Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

9 bita ditambahkan ,  19 Juni 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 12: Baris 12:
  | Artikel pilihan =
  | Artikel pilihan =
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
'''Ahmad''' (bahasa Arab: {{ia|أحمد}}) adalah nama paling menonjol diantara nama-nama [[Nabi Islam saw]] yang disebutkan juga di dalam [[Alquran]]. Kata "Ahmad" digunakan sekali di dalam Alquran untuk menamai Nabi Islam saw, yaitu ketika [[Nabi Isa as]] memberi kabar gembira akan datangannya seorang nabi pada periode-periode berikutnya.
'''Ahmad''' (bahasa Arab: {{ia|أحمد}}) adalah nama paling menonjol diantara nama-nama [[Nabi Islam saw]] yang disebutkan juga di dalam [[Alquran]]. Kata "Ahmad" digunakan sekali di dalam Alquran untuk menamai Nabi Islam saw, yaitu ketika Nabi Isa as memberi kabar gembira akan datangannya seorang nabi pada periode-periode berikutnya.


==Leksikologi==
==Leksikologi==
Dari sudut pandang kaidah bahasa Arab, kesimpulan yang umum adalah kata "Ahmad" merupakan bentuk Af'al Tafdhil derivasi dari akar kata "Hamd". Konsep sifat Tafdhil (pengutamaan) dari kata "Mahmud" yang berarti "lebih terpuji/paling terpuji" atau kata "Hamid" yang berarti "lebih pemuji/paling pemuji" adalah muncul darinya. Dilihat dari sisi kaidah pembuatan Af'al Tafdhil dalam ilmu Sharaf, terkhusus menurut pandangan mazhab Basrah, maka kemungkinan kedua lebih unggul daripada kemungkinan pertama. Akan tetapi bagi ulama yang menjauh dari kaidah sharaf, yang menyoroti masalah ini, maka kemungkinan pertama lebih bisa diterima. <ref>Ibnu Qayim,'' Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.69 dst</ref>Sebagian ulama terdahulu yang tidak berdasar pada kaidah tatabahasa melainkan bersandar pada teks-teks riwayat seperti hadis nabi yang mengatakan, "Pada hari kiamat dibukakan/dilebarkan pujian-pujian untuk Nabi saw, dimana pujian tersebut tidak pernah dibukakan kepada seseorang sebelumnya, dan beliau dengan pujian-pujian itu memuji Tuhannya" mengedapankan pahaman 'paling pemuji' atas 'paling terpuji'. <ref>Qadhi Ayadh, ''al-Syifa''', jld.1, hlm.312-313; Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Mulla Ali Qari, ''Jam'u al-Syamāil'', jld.2, hlm.181-182</ref>
Dari sudut pandang kaidah bahasa Arab, kesimpulan yang umum adalah kata "Ahmad" merupakan bentuk Af'al Tafdhil derivasi dari akar kata "Hamd". Konsep sifat Tafdhil (pengutamaan,pengunggulan) dari kata "Mahmud" yang berarti "lebih terpuji/paling terpuji" atau kata "Hamid" yang berarti "lebih pemuji/paling pemuji" adalah muncul darinya. Dilihat dari sisi kaidah pembuatan Af'al Tafdhil dalam ilmu Sharaf, terkhusus menurut pandangan mazhab Basrah, maka kemungkinan kedua lebih unggul daripada kemungkinan pertama. Akan tetapi bagi ulama yang menjauh dari kaidah sharaf, yang menyoroti masalah ini, maka kemungkinan pertama lebih bisa diterima. <ref>Ibnu Qayim,'' Zād al-Ma'ād'', jld.1, hlm.69 dst</ref>Sebagian ulama terdahulu yang tidak berdasar pada kaidah tatabahasa melainkan bersandar pada teks-teks riwayat seperti hadis nabi yang mengatakan, "Pada hari kiamat dibukakan/dilebarkan pujian-pujian untuk Nabi saw, dimana pujian tersebut tidak pernah dibukakan kepada seseorang sebelumnya, dan beliau dengan pujian-pujian itu memuji Tuhannya" mengedapankan pahaman 'paling pemuji' atas 'paling terpuji'. <ref>Qadhi Ayadh, ''al-Syifa''', jld.1, hlm.312-313; Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.2, hlm.153; Mulla Ali Qari, ''Jam'u al-Syamāil'', jld.2, hlm.181-182</ref>


==Ahmad di dalam Alquran, Riwayat dan Sastra Arab==
==Ahmad di dalam Alquran, Riwayat dan Sastra Arab==
Pengguna anonim