Pengguna anonim
Keadilan Sahabat: Perbedaan antara revisi
→Penjelasan Teori
imported>M.hazer Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Hindr |
||
Baris 27: | Baris 27: | ||
==Penjelasan Teori== | ==Penjelasan Teori== | ||
Menurut pandangan masyhur ulama [[Ahlusunah]], semua [[sahabat]] itu [[adil]]. <ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.1, hlm. 10; Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'ab, jld.1, hlm,2.</ref> Ibnu Hajar al-Asqalani mengklaim bahwa semua Ahlusunah sepakat akan keadilan semua sahabat dan menyebut para penentangnya yang berjumlah kecil sebagai para | Menurut pandangan masyhur ulama [[Ahlusunah]], semua [[sahabat]] itu [[adil]]. <ref>Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld.1, hlm. 10; Ibnu Abdul Bar, ''al-Isti'ab, jld.1, hlm,2.</ref> Ibnu Hajar al-Asqalani mengklaim bahwa semua Ahlusunah sepakat akan keadilan semua sahabat dan menyebut para penentangnya yang berjumlah kecil sebagai para pembuat [[Bid'ah|bid'ah]]. <ref>Ibnu Hajar Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.162.</ref> Dia juga menukil dari Ibnu Hazm (w. 456 H) bahwa semua sahabat akan masuk [[surga]] dan tidak satupun dari mereka yang masuk [[neraka]]. <ref>Ibnu Hajar Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.163.</ref> | ||
Namun, Mazri (w. 530 H), salah seorang ulama Sunni, hanya menerima keadilan dari sekelompok sahabat yang menemani [[Nabi Islam saw]], membesarkannya dan membantunya, dan mengikuti "cahaya yang diturunkan kepadanya." <ref>Lihat: Ibnu Hajar Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.163.</ref> Sebagian Ahlusunah lainnya juga menganggap sahabat Nabi sama halnya seperti Muslim lainnya dan meyakini bahwa hanya dengan menemani Nabi tidak menyebabkannya menjadi adil. <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahj al-Balaghah'', jld.1, hlm.9.</ref> | Namun, Mazri (w. 530 H), salah seorang ulama Sunni, hanya menerima keadilan dari sekelompok sahabat yang menemani [[Nabi Islam saw]], membesarkannya dan membantunya, dan mengikuti "cahaya yang diturunkan kepadanya." <ref>Lihat: Ibnu Hajar Asqalani, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.163.</ref> Sebagian Ahlusunah lainnya juga menganggap sahabat Nabi sama halnya seperti Muslim lainnya dan meyakini bahwa hanya dengan menemani Nabi tidak menyebabkannya menjadi adil. <ref>Ibnu Abi al-Hadid, ''Syarh Nahj al-Balaghah'', jld.1, hlm.9.</ref> |