Lompat ke isi

Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa''' dengan bersandar pada kehadiran Umar bin Khattab dan para sahabatnya di depan rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa untuk memaggil Imam Ali as dan orang-orang yang hadir dalam rumah tersebut supaya berbaiat kepada Abu Bakar. Berbagai sumber, baik dari Syiah maupun dari Sunni meriwayatkan bahwa peristiwa ini terjadi setelah wafatnya Rasulullah saw (28 Shafar 11 H), Umar bin Khattab mengancam bahwa jika para penghuni rumah tidak keluar maka ia akan membakar rumah tersebut.
'''Penyerangan Rumah Fatimah Zahra sa''' adalah peristiwa yang mengacu pada kedatangan [[Umar bin Khattab]] bersama teman-temanya di depan rumah [[Sayidah Fatimah az-Zahra sa]] untuk memaggil [[Imam Ali as]] dan orang-orang yang hadir dalam rumah tersebut agar berbaiat kepada [[Abu Bakar]]. Berbagai sumber, baik dari [[Syiah]] maupun dari Sunni meriwayatkan bahwa peristiwa ini terjadi setelah wafatnya Rasulullah saw (28 Shafar 11 H), Umar bin Khattab mengancam bahwa jika para penghuni rumah tidak keluar maka ia akan membakar rumah tersebut.
Dalam kitab Sulaim bin Qays, Itsbat al-washiyyah dan Tafsir al-'Ayyasyi sebagai sumber pertama dalam mazhab Ahlulbait menyebutkan bahwa insiden ini yaitu pendobrakan dan pembakaran pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa menyebabkan janin Sayidah Fatimah az-Zahra sa yang ada dalam perutnya bernama Muhsin keguguran dan selang beberapa waktu setelah kejadian tersebut, beliau menyambut panggilan Allah swt. Sumber-sumber Ahlusunah mengingkari peristiwa pembakaran pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan mengingkari keterlukaannya beliau akibat insiden tersebut dan mereka justru menuduh para perawi riwayat tersebut sebagai seorang Rafidah.
 
kebutuhan Abu Bakar atas baiat Imam Ali as adalah untuk memperkuat posisi kepemimpinannya dan penolakan Imam Ali as untuk berbaiat kepadanya diyakini sebagai salah satu faktor insiden tersebut. Menurut Muhammad Hadi Yusufi Gharawi (lahir 1327 HS), seorang peneliti sejarah Islam mengatakan bahwa peristiwa ini terjadi sekitar 50 hari setelah wafatnya Rasulullah saw.
Dalam kitab ''Sulaim bin Qays'', ''Itsbat al-Washiyyah'' dan ''Tafsir al-'Ayyasyi'' sebagai sumber pertama dalam mazhab Ahlulbait menyebutkan bahwa peristiwa ini yang berakhir dengan pendobrakan dan pembakaran pintu rumah menyebabkan janin yang dikandung Sayidah Fatimah sa yang bernama Muhsin keguguran dan selang beberapa waktu setelah kejadian tersebut, Sayidah Fatimah sa menyambut panggilan Allah swt.  
Menurut tukilan kitab Sulaim dan kitab al-Imamah wa al-Siyasah bahwa dalam pertemuannya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Sayidah Fatimah sa membacakan "hadis Badh'ah" dan menjadikan Allah swt sebagai saksinya bahwa keduanya telah mengganggunya dan membuatnya marah. Menurut sumber-sumber Ahlusunah yang dikutip dari Abu Bakar bahwa didetik-detik akhir kehidupannya, ia (Abu Bakar) berkata seandainya di waktu itu ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Sayidah Fatimah.
 
Sumber-sumber [[Ahlusunah]] mengingkari peristiwa pembakaran pintu rumah dan tidak mengakui bahwa Sayidah Fatimah sa terluka pada insiden tersebut bahkan mereka justru menuduh para perawi riwayat tersebut sebagai seorang [[Rafidhi]].
 
Dikatakan bahwa faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa ini salah satunya adalah karena Abu bakar sangat membutuhkan baiat Imam Ali as untuk memperkuat posisi kepemimpinannya. Menurut perkataan Muhammad Hadi Yusufi Gharawi, peneliti sejarah Islam, peristiwa ini terjadi 50 hari setelah wafatnya [[Rasulullah saw]].
 
Menurut penukilan kitab ''Sulaim'' dan kitab ''al-Imamah wa al-Siyasah'' bahwa dalam pertemuannya dengan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Sayidah Fatimah sa membacakan [[Hadis Badh'ah]] dan menjadikan ''Allah swt'' sebagai saksi bahwa keduanya telah mengganggunya dan membuatnya marah.  
 
Menurut sumber-sumber Ahlusunah yang dikutip dari Abu Bakar bahwa didetik-detik akhir kehidupannya, ia (Abu Bakar) menyesali perbuatannya dan berkata seandainya di waktu itu ia tidak memerintahkan untuk memasuki rumah Sayidah Fatimah sa.


==Kedudukan==
==Kedudukan==
Peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa terjadi setelah Peristiwa Saqifah Bani Saidah dan dengan tujuan mengambil baiat dari Imam Ali as untuk kepemimpinan Abu Bakar <ref>Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah, jld. 1, hal. 30-31.</ref>, dan berakhir dengan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa <ref>Thabari Imami, ''Dalā'il al-Imāmah, hal. 134.</ref>. peristiwa inilah yang memberikan efek atas hubungan Syiah dan Sunni. Sebagian sumber-sumber pertama dalam mazhab Ahlul Bait seperti Kitab Sulaim, Itsbat al-Washiyah, Tafsir 'Ayasyi dan Dalail al-Imamah melaporkan peristiwa penyerangan tersebut dan pesan-pesan yang terdapat didalamnya<ref>Sulaim bin Qays, ''Kitāb Sulaim bin Qays,'' jld. 1, hal. 150; Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyyah,'' jld. 1, hal. 146; 'Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hal. 67.</ref> dan sebaliknya dalam sumber-sumber Ahlusunah mengingkari peristiwa pembakaran pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra dan peristiwa kegugurannya Muhsin putra  Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan menganggap bahwa perawi Riwayat tersebut adalah Rafidah dan tidak terpercaya.<ref>Safadi, ''al-Wāfī bi al-Wafayāt,'' jld. 6, hlm. 15; Dzahabi, ''Siar A'lām an-Nubalā', '' jld. 15, hlm. 578; Ibn Hajar Asqalani, ''Lisān al-Mīzān,'' jld. 1, hlm. 609.</ref>
Peristiwa penyerangan ke rumah Sayidah Fatimah az-Zahra sa terjadi setelah Peristiwa [[Saqifah Bani Sa'idah]] dan dengan tujuan mengambil baiat dari Imam Ali as untuk kepemimpinan Abu Bakar <ref>Ibnu Qutaibah, ''al-Imāmah wa as-Siyāsah, jld. 1, hal. 30-31.</ref>, yang menyebabkan kesyahidan Sayidah Fatimah az-Zahra sa <ref>Thabari Imami, ''Dalā'il al-Imāmah, hal. 134.</ref>. Peristiwa ini merupakan salah satu dari beberapa masalah yang mempengaruhi hubungan Syiah dan Sunni.  
Para pencinta Ahlulbait Nabi menamakan hari-hari Fatimah pada hari sahadahnya Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan melaksanakan majelis duka untuknya pada hari-hari tersebut.<ref>''Ayyam-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme-e az-Zahrā Salām Allāh 'Alaihā Dar Pakestan,'' Site IRNA (https://www.irna.ir/photo/2652032/%D8%A7%DB%8C%D8%A7%D9%85-%D8%B4%DA%BE%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B2%DA%BE%D8%B1%D8%A7-%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%84%DB%81-%D8%B9%D9%84%DB%8C%DA%BE%D8%A7-%D8%AF%D8%B1-%D9%BE%D8%A7%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86); ''Marasem-e Suguwari-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme (as) Dar Jumhuri-e Azarbeijan wa Tajikestan,'' Site Tajik IRIB (http://tajik.irib.ir/persian/news/%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86/item/18271-%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85-%D8%B3%D9%88%DA%AF%D9%88%D8%A7%D8%B1%DB%8C-%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%B3-%D8%AF%D8%B1-%D8%AC%D9%85%D9%87%D9%88%D8%B1%DB%8C-%D8%A2%D8%B0%D8%B1%D8%A8%D8%A7%DB%8C%D8%AC%D8%A7%D9%86-%D9%88-%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86); ''Suguwari-e Ayyam-e Fatemiyye Dar Markaz-e Eslami Hamburg,'' Site Mehr News (https://www.mehrnews.com/photo/3922514/%C2%AB%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85).</ref> (6)(7)
 
Sebagian sumber-sumber pertama dalam mazhab Ahlul Bait seperti Kitab ''Sulaim'', ''Itsbat al-Washiyah'', ''Tafsir 'Ayasyi'' dan ''Dalail al-Imamah'' mencatat peristiwa penyerangan tersebut dan pesan-pesan yang terdapat didalamnya. <ref>Sulaim bin Qays, ''Kitāb Sulaim bin Qays,'' jld. 1, hal. 150; Mas'udi, ''Itsbāt al-Washiyyah,'' jld. 1, hal. 146; 'Ayyasyi, ''Tafsīr al-'Ayyāsyī,'' jld. 2, hal. 67.</ref> Sebaliknya dalam sumber-sumber Ahlusunah mengingkari peristiwa pembakaran pintu rumah Sayidah Fatimah az-Zahra dan peristiwa kegugurannya Muhsin putra  Sayidah Fatimah az-Zahra sa dan menganggap bahwa perawi riwayat tersebut adalah Rafidah dan tidak dapat terpercaya.<ref>Safadi, ''al-Wāfī bi al-Wafayāt,'' jld. 6, hlm. 15; Dzahabi, ''Siar A'lām an-Nubalā', '' jld. 15, hlm. 578; Ibn Hajar Asqalani, ''Lisān al-Mīzān,'' jld. 1, hlm. 609.</ref>
 
Para pencinta Ahlulbait Nabi saw mengadakan majelis duka setiap taunnya untuk mengenang hari kesyahidan Sayidah Fatimah sa yang dinamakan [[Hari-hari Fatimiyah]].<ref>[https://www.irna.ir/photo/2652032/%D8%A7%DB%8C%D8%A7%D9%85-%D8%B4%DA%BE%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%A7%D9%84%D8%B2%DA%BE%D8%B1%D8%A7-%D8%B3%D9%84%D8%A7%D9%85-%D8%A7%D9%84%D9%84%DB%81-%D8%B9%D9%84%DB%8C%DA%BE%D8%A7-%D8%AF%D8%B1-%D9%BE%D8%A7%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86 ''Ayyam-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme-e az-Zahrā Salām Allāh 'Alaihā Dar Pakestan,''] Site IRNA; [http://tajik.irib.ir/persian/news/%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86/item/18271-%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85-%D8%B3%D9%88%DA%AF%D9%88%D8%A7%D8%B1%DB%8C-%D8%B4%D9%87%D8%A7%D8%AF%D8%AA-%D8%AD%D8%B6%D8%B1%D8%AA-%D9%81%D8%A7%D8%B7%D9%85%D9%87-%D8%B3-%D8%AF%D8%B1-%D8%AC%D9%85%D9%87%D9%88%D8%B1%DB%8C-%D8%A2%D8%B0%D8%B1%D8%A8%D8%A7%DB%8C%D8%AC%D8%A7%D9%86-%D9%88-%D8%AA%D8%A7%D8%AC%DB%8C%DA%A9%D8%B3%D8%AA%D8%A7%D9%86 ''Marasem-e Suguwari-e Syahadat-e Hazrat-e Fateme (as) Dar Jumhuri-e Azarbeijan wa Tajikestan,''] Site Tajik IRIB; [[https://www.mehrnews.com/photo/3922514/%C2%AB%D9%85%D8%B1%D8%A7%D8%B3%D9%85 ''Suguwari-e Ayyam-e Fatemiyye Dar Markaz-e Eslami Hamburg,''] Site Mehr News].</ref>


==Kedudukan Rumah Sayidah Fatimah sa dan Penghuninya==
==Kedudukan Rumah Sayidah Fatimah sa dan Penghuninya==
Pengguna anonim