Pengguna anonim
Ismail bin Imam Ja'far Shadiq as: Perbedaan antara revisi
→Keimamahan
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Esmail |
||
Baris 25: | Baris 25: | ||
*Kedua, begitupula pada tahun 140 H, Manshur Abbasi berangkat haji ke Makah. Beberapa dari Alawiyun seperti Muhammad Nafs Zakiyah dan Ibrahim, putra-putra Abdullah Mahdh dan rombongan dari Khurasan yang merupakan pengikutnya juga berkumpul di Makah. Sebagian dari mereka memutuskan untuk meneror Manshur namun Muhammad menentang rencana tersebut. Rencana tersebut disampaikan oleh Ismail kepada Manshur dan ia menangkap Abdullah dan meminta anak-anaknya untuk menjauhinya. Abdullah kemudian dipenjarakan dan hartanya dijual. [31] | *Kedua, begitupula pada tahun 140 H, Manshur Abbasi berangkat haji ke Makah. Beberapa dari Alawiyun seperti Muhammad Nafs Zakiyah dan Ibrahim, putra-putra Abdullah Mahdh dan rombongan dari Khurasan yang merupakan pengikutnya juga berkumpul di Makah. Sebagian dari mereka memutuskan untuk meneror Manshur namun Muhammad menentang rencana tersebut. Rencana tersebut disampaikan oleh Ismail kepada Manshur dan ia menangkap Abdullah dan meminta anak-anaknya untuk menjauhinya. Abdullah kemudian dipenjarakan dan hartanya dijual. [31] | ||
==Keimamahan== | ==Klaim Keimamahan Ismail== | ||
'''Pandangan Imamiyah''' | |||
Ulama Imamiyah menolak kesahihan nash mengenai keimamahan Ismail dan menyebut riwayat-riwayat tersebut tidak kuat untuk diterima dan memberikan bantahan. [32] Imamiyah bersandar pada beberapa riwayat seperti Hadis Lauh [33] dan Hadis Jabir [34] yang berisi tentang penjelasan Nabi Muhammad saw yang menyebutkan nama-nama dua belas imam dan didalamnya disebut Imam setelah Imam Ja'far Shadiq as adalah putranya yang bernama Musa al-Kazhim, bukan Ismail. Demikian pula Imam Shadiq as dalam beberapa pertemuan berkali-berkali menegaskan kepada sahabat-sahabatnya mengenai keimamahan Musa bin Ja'far sepeninggalnya. Dalam kitab-kitab seperti al-Kafi [35], Irsyad [36], A'lam al-Wara [37] dan Bihar al-Anwar [38] terdapat bab mengenai nash-nash keimamahan Musa bin Ja'far as yang secara berurutan pada masing-masing kitab ada 16, 46, 12, dan 14 riwayat yang dinukilkan mengenai ini. [39] | |||
'''Penegasan Kematian Ismail''' | |||
Menurut sebuah riwayat dari Zurarah bin A'yan, setelah kematian Ismail dan sebelum penguburannya, Imam Shadiq as memberi kesaksian kepada sekitar tiga puluh sahabat dekatnya tentang kematian putranya.[40] Dia secara terbuka memandikan, mengkafani, menyalati dan memakamkan jenasah putranya tersebut [41] serta memerintahkan haji dilakukan atas namanya [42]. Tujuan Imam melakukan semua itu secara terbuka adalah mematahkan keyakinan atas keimamahan Ismail karena sebagian menganggap Ismail adalah imam setelah keimamahan Imam Ja'far Shadiq as. [43]. Sekarang, menurut keyakinan beberapa Ismailiyah, Ismail tidak mati, dan klaim kematiannya dengan ditampakkan adalah untuk menipu orang-orang dan menyelamatkan hidupnya dan orang-orang di sekitarnya. [44] | |||
==Pandangan Imamiyah== | ==Pandangan Imamiyah== |