Pengguna anonim
Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa: Perbedaan antara revisi
Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa (lihat sumber)
Revisi per 14 Februari 2023 16.18
, 14 Februari 2023tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 3: | Baris 3: | ||
| kualitas =b | | kualitas =b | ||
| link =sudah | | link =sudah | ||
| foto = | | foto =sudah | ||
| kategori =sudah | | kategori =sudah | ||
| infobox =- | | infobox =- | ||
Baris 20: | Baris 20: | ||
Dikatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini salah satunya adalah karena Abu bakar sangat membutuhkan baiat Imam Ali as untuk memperkuat posisi kepemimpinannya. Menurut perkataan Muhammad Hadi Yusufi Gharawi, peneliti sejarah Islam, peristiwa ini terjadi 50 hari setelah wafatnya [[Rasulullah saw]]. | Dikatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini salah satunya adalah karena Abu bakar sangat membutuhkan baiat Imam Ali as untuk memperkuat posisi kepemimpinannya. Menurut perkataan Muhammad Hadi Yusufi Gharawi, peneliti sejarah Islam, peristiwa ini terjadi 50 hari setelah wafatnya [[Rasulullah saw]]. | ||
Menurut penukilan kitab ''Sulaim'' dan kitab ''al-Imamah wa al-Siyasah'' bahwa dalam pertemuannya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Sayidah Fatimah sa membacakan [[Hadis Badh'ah]] dan menjadikan | Menurut penukilan kitab ''Sulaim'' dan kitab ''al-Imamah wa al-Siyasah'' bahwa dalam pertemuannya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Sayidah Fatimah sa membacakan [[Hadis Badh'ah]] dan menjadikan Allah swt sebagai saksi bahwa keduanya telah mengganggunya dan membuatnya marah. | ||
Menurut sumber-sumber Ahlusunah yang dikutip dari Abu Bakar bahwa didetik-detik akhir kehidupannya, ia (Abu Bakar) menyesali perbuatannya dan berkata seandainya di waktu itu ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Sayidah Fatimah sa. | Menurut sumber-sumber Ahlusunah yang dikutip dari Abu Bakar bahwa didetik-detik akhir kehidupannya, ia (Abu Bakar) menyesali perbuatannya dan berkata seandainya di waktu itu ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Sayidah Fatimah sa. | ||
Baris 58: | Baris 58: | ||
Dalam kitab ''al-Ikhtishash'' yang dinisbahkan kepada [[Syekh al-Mufid]] tertulis bahwa ketika Imam Ali as dibawa menuju [[Masjid]], Zubair yang ada dalam rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa menghunuskan pedangnya dan berkata wahai putra-putra [[Abdul Mutthalib]]! Apakah kalian masih hidup, sementara Ali diperlakukan seperti ini? Ia menyerang Umar namun Khalid bin Walid melemparnya dengan batu sehingga pedangnya terlepas dari tangannya, lalu Umar mengambil pedang tersebut dan membenturkannya ke batu sampai pedang tersebut patah.<ref>Dinisbatkan kepada Syekh Mufid, ''al-Ikhtishāsh,'' hlm. 186.</ref> berdasarkan penukilan Thabari sebagai sejarawan abad ketiga, ketika Zubair keluar dari rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, kakinya terpeleset sampai pedangnya terjatuh dari tangannya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref> | Dalam kitab ''al-Ikhtishash'' yang dinisbahkan kepada [[Syekh al-Mufid]] tertulis bahwa ketika Imam Ali as dibawa menuju [[Masjid]], Zubair yang ada dalam rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa menghunuskan pedangnya dan berkata wahai putra-putra [[Abdul Mutthalib]]! Apakah kalian masih hidup, sementara Ali diperlakukan seperti ini? Ia menyerang Umar namun Khalid bin Walid melemparnya dengan batu sehingga pedangnya terlepas dari tangannya, lalu Umar mengambil pedang tersebut dan membenturkannya ke batu sampai pedang tersebut patah.<ref>Dinisbatkan kepada Syekh Mufid, ''al-Ikhtishāsh,'' hlm. 186.</ref> berdasarkan penukilan Thabari sebagai sejarawan abad ketiga, ketika Zubair keluar dari rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa, kakinya terpeleset sampai pedangnya terjatuh dari tangannya.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 3, hlm. 202.</ref> | ||
Kemudian, mereka membawa Imam Ali as ke hadapan Abu Bakar dan mengancamnya bahwa jika tidak | Kemudian, mereka membawa Imam Ali as ke hadapan Abu Bakar dan mengancamnya bahwa jika tidak ber[[baiat]] maka akan dipenggal kepalanya.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah,'' jld. 1, hlm. 30-31.</ref> dalam kitab ''Sulaim ''tertulis bahwa Imam Ali berdebat dengan mereka yang ada dalam kumpulan tersebut dan mengingatkan perkataan Rasulullah saw di [[Peristiwa Ghadir|hari Ghadir]] dan di hari-hari lainnya kepada seluruh yang hadir di tempat tersebut berkaitan dengan kepemimpinannya sebagai pengganti Rasulullah saw, tetapi Abu Bakar berkata bahwa Rasulullah saw pernah bersabda bahwa kenabian dan kepemimpinan tidak akan berkumpul dalam ahlul baitnya.<ref>Sulaim bin Qais, ''Kitāb Sulaim bin Qais,'' jld. 1, hlm. 153-155.</ref> | ||
Berdasarkan perkataan [[Syekh al-Mufid|Syekh Mufid]] bahwa pada hari Saqifah, Imam Ali as tidak berbaiat kepada Abu Bakar, tetapi berkaitan dengan apakah Imam Ali as setelah itu ia berbaiat atau tidak, ada beberapa catatan terkait hal tersebut. Salah satunya adalah bahwa setelah 40 hari atau enam bulan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa, Imam Ali as berbaiat kepadanya. Syekh Mufid sendiri meyakini bahwa Imam Ali as sama sekali tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Mufid, ''al-Fushūl al-Mukhtārah,'' hlm. 56-57.</ref> | Berdasarkan perkataan [[Syekh al-Mufid|Syekh Mufid]] bahwa pada hari Saqifah, Imam Ali as tidak berbaiat kepada Abu Bakar, tetapi berkaitan dengan apakah Imam Ali as setelah itu ia berbaiat atau tidak, ada beberapa catatan terkait hal tersebut. Salah satunya adalah bahwa setelah 40 hari atau enam bulan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa, Imam Ali as berbaiat kepadanya. Syekh Mufid sendiri meyakini bahwa Imam Ali as sama sekali tidak pernah berbaiat kepada Abu Bakar.<ref>Mufid, ''al-Fushūl al-Mukhtārah,'' hlm. 56-57.</ref> | ||
Baris 70: | Baris 70: | ||
Pada kali keempat, Umar mendatangi rumah Sayidah Fatimah sa untuk membawa Imam Ali as, Sayidah Fatimah az-Zahra sa berseru keras,"Wahai Ayah! Wahai Rasulullah! Setelah kepergianmu, betapa banyaknya penderitaan yang kami alami atas perlakuan yang dilakukan oleh putra Khattab dan putra Abu Quhafah terhadap kami!". Setelah mendengar seruan Sayidah Fatimah az-Zahra, Sebagian orang yang bersama Umar terharu mendengar seruan tersebut dan memutuskan kembali ke rumahnya masing-masing.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsyah,'' jld. 1, hlm. 30-31; Syusytari, ''Ihqāq al-Haqq,'' jld. 33, hlm. 360.</ref> | Pada kali keempat, Umar mendatangi rumah Sayidah Fatimah sa untuk membawa Imam Ali as, Sayidah Fatimah az-Zahra sa berseru keras,"Wahai Ayah! Wahai Rasulullah! Setelah kepergianmu, betapa banyaknya penderitaan yang kami alami atas perlakuan yang dilakukan oleh putra Khattab dan putra Abu Quhafah terhadap kami!". Setelah mendengar seruan Sayidah Fatimah az-Zahra, Sebagian orang yang bersama Umar terharu mendengar seruan tersebut dan memutuskan kembali ke rumahnya masing-masing.<ref>Ibn Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsyah,'' jld. 1, hlm. 30-31; Syusytari, ''Ihqāq al-Haqq,'' jld. 33, hlm. 360.</ref> | ||
Menurut | Menurut Ya'qubi, Sayidah Fatimah sa berkata kepada mereka yang memasuki rumahnya secara paksa, "Aku bersumpah demi [[Allah swt]] jika kalian tidak keluar dari rumahku maka Aku akan menyeru kepada Allah swt untuk meminta keadilan". Setelah mereka mendengar ucapan Sayidah az-Zahra sa, semuanya keluar dari rumah tersebut.<ref>Ya'qubi, ''Tārīkh al-Ya'qūbī,'' jld. 2, hlm. 126.</ref> | ||
Abu Bakar Jauhari (w. 323 H) menyebutkan dalam kitab ''al-Saqifah wa Fadak'' bahwa ketika Umar membawa Imam Ali as secara paksa keluar dari rumahnya, Fatimah az-Zahra sa berdiri di sisi pintu rumah dan berkata kepada Abu Bakar, "Betapa cepatnya engkau menyerang keluarga Rasulullah saw! Demi Allah swt, Aku tidak akan berbicara dengan Umar hingga aku dipanggil oleh-Nya."<ref>Jauhari, ''as-Saqīfah Wa Fadak,'' hlm. 53; Ibn Abil Hadid, ''Syarh Nahj al-Balāghah,'' jld. 2, hlm. 138.</ref> Kelanjutan riwayat ini menyebutkan bahwa setelah kejadian tersebut, beberapa waktu kemudian Abu Bakar mendatangi Sayidah Fatimah az-Zahra untuk meminta maaf, lalu Sayidah az-Zahra sa memaafkannya.<ref>Jauhari, ''as-Saqīfah Wa Fadak,'' hlm. 53.</ref> Namun berdasarkan riwayat yang lain yang terdapat dalam kitab ''Shahih Bukhari'' bahwa Sayidah Fatimah az-Zahra sa juga marah kepada Abu Bakar karena merampas [[Fadak|tanah Fadak]] dari tangan Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan selama beliau masih hidup, beliau tidak ridha dan tidak berbicara kepadanya.<ref>Bukhari, ''Shahīh al-Bukhārī,'' jl. 8, hlm. 149, no. 6727.</ref> | Abu Bakar Jauhari (w. 323 H) menyebutkan dalam kitab ''al-Saqifah wa Fadak'' bahwa ketika Umar membawa Imam Ali as secara paksa keluar dari rumahnya, Fatimah az-Zahra sa berdiri di sisi pintu rumah dan berkata kepada Abu Bakar, "Betapa cepatnya engkau menyerang keluarga Rasulullah saw! Demi Allah swt, Aku tidak akan berbicara dengan Umar hingga aku dipanggil oleh-Nya."<ref>Jauhari, ''as-Saqīfah Wa Fadak,'' hlm. 53; Ibn Abil Hadid, ''Syarh Nahj al-Balāghah,'' jld. 2, hlm. 138.</ref> Kelanjutan riwayat ini menyebutkan bahwa setelah kejadian tersebut, beberapa waktu kemudian Abu Bakar mendatangi Sayidah Fatimah az-Zahra untuk meminta maaf, lalu Sayidah az-Zahra sa memaafkannya.<ref>Jauhari, ''as-Saqīfah Wa Fadak,'' hlm. 53.</ref> Namun berdasarkan riwayat yang lain yang terdapat dalam kitab ''Shahih Bukhari'' bahwa Sayidah Fatimah az-Zahra sa juga marah kepada Abu Bakar karena merampas [[Fadak|tanah Fadak]] dari tangan Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan selama beliau masih hidup, beliau tidak ridha dan tidak berbicara kepadanya.<ref>Bukhari, ''Shahīh al-Bukhārī,'' jl. 8, hlm. 149, no. 6727.</ref> |