Lompat ke isi

Abdullah bin Saba: Perbedaan antara revisi

30 bita ditambahkan ,  5 Juli 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 41: Baris 41:
  | Aktivitas =
  | Aktivitas =
}}
}}
'''Abdullah bin Saba'''' (bahasa Arab: {{ia| عبد الله بن سبأ}}) adalah salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah awal Islam pada dekade ketiga dan keempat [[Hijriah]] yang mana sumber-sumber sejarah dan rijal menceritakan kisah yang bertentangan.
'''Abdullah bin Saba'''' (bahasa Arab: {{ia| عبد الله بن سبأ}}) adalah salah satu tokoh kontroversial dalam sejarah awal Islam pada dekade ketiga dan ke-4 [[Hijriah]] yang mana sumber-sumber sejarah dan rijal menceritakan kisah yang bertentangan.


Nama Ibnu Saba pertama kali dilontarkan oleh Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejarawan [[Ahlusunah]]. Dalam referensi sejarah [[Syiah]] juga pertama kali namanya disebut dalam Rijal al-Kasysyi. Berdasarkan sumber-sumber ini, ia adalah seorang Yahudi yang masuk [[Islam]] pada masa [[Usman bin Affan]], khalifah ketiga.
Nama Ibnu Saba pertama kali dilontarkan oleh Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejarawan [[Ahlusunah]]. Dalam referensi sejarah [[Syiah]] juga pertama kali namanya disebut dalam Rijal al-Kasysyi. Berdasarkan sumber-sumber ini, ia adalah seorang Yahudi yang masuk [[Islam]] pada masa [[Utsman bin Affan]], khalifah ketiga.


Sejawaran Ahlusunah meyakini bahwa dia pemicu pemberontakan kaum muslimin melawan Usman dan merupakan pendiri mazhab Syiah. Namun sejawaran Syiah mengatakan bahwa orang yang baru masuk Islam tidak mungkin bisa mempengaruhi komunitas muslim sebegitu besar untuk melakukan pemberontakan dan melawan sang khalifah. Sebagian dari ulama Syiah menganggap Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat dan sebagian lagi berkeyakinan bahwa dia sosok fiktif dan tidak ada wujudnya diluar.
Sejawaran Ahlusunah meyakini bahwa dia pemicu pemberontakan kaum muslimin melawan Utsman dan merupakan pendiri mazhab Syiah. Namun sejawaran Syiah mengatakan bahwa orang yang baru masuk Islam tidak mungkin bisa mempengaruhi komunitas Muslim sebegitu besar untuk melakukan pemberontakan dan melawan sang khalifah. Sebagian dari ulama Syiah menganggap Abdullah bin Saba berasal dari kelompok Ghulat dan sebagian lagi berkeyakinan bahwa dia sosok fiktif dan tidak ada wujudnya diluar.


Terkait Ibnu Saba banyak buku-buku yang ditulis secara mandiri, yang paling terperinci adalah buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthiru Ukhra'', karya Sayid Murtadha (1293-1386 HS), salah seorang ulama Syiah.
Terkait Ibnu Saba banyak buku-buku yang ditulis secara mandiri, yang paling terperinci adalah buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthiru Ukhra'', karya Sayid Murtadha (1293-1386 HS), salah seorang ulama Syiah.


==Mengenal Sosok Abdullah bin Saba==
==Mengenal Sosok Abdullah bin Saba==
Berdasarkan apa yang dikatakan Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejawaran [[Ahlusunnah]], Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi dari penduduk San'a dan masuk [[Islam]] pada masa khalifah ketiga.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm.340</ref> Menurutnya, Abdullah bin Saba menganggap [[Usman bin Affan]] perampas kursi kekhalifahan dan hal ini menjadi faktor pemicu melawan Usman.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.4, hlm. 230</ref> Namun Rasul Jakfariyan, peneliti sejarah dari kalangan Syiah meyakini bahwa komunitas Muslim tidak dapat diyakini sedemikian lemah dimana seorang Yahudi yang baru masuk Islam bisa menjadi pemicu bangkitnya mereka atas khalifah kaum Muslimin.<ref>Jakfariyan, ''Tarikh Khulafa''', 1394 HS, hlm. 160</ref>
Berdasarkan apa yang dikatakan Muhammad bin Jarir al-Thabari, sejawaran [[Ahlusunah]], Abdullah bin Saba adalah seorang Yahudi dari penduduk San'a dan masuk [[Islam]] pada masa khalifah ketiga.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm.340</ref> Menurutnya, Abdullah bin Saba menganggap [[Utsman bin Affan]] perampas kursi kekhalifahan dan hal ini menjadi faktor pemicu melawan Utsman.<ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld.4, hlm. 230</ref> Namun Rasul Jakfariyan, peneliti sejarah dari kalangan Syiah meyakini bahwa komunitas Muslim tidak dapat diyakini sedemikian lemah dimana seorang Yahudi yang baru masuk Islam bisa menjadi pemicu bangkitnya mereka atas khalifah kaum Muslimin.<ref>Jakfariyan, ''Tarikh Khulafa''', 1394 HS, hlm. 160</ref>


==Baragam Pandangan Mengenai Abdullah bin Saba==
==Baragam Pandangan Mengenai Abdullah bin Saba==
Dalam referensi-referensi sejarah Islam terdapat beragam pandangan mengenai pribadi Abdullah bin Saba. Dalam referensi sejarah Ahlusunah dia diyakini sebagai pendiri [[mazhab Syiah]] dan pemicu pemberontakan atas [[Usman]], khalifah ketiga. Bagi sejumlah besar dari ulama [[Syiah]] ia adalah dari kelompok Ghulat. Sebagian dari peneliti kontemporer Syiah menyakini bahwa ia sosok fiktif.
Dalam referensi-referensi sejarah Islam terdapat beragam pandangan mengenai pribadi Abdullah bin Saba. Dalam referensi sejarah Ahlusunah dia diyakini sebagai pendiri [[mazhab Syiah]] dan pemicu pemberontakan atas [[Utsman]], khalifah ketiga. Bagi sejumlah besar dari ulama [[Syiah]] ia adalah dari kelompok Ghulat. Sebagian dari peneliti kontemporer Syiah menyakini bahwa ia sosok fiktif.


Al-Thabari sejarawan Ahlusunah dan sejumlah pengikutnya meyakini bahwa Abdullah bin Saba merupakan faktor utama peristiwa-peristiwa penting sejarah awal [[Islam]] seperti pembunuhan Usman dan juga sebagai pendiri mazhab Syiah.<ref>Silakan lihat: Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 340; Ibnu Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154, Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-6</ref>
Al-Thabari sejarawan Ahlusunah dan sejumlah pengikutnya meyakini bahwa Abdullah bin Saba merupakan faktor utama peristiwa-peristiwa penting sejarah awal [[Islam]] seperti pembunuhan Utsman dan juga sebagai pendiri mazhab Syiah.<ref>Silakan lihat: Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 340; Ibnu Katsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154, Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-6</ref>


Ulama Syiah meyakini Abdullah bin Saba dari kelompok Ghulat yang berlebihan berkenaan dengan Imam Ali as dan menganggap begitu tinggi kedudukannya hingga menganggapnya memiliki kedudukan seperti [[Tuhan]], dan oleh sebab ini pula ia dikutuk oleh [[para Imam Syiah]].<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Thusi, ''Ikhtiyār Makrifat al-Rijāl'', jld
Ulama Syiah meyakini Abdullah bin Saba dari kelompok Ghulat yang berlebihan berkenaan dengan Imam Ali as dan menganggap begitu tinggi kedudukannya hingga menganggapnya memiliki kedudukan seperti [[Tuhan]], dan oleh sebab ini pula ia dikutuk oleh [[para Imam Syiah]].<ref>Sebagai contoh silakan lihat: Thusi, ''Ikhtiyār Makrifat al-Rijāl'', jld
Baris 62: Baris 62:
Sebagian peneliti kontemporer seperti [[Allamah Thabathabai]], Allamah Askari dan Dr.Thaha Husain berkeyakinan bahwa sama sekali tidak ada sosok di luar bernama Abdullah bin Saba, dan dia itu merupakan sosok yang dibuat oleh orang-orang seperti Saif bin Umar.<ref>Silakan lihat: Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 308; Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 194; Thaha Husain, ''al-Fitnah al-Kubra'', jld. 2, hlm.134</ref>
Sebagian peneliti kontemporer seperti [[Allamah Thabathabai]], Allamah Askari dan Dr.Thaha Husain berkeyakinan bahwa sama sekali tidak ada sosok di luar bernama Abdullah bin Saba, dan dia itu merupakan sosok yang dibuat oleh orang-orang seperti Saif bin Umar.<ref>Silakan lihat: Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 308; Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 194; Thaha Husain, ''al-Fitnah al-Kubra'', jld. 2, hlm.134</ref>


Ali al-Wardi dari peneliti Arab dengan menguatkan teori kefiksian Abdullah bin Saba mengklaim, kebanyakan kriteria-kriteria yang disebutkan untuknya dalam Tarikh Thabari dan semacamnya, maka kriteria tersebut juga terdapat pada [[Ammar bin Yasir]], [[sahabat Nabi saw]] dan [[Imam Ali as]]. Dia berkesimpulan bahwa Ammar bin Yasir dapat diyakini sebagai pemimpin kelompok Sabai bahkan dia adalah Abdullah bin Saba itu sendiri. <ref>Al-Wardi, ''Wa'āzh al-Salāthin'', hlm. 174</ref> Ketersohoran Ammar dengan sebutan Ibnu al-Sauda' yang dalam referensi-referensi sejarah juga telah menjadi ketenaran Abdullah bin Saba, kecintaan besar Ammar kepada Ali as, seruannya kepada masyarakat untuk ber[[baiat]] kepada Ali as dan peran aktifnya dalam [[perang Jamal]] termasuk diantara kemiripan sosok Ammar bin [[Yasir bin 'Amir|Yasir]] dan Abdullah bin Saba.<ref>Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 220-221</ref>
Ali al-Wardi dari peneliti Arab dengan menguatkan teori kefiksian Abdullah bin Saba mengklaim, kebanyakan kriteria-kriteria yang disebutkan untuknya dalam ''Tarikh Thabari'' dan semacamnya, maka kriteria tersebut juga terdapat pada [[Ammar bin Yasir]], [[sahabat Nabi saw]] dan [[Imam Ali as]]. Dia berkesimpulan bahwa Ammar bin Yasir dapat diyakini sebagai pemimpin kelompok Sabai bahkan dia adalah Abdullah bin Saba itu sendiri. <ref>Al-Wardi, ''Wa'āzh al-Salāthin'', hlm. 174</ref> Ketersohoran Ammar dengan sebutan Ibnu al-Sauda' yang dalam referensi-referensi sejarah juga telah menjadi ketenaran Abdullah bin Saba, kecintaan besar Ammar kepada Ali as, seruannya kepada masyarakat untuk ber[[baiat]] kepada Ali as dan peran aktifnya dalam [[perang Jamal]] termasuk diantara kemiripan sosok Ammar bin [[Yasir bin 'Amir|Yasir]] dan Abdullah bin Saba.<ref>Thabathabai, ''Abdullah bin Saba'', hlm. 220-221</ref>


==Evaluasi Sumber-Sumber==
==Evaluasi Sumber-Sumber==
Di antara sumber-sumber sejarah yang menyebutkan nama Abdullah bin Saba seperti Tarikh Thabari dari kalangan [[Ahlusunah]] dan Rijal al-Kasysyi dari kalangan [[Syiah]], adalah sumber-sumber utama rujukan. Sumber pertama adalah Tharikh Thabari (224-310 H). Sanad al-Thabari dalam menukil Abdullah bin Saba adalah seseorang bernama Saif bin Umar. Sejarawan lain seperti Ibnu Atsir (w 630 H)<ref>Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154</ref> dan Ibnu Asakir (w 571 H)<ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-4</ref> menukil peristiwa tersebut dengan bersanad pada Saif bin Umar.
Di antara sumber-sumber sejarah yang menyebutkan nama Abdullah bin Saba seperti ''Tarikh Thabari'' dari kalangan [[Ahlusunah]] dan ''Rijal al-Kasysyi'' dari kalangan [[Syiah]], adalah sumber-sumber utama rujukan. Sumber pertama adalah ''Tharikh Thabari'' (224-310 H). Sanad al-Thabari dalam menukil Abdullah bin Saba adalah seseorang bernama Saif bin Umar. Sejarawan lain seperti Ibnu Atsir (w. 630 H)<ref>Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', jld. 3, hlm. 154</ref> dan Ibnu Asakir (w. 571 H)<ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Dimasyq'', jld. 29, hlm. 3-4</ref> menukil peristiwa tersebut dengan bersanad pada Saif bin Umar.


Perawi utama al-Thabari, yakni Saif bin Umar, dalam menetapkan keberadaan Ibnu Saba, oleh sejumlah besar ulama Ahlusunah sendiri dinilai lemah (dha'if) dan tidak dapat dipercaya. Ulama seperti Yahya bin Muin (w 233 H), Nasai (w 303 H)<ref>Nasai, ''al-Dhu'afa' wa al-Matrukun li al-Nasai'', hlm. 50</ref> Abu Daud (w 275 H)<ref>Ibnu Hajar, ''Tahdzib al-Tahdzib'', jld. 4, hlm. 295</ref>, Ibnu Hammad Aqili (w 322 H)<ref>Ibnu Hammad, ''al-Dhu'afa' al-Kabir'', jld. 2, hlm. 175</ref>, Ibnu Hatim (w 327 H)<ref>Ibnu Hatim, ''al-Jarhu wa al-Ta'dil'', jld. 4, hlm. 278</ref> dan Ibnu Hibban (w 354)<ref>Ibnu Hibban, ''al-Majruhin'', jld. 1, hlm. 345</ref> menyebut Abdullah bin Saba dengan sebutan-sebutan seperti "dhaif dalam periwayatan", "jā'il al-Hadits" (pemalsu hadis) dan "tidak dapat dipercaya".
Perawi utama al-Thabari, yakni Saif bin Umar, dalam menetapkan keberadaan Ibnu Saba, oleh sejumlah besar ulama Ahlusunah sendiri dinilai lemah (dha'if) dan tidak dapat dipercaya. Ulama seperti Yahya bin Muin (w. 233 H), Nasai (w. 303 H)<ref>Nasai, ''al-Dhu'afa' wa al-Matrukun li al-Nasai'', hlm. 50</ref> Abu Daud (w 275 H)<ref>Ibnu Hajar, ''Tahdzib al-Tahdzib'', jld. 4, hlm. 295</ref>, Ibnu Hammad Aqili (w. 322 H)<ref>Ibnu Hammad, ''al-Dhu'afa' al-Kabir'', jld. 2, hlm. 175</ref>, Ibnu Hatim (w. 327 H)<ref>Ibnu Hatim, ''al-Jarh wa al-Ta'dil'', jld. 4, hlm. 278</ref> dan Ibnu Hibban (w. 354)<ref>Ibnu Hibban, ''al-Majruhin'', jld. 1, hlm. 345</ref> menyebut Abdullah bin Saba dengan sebutan-sebutan seperti "dhaif dalam periwayatan", "jā'il al-Hadits" (pemalsu hadis) dan "tidak dapat dipercaya".


Sebagian riwayat-riwayat Rijal al-Kasysyi berkenaan dengan Ibnu Saba dinilai tidak muktabar. Sayid Murtadha Askari menyebutkan dua argumen untuk masalah ini:
Sebagian riwayat-riwayat ''Rijal al-Kasysyi'' berkenaan dengan Ibnu Saba dinilai tidak muktabar. Sayid Murtadha Askari menyebutkan dua argumen untuk masalah ini:
#Riwayat-riwayat ini tidak ada dalam [[Kutub al-Arba'ah|empat kitab Syiah]] dan ini membuktikan ketidakpercayaan ulama Syiah terhadap riwayat-riwayat tersebut.
#Riwayat-riwayat ini tidak ada dalam [[Kutub al-Arba'ah|empat kitab Syiah]] dan ini membuktikan ketidakpercayaan ulama Syiah terhadap riwayat-riwayat tersebut.
#Ulama seperti [[Najasyi]], [[Muhaddits Nuri]] dan [[Muhammad Taqi Syusytari]] menilai al-Kasysyi dan bukunya memiliki banyak kekeliruan dan riwayat-riwayat dhaif.<ref>Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 177-180</ref>
#Ulama seperti [[Najasyi]], [[Muhaddits Nuri]] dan [[Muhammad Taqi Syusytari]] menilai al-Kasysyi dan bukunya memiliki banyak kekeliruan dan riwayat-riwayat dhaif.<ref>Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', jld. 2, hlm. 177-180</ref>
Baris 75: Baris 75:


==Monografi==
==Monografi==
Tema mengenai Abdullah bin Saba mendapat sorotan besar dalam karya-karya tulis. Buku-buku seperti ''al-Fitnah al-Kubra'', karya Thaha Husain (1889-1973 M) dan ''Wa'āzh al-Salāthin'', karya Ali al-Wardi (l 1913 M) termasuk di antara mereka yang menyoroti Abdullah bin Saba di sela-sela kajiannya.  
Tema mengenai Abdullah bin Saba mendapat sorotan besar dalam karya-karya tulis. Buku-buku seperti ''al-Fitnah al-Kubra'', karya Thaha Husain (1889-1973 M) dan ''Wa'āzh al-Salāthin'', karya Ali al-Wardi (l. 1913 M) termasuk di antara mereka yang menyoroti Abdullah bin Saba di sela-sela kajiannya.  


Di antara sebagian buku-buku independen dalam hal ini adalah:
Di antara sebagian buku-buku independen dalam hal ini adalah:
*''Abdullah bin Saba wa Asāthiru Ukhra'': buku ini ditulis oleh Sayid Murtadha Askari (1293-1386 HS), seorang penulis dan peneliti sejarah [[Syiah]], yang diterbitkan pada tahun 1375 H/1335 HS.<ref>Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', mukadimah cet. IV  hlm. 9</ref> Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Engris, Persia, Urdu dan Turki.
*''Abdullah bin Saba wa Asāthiru Ukhra'': buku ini ditulis oleh Sayid Murtadha Askari (1293-1386 HS), seorang penulis dan peneliti sejarah [[Syiah]], yang diterbitkan pada tahun 1375 H/1335 HS.<ref>Askari, ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'', mukadimah cet. IV  hlm. 9</ref> Buku ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, Persia, Urdu dan Turki.
*''Ārā' wa Ashda' haula Abdullah bin Saba wa Riwayāt Saif fi al-Shuhuf al-Sa'udiyah'': dalam buku ini dikumpulkan kritikan-kritikan para dosen Universitas Saudi Arabia yang dimuat dalam publikasi negara ini atas buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'' dan jawaban-jawaban Sayid Murtadha Askari.
*''Ārā' wa Ashda' haula Abdullah bin Saba wa Riwayāt Saif fi al-Shuhuf al-Sa'udiyah'': dalam buku ini dikumpulkan kritikan-kritikan para dosen Universitas Saudi Arabia yang dimuat dalam publikasi negara ini atas buku ''Abdullah bin Saba wa Asāthir Ukhra'' dan jawaban-jawaban Sayid Murtadha Askari.
*''Abdullah bin Saba min Manzhur Ākhar'': Buku ini ditulis oleh Asad Haidar (1911-1980 M).  
*''Abdullah bin Saba min Manzhur Ākhar'': Buku ini ditulis oleh Asad Haidar (1911-1980 M).  
Pengguna anonim