Lompat ke isi

Keutamaan Sayidah Fatimah sa: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 8: Baris 8:
Ulama Syiah dan Ahlusunnah  telah menulis buku-buku  khusus  tentang keutamaan dan  kedudukan Sayidah  Zahra SA;  Diantaranya adalah  “Manaqib Fatimah Az- Zahra wa walidaha” (keutamaan  Fatimah Az- zahra dan anak- anaknya),  yang ditulis oleh Tabari Imami, "Fatimah Az- Zahra sa" oleh Allamah Amini,  “ Fazhail Fatimah Az-zahra az didgoh-e digaran"( keutamaan  Fatimah Az- Zahra dalam pandangan orang lain) yang ditulis oleh Nasir Makarim Syirazi, "Fadhailah Fatimah Az-zahra “ (kebajikan-kebajikan Fatimah Az- Zahra) yang ditulis oleh Hakim Nisyaburi dan "Al-Thaghuru  Al-Basimatu  fi Manaqib  Al- sayidah  Al-Fatimah"  ditulis oleh Jalaluddin Suyuti.
Ulama Syiah dan Ahlusunnah  telah menulis buku-buku  khusus  tentang keutamaan dan  kedudukan Sayidah  Zahra SA;  Diantaranya adalah  “Manaqib Fatimah Az- Zahra wa walidaha” (keutamaan  Fatimah Az- zahra dan anak- anaknya),  yang ditulis oleh Tabari Imami, "Fatimah Az- Zahra sa" oleh Allamah Amini,  “ Fazhail Fatimah Az-zahra az didgoh-e digaran"( keutamaan  Fatimah Az- Zahra dalam pandangan orang lain) yang ditulis oleh Nasir Makarim Syirazi, "Fadhailah Fatimah Az-zahra “ (kebajikan-kebajikan Fatimah Az- Zahra) yang ditulis oleh Hakim Nisyaburi dan "Al-Thaghuru  Al-Basimatu  fi Manaqib  Al- sayidah  Al-Fatimah"  ditulis oleh Jalaluddin Suyuti.


Urgensi dan Kedudukannya
==Urgensi dan Kedudukannya==
 
Keutamaan  Fatimah  mengacu pada kekhususan dan  keistimewaa  dari Sayidah  Fatimah SA.[1] Fatimah SA.( tahun ke- 5 setelah Bi’tsah – 11 H),  putri Nabi Saw dan khadijah kubra SA.,  istri Imam Ali AS.  dan ibu dari Imam Hasan as.  dan Imam Husein AS., imam kedua dan ketiga dari Syiah.
Keutamaan  Fatimah  mengacu pada kekhususan dan  keistimewaa  dari Sayidah  Fatimah SA.[1] Fatimah SA.( tahun ke- 5 setelah Bi’tsah – 11 H),  putri Nabi Saw dan khadijah kubra SA.,  istri Imam Ali AS.  dan ibu dari Imam Hasan as.  dan Imam Husein AS., imam kedua dan ketiga dari Syiah.
Dia salah satu  dari lima orang yang termasuk dalam Al-Aba (ashabul kisa') [3] dan salah satu misdaq Ahl al-Bayt AS. [4] dan termasuk sebagai salah seorang dari empat belas manusia suci AS. [5]. Menurut ulama Syiah, Fatimah SA. Manusia suci dan terlindungi dari perbuatan dosa dan kesalahan.[6] Syekh Mufid [7] dan Allamah Majlisi [8] kemashuman beliau diakui bersama
Dia salah satu  dari lima orang yang termasuk dalam Al-Aba (ashabul kisa') [3] dan salah satu misdaq Ahl al-Bayt AS. [4] dan termasuk sebagai salah seorang dari empat belas manusia suci AS. [5]. Menurut ulama Syiah, Fatimah SA. Manusia suci dan terlindungi dari perbuatan dosa dan kesalahan.[6] Syekh Mufid [7] dan Allamah Majlisi [8] kemashuman beliau diakui bersama.
 
Dalam beberapa sumber riwayat  Syiah[9] dan Ahlusunnah,[10] sebuah bab dikhususkan  untuk keutamaan  dan keistimewaan  Sayidah  Fatimah SA., dan banyak puisi telah ditulis tentang  keutamaan  dan keistimewaan  Fatimah SA.[11]
Dalam beberapa sumber riwayat  Syiah[9] dan Ahlusunnah,[10] sebuah bab dikhususkan  untuk keutamaan  dan keistimewaan  Sayidah  Fatimah SA., dan banyak puisi telah ditulis tentang  keutamaan  dan keistimewaan  Fatimah SA.[11]
Banyak Nama dan Gelar telah disebutkan untuk Sayidah Fatimah SA., seperti Fatimah, As- Siddiqah (sangat jujur), Ath-Tahirah( bersih dan suci),  Az- Zakiyah(bersih dari akhlak yang buruk),  Ar-Radhiyah( yang ridha kepada Allah), Al-Mardhiyah(seseorang yang Allah rela kepadanya)  dan Az- Zahra( terang dan bercahaya). [12]  dan telah dikatakan bahwa  setiap nama  dan gelar – gelar beliau  menerangkan  pada  salah satu keutamaan  dan kedudukan  Fatimah SA.[13] ]
Banyak Nama dan Gelar telah disebutkan untuk Sayidah Fatimah SA., seperti Fatimah, As- Siddiqah (sangat jujur), Ath-Tahirah( bersih dan suci),  Az- Zakiyah(bersih dari akhlak yang buruk),  Ar-Radhiyah( yang ridha kepada Allah), Al-Mardhiyah(seseorang yang Allah rela kepadanya)  dan Az- Zahra( terang dan bercahaya). [12]  dan telah dikatakan bahwa  setiap nama  dan gelar – gelar beliau  menerangkan  pada  salah satu keutamaan  dan kedudukan  Fatimah SA.[13] ]
Baris 20: Baris 22:
"Putriku Fatimah, dia adalah penghulu semua perempuan di seluruh alam dari dulu sampai nanti yang pertama dan yang terakhir, dia bagian dari diriku, ia cahaya mataku, buah hati dan jiwaku, dialah bidadari manusia.[14]  
"Putriku Fatimah, dia adalah penghulu semua perempuan di seluruh alam dari dulu sampai nanti yang pertama dan yang terakhir, dia bagian dari diriku, ia cahaya mataku, buah hati dan jiwaku, dialah bidadari manusia.[14]  
Kebajikan-kebajikan Al-Qur'an adalah sebagian dari keutamaan Sayidah Az- Zahra SA, yang menurut Syiah, berasal dari Al-Qur'an dan mengacu pada ayat-ayat yang menunjukkan keutamaan dan keistimewaanya.[15]  Beberapa keutamaan tersebut adalah:
Kebajikan-kebajikan Al-Qur'an adalah sebagian dari keutamaan Sayidah Az- Zahra SA, yang menurut Syiah, berasal dari Al-Qur'an dan mengacu pada ayat-ayat yang menunjukkan keutamaan dan keistimewaanya.[15]  Beberapa keutamaan tersebut adalah:
1. Kesucian  dan kema’suman  berdasarkan ayat  Ath-Thathir : Menurut  riwayat  Syiah[16] dan Ahlusunnah,[17] misdak  Ahl al-Bayt  As. dalam ayat  thathir, yang mengacu pada kehendak Tuhan atas kesucian  Ahl al-Bayt  As.  dari semua dosa dan keburukan, mereka ashabul kisa’ dan Sayidah Zahra adalah salah satunya.  Para ulama Syiah telah mengutip ayat ini untuk membuktikan kema’shuman Sayiidah Fatimah Sa.[18]
* Kesucian  dan kema’suman  berdasarkan ayat  Ath-Thathir : Menurut  riwayat  Syiah[16] dan Ahlusunnah,[17] misdak  Ahl al-Bayt  As. dalam ayat  thathir, yang mengacu pada kehendak Tuhan atas kesucian  Ahl al-Bayt  As.  dari semua dosa dan keburukan, mereka ashabul kisa’ dan Sayidah Zahra adalah salah satunya.  Para ulama Syiah telah mengutip ayat ini untuk membuktikan kema’shuman Sayiidah Fatimah Sa.[18]
2. Satu-satunya wanita terpilih dalam kisah Mubahalah: berdasarkan pendapat ahli tafsir Syiah [19] dan Ahlusunnah, [20] turunnya ayat Mubahalah dalam kisah Mubahalah Nabi saw dengan orang-orang Nasrani Najran ayat ini turun dikhususkan untuk ashabul kisa’  dan arti "Nisaana" dalam ayat itu adalah Sayidah Zahra Sa. Thabarsi, penulis Tafsir al-Majma al-Bayan, mengklaim kesepakatan ijma mengenai hal ini dan menganggap ayat Mubahalah sebagai dalil keutamaan Sayidah Fatimah Sa. atas semua wanita.[21] Jarallah Zamakhshari, salah satu tokoh terkemuka Ulama Ahlusunnah, juga menganggap ayat Mubahlah sebagai bukti keutamaan yang paling kuat, dan menganggap keutamaan para Ashabul kisa’.[22][Catatan 1]
* Satu-satunya wanita terpilih dalam kisah Mubahalah: berdasarkan pendapat ahli tafsir Syiah [19] dan Ahlusunnah, [20] turunnya ayat Mubahalah dalam kisah Mubahalah Nabi saw dengan orang-orang Nasrani Najran ayat ini turun dikhususkan untuk ashabul kisa’  dan arti "Nisaana" dalam ayat itu adalah Sayidah Zahra Sa. Thabarsi, penulis Tafsir al-Majma al-Bayan, mengklaim kesepakatan ijma mengenai hal ini dan menganggap ayat Mubahalah sebagai dalil keutamaan Sayidah Fatimah Sa. atas semua wanita.[21] Jarallah Zamakhshari, salah satu tokoh terkemuka Ulama Ahlusunnah, juga menganggap ayat Mubahlah sebagai bukti keutamaan yang paling kuat, dan menganggap keutamaan para Ashabul kisa’.[22][Catatan 1]
3 Misdaq  pengorbanan  dalam ayat Atha’am:  Menurut ayat Atha’am, perbuatan baik (pengorbanan)  adalah mereka yang meskipun membutuhkan makanan, memberikannya kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan karena Allah.[23]  oleh karena itu  Menurut  riwayat , ayat ini turun  karena  pengorbanan  Imam Ali As. Dan Sayidah  Zahra Sa.[24]  Menurut hadits, Ali As. dan Fatimah Sa. berpuasa selama tiga hari karena penyembuhan penyakit Hasanain As.  dan setiap tiga hari berbuka puasa, meskipun mereka lapar, mereka memberikan makanan mereka kepada fakir miskin, anak yatim, dan tawanan.[25]
* Misdaq  pengorbanan  dalam ayat Atha’am:  Menurut ayat Atha’am, perbuatan baik (pengorbanan)  adalah mereka yang meskipun membutuhkan makanan, memberikannya kepada fakir miskin, anak yatim dan tawanan karena Allah.[23]  oleh karena itu  Menurut  riwayat , ayat ini turun  karena  pengorbanan  Imam Ali As. Dan Sayidah  Zahra Sa.[24]  Menurut hadits, Ali As. dan Fatimah Sa. berpuasa selama tiga hari karena penyembuhan penyakit Hasanain As.  dan setiap tiga hari berbuka puasa, meskipun mereka lapar, mereka memberikan makanan mereka kepada fakir miskin, anak yatim, dan tawanan.[25]
4. Kewajiban cinta dalam ayat Muwaddat:  Dalam ayat Muwaddat, pahala risalah Nabi Saw.  adalah "Mudat al-Qurba". Menurut  Makarim Shirazi, seorang ahli tafsir Al-Qur'an, menurut semua ahli tafsir Syiah, mawaddat al- qurba adalah kecintaan  kepada Ahl al-Bayt Nabi Saw. [26] dan berdasarkan sumber Syiah [27] dan Ahlusunnah [28] Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa yang dimaksud Dari al-Qurba yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.  Menurut Fakhru Razi, salah satu ulama Ahlusunnah pada abad ke-6H, ayat Mawaddat menunjukkan kewajiban untuk mencintai dan tunduk kepada Ali, Fatimah, dan Hasanain.[29]
* Kewajiban cinta dalam ayat Muwaddat:  Dalam ayat Muwaddat, pahala risalah Nabi Saw.  adalah "Mudat al-Qurba". Menurut  Makarim Shirazi, seorang ahli tafsir Al-Qur'an, menurut semua ahli tafsir Syiah, mawaddat al- qurba adalah kecintaan  kepada Ahl al-Bayt Nabi Saw. [26] dan berdasarkan sumber Syiah [27] dan Ahlusunnah [28] Diriwayatkan dari Nabi SAW bahwa yang dimaksud Dari al-Qurba yaitu Ali, Fatimah, Hasan dan Husein.  Menurut Fakhru Razi, salah satu ulama Ahlusunnah pada abad ke-6H, ayat Mawaddat menunjukkan kewajiban untuk mencintai dan tunduk kepada Ali, Fatimah, dan Hasanain.[29]
5. Keberlangsungan keturunan Nabi saw melalui Fatimah, Fatimah misdaq dari surah Kautsar:  Sebagian mufasir berkeyakinan bahwa Fatimah sa dan keturunannya menjadi manifestasi "Kautsar" (kebaikan yang melimpah) dalam Surah Al-Kautsar.[30].  Atas dasar ini menurut Nasir Makarim Syirazi dalam tafsir Nemune,  dan kebanyakan dari para ulama syiah berpendapat bahwa salah satu misdaq yang paling jelas dalam surah kautsar adala Sayidah Fatimah  kebaikan yang banyak adalah keberlangsungan keturunan Nabi saw melalui Fatimah sa  yang mana kedudukan Imamah dipercayakan pada keturunan ini.[31]
* Keberlangsungan keturunan Nabi saw melalui Fatimah, Fatimah misdaq dari surah Kautsar:  Sebagian mufasir berkeyakinan bahwa Fatimah sa dan keturunannya menjadi manifestasi "Kautsar" (kebaikan yang melimpah) dalam Surah Al-Kautsar.[30].  Atas dasar ini menurut Nasir Makarim Syirazi dalam tafsir Nemune,  dan kebanyakan dari para ulama syiah berpendapat bahwa salah satu misdaq yang paling jelas dalam surah kautsar adala Sayidah Fatimah  kebaikan yang banyak adalah keberlangsungan keturunan Nabi saw melalui Fatimah sa  yang mana kedudukan Imamah dipercayakan pada keturunan ini.[31]
6. Contoh kepercayaan ilahi: Menurut beberapa riwayat, Fatimah Sa. adalah salah satu contoh kepercayaan ilahi dalam ayat amanah, bersama dengan empat belas Ma’sum Sa. Salah satu misdaq- misdaq amanah ilahi dalam ayat Amanah dimana langit dan bumi serta gunung menolak amanah tersebut. [32]
* Contoh kepercayaan ilahi: Menurut beberapa riwayat, Fatimah Sa. adalah salah satu contoh kepercayaan ilahi dalam ayat amanah, bersama dengan empat belas Ma’sum Sa. Salah satu misdaq- misdaq amanah ilahi dalam ayat Amanah dimana langit dan bumi serta gunung menolak amanah tersebut. [32]
7. Misdaq dari kalimatullah: berdasarkan riwayat Sayidah Zahra Sa. Adalah contoh (misdaq) dari ‘’kalimatullah “dalam surah At-taubah sewaktu Nabi adam dikeluarkan dari surga, dia bertaubat serta bertawassul dengan menyebut kata – kata tersebut sehingga diterimalah tobatnya oleh allah Swt.[33]
* Misdaq dari kalimatullah: berdasarkan riwayat Sayidah Zahra Sa. Adalah contoh (misdaq) dari ‘’kalimatullah “dalam surah At-taubah sewaktu Nabi adam dikeluarkan dari surga, dia bertaubat serta bertawassul dengan menyebut kata – kata tersebut sehingga diterimalah tobatnya oleh allah Swt.[33]
8. Cabang pohon suci: Dalam surat Ibrahim ayat 24, kata Tayyaba disamakan dengan “sajaratun tayyibah” (pohon suci), yang asalnya di tanah dan cabang-cabangnya di atas langit. Menurut beberapa riwayat, pohon suci itu adalah Nabi Saw, Ali Sa. adalah cabang utamanya, Fathimah adalah cabang kedua, dan para Imam adalah buahnya.[34]
* Cabang pohon suci: Dalam surat Ibrahim ayat 24, kata Tayyaba disamakan dengan “sajaratun tayyibah” (pohon suci), yang asalnya di tanah dan cabang-cabangnya di atas langit. Menurut beberapa riwayat, pohon suci itu adalah Nabi Saw, Ali Sa. adalah cabang utamanya, Fathimah adalah cabang kedua, dan para Imam adalah buahnya.[34]
9. Contoh Misyqat dalam surah  nur: Menurut  surah nur, cahaya Allah diibaratkan seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar, pelita itu didalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilau yang dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun.[35] Dalam beberapa riwayat, Fatimah Sa.  dianggap sebagai pelita dan bintang yang bersinar di antara para wanita di dunia.[36]
* Contoh Misyqat dalam surah  nur: Menurut  surah nur, cahaya Allah diibaratkan seperti sebuah lubang yang tidak tembus yang di dalamnya ada pelita besar, pelita itu didalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilau yang dinyalakan dengan minyak dari pohon zaitun.[35] Dalam beberapa riwayat, Fatimah Sa.  dianggap sebagai pelita dan bintang yang bersinar di antara para wanita di dunia.[36]
10. Misdaq (contoh)  Malam Qadr: Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Fatimah adalah contoh Malam Qadr di ayat pertama Surah Al-Qadr dan ayat ketiga Surah Ad- Dukhan [37] dan siapa pun yang mengenalnya sepenuhnya telah memahami malam Qadr [38] Salah satu hal [catatan 2] yang disebutkan dalam analogi Fatimah Sa. dengan Malam Qadr adalah bahwa kebenaran Malam Qadr tidak diketahui kecuali Nabi Saw.  dan para wali ilahi, Fatimah Sa. juga tidak diketahui siapa pun kecuali Nabi dan Imam Sa. dan tidak akan mencapai otoritas dan kesempurnaannya.[39]
* Misdaq (contoh)  Malam Qadr: Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa Fatimah adalah contoh Malam Qadr di ayat pertama Surah Al-Qadr dan ayat ketiga Surah Ad- Dukhan [37] dan siapa pun yang mengenalnya sepenuhnya telah memahami malam Qadr [38] Salah satu hal [catatan 2] yang disebutkan dalam analogi Fatimah Sa. dengan Malam Qadr adalah bahwa kebenaran Malam Qadr tidak diketahui kecuali Nabi Saw.  dan para wali ilahi, Fatimah Sa. juga tidak diketahui siapa pun kecuali Nabi dan Imam Sa. dan tidak akan mencapai otoritas dan kesempurnaannya.[39]


لیله قدر اولیا، نور نهار اصفیا صبح جمال او طلوع از افق علا کند
لیله قدر اولیا، نور نهار اصفیا صبح جمال او طلوع از افق علا کند
Baris 75: Baris 77:
==Keutamaanya dalam Riwayat==
==Keutamaanya dalam Riwayat==
Dalam sumber-sumber riwayat Syiah dan Ahlusunnah, banyak keutamaan yang disebutkan untuk Sayidah Fatimah Sa, beberapa di antaranya adalah:
Dalam sumber-sumber riwayat Syiah dan Ahlusunnah, banyak keutamaan yang disebutkan untuk Sayidah Fatimah Sa, beberapa di antaranya adalah:
1. Wanita terbaik di dunia: Dalam hadits dan ziarah Sayidah Fatimah Sa., dia diperkenalkan sebagai wanita terbaik di dunia. [42] Dalam salah satu kalimat ziarahnya, juga disebutkan: «السَّلَامُ عَلَیْکِ یَا سَیِّدَةَ نِسَاءِ الْعَالَمِینَ مِنَ الْأَوَّلِینَ وَ الْآخِرِینَ». [43] Juga, dalam sumber riwayat Syiah dan Ahlusunnah interpretasi seperti "Wanita teladan surga", "Teladan wanita muslim" dan teladan para wanita dunia” telah dikutip.[44]
* Wanita terbaik di dunia: Dalam hadits dan ziarah Sayidah Fatimah Sa., dia diperkenalkan sebagai wanita terbaik di dunia. [42] Dalam salah satu kalimat ziarahnya, juga disebutkan: «السَّلَامُ عَلَیْکِ یَا سَیِّدَةَ نِسَاءِ الْعَالَمِینَ مِنَ الْأَوَّلِینَ وَ الْآخِرِینَ». [43] Juga, dalam sumber riwayat Syiah dan Ahlusunnah interpretasi seperti "Wanita teladan surga", "Teladan wanita muslim" dan teladan para wanita dunia” telah dikutip.[44]


2. Belahan jiwa Nabi saw: Menurut hadits Bid’atun, yang dikutip dari Rasulullah (saw) dalam sumber Syiah [45] dan Ahlusunnah [46], Fatimah adalah belahan jiwa Nabi saw, dan siapa pun yang menyenangkannya, Dia telah menyenangkan Nabi (SAW) dan siapa pun yang mengganggu dan membuatnya marah telah menyinggung dan membuat marah Rasulullah (SAW). Hadist Bid’atun Salah satu alasan untuk membuktikan maksum Sayidah Zahra Sa.  oleh para ulama Syiah.[47] Menurut hadist Bid’atun dan hadist yang serupa, hukum dan hukuman untuk permusuhan dengan Fatimah Sa. dan mengutuknya adalah hukum untuk permusuhan dengan Nabi saw, danBegitu pula dengan Rasulullah SAW dan keluarganya.[48]
* Belahan jiwa Nabi saw: Menurut hadits Bid’atun, yang dikutip dari Rasulullah (saw) dalam sumber Syiah [45] dan Ahlusunnah [46], Fatimah adalah belahan jiwa Nabi saw, dan siapa pun yang menyenangkannya, Dia telah menyenangkan Nabi (SAW) dan siapa pun yang mengganggu dan membuatnya marah telah menyinggung dan membuat marah Rasulullah (SAW). Hadist Bid’atun Salah satu alasan untuk membuktikan maksum Sayidah Zahra Sa.  oleh para ulama Syiah.[47] Menurut hadist Bid’atun dan hadist yang serupa, hukum dan hukuman untuk permusuhan dengan Fatimah Sa. dan mengutuknya adalah hukum untuk permusuhan dengan Nabi saw, danBegitu pula dengan Rasulullah SAW dan keluarganya.[48]
3. Keridhoan dan kemarahan Fatimah, keridhoan dan kemarahan Tuhan: Menurut beberapa riwayat Nabawi, Tuhan senang dengan kebahagiaan Fatimah Sa, dan menjadi marah dengan kemarahannya. [49] menurut Abdulhusein Amini penulis buku Al-ghadir permusuhan dengan Sayidah Zahra Sa. Sebagai penyebab kekafiran.[50]
* Keridhoan dan kemarahan Fatimah, keridhoan dan kemarahan Tuhan: Menurut beberapa riwayat Nabawi, Tuhan senang dengan kebahagiaan Fatimah Sa, dan menjadi marah dengan kemarahannya. [49] menurut Abdulhusein Amini penulis buku Al-ghadir permusuhan dengan Sayidah Zahra Sa. Sebagai penyebab kekafiran.[50]


4. berbicara dengan para malaikat: Menurut hadits, para malaikat ilahi seperti Jibril turun ke Sayidah Fatima Sa. dan memberitahunya tentang berbagai hal seperti peristiwa masa lalu dan masa depan. Semua percakapan tersebut ditulis oleh Imam Ali As. dan disebut Mushaf Fatimah Sa.[51] Fatimah disebut Al- Muhaddatsah karena percakapannya dengan para malaikat.[52]  
* berbicara dengan para malaikat: Menurut hadits, para malaikat ilahi seperti Jibril turun ke Sayidah Fatima Sa. dan memberitahunya tentang berbagai hal seperti peristiwa masa lalu dan masa depan. Semua percakapan tersebut ditulis oleh Imam Ali As. dan disebut Mushaf Fatimah Sa.[51] Fatimah disebut Al- Muhaddatsah karena percakapannya dengan para malaikat.[52]  


Imam Khomaini menganggap turunnya Jibril pada Sayidah Zahra beberapa kali dan berurusan dengannya sebagai keuunggulan  khusus di atas keutamaan  lainnya; yang dianggapnya sebagai keutamaan dan  keunggulan dan lebih tinggi dari keutamaan-keutamaan lainnya; Karena datang dan perginya Jibril, yang merupakan ruh agung, menunjukkan kehormatan dan keagungan spiritual  Sayidah Zahra Sa.[53][Catatan 4]
Imam Khomaini menganggap turunnya Jibril pada Sayidah Zahra beberapa kali dan berurusan dengannya sebagai keuunggulan  khusus di atas keutamaan  lainnya; yang dianggapnya sebagai keutamaan dan  keunggulan dan lebih tinggi dari keutamaan-keutamaan lainnya; Karena datang dan perginya Jibril, yang merupakan ruh agung, menunjukkan kehormatan dan keagungan spiritual  Sayidah Zahra Sa.[53][Catatan 4]
5. Yang Pertama Masuk Surga:  Menurut riwayat Rasulullah saw, Fathimah as adalah orang yang pertama kali masuk surga.[54] Dalam beberapa riwayat juga disebutkan bahwa Fathimah Sa.  adalah orang pertama yang mengunjungi Nabi Saw. di surga.[55]
* Yang Pertama Masuk Surga:  Menurut riwayat Rasulullah saw, Fathimah as adalah orang yang pertama kali masuk surga.[54] Dalam beberapa riwayat juga disebutkan bahwa Fathimah Sa.  adalah orang pertama yang mengunjungi Nabi Saw. di surga.[55]
6. Al-Hauraul Insiyah: Nabi Saw memperkenalkan Fatimah Sa. sebagai malaikat yang berwujud manusia.[56]
* Al-Hauraul Insiyah: Nabi Saw memperkenalkan Fatimah Sa. sebagai malaikat yang berwujud manusia.[56]
Diriwayatkan dari Aisyah: «مَا رَأَيْتُ أَحَدًا قَطُّ أَصَدَقَ مِنْ فَاطِمَةَ غَيْرَ أَبِيهَا "Saya belum pernah melihat orang yang lebih jujur dari Fatima kecuali ayahnya.” [57]
Diriwayatkan dari Aisyah: «مَا رَأَيْتُ أَحَدًا قَطُّ أَصَدَقَ مِنْ فَاطِمَةَ غَيْرَ أَبِيهَا "Saya belum pernah melihat orang yang lebih jujur dari Fatima kecuali ayahnya.” [57]
1. Teladan Imam Mahdi AS.: Imam Mahdi AS. telah memperkenalkan Sayidah Fatimah Sa. sebagai teladan kebaikan (اسوة حسنة) untuk dirinya sendiri dalam sebuah balasan surat dari Syiah.[58]
* Teladan Imam Mahdi AS.: Imam Mahdi AS. telah memperkenalkan Sayidah Fatimah Sa. sebagai teladan kebaikan (اسوة حسنة) untuk dirinya sendiri dalam sebuah balasan surat dari Syiah.[58]
2. Lautan ilmu: Menurut riwayat dari Imam Shadiq As., Fatimah Sa.  dan Ali As. telah diperkenalkan sebagai dua samudra ilmu yang dalam.[59] Menurut beberapa riwayat, Sayidah Fatimah Sa. mengetahui semua kejadian di masa lalu, sekarang dan masa depan.[60]
* Lautan ilmu: Menurut riwayat dari Imam Shadiq As., Fatimah Sa.  dan Ali As. telah diperkenalkan sebagai dua samudra ilmu yang dalam.[59] Menurut beberapa riwayat, Sayidah Fatimah Sa. mengetahui semua kejadian di masa lalu, sekarang dan masa depan.[60]
3. Pujian ibadah Fatimah dan kehormatan Allah untuk itu: Menurut sebuah riwayat dari Nabi saw, ketika Fatimah SA. berdiri di mihbabnya  untuk  beribadah  kepada  Allah, Allah dengan bangga memanggil para malaikat untuk melihat Fatimah yang  menyembah-Nya , dengan sepenuh  hati dan jiwa.[61] Menurut beberapa riwayat, Fatimah adalah orang yang paling saleh dari umat Islam.[62]
* Pujian ibadah Fatimah dan kehormatan Allah untuk itu: Menurut sebuah riwayat dari Nabi saw, ketika Fatimah SA. berdiri di mihbabnya  untuk  beribadah  kepada  Allah, Allah dengan bangga memanggil para malaikat untuk melihat Fatimah yang  menyembah-Nya , dengan sepenuh  hati dan jiwa.[61] Menurut beberapa riwayat, Fatimah adalah orang yang paling saleh dari umat Islam.[62]
4. Al-Batul: Dalam beberapa riwayat, Fatimah Sa. telah diberi gelar Al- Batul.[63] Alasan penamaan ini adalah karena Fatimah lebih unggul dari wanita lain dalam hal rahmat, agama, perbuatan dan perilaku, sehingga dinamakan Al- Batul.[64] Juga, berdasarkan sebuah hadits, Fatimah SA.  Disucikan sesuci-sucinya dari segala jenis kotoran dan tidak pernah haid dan nifas.[65]
* Al-Batul: Dalam beberapa riwayat, Fatimah Sa. telah diberi gelar Al- Batul.[63] Alasan penamaan ini adalah karena Fatimah lebih unggul dari wanita lain dalam hal rahmat, agama, perbuatan dan perilaku, sehingga dinamakan Al- Batul.[64] Juga, berdasarkan sebuah hadits, Fatimah SA.  Disucikan sesuci-sucinya dari segala jenis kotoran dan tidak pernah haid dan nifas.[65]
5. Sekufu Imam Ali as: Dalam beberapa hadits, Fatimah Sa. dianggap sekufu dan sederajat dengan Imam Ali As.  dan dikatakan bahwa jika bukan karena Ali As., tidak akan ada pendamping yang sekufu untuk Fatimah Sa. sampai hari kiamat.[66] Menurut Allamah Amini, fakta bahwa tidak ada dari Nabi Adam As. dan keturunannya kecuali Ali As.  sama dengan Fatimah Sa., itu berarti bahwa dia lebih utama dari semua Nabi kecuali Nabi Muhammad saw.[67]
* Sekufu Imam Ali as: Dalam beberapa hadits, Fatimah Sa. dianggap sekufu dan sederajat dengan Imam Ali As.  dan dikatakan bahwa jika bukan karena Ali As., tidak akan ada pendamping yang sekufu untuk Fatimah Sa. sampai hari kiamat.[66] Menurut Allamah Amini, fakta bahwa tidak ada dari Nabi Adam As. dan keturunannya kecuali Ali As.  sama dengan Fatimah Sa., itu berarti bahwa dia lebih utama dari semua Nabi kecuali Nabi Muhammad saw.[67]
6. Alasan penciptaan dunia: Dalam hadits Laulak, keberadaan Nabi Islam Saw. disebutkan sebagai alasan penciptaan dunia [68] dan dalam beberapa riwayat lebih lanjut disebutkan bahwa jika Fatimah Sa. tidak ada, Tuhan tidak akan menciptakan Nabi saw dan Ali as.[69] Dalam beberapa hadits, Fatimah SA. bersama dengan Nabi SAW, Ali as dan Hasanain AS. disebutkan sebagai alasan penciptaan eksistensi.[70]
* Alasan penciptaan dunia: Dalam hadits Laulak, keberadaan Nabi Islam Saw. disebutkan sebagai alasan penciptaan dunia [68] dan dalam beberapa riwayat lebih lanjut disebutkan bahwa jika Fatimah Sa. tidak ada, Tuhan tidak akan menciptakan Nabi saw dan Ali as.[69] Dalam beberapa hadits, Fatimah SA. bersama dengan Nabi SAW, Ali as dan Hasanain AS. disebutkan sebagai alasan penciptaan eksistensi.[70]
7. Penjelmaan semua kebaikan:  Dikatakan dalam sebuah hadits Nabi SAW. bahwa jika keindahan dan kebaikan dapat diwujudkan dalam satu orang, maka itu adalah Fatimah Sa. Sebaliknya, Fatimah Sa. lebih unggul. Dalam kelanjutan hadis tersebut disebutkan bahwa Fatimah Sa. adalah manusia terbaik di muka bumi ini dari segi unsur, kehormatan dan martabat.[71]
* Penjelmaan semua kebaikan:  Dikatakan dalam sebuah hadits Nabi SAW. bahwa jika keindahan dan kebaikan dapat diwujudkan dalam satu orang, maka itu adalah Fatimah Sa. Sebaliknya, Fatimah Sa. lebih unggul. Dalam kelanjutan hadis tersebut disebutkan bahwa Fatimah Sa. adalah manusia terbaik di muka bumi ini dari segi unsur, kehormatan dan martabat.[71]
8. Orang yang paling dicintai Nabi saw: Menurut Riwayat Syiah dan Ahlusunnah, wanita yang paling dicintai Rasulullah saw adalah Fatimah dan pria yang paling dicintai adalah Ali as.[72]
* Orang yang paling dicintai Nabi saw: Menurut Riwayat Syiah dan Ahlusunnah, wanita yang paling dicintai Rasulullah saw adalah Fatimah dan pria yang paling dicintai adalah Ali as.[72]
9. Luasnya syafaat dan manifestasi rahmat Allah pada hari kiamat: Dalam sebuah riwayat dari Imam Baqir As., diriwayatkan bahwa Fatimah berhenti di pintu gerbang Neraka pada hari kiamat dan berdoa untuk kekasihnya dan pengikutnya dan keturunannya, dan Allah menerima syafaatnya.[73] Menurut hadis lain dari Imam Baqir as., pada hari kiamat Fatimah Sa. berhenti di pintu gerbang surga dan sebagai jawaban atas pertanyaan Tuhan kepadanya mengapa dia berhenti, dia berkata, " ya Allah saya ingin kedudukan dan keutamaanku diketahui pada hari ini, Allah berfirman: Wahai putri kecintaanku! Kembali dan lihat, siapa pun yang memiliki cinta padamu dan anak-anakmu di dalam hatinya, pegang tangannya dan bawa dia ke surga.[74] Abdul Husein Amini, penulis buku Al-Ghadir, berdasarkan riwayat [75] percaya bahwa Fatimah sama dengan Nabi saw. dan Imam Ali As. memiliki kedudukan syafaat terbesar di Hari kiamat dan bahkan memiliki keistimewaan khusus dan tiada bandinganya.[76]
* Luasnya syafaat dan manifestasi rahmat Allah pada hari kiamat: Dalam sebuah riwayat dari Imam Baqir As., diriwayatkan bahwa Fatimah berhenti di pintu gerbang Neraka pada hari kiamat dan berdoa untuk kekasihnya dan pengikutnya dan keturunannya, dan Allah menerima syafaatnya.[73] Menurut hadis lain dari Imam Baqir as., pada hari kiamat Fatimah Sa. berhenti di pintu gerbang surga dan sebagai jawaban atas pertanyaan Tuhan kepadanya mengapa dia berhenti, dia berkata, " ya Allah saya ingin kedudukan dan keutamaanku diketahui pada hari ini, Allah berfirman: Wahai putri kecintaanku! Kembali dan lihat, siapa pun yang memiliki cinta padamu dan anak-anakmu di dalam hatinya, pegang tangannya dan bawa dia ke surga.[74] Abdul Husein Amini, penulis buku Al-Ghadir, berdasarkan riwayat [75] percaya bahwa Fatimah sama dengan Nabi saw. dan Imam Ali As. memiliki kedudukan syafaat terbesar di Hari kiamat dan bahkan memiliki keistimewaan khusus dan tiada bandinganya.[76]
10 Hujjah Ilahi:  Menurut beberapa riwayat, Sayidah Zahra Sa.  adalah seperti Nabi dan dua belas imam, Hujjah dan waliyullah atas orang-orang.[77] Dalam sebuah riwayat yang dikaitkan dengan Imam Hasan Askari AS, yang tanpa sanad dalam Tafsir Atib al-Bayan, dikutip dari Sayyid Abdul Husein Tayyib, penafsir Quran Syiah abad ke-14 dan ke-15 H, mengatakan bahwa para imam AS. adalah Hujjah- Hujjah Allah  atas manusia dan Sayidah Fatimah Sa.  adalah Hujjah  ilahi atas para imam As.[78]  Menurut Abdullah Jawadi Amuli,  kriteria  KeHujjahan adalah kemashuman  dan kenabian, kerasulan  atau imamah tidak diperlukan di dalamnya, dan dengan  ini, jika seseorang  ma’sum , berarti  hujjah  ilahi. Dia menganggap kehujjahan Fatimah SA.  atas para imam as. dikarenakan Fatimah SA. menjadi mediator (perantara) dan penggunaan mushaf Fatimah oleh para imam dalam hal ilmu- ilmu gaib.[79]
* Hujjah Ilahi:  Menurut beberapa riwayat, Sayidah Zahra Sa.  adalah seperti Nabi dan dua belas imam, Hujjah dan waliyullah atas orang-orang.[77] Dalam sebuah riwayat yang dikaitkan dengan Imam Hasan Askari AS, yang tanpa sanad dalam Tafsir Atib al-Bayan, dikutip dari Sayyid Abdul Husein Tayyib, penafsir Quran Syiah abad ke-14 dan ke-15 H, mengatakan bahwa para imam AS. adalah Hujjah- Hujjah Allah  atas manusia dan Sayidah Fatimah Sa.  adalah Hujjah  ilahi atas para imam As.[78]  Menurut Abdullah Jawadi Amuli,  kriteria  KeHujjahan adalah kemashuman  dan kenabian, kerasulan  atau imamah tidak diperlukan di dalamnya, dan dengan  ini, jika seseorang  ma’sum , berarti  hujjah  ilahi. Dia menganggap kehujjahan Fatimah SA.  atas para imam as. dikarenakan Fatimah SA. menjadi mediator (perantara) dan penggunaan mushaf Fatimah oleh para imam dalam hal ilmu- ilmu gaib.[79]


Keutamaan Umum Ahl al-Bayt as
==Keutamaan Umum Ahl al-Bayt as==
Menurut para ulama Syiah, karena Fatimah adalah salah satu dari Ashabul kisa’ dan salah satu Ahl al-Bayt As., setiap keutamaan yang disebutkan untuk mereka juga termasuk Fatimah. Beberapa keutamaan tersebut adalah:
Menurut para ulama Syiah, karena Fatimah adalah salah satu dari Ashabul kisa’ dan salah satu Ahl al-Bayt As., setiap keutamaan yang disebutkan untuk mereka juga termasuk Fatimah. Beberapa keutamaan tersebut adalah:
1. Ahl al-Bayt As.  adalah setaraf dengan Al-Qur'an: hadits Saqalain yang terkenal adalah tentang posisi Al-Qur'an dan Ahl al-Bayt As. Nabi Saw bersabda: "Aku meninggalkan dua hal di antara kamu yang jika kamu berpegang padanya, kamu tidak akan pernah tersesat: Kitab Allah dan Ahlul baitku. [80] hadits ini telah diriwayatkan dalam sumber-sumber Syiah dan Ahlusunnah.[81]
* Ahl al-Bayt As.  adalah setaraf dengan Al-Qur'an: hadits Saqalain yang terkenal adalah tentang posisi Al-Qur'an dan Ahl al-Bayt As. Nabi Saw bersabda: "Aku meninggalkan dua hal di antara kamu yang jika kamu berpegang padanya, kamu tidak akan pernah tersesat: Kitab Allah dan Ahlul baitku. [80] hadits ini telah diriwayatkan dalam sumber-sumber Syiah dan Ahlusunnah.[81]
2. Dalam hadist Kisa’ : Hadits Kisa’  adalah tentang keutamaan lima orang dan disebutkan dalam sumber-sumber Syiah[82] dan Ahlusunnah[83]. Menurut riwayat ini, Nabi Islam SAW. menutupi keluarganya dengan kain sutra (kisa’) dan berdoa: "Ya Tuhan, inilah keluargaku." Bersihkan kotoran dari mereka dan sucikan mereka.” [84]
* Dalam hadist Kisa’ : Hadits Kisa’  adalah tentang keutamaan lima orang dan disebutkan dalam sumber-sumber Syiah[82] dan Ahlusunnah[83]. Menurut riwayat ini, Nabi Islam SAW. menutupi keluarganya dengan kain sutra (kisa’) dan berdoa: "Ya Tuhan, inilah keluargaku." Bersihkan kotoran dari mereka dan sucikan mereka.” [84]
3. Kapal penyelamat: Dalam hadits Safina, Nabi Islam membandingkan Ahl al-Bayt-nya dengan bahtera Nuh, bahwa siapa pun yang memasukinya akan selamat dan siapa pun yang tertinggal akan tenggelam.[85] Hadits ini telah dikutip dalam  Sumber-sumber syiah dan Ahlusunnah .[86]
* Kapal penyelamat: Dalam hadits Safina, Nabi Islam membandingkan Ahl al-Bayt-nya dengan bahtera Nuh, bahwa siapa pun yang memasukinya akan selamat dan siapa pun yang tertinggal akan tenggelam.[85] Hadits ini telah dikutip dalam  Sumber-sumber syiah dan Ahlusunnah .[86]
4. Aman Ahl al-Zamin: Dalam Hadits Aman, Nabi SAW. memperkenalkan Ahl al-Bayt (AS) sebagai Aman Ahl al-Zamin; Sebagaimana bintang Aman berasal dari langit.[87]
* Aman Ahl al-Zamin: Dalam Hadits Aman, Nabi SAW. memperkenalkan Ahl al-Bayt (AS) sebagai Aman Ahl al-Zamin; Sebagaimana bintang Aman berasal dari langit.[87]
5. Pengakuan pada wilayah Ahl al-Bayt AS. sebagai syarat bagi kesempurnaan para nabi: Menurut sebuah riwayat dari Nabi (saw), di alam Arwah para nabi tidak akan mencapai kesempurnaan kecuali ketika mengakui wilayah Ahl al-Bayt-nya yang disampaikan kepada mereka dan mereka menerima dan mengakuinya.[88] Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa pengakuan atas keutamaan dan kecintaan (atau ma’rifat) Sayidah Zahra SA.  dinyatakan sebagai syarat kesempurnaan para nabi.[89]
* Pengakuan pada wilayah Ahl al-Bayt AS. sebagai syarat bagi kesempurnaan para nabi: Menurut sebuah riwayat dari Nabi (saw), di alam Arwah para nabi tidak akan mencapai kesempurnaan kecuali ketika mengakui wilayah Ahl al-Bayt-nya yang disampaikan kepada mereka dan mereka menerima dan mengakuinya.[88] Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa pengakuan atas keutamaan dan kecintaan (atau ma’rifat) Sayidah Zahra SA.  dinyatakan sebagai syarat kesempurnaan para nabi.[89]
6. Kehadiran dalam posisi Aaraf: Allamah Tehrani percaya bahwa Sayidah Fatimah SA.  tidak diragukan lagi dalam status anak-anaknya yang ma’sum, dan alasan mengapa tidak ditentukan dalam riwayat ini bahwa dia berdiri di atas Aaraf adalah karena ada Orang yang kurang bijak berpikir bahwa Araaf benar-benar sebuah gunung yang didaki oleh Sayidah Zahra SA. Ini tidak sesuai dengan kehormatan dan kemaksumannya.  Dia juga mengklarifikasi bahwa alasannya adalah karena dalam riwayat yang telah dijelaskan di hadapan para imam; Nama Fatimah Sa. tidak disebutkan untuk menghormati martabatnya, terutama dalam riwayat, disebutkan bahwa nama tersebut tidak disebutkan karena kurangnya persepsi dan pemahaman masyarakat,  mereka tidak memahami fakta bahwa tidak ada jenis kelamin pada kedudukan  Aaraf yang lebih tinggi dari surga.Kewanitaan tidak bertentangan dengan maskulinitas dan semua gelar tersebut dihilangkan karena gelar tersebut terkait dengan tingkat ilmu yang lebih rendah dan milik surga dan neraka, yaitu mengapa nama suci Sayidah  Fatimah SA. disebutkan dalam gelar laki-laki Seperti dalam ayat 36 dan 37 Surah An- Nur, laki-laki bukan hanya para Imam, tetapi tentu termasuk  Sayidah Zahra SA. [90][Catatan 5]
* Kehadiran dalam posisi Aaraf: Allamah Tehrani percaya bahwa Sayidah Fatimah SA.  tidak diragukan lagi dalam status anak-anaknya yang ma’sum, dan alasan mengapa tidak ditentukan dalam riwayat ini bahwa dia berdiri di atas Aaraf adalah karena ada Orang yang kurang bijak berpikir bahwa Araaf benar-benar sebuah gunung yang didaki oleh Sayidah Zahra SA. Ini tidak sesuai dengan kehormatan dan kemaksumannya.  Dia juga mengklarifikasi bahwa alasannya adalah karena dalam riwayat yang telah dijelaskan di hadapan para imam; Nama Fatimah Sa. tidak disebutkan untuk menghormati martabatnya, terutama dalam riwayat, disebutkan bahwa nama tersebut tidak disebutkan karena kurangnya persepsi dan pemahaman masyarakat,  mereka tidak memahami fakta bahwa tidak ada jenis kelamin pada kedudukan  Aaraf yang lebih tinggi dari surga.Kewanitaan tidak bertentangan dengan maskulinitas dan semua gelar tersebut dihilangkan karena gelar tersebut terkait dengan tingkat ilmu yang lebih rendah dan milik surga dan neraka, yaitu mengapa nama suci Sayidah  Fatimah SA. disebutkan dalam gelar laki-laki Seperti dalam ayat 36 dan 37 Surah An- Nur, laki-laki bukan hanya para Imam, tetapi tentu termasuk  Sayidah Zahra SA. [90][Catatan 5]


Fatimah lebih Unggul dari para Nabi dan Imam
==Fatimah lebih Unggul dari para Nabi dan Imam==
Beberapa ulama Syiah, mengutip beberapa hadits, percaya bahwa Fatimah setelah Rasulullah dan Imam Ali As. lebih unggul dari semua Nabi, para imam dan makhluk setelah Rasulullah saw. [91] Misalnya menurut pendapat Abdul Husein Tayyib dalam tafsir Atib al-Bayan, hadits Fathimah Sa.  sama dengan Imam Ali As.  dan hadits «نحن حجج الله علی خلقه و جدتنا فاطمة حجة الله علینا “Kami adalah Hujjatullah atas semua manusia dan Fatimah Sa.  adalah Hujjatullah atas kami" menunjukkan bahwa setelah Nabi Saw. dan Imam Ali As., Sayidah Fatimah Sa.  lebih unggul dari semua Nabi dan Waliyullah.[92]  
Beberapa ulama Syiah, mengutip beberapa hadits, percaya bahwa Fatimah setelah Rasulullah dan Imam Ali As. lebih unggul dari semua Nabi, para imam dan makhluk setelah Rasulullah saw. [91] Misalnya menurut pendapat Abdul Husein Tayyib dalam tafsir Atib al-Bayan, hadits Fathimah Sa.  sama dengan Imam Ali As.  dan hadits «نحن حجج الله علی خلقه و جدتنا فاطمة حجة الله علینا “Kami adalah Hujjatullah atas semua manusia dan Fatimah Sa.  adalah Hujjatullah atas kami" menunjukkan bahwa setelah Nabi Saw. dan Imam Ali As., Sayidah Fatimah Sa.  lebih unggul dari semua Nabi dan Waliyullah.[92]  
Ismail Ansari Zanjani dalam bukunya “Al-Masua'a al-Kubra an Fatimah Az- Zahra “juga memiliki riwayat seperti hadits Fatimah Sa.  yang sama kedudukannya dengan Imam Ali As., Fatimah Sa. menjadi Hujjah para imam As., Fatimah teladan bagi Imam Mahdi As.  dan hadist Mufradh At- thaa’  tentang  dalil keunggulan Fatimah Sa. Dari semua makhluk, semua Nabi dan Imam kecuali Nabi Muhammad Saw.  dan Imam Ali As. [93]
Ismail Ansari Zanjani dalam bukunya “Al-Masua'a al-Kubra an Fatimah Az- Zahra “juga memiliki riwayat seperti hadits Fatimah Sa.  yang sama kedudukannya dengan Imam Ali As., Fatimah Sa. menjadi Hujjah para imam As., Fatimah teladan bagi Imam Mahdi As.  dan hadist Mufradh At- thaa’  tentang  dalil keunggulan Fatimah Sa. Dari semua makhluk, semua Nabi dan Imam kecuali Nabi Muhammad Saw.  dan Imam Ali As. [93]
Pengguna anonim