Pengguna anonim
Abdullah bin Saba: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Ali al-Hadadi Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 45: | Baris 45: | ||
Nama Ibnu Saba pertama kali dilontarkan oleh Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejarawan [[Ahlusunah]]. Dalam referensi sejarah [[Syiah]] juga pertama kali namanya disebut dalam Rijal al-Kasysyi. Berdasarkan sumber-sumber ini, ia adalah seorang Yahudi yang masuk [[Islam]] pada masa [[Utsman bin Affan]], khalifah ketiga. | Nama Ibnu Saba pertama kali dilontarkan oleh Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejarawan [[Ahlusunah]]. Dalam referensi sejarah [[Syiah]] juga pertama kali namanya disebut dalam Rijal al-Kasysyi. Berdasarkan sumber-sumber ini, ia adalah seorang Yahudi yang masuk [[Islam]] pada masa [[Utsman bin Affan]], khalifah ketiga. | ||
Sejawaran Ahlusunah meyakini bahwa dia pemicu pemberontakan kaum muslimin melawan Utsman dan merupakan pendiri mazhab Syiah. Namun sejawaran Syiah mengatakan bahwa orang yang baru masuk Islam tidak mungkin bisa mempengaruhi komunitas Muslim sebegitu besar untuk melakukan pemberontakan dan melawan sang khalifah. Sebagian dari ulama Syiah menganggap Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat dan sebagian lagi berkeyakinan bahwa dia sosok fiktif dan tidak ada wujudnya diluar. | Sejawaran Ahlusunah meyakini bahwa dia adalah pemicu pemberontakan kaum muslimin melawan Utsman dan merupakan pendiri mazhab Syiah. Namun sejawaran Syiah mengatakan bahwa orang yang baru masuk Islam tidak mungkin bisa mempengaruhi komunitas Muslim sebegitu besar untuk melakukan pemberontakan dan melawan sang khalifah. Sebagian dari ulama Syiah menganggap Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat dan sebagian lagi berkeyakinan bahwa dia sosok fiktif dan tidak ada wujudnya diluar. | ||
Terkait Ibnu Saba banyak | Terkait Ibnu Saba banyak monografi yang ditulis tentangnya, yang paling terperinci adalah buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', karya Sayid Murtadha Askari (1293-1386 S), salah seorang ulama Syiah. | ||
==Mengenal Sosok Abdullah bin Saba== | ==Mengenal Sosok Abdullah bin Saba== | ||
Berdasarkan apa yang dikatakan Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejawaran [[Ahlusunah]], Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi dari penduduk San'a dan masuk [[Islam]] pada masa khalifah ketiga.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm.340</ref> Menurutnya, Abdullah bin Saba menganggap [[Utsman bin Affan]] perampas kursi kekhalifahan dan hal ini menjadi faktor pemicu | Berdasarkan apa yang dikatakan Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejawaran [[Ahlusunah]], Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi dari penduduk San'a dan masuk [[Islam]] pada masa khalifah ketiga.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 340</ref> Menurutnya, Abdullah bin Saba menganggap [[Utsman bin Affan]] perampas kursi kekhalifahan dan hal ini menjadi faktor pemicu pemberontakan atas Utsman.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 230</ref> Namun Rasul Jakfariyan, peneliti sejarah dari kalangan Syiah meyakini bahwa komunitas Muslim tidaklah sedemikian lemah, dimana seorang Yahudi yang baru masuk Islam bisa menjadi pemicu pemberontakan mereka atas khalifah kaum Muslimin.<ref>Jakfariyan, ''Tarikh Khulafa''', 1394 HS, hlm. 160</ref> | ||
==Baragam Pandangan Mengenai Abdullah bin Saba== | ==Baragam Pandangan Mengenai Abdullah bin Saba== | ||
Dalam referensi-referensi sejarah Islam terdapat beragam pandangan mengenai pribadi Abdullah bin Saba. Dalam referensi sejarah Ahlusunah dia diyakini sebagai pendiri [[mazhab Syiah]] dan pemicu pemberontakan atas [[Utsman]], khalifah ketiga. | Dalam referensi-referensi sejarah Islam terdapat beragam pandangan mengenai pribadi Abdullah bin Saba. Dalam referensi sejarah Ahlusunah dia diyakini sebagai pendiri [[mazhab Syiah]] dan pemicu pemberontakan atas [[Utsman]], khalifah ketiga. Menurut sejumlah besar ulama [[Syiah]] dia berasal dari kelompok Ghulat. Sebagian dari peneliti kontemporer Syiah menyakini bahwa dia adalah sosok fiktif. | ||
Thabari sejarawan Ahlusunah dan sejumlah pengikutnya meyakini bahwa Abdullah bin Saba merupakan faktor utama peristiwa-peristiwa penting sejarah awal [[Islam]] seperti pembunuhan Utsman dan juga sebagai pendiri mazhab Syiah.<ref>Lihat: Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 340; Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154, Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-6</ref> | |||
Ulama Syiah meyakini Abdullah bin Saba dari kelompok Ghulat yang berlebihan berkenaan dengan Imam Ali as dan menganggap begitu tinggi kedudukannya hingga menganggapnya memiliki kedudukan seperti [[Tuhan]], dan oleh sebab ini pula ia | Ulama Syiah meyakini Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat yang berlebihan berkenaan dengan Imam Ali as dan menganggap begitu tinggi kedudukannya hingga menganggapnya memiliki kedudukan seperti [[Tuhan]], dan oleh sebab ini pula ia dilaknat oleh [[para Imam Syiah]].<ref>Lihat: Thusi, ''Ikhtiyār Ma'rifat al-Rijāl'', jld. 1, hlm. 323-224</ref> | ||
Sebagian peneliti kontemporer seperti [[Allamah Thabathabai]], Allamah Askari dan Dr.Thaha Husain berkeyakinan bahwa sama sekali tidak ada sosok di luar bernama Abdullah bin Saba, dan dia itu merupakan sosok yang dibuat oleh orang-orang seperti Saif bin Umar.<ref> | Sebagian peneliti kontemporer seperti [[Allamah Thabathabai]], Allamah Askari dan Dr.Thaha Husain berkeyakinan bahwa sama sekali tidak ada sosok di luar bernama Abdullah bin Saba, dan dia itu merupakan sosok yang dibuat oleh orang-orang seperti Saif bin Umar.<ref>Lihat: Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 308; Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 194; Thaha Husain, ''al-Fitnah al-Kubra'', jld. 2, hlm. 134</ref> | ||
Ali al-Wardi dari peneliti Arab | Ali al-Wardi dari peneliti Arab menegaskan akan teori kefiksian Abdullah bin Saba mengklaim, kebanyakan kriteria-kriteria yang disebutkan untuknya dalam ''Tarikh Thabari'' dan semacamnya, maka kriteria tersebut juga terdapat pada [[Ammar bin Yasir]], [[sahabat Nabi saw]] dan [[Imam Ali as]]. Dia berkesimpulan bahwa Ammar bin Yasir dapat diyakini sebagai pemimpin kelompok Sabai bahkan dia adalah Abdullah bin Saba itu sendiri. <ref>Al-Wardi, ''Wa'āzh al-Salāthin'', hlm. 174</ref> Ketersohoran Ammar dengan sebutan Ibnu al-Sauda' yang dalam referensi-referensi sejarah juga telah julukan masyhur Abdullah bin Saba, kecintaan besar Ammar kepada Ali as, seruannya kepada masyarakat untuk ber[[baiat]] kepada Ali as dan peran aktifnya dalam [[perang Jamal]] termasuk diantara kemiripan sosok Ammar bin [[Yasir bin 'Amir|Yasir]] dan Abdullah bin Saba.<ref>Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 220-221</ref> | ||
==Evaluasi Sumber-Sumber== | ==Evaluasi Sumber-Sumber== | ||
Di antara sumber-sumber sejarah yang menyebutkan nama Abdullah bin Saba seperti ''Tarikh Thabari'' dari kalangan [[Ahlusunah]] dan ''Rijal al-Kasysyi'' dari kalangan [[Syiah]], adalah sumber-sumber utama rujukan. Sumber pertama adalah ''Tharikh Thabari'' (224-310 H). Sanad al-Thabari dalam menukil Abdullah bin Saba adalah seseorang bernama Saif bin Umar. Sejarawan lain seperti Ibnu Atsir ( | Di antara sumber-sumber sejarah yang menyebutkan nama Abdullah bin Saba seperti ''Tarikh Thabari'' dari kalangan [[Ahlusunah]] dan ''Rijal al-Kasysyi'' dari kalangan [[Syiah]], adalah sumber-sumber utama rujukan. Sumber pertama adalah ''Tharikh Thabari'' (224-310 H). Sanad al-Thabari dalam menukil Abdullah bin Saba adalah seseorang bernama Saif bin Umar. Sejarawan lain seperti Ibnu Atsir (W. 630 H)<ref>Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154</ref> dan Ibnu Asakir (W. 571 H)<ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-4</ref> menukil peristiwa tersebut dengan bersanad pada Saif bin Umar. | ||
Perawi utama al-Thabari, yakni Saif bin Umar, dalam menetapkan keberadaan Ibnu Saba, oleh sejumlah besar ulama Ahlusunah sendiri dinilai lemah (dha'if) dan tidak dapat dipercaya. Ulama seperti Yahya bin Muin ( | Perawi utama al-Thabari, yakni Saif bin Umar, dalam menetapkan keberadaan Ibnu Saba, oleh sejumlah besar ulama Ahlusunah sendiri dinilai lemah (dha'if) dan tidak dapat dipercaya. Ulama seperti Yahya bin Muin (W. 233 H), Nasai (W. 303 H)<ref>Nasai, ''al-Dhu'afa' wa al-Matrukun li al-Nasai'', hlm. 50</ref> Abu Daud (W. 275 H)<ref>Ibnu Hajar, ''Tahdzib al-Tahdzib'', jld. 4, hlm. 295</ref>, Ibnu Hammad Aqili (W. 322 H)<ref>Ibnu Hammad, ''al-Dhu'afa' al-Kabir'', jld. 2, hlm. 175</ref>, Ibnu Hatim (W. 327 H)<ref>Ibnu Hatim, ''al-Jarh wa al-Ta'dil'', jld. 4, hlm. 278</ref> dan Ibnu Hibban (W. 354)<ref>Ibnu Hibban, ''al-Majruhin'', jld. 1, hlm. 345</ref> menyebut Abdullah bin Saba dengan sebutan-sebutan seperti "dhaif dalam periwayatan", "jā'il al-Hadits" (pemalsu hadis) dan "tidak dapat dipercaya". | ||
Sebagian riwayat-riwayat ''Rijal al-Kasysyi'' berkenaan dengan Ibnu Saba dinilai tidak muktabar. Sayid Murtadha Askari menyebutkan dua argumen untuk masalah ini: | Sebagian riwayat-riwayat ''Rijal al-Kasysyi'' berkenaan dengan Ibnu Saba dinilai tidak muktabar. Sayid Murtadha Askari menyebutkan dua argumen untuk masalah ini: | ||
• Riwayat-riwayat ini tidak ada dalam [[Kutub al-Arba'ah|empat kitab Syiah]] dan ini membuktikan ketidakpercayaan ulama Syiah terhadap riwayat-riwayat tersebut. | |||
• Ulama seperti [[Najasyi]], [[Muhaddits Nuri]] dan [[Muhammad Taqi Syusytari]] menilai al-Kasysyi dan bukunya memiliki banyak kekeliruan dan riwayat-riwayat dhaif.<ref>Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 177-180</ref> | |||
[[Berkas: کتاب عبدالله بن سبا.jpg|250px|thumbnail|<center>buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', karya Sayid Murtadha Askari</center>]] | [[Berkas: کتاب عبدالله بن سبا.jpg|250px|thumbnail|<center>buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', karya Sayid Murtadha Askari</center>]] | ||
==Monografi== | ==Monografi== | ||
Tema mengenai Abdullah bin Saba mendapat sorotan besar dalam karya-karya tulis. Buku-buku seperti ''al-Fitnah al-Kubra'', karya Thaha Husain (1889-1973 M) dan ''Wa'āzh al-Salāthin'', karya Ali al-Wardi ( | Tema mengenai Abdullah bin Saba mendapat sorotan besar dalam karya-karya tulis. Buku-buku seperti ''al-Fitnah al-Kubra'', karya Thaha Husain (1889-1973 M) dan ''Wa'āzh al-Salāthin'', karya Ali al-Wardi (L. 1913 M) termasuk di antara mereka yang menyoroti Abdullah bin Saba di sela-sela kajiannya. | ||
Di antara sebagian buku-buku independen dalam hal ini adalah: | Di antara sebagian buku-buku independen dalam hal ini adalah: |