Lompat ke isi

Peristiwa Terbunuhnya Utsman: Perbedaan antara revisi

imported>Rosyid
imported>Rosyid
Baris 69: Baris 69:


==Aisyah==
==Aisyah==
Menurut Muhammad bin Jarir Thabari, [[Aisyah]] berkata tentang Utsman, "Bunuhlah orang tua bodoh itu[Catatan 1] karena dia telah kafir".[77]
Menurut Muhammad bin Jarir Thabari, [[Aisyah]] berkata tentang Utsman, "Bunuhlah orang tua bodoh itu[Catatan 1] karena dia telah kafir".<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 4, hlm. 459.</ref>
Ketika pemberontak berada di Madinah, Marwan bin Hakam meminta Aisyah untuk menengahi antara Khalifah dan pemberontak. Aisyah menjadikan perjalanan haji sebagai alasan dan mengatakan bahwa dia senang kalau dirinya memotong Utsman menjadi beberapa bagian dan melemparkannya ke laut.[78] Setelah kematian Utsman, Aisyah mengubah posisinya dan mengklaim bahwa dia menuntut darahnya. Dalam surat Sa’ad bin Abi Waqash kepada Ibn Ash dituliskan bahwa: Dia dibunuh dengan sebuah pedang, dimana Aisha lah yang merencanakan dan Talhah yang menyepurnakannya.[80] Namun, setelah pembunuhan Utsman dan orang-orang yang berjanji setia kepada Ali as, Aisyah kembali ke Mekah, dan memberikan pidato kepada orang-orang, serta menyebutkan bahwa Imam Ali as adalah orang yang bertanggung jawab dalam pembunuhan Utsman.[81] Dengan perubahan sikap Aisyah ini, Ummu Salamah, istri Nabi Saw menegurnya dengan keras bahwa anda telah menghasut orang-orang untuk membunuh Utsman, akan tetapi hari ini anda mengatakan hal ini.[82] Aisyah menjawab: Apa yang saya katakan sekarang lebih baik daripada apa yang saya katakan saat itu.[83]
Ketika pemberontak berada di Madinah, Marwan bin Hakam meminta Aisyah untuk menengahi antara Khalifah dan pemberontak. Aisyah menjadikan perjalanan haji sebagai alasan dan mengatakan bahwa dia senang kalau dirinya memotong Utsman menjadi beberapa bagian dan melemparkannya ke laut.<ref>Ya'qubi, ''Tārīkh al-Yā'qūbī,'' jld. 2, hlm. 175.</ref> Setelah kematian Utsman, Aisyah mengubah posisinya dan mengklaim bahwa dia menuntut darahnya. Dalam surat Sa’ad bin Abi Waqash kepada Ibn Ash dituliskan bahwa: Dia dibunuh dengan sebuah pedang, dimana Aisha lah yang merencanakan dan Talhah yang menyepurnakannya.<ref>Abdul Makshud, ''al-Imām Alī bin Abī Thālib,'' jld. 2, hlm. 236.</ref> Namun, setelah pembunuhan Utsman dan orang-orang yang berjanji setia kepada Ali as, Aisyah kembali ke Mekah, dan memberikan pidato kepada orang-orang, serta menyebutkan bahwa Imam Ali as adalah orang yang bertanggung jawab dalam pembunuhan Utsman.<ref>Abdul Makshud, ''al-Imām Alī bin Abī Thālib,'' jld. 2, hlm. 267.</ref> Dengan perubahan sikap Aisyah ini, Ummu Salamah, istri Nabi Saw menegurnya dengan keras bahwa anda telah menghasut orang-orang untuk membunuh Utsman, akan tetapi hari ini anda mengatakan hal ini.<ref>Ibn A'tsam, ''al-Futūh,'' jld. 2, hlm. 437.</ref> Aisyah menjawab: Apa yang saya katakan sekarang lebih baik daripada apa yang saya katakan saat itu.<ref>Thabari, ''Tārīkh al-Umam wa al-Mulūk,'' jld. 4, hlm. 459.</ref>


Beberapa Konsekuensi Peristiwa
Beberapa Konsekuensi Peristiwa
Pembunuhan Utsman memiliki konsekuensi di kemudian hari, beberapa di antaranya adalah:
Pembunuhan Utsman memiliki konsekuensi di kemudian hari, beberapa di antaranya adalah:
• Peristiwa ini yang mendasari terjadi perang pada masa kekhalifahan Imam Ali as; Menurut sejarawan, perang Jamal dimulai oleh Aisyah, Thalhah dan Zubair dengan dalih menginginkan darah Utsman.[84] Tentu saja, Imam Ali as dalam sebuah surat kepada mereka berbicara tentang ketiadaan peran dirinya dalam pembunuhan Utsman dan mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak menginginkan untuk menuntut darah Utsman.[85] Imam Ali as juga mengatakan tentang Thalhah dan Zubair bahwa mereka menuntut hak yang mereka tinggalkan dan mereka menggunakan balas dendam untuk darah Utsman sebagai alasan saja, padahal mereka sendiri yang menumpahkan darahnya.[86]
• Peristiwa ini yang mendasari terjadi perang pada masa kekhalifahan Imam Ali as; Menurut sejarawan, perang Jamal dimulai oleh Aisyah, Thalhah dan Zubair dengan dalih menginginkan darah Utsman.<ref>Lihat Ibn Atsir, ''al-Kāmil,'' jld. 3, hlm. 205-208.</ref> Tentu saja, Imam Ali as dalam sebuah surat kepada mereka berbicara tentang ketiadaan peran dirinya dalam pembunuhan Utsman dan mengatakan bahwa mereka sebenarnya tidak menginginkan untuk menuntut darah Utsman.<ref>''Nahj al-Balāghah,'' surat 54.</ref> Imam Ali as juga mengatakan tentang Thalhah dan Zubair bahwa mereka menuntut hak yang mereka tinggalkan dan mereka menggunakan balas dendam untuk darah Utsman sebagai alasan saja, padahal mereka sendiri yang menumpahkan darahnya.<ref>''Nahj al-Balāghah,'' khutbah 22</ref>
• Berkobarnya perselisihan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim: Bani Umayyah menggunakan peristiwa pembunuhan Utsman sebagai sarana untuk mengembalikan supremasi dan kekuasaan mereka di antara orang-orang Arab. Menurut pernyataan Rasul Jafarian, kematian Utsman adalah yang paling bermanfaat bagi Muawiyah.[89 ] Setelah peristiwa pembunuhan Utsman, dia pergi ke mimbar dan menganggap dirinya sebagai penuntut darah Utsman.[91] Dan potongan jari istri Utsman Nailah beserta baju Utsman menjadi alat untuk memprovokasi rakyat Syam.[91]
• Berkobarnya perselisihan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim: Bani Umayyah menggunakan peristiwa pembunuhan Utsman sebagai sarana untuk mengembalikan supremasi dan kekuasaan mereka di antara orang-orang Arab. Menurut pernyataan Rasul Jafarian, kematian Utsman adalah yang paling bermanfaat bagi Muawiyah.<ref>Ja'fariyan, ''Tārīkh-e Khulafā,'' hlm. 178.</ref> Setelah peristiwa pembunuhan Utsman, dia pergi ke mimbar dan menganggap dirinya sebagai penuntut darah Utsman.<ref>Nashr bin Muzahim, ''Waq'ah Shiffīn,'' hlm. 81.</ref> Dan potongan jari istri Utsman Nailah beserta baju Utsman menjadi alat untuk memprovokasi rakyat Syam.<ref>Ibn at-Thaqthaqi, ''al-Fakhrī,'' hlm. 104.</ref>
• Terbentuknya pemikiran Nashibi. Dikatakan bahwa pandangan Nashibi dimulai dengan terjadinya peristiwa pembunuhan Utsman dan diresmikan di zaman pemerintahan Umayyah.[92]
• Terbentuknya pemikiran Nashibi. Dikatakan bahwa pandangan Nashibi dimulai dengan terjadinya peristiwa pembunuhan Utsman dan diresmikan di zaman pemerintahan Umayyah.<ref>Kausari, ''Barresi-e Risyeha-e Tarikhi-e Nasebigari,'' Majalah Seraj-e Munir, vol. 16, hlm. 99.</ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim