Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

3 bita ditambahkan ,  17 Juni 2018
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 61: Baris 61:


===Di dalam Alquran===
===Di dalam Alquran===
Satu-satunya contoh penggunaan Ahmad di dalam Alquran dikaitkan dengan masalah pemberian kabar gembira, yaitu ketika Nabi Isa Masih as memberikan kabar gembiran akan datangannya seorang nabi: "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ".<ref>QS. Al-Shaf: 61</ref>
Satu-satunya contoh penggunaan Ahmad di dalam Alquran dikaitkan dengan masalah pemberian kabar gembira, yaitu ketika Nabi Isa Masih as memberikan kabar gembira akan datangannya seorang nabi: "Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad ".<ref>QS. Al-Shaf: 61</ref>


===Di dalam Riwayat===
===Di dalam Riwayat===
Kabar gembira tegas yang dibawa Alquran melalui lisan Nabi Isa as ini, sejak awal Islam, mendorong kaum muslimin untuk mencari sebuah indikasi dari Ahmad di dalam tulisan-tulisan Penjanjian Baru. Hal ini terkadang sampai pada batas dimana mereka berbicara singkat tentang penyebutan nama Ahmad untuk Nabi Islam di dalam Injil.
Kabar gembira tegas yang dibawa Alquran melalui lisan Nabi Isa as ini, sejak awal Islam, telah mendorong kaum muslimin untuk mencari sebuah indikasi dari Ahmad di dalam tulisan-tulisan Penjanjian Baru. Hal ini terkadang sampai pada batas dimana mereka berbicara singkat tentang penyebutan nama Ahmad untuk Nabi Islam di dalam Injil.


Contoh terpenting adalah sejumlah hadis yang dinukil dari lisan Nabi saw melalui jalan sahabat seperti Ibnu Abbas dan Jabir. Berdasarkan riwayat-riwayat tersebut, nama Nabi saw di dalam Alquran adalah "Muhammad", di Injil "Ahmad" dan di Taurat "Ahbad".<ref>Ibnu Babawaih, ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm.51; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133</ref>
Contoh terpenting adalah sejumlah hadis yang dinukil dari lisan Nabi saw melalui jalan sahabat seperti Ibnu Abbas dan Jabir. Berdasarkan riwayat-riwayat tersebut, nama Nabi saw di dalam Alquran adalah "Muhammad", di Injil "Ahmad" dan di Taurat "Ahbad".<ref>Ibnu Babawaih, ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm.51; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133</ref>
Baris 70: Baris 70:
Terkadang ada upaya pula untuk menunjukkan ibarat yang mengandung 'pemberian kabar gembira dengan Ahmad'  dengan kalimat yang sama persis (tentu dengan bahasa Arab). Sebagai contoh, pada riwayat panjang terkait kisah mubahalah, ibarat dan ungkapan yang mengandung 'pemberian kabar gembira' dinukil oleh ulama kristen Najran dari Miftah (dalam sebagian versi, Misbah) Injil keempat (mungkin maksudnya adalah matan keempat Perjanjian Baru, Injil Yohanes).<ref>Al-Ikhtishash, dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.112-113; Ibnu Thawus, Saad al-Sa'ud, hlm. 91 dst, riwayat Abdurrazzaq; Ibnu Thawus, Iqbal al-A'mal, hlm.509, riwayat Abu al-Mufadhdhal san Ibnu Asynas</ref> Ada kemungkinan bahwa riwayat-riwayat ini memiliki ikatan dengan 'pemberian kabar gembiran dengan Farqalith (Parakletos)' di dalam Injil Yohanes. Apapun adanya, nas-nas yang dinukil di atas tidak selaras dengan nas-nas pemberian kabar gembira dengan Farqalith.
Terkadang ada upaya pula untuk menunjukkan ibarat yang mengandung 'pemberian kabar gembira dengan Ahmad'  dengan kalimat yang sama persis (tentu dengan bahasa Arab). Sebagai contoh, pada riwayat panjang terkait kisah mubahalah, ibarat dan ungkapan yang mengandung 'pemberian kabar gembira' dinukil oleh ulama kristen Najran dari Miftah (dalam sebagian versi, Misbah) Injil keempat (mungkin maksudnya adalah matan keempat Perjanjian Baru, Injil Yohanes).<ref>Al-Ikhtishash, dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.112-113; Ibnu Thawus, Saad al-Sa'ud, hlm. 91 dst, riwayat Abdurrazzaq; Ibnu Thawus, Iqbal al-A'mal, hlm.509, riwayat Abu al-Mufadhdhal san Ibnu Asynas</ref> Ada kemungkinan bahwa riwayat-riwayat ini memiliki ikatan dengan 'pemberian kabar gembiran dengan Farqalith (Parakletos)' di dalam Injil Yohanes. Apapun adanya, nas-nas yang dinukil di atas tidak selaras dengan nas-nas pemberian kabar gembira dengan Farqalith.


Demikian juga berdasarkan pada sebuah riwayat dari Muhammad bin Saad bin Mani' al-Hasyimi, pada abad  ke-1 H ada seseorang yang baru masuk Islam bernama Sahal Murisi, budak yang dibebaskan oleh Utsaimah, yang dia sendiri seorang pembaca Injil, ia mengatakan bahwa di sisi pamannya ia menemukan satu mushaf (kitab suci) yang di dalamnya berbicara tentang Nabi Islam dan menyifatinya demikian: "Dia adalah dari keturunan Ismail dan namanya Ahmad".<ref>Ibnu Saad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.64 dan 89</ref>  
Demikian juga berdasarkan pada sebuah riwayat dari Muhammad bin Saad bin Mani' al-Hasyimi, pada abad  ke-1 H ada seseorang yang baru masuk Islam bernama Sahal Murisi, budak yang dibebaskan oleh Utsaimah, yang dia sendiri seorang pembaca Injil, ia mengatakan bahwa di sisi pamannya menemukan satu mushaf (kitab suci) yang di dalamnya berbicara tentang Nabi Islam dan menyifatinya demikian: "Dia adalah dari keturunan Ismail dan namanya Ahmad".<ref>Ibnu Saad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.64 dan 89</ref>  
Pemberian kabar gembira dalam riwayat ini bisa dikomparasikan dengan pemahaman Islami dari Kitab Kejadian (20:17) tentang 'pemebrian kabar gembira dengan Maadmaad', yaitu dengan penjelasan bahwa di konteks pembicaraan mengenai Ismail adalah putra Ibrahim yang disebutkan di dasar Ibrani Alkitab 1(Kitab Kejadian: 20:17) digunakan kata susunan "Ma'damad". Kata ini di dalam terjemahan Penjanjian Lama yang beredar diterjemahkan dengan "sangat banyak" atau padanannya dalam bahasa-bahasa lain.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114</ref>
Pemberian kabar gembira dalam riwayat ini bisa dikomparasikan dengan pemahaman Islami dari Kitab Kejadian (20:17) tentang 'pemebrian kabar gembira dengan Maadmaad', yaitu dengan penjelasan bahwa di konteks pembicaraan mengenai Ismail adalah putra Ibrahim yang disebutkan di dasar Ibrani Alkitab 1(Kitab Kejadian: 20:17) digunakan kata susunan "Ma'damad". Kata ini di dalam terjemahan Penjanjian Lama yang beredar diterjemahkan dengan "sangat banyak" atau padanannya dalam bahasa-bahasa lain.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114</ref>


Sebagian ulama muslim meyakini bahwa "Ma'damaad" mengisyaratkan kepada Muhammad. Pada beberapa kitab-kitab langit terdahulu, kata "Madmad" yang terkadang ditulis dengan Mudmud, Midmid (dalam semua tempat ditulis dengan huruf د (Dāl) dan ذ (Dzāl) dianggap sebagai nama-nama Nabi saw.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.152; Thabrisi, ''I'lam al-Wara'', hlm.8; Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Kaziruni, ''Nihayah al-Mas'ul'', hlm.140; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133</ref> Boleh jadi ibarat yang dimaksud oleh Sahal Murisi adalah ibarat Kitab Kejadian ini bukan Injil, yaitu dengan menerjemahkan "Ma'damad" dengan Ahmad.
Sebagian ulama muslim meyakini bahwa "Ma'damaad" mengisyaratkan kepada Muhammad. Pada beberapa kitab-kitab langit terdahulu, kata "Madmad" yang terkadang ditulis dengan Mudmud, Midmid (dalam semua tempat ditulis dengan huruf د (Dāl) dan ذ (Dzāl)) dianggap sebagai nama-nama Nabi saw.<ref>Ibnu Syahrasyub, ''Manāqib Al Abi Thalib'', jld.1, hlm.152; Thabrisi, ''I'lam al-Wara'', hlm.8; Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.99 dst; Kaziruni, ''Nihayah al-Mas'ul'', hlm.140; Ibnu Katsir, ''al-Fushul fi Sirah al-Rasul'', hlm.113-114; Suyuthi, ''al-Khashāish al-Kubra'', jld.1, hlm.133</ref> Boleh jadi ibarat yang dimaksud oleh Sahal Murisi adalah ibarat Kitab Kejadian ini bukan Injil, yaitu dengan menerjemahkan "Ma'damad" dengan Ahmad.


===Di dalam Taurat===
===Di dalam Taurat===
Pengguna anonim