Lompat ke isi

'Alaihissalam: Perbedaan antara revisi

1.196 bita ditambahkan ,  15 November 2022
imported>Rosyid
imported>Rosyid
Baris 35: Baris 35:


==Hukum dan Falsafah==
==Hukum dan Falsafah==
[[Syahid Tsani]], seorang fakih Syiah abad 10 H dalam etika dan adab menulis karya-karya ilmiah ilmu keislaman mempersyaratkan penulisan 'alahissalam setelah menuliska nama para Imam. [30]. Menurut Fakhrul Muhaqqiqin, seorang fakih Syiah abad 8 H menyebutkan para ulama Syiah membolehkan mengirimkan salam dan salawat untuk semua orang-orang mukmin. [31] Namun menurutnya, sebaiknya pengucapan doa salam untuk Nabi Muhammad saw dan para imam as digunakan yang berbeda dan berlaku khusus untuk mereka sementara untuk mukmin yang lain digunakan lafaz yang berbeda. [32]
[[Syahid Tsani]], seorang fakih Syiah abad 10 H dalam etika dan adab menulis karya-karya ilmiah ilmu keislaman mempersyaratkan penulisan 'alahissalam setelah menuliska nama para Imam.<ref>Syahid Tsani, ''Munyah al-Murīd,'' hlm. 346 & 347.</ref>. Menurut Fakhrul Muhaqqiqin, seorang fakih Syiah abad 8 H menyebutkan para ulama Syiah membolehkan mengirimkan salam dan salawat untuk semua orang-orang mukmin.<ref>Fakhrul Muhaqqiqin, ''Idāh al-Fawā'id,'' jld. 1, hlm. 528.</ref> Namun menurutnya, sebaiknya pengucapan doa salam untuk Nabi Muhammad saw dan para imam as digunakan yang berbeda dan berlaku khusus untuk mereka sementara untuk mukmin yang lain digunakan lafaz yang berbeda.<ref>Fakhrul Muhaqqiqin, ''Idāh al-Fawā'id,'' jld. 1, hlm. 528.</ref>


Berbeda dengan Ibnu Katsir, salah seorang murid Ibnu Taimiyah [33] dan Abdul Aziz bin Baz seorang mufti Wahabi [34] memberikan pengkhususan lafaz 'alaihissalam untuk Imam Ali as dan tidak memberikan ucapan ini untuk khalifah yang lain (sebagaimana yang ditulis dalam sebagian kitab Ahlusunah) adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan.  
Berbeda dengan Ibnu Katsir, salah seorang murid Ibnu Taimiyah<ref>Ibn Katsir, ''Tafsīr al-Qurān al-'Adzhīm,'' jld. 6, hlm. 478.</ref> dan Abdul Aziz bin Baz seorang mufti Wahabi<ref>Bin Baz, Abdul Aziz bin Abdullah, ''Majmū' Fatāwā wa Maqālāt Mutanawwi'ah'', jld. 6, hlm. 399.</ref> memberikan pengkhususan lafaz 'alaihissalam untuk Imam Ali as dan tidak memberikan ucapan ini untuk khalifah yang lain (sebagaimana yang ditulis dalam sebagian kitab Ahlusunah) adalah sesuatu yang tidak semestinya dilakukan.  


Untuk penganjuran mengirimkan salam kepada para Imam as digunakan dalil dalam surah At-Taubah ayat 103 [35], surah Al-Baqarah ayat 157, surah Al-Ahzab ayat 42 dan surah Al-An’am ayat 54 yang dimana dalam ayat-ayat tersebut dianjurkan untuk mengirimkan salam dan salawat untuk orang-orang beriman. [36]. Demikian pula pada ayat سَلَامٌ عَلیٰ اِلْ یاسِینَ [37] berdasarkan kitab-kitab tafsir [38] dan riwayat-riwayat yang ada [39] yang dimaksud dengan Ali Yasin adalah keluarga Nabi Muhammad saw sehingga juga ayat ini dapat dijadikan dalil. [40]
Untuk penganjuran mengirimkan salam kepada para Imam as digunakan dalil dalam surah At-Taubah ayat 103<ref>Fakhrul Muhaqqiqin, ''Idāh al-Fawā'id,'' jld. 1, hlm. 528.</ref>, surah Al-Baqarah ayat 157, surah Al-Ahzab ayat 42 dan surah Al-An’am ayat 54 yang dimana dalam ayat-ayat tersebut dianjurkan untuk mengirimkan salam dan salawat untuk orang-orang beriman.<ref>Sanei, ''Pasukh be Syubahāt Dar Syabha-e Pesyawar,'' hlm. 33.</ref>. Demikian pula pada ayat<ref>QS. Ash-Shaffat:130.</ref> سَلَامٌ عَلیٰ اِلْ یاسِینَ berdasarkan kitab-kitab tafsir<ref>Lihat Muqatil Bin Sulaiman, ''Tafsīr Muqātil Bin Sulaimn,'' jld. 3, hlm. 618; Tabarsi, ''Majma' al-Bayān,'' jld. 8, hlm. 714.</ref> dan riwayat-riwayat yang ada<ref>Kufi, ''Tafsīr Furāt Kūfī,'' hlm. 356; Shaduq, ''al-Amālī,'' hlm. 472.</ref> yang dimaksud dengan Ali Yasin adalah keluarga Nabi Muhammad saw sehingga juga ayat ini dapat dijadikan dalil.<ref>Sanei, ''Pasukh be Syubahāt Dar Syabha-e Pesyawar,'' hlm. 33.</ref>


Mengenai penganjuran mengirimkan salam untuk para Nabi, para ulama mensandarkan dalilnya pada ayat-ayat [[Alquran]] yang menuliskan penyebutan salam untuk para nabi secara umum [41] dan untuk sebagian nabi yang namanya dituliskan dalam Al-Qur’an [42]. Namun dalam sebuah riwayat dalam kitab Amali Syaikh Shaduq [44] dan kitab ''Amali'' [[Syaikh Thusi]] [45] dianjurkan setelah penyebutan salah satu nama nabi lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw baru kemudian mengirimkan salam untuk nabi tersebut. Dalam riwayat yang mirip dengan itu, dalam kitab ''Wasail al-Syi'ah'' dianjurkan untuk lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw dan keluarganya, baru kemudian mengirimkan salawat untuk nabi yang lain. [46] Sebagian dari ulama Syiah setelah penyebutan nama para nabi menggunakan lafaz عَلیٰ نَبِیِّنَا وَ آلِهِ وَ علیه‌السلام yang artinya salam untuk nabi kita dan keluarganya dan untuk nabi (yang kemudian disebutkan namanya). [47]
Mengenai penganjuran mengirimkan salam untuk para Nabi, para ulama mensandarkan dalilnya pada ayat-ayat [[Alquran]] yang menuliskan penyebutan salam untuk para nabi secara umum<ref>QS. Ash-Shaffat:181.</ref> dan untuk sebagian nabi yang namanya dituliskan dalam Al-Qur’an<ref>Lihat QS. Ash-Shaffat:79 & 109.</ref>. Namun dalam sebuah riwayat dalam kitab Amali Syaikh Shaduq<ref>Shaduq, ''al-Amālī,'' hlm. 380.</ref> dan kitab ''Amali'' [[Syaikh Thusi]]<ref>Thusi, ''Amālī,''  hlm. 424.</ref> dianjurkan setelah penyebutan salah satu nama nabi lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw baru kemudian mengirimkan salam untuk nabi tersebut. Dalam riwayat yang mirip dengan itu, dalam kitab ''Wasail al-Syi'ah'' dianjurkan untuk lebih dulu mengirimkan salam untuk Nabi Muhammad saw dan keluarganya, baru kemudian mengirimkan salawat untuk nabi yang lain.<ref>Hurr Amili, ''Wasā'il as-Syī'ah,'' jld. 7, hlm. 208.</ref> Sebagian dari ulama Syiah setelah penyebutan nama para nabi menggunakan lafaz عَلیٰ نَبِیِّنَا وَ آلِهِ وَ علیه‌السلام yang artinya salam untuk nabi kita dan keluarganya dan untuk nabi (yang kemudian disebutkan namanya).<ref>Lihat Shafi Gulpaigani, ''Muntakhab al-Atsar fī al-Imām ats-Tsānī 'Asyar (AS),'' jld. 2, hlm. 356; Esytehardi,  ''Haqīqat-e Mu'jeze az Anbiyā' wa A'emme (AS),''  jld. 1, hlm. 75.</ref>


==Metode Penyingkatan==
==Metode Penyingkatan==
Pengguna anonim