Pengguna anonim
Tahannuts: Perbedaan antara revisi
→Latar Belakang Tahannuts
imported>E.amini Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>E.amini |
||
Baris 23: | Baris 23: | ||
Beberapa hadits menjelaskan bahwa sebelum kedatangan Islam, Tahannuts dikenal di antara orang-orang Quraisy. Menurut beberapa catatan sejarah, beberapa orang Quraisy telah melakukan Tahannuts di gua Hira selama bulan Ramadhan. Mereka pergi ke gua Hira pada bulan Ramadhan dan tinggal di sana selama sebulan dan memberi makanan orang miskin yang pergi ke sana. Pada akhir bulan, mereka pergi ke Masjid al-Haram, dan thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran kemudian kembali ke rumah. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 105; Silahkan lihat: Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld.1, hlm. 251. </ref> Mengingat bahwa gua Hira berukuran kecil, maka hanya sedikit orang Quraisy yang melakukan Tahnannuts di sana. Kemungkinan besar, yang melakukan tahannuts adalah [[hunafa]] <ref>Ja’fariyan, ''Sirah Rasulullah saw'', hlm. 157. </ref> | Beberapa hadits menjelaskan bahwa sebelum kedatangan Islam, Tahannuts dikenal di antara orang-orang Quraisy. Menurut beberapa catatan sejarah, beberapa orang Quraisy telah melakukan Tahannuts di gua Hira selama bulan Ramadhan. Mereka pergi ke gua Hira pada bulan Ramadhan dan tinggal di sana selama sebulan dan memberi makanan orang miskin yang pergi ke sana. Pada akhir bulan, mereka pergi ke Masjid al-Haram, dan thawaf mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh putaran kemudian kembali ke rumah. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 105; Silahkan lihat: Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld.1, hlm. 251. </ref> Mengingat bahwa gua Hira berukuran kecil, maka hanya sedikit orang Quraisy yang melakukan Tahnannuts di sana. Kemungkinan besar, yang melakukan tahannuts adalah [[hunafa]] <ref>Ja’fariyan, ''Sirah Rasulullah saw'', hlm. 157. </ref> | ||
Menurut Baladzuri, [[Abdul | Menurut Baladzuri, [[Abdul Muththalib]], kakek Nabi Muhammad saw yang memulai kebiasaan ini diantara kaum Quraisy. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld. 1, hlm. 84. </ref> Namun Ibnu Hasyim menilai bahwa tahannuts adalah kebiasaan yang dilakukan untuk melanjutkan apa yang telah dilakukan oleh hunafi. Menurutnya <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld.1 , hlm. 251. </ref> tahannuts merupakan perubahan tahannuf dari ts menjadi f dan tahannuf dalam bahasa Arab bermakna kebenaran dan tahannuts. <ref> Silahkan lihat Jauhari: ''al-Shihah'', jld.1, hlm. 280; Ibnu Sayyidah al-Muhkam, jld. 3, hlm. 223. </ref> | ||
Menurut beberapa hadits, Abdul Muttalib melakukan Tahannuts untuk pertama kalinya di gua Hira pada bulan Ramadhan. Selama bulan Ramadhan, dia pergi ke gua Hira dan memberi makanan kepada orang miskin. Setelah itu, orang-orang lainnya, seperti Waraqah bin Naufal dan Abu Umayyah bin Mughairah juga melakukan tahannuts seperti yang dikerjakan oleh Abdul Muthalib dan tinggal di gua Hira sampai akhir bulan Ramadhan. Boleh jadi mereka tidak melakukan tahannuts di satu tempat seperti di gua Hira, tetapi mereka mengasingkan diri dari masyarakat di bulan Ramadhan. Tindakan ini merupakan tanda penghormatan untuk bulan Ramadhan dan mungkin saja kebiasaan ini telah ada pada masa sebelum-sebelumnya. <ref>Ramyar, ''Tārikh Qur’ān'', hlm. 37. </ref> | Menurut beberapa hadits, Abdul Muttalib melakukan Tahannuts untuk pertama kalinya di gua Hira pada bulan Ramadhan. Selama bulan Ramadhan, dia pergi ke gua Hira dan memberi makanan kepada orang miskin. Setelah itu, orang-orang lainnya, seperti Waraqah bin Naufal dan Abu Umayyah bin Mughairah juga melakukan tahannuts seperti yang dikerjakan oleh Abdul Muthalib dan tinggal di gua Hira sampai akhir bulan Ramadhan. Boleh jadi mereka tidak melakukan tahannuts di satu tempat seperti di gua Hira, tetapi mereka mengasingkan diri dari masyarakat di bulan Ramadhan. Tindakan ini merupakan tanda penghormatan untuk bulan Ramadhan dan mungkin saja kebiasaan ini telah ada pada masa sebelum-sebelumnya. <ref>Ramyar, ''Tārikh Qur’ān'', hlm. 37. </ref> | ||
Pada masa menjelang datangnya Islam, beberapa orang dari suku Quraisy yang dikenal sebagai Hunafa (bentuk plural dari hanif) berupaya untuk menarik diri dari beberapa kebiasaan buruk yang terjadi di suku mereka, seperti penyembahan berhala, memakan binatang yang mati, minum darah, dan mengorbankan manusia untuk berhala. Salah satunya adalah Zaid bin Amr bin Nufail yang mengkritik kaum musyrik. Untuk gangguan dari pamannya sendiri, Khithab bin Nufail, ia berlindung ke gua. <ref>Ibnu Ishaq, ''Sirah Ibnu Ishaq'', hlm. 97’ Ibnu Hisaym, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 337-240, 244-247; Zaryab, Sirah Rasulullah, hlm. 79-81. </ref> Meskipun demikian, dikatakan bahwa tahannuts dilakukan bukan karena mengikuti kebiasaan kaum Quraisy atau kebiasaan Hunafa. | Pada masa menjelang datangnya Islam, beberapa orang dari suku Quraisy yang dikenal sebagai Hunafa (bentuk plural dari hanif) berupaya untuk menarik diri dari beberapa kebiasaan buruk yang terjadi di suku mereka, seperti penyembahan berhala, memakan binatang yang mati, minum darah, dan mengorbankan manusia untuk berhala. Salah satunya adalah Zaid bin Amr bin Nufail yang mengkritik kaum musyrik. Untuk gangguan dari pamannya sendiri, Khithab bin Nufail, ia berlindung ke gua. <ref>Ibnu Ishaq, ''Sirah Ibnu Ishaq'', hlm. 97’ Ibnu Hisaym, ''al-Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 337-240, 244-247; Zaryab, Sirah Rasulullah, hlm. 79-81. </ref> Meskipun demikian, dikatakan bahwa tahannuts dilakukan bukan karena mengikuti kebiasaan kaum Quraisy atau kebiasaan Hunafa. | ||
Beberapa orientalis berpendapat bahwa Tahannuts berasal dari bahasa Ibrani: "Tihinnut" atau "Tihinnuf" yang berarti ibadah individu. Mereka membantah ada hubungan antara "Tahannut" dan "Tahannuf" dan meragukan apakah itu kebiasaan umum yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy sebelum munculnya Islam. <ref>Untuk lebih detailnya silahkan lihat kritik atas pendapat ini dengan melihat: Qasthar, hlm. 228-231. </ref> Namun menurut sebagian penulis, tahanuts telah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan oleh masyarakat Quraisy. <ref>Ibnu Hazm, ''Qasthar'', hlm. 230-236. </ref> Bahkan menurut sebagian penulis, tahannuts yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw merupakan kebiasaan yang tidak terjadi pada masa-masa sebelumnya dan tidak mengikuti kebiasaan siapapun. <ref>Ibnu Hazm, ''Jawāmi’ al-Sirah'', hlm. 36.</ref> Oleh itu tidak bisa dikatakan bahwa tahannuts diambil dari bahasa Ibrani. | Beberapa orientalis berpendapat bahwa Tahannuts berasal dari bahasa Ibrani: "Tihinnut" atau "Tihinnuf" yang berarti ibadah individu. Mereka membantah ada hubungan antara "Tahannut" dan "Tahannuf" dan meragukan apakah itu kebiasaan umum yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy sebelum munculnya Islam. <ref>Untuk lebih detailnya silahkan lihat kritik atas pendapat ini dengan melihat: Qasthar, hlm. 228-231. </ref> Namun menurut sebagian penulis, tahanuts telah menjadi kebiasaan yang umum dilakukan oleh masyarakat Quraisy. <ref>Ibnu Hazm, ''Qasthar'', hlm. 230-236. </ref> Bahkan menurut sebagian penulis, tahannuts yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw merupakan kebiasaan yang tidak terjadi pada masa-masa sebelumnya dan tidak mengikuti kebiasaan siapapun. <ref>Ibnu Hazm, ''Jawāmi’ al-Sirah'', hlm. 36.</ref> Oleh itu tidak bisa dikatakan bahwa tahannuts diambil dari bahasa Ibrani. | ||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== | ||
{{Catatan Kaki}} | {{Catatan Kaki}} | ||
[[fa:تحنث]] | [[fa:تحنث]] |