi. Dengan kata lain, tauhid wahidi yakni tauhid dalam Wajibul Wujud dan pentingnya satu wujud serta penafian segala bentuk [[Syirik|kesyirikan]], serupa dan sepadan dari Allah.
:#Allah SWT adalah satu dan tidak ada sepadan bagi-Nya serta tidak bisa diasumsikan dua untuk-Nya. Para teolog menamakan tingkat tauhid ini sebagai tauhid dzat dan menafikan segala bentuk serupa dan sepadan untuk dzat Allah. Tauhid ini disebut dengan tauhid wahidi. Dengan kata lain, tauhid wahidi yakni tauhid dalam Wajibul Wujud dan pentingnya satu wujud serta penafian segala bentuk [[Syirik|kesyirikan]], serupa dan sepadan dari Allah.
:#Dzat Allah basith dan tidak tersusun. Bagian tauhid ini juga disebut dengan tauhid ahadi. Dengan kata lain, tauhid ahadi yakni menafikan segala bentuk susunan rasional luar dan khayalan dari Allah serta menetapkan wujud-Nya yang Basith (tak tersusun) untuk Allah swt.
:#Dzat Allah simpel (basith) dan tidak tersusun. Bagian tauhid ini juga disebut dengan tauhid ahadi. Dengan kata lain, tauhid ahadi yakni menafikan segala bentuk susunan rasional luar dan khayalan dari Allah serta menetapkan wujud-Nya yang Basith (tak tersusun) untuk Allah swt.


Dalam [[Al-Quran]] dalam [[surah Tauhid]] diisyaratkan kalimat ahad dalam ayat pertama dengan tauhid ahadi, yakni ke-basithan dzat Allah dan di akhir surah dengan ibarat ''wa lam Yakun lahu Kufwan Ahad'', dan sama sekali tidak ada serupa dan sepadan bagi-Nya; menegaskan tauhid wahidi dan penafian sekutu bagi Allah. <ref>''Al-Ilahiyyat'', jild. 1, hlm. 355. </ref>
Dalam [[Al-Quran]] dalam [[surah Tauhid]] diisyaratkan kalimat ahad dalam ayat pertama dengan tauhid ahadi, yakni ke-basithan dzat Allah dan di akhir surah dengan ibarat ''wa lam Yakun lahu Kufwan Ahad'', dan sama sekali tidak ada serupa dan sepadan bagi-Nya; menegaskan tauhid wahidi dan penafian sekutu bagi Allah. <ref>''Al-Ilahiyyat'', jild. 1, hlm. 355. </ref>
1.795

suntingan