Lompat ke isi

Muharabah: Perbedaan antara revisi

159 bita dihapus ,  21 Juni 2023
Baris 51: Baris 51:
==Hukuman terhadap Muharib==
==Hukuman terhadap Muharib==


Fukaha dengan bersandar pada ayat Muharibah secara ijma’ menyepakati hukuman muharibah terdiri dari empat bentuk: dibunuh, disalib (mengikat tangan dan kaki pelaku ke sesuatu seperti salib)<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 609 </ref> memotong tangan dan kaki secara bersilangan dan diusir atau diasingkan.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 </ref> Namun bagaimana hukuman tersebut diterapkan, terdapat perbedaan pendapat.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 557 </ref>  Menurut Sayid Abdul Karim Musawi Ardibili, diantara Fukaha [[Ahlusunah]] juga memiliki pandangan-pandangan yang berbeda.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 </ref>
[[Fukaha]] dengan bersandar pada ayat Muharibah secara [[ijma']] menyepakati hukuman muharibah terdiri dari empat bentuk: dibunuh, disalib (mengikat tangan dan kaki pelaku kepada sesuatu seperti salib)<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 609 </ref> memotong tangan dan kaki secara bersilangan dan diusir atau diasingkan.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 </ref> Namun bagaimana hukuman tersebut diterapkan, terdapat perbedaan pendapat.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 557 </ref>  Menurut Sayid Abdul Karim Musawi Ardibili, diantara Fukaha [[Ahlusunah]] juga memiliki pandangan-pandangan yang berbeda.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 </ref>


'''Teori Takhyir (Kebebasan Memilih)'''
'''Teori Takhyir (Kebebasan Memilih)'''


Syekh Shaduq, Syekh Mufid, Muhaqiq Hilli, Allamah Hilli, Syahid Awal, Syahid Tsani dan Imam Khomeini berpendapat salah satu dari empat bentuk hukuman yang dijelaskan dalam ayat Muharibah bisa diterapkan salah satunya pada muharib.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 & 559 </ref>  
[[Syekh Shaduq]], [[Syekh Mufid]], Muhaqiq Hilli, [[Allamah Hilli]], [[Syahid Awal]], [[Syahid Tsani]] dan [[Imam Khomeini]] berpendapat salah satu dari empat bentuk hukuman yang dijelaskan dalam ayat Muharibah bisa diterapkan pada muharib.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 558 & 559 </ref>  


'''Teori Berurutan'''
'''Teori Berurutan'''


Fatwa kelompok fukaha lain seperti Syekh Thusi, Ibnu Zahra, Ibnu Barraj, Abu Shalah al-Halabi, penulis ar-Riyadh, penulis Jawahir dan Sayid Abul Qasim Khui menyebutkan hukumannya secara berurutan; yaitu bergantung pada jenis sanksi, satu atau beberapa hukuman yang dapat diterapkan dari hukuman yang ada pada ayat.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 562 </ref>
Fatwa sekelompok fukaha lain seperti [[Syekh Thusi]], [[Ibnu Zuhrah]], [[Ibnu Barraj al-Tharabulusi|Ibnu Barraj]], [[Abu Shalah al-Halabi]], penulis ar-Riyadh, penulis Jawahir dan [[Sayid Abul Qasim Khui]] menyebutkan hukumannya secara berurutan; yaitu bergantung pada jenis sanksi, satu atau beberapa hukuman yang dapat diterapkan dari hukuman yang ada pada ayat.<ref> Musawi Ardabili ''Fiqh al-Hudud wa al-Ta'zirat'', 1427 Q, jld. 3, hlm. 562 </ref>


Oleh Ayatullah Khui, hukuman secara tartib menjelaskannya seperti ini: barangsiapa yang sekedar mengangkat senjata untuk menakuti masyarakat, maka hukumannya adalah dikeluarkan atau diasingkan dari tanah asalnya; barangsiapa yang selain mengangkat senjata juga menimbulkan kerusakan, maka hukumannya pertama adalah [[Kisas]] setelah itu diasingkan; jika mengangkat senjata dan merampas harta masyarakat, tangan dan kakinya dipotong; barangsiapa dengan mencabut senjata, dia membunuh satu atau beberapa orang, namun tidak mengambil harta, maka akan dibunuh. Barangsiapa selain membunuh, juga mengambil harta, awal tangan kanannya dipotong, setelah itu dia diserahkan kepada keluarga yang dibunuhnya sampai mereka bisa mengambil hartanya kembali dan kemudian dia dibunuh. Jika keluarga yang dibunuh memaafkan, maka hakim yang menerapkan hukuman mati padanya.<ref> Silakan lihat ke Khu'i, ''Takmilah al-Minhaj'', 1410 Q, hlm. 51 </ref>
Ayatullah Khui, hukuman secara berurutan dijelaskan sebagai berikut: barangsiapa hanya sekedar mengangkat senjata untuk menakuti masyarakat, maka hukumannya adalah dikeluarkan atau diasingkan dari tanah asalnya, barangsiapa yang selain mengangkat senjata juga menimbulkan kerusakan, maka hukumannya pertama adalah [[Kisas]] setelah itu diasingkan, jika mengangkat senjata dan merampas harta masyarakat, tangan dan kakinya dipotong, barangsiapa mengangkat senjata lalu membunuh satu atau beberapa orang, namun tidak mengambil harta, maka dibunuh. Barangsiapa selain membunuh, juga mengambil harta, awal tangan kanannya dipotong, setelah itu dia diserahkan kepada keluarga yang dibunuhnya sampai mereka bisa mengambil hartanya kembali dan kemudian dia dibunuh. Jika keluarga yang dibunuh memaafkan, maka hakim yang menerapkan hukuman mati padanya.<ref> Silakan lihat ke Khu'i, ''Takmilah al-Minhaj'', 1410 Q, hlm. 51 </ref>
 
Dalam hukum perdata Islam Iran, hukuman atas tindakan muharib diterapkan salah satu dari empat hukuman mati, salib, potong tangan kanan dan kaki kiri dan pengasingan.<ref> ''Qanune Mujazat Islami'', madeh 282 </ref>


==Taubat Muharib==
==Taubat Muharib==
confirmed, templateeditor
4.903

suntingan