Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

7 bita ditambahkan ,  17 Juni 2018
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 48: Baris 48:
Berkenaan dengan ke-'alaman nama Ahmad untuk Nabi saw harus dipelajari dari beberapa riwayat yang berbicara soal penamaan Nabi saw oleh salah satu pembesar keluarga Nabi. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Baqir as dijelaskan bahwa pada masa kehamilan, Aminah ibunda Nabi saw mendapat seruan agar supaya anaknya diberi nama Ahmad.<ref>Ibnu Sa'ad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.61 dan 64; bandingkan dengan: Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.1, hlm.145, yang mengganti Ahmad dengan Muhammad </ref> Begitu juga dalam riwayat Syiah dimuat bahwa nama Ahmad diberikan oleh Abu Thalib, paman Nabi saw, kepada beliau pada hari kesembilan dari kelahirannya. Abu Thalib memberi nama Ahmad kepada beliau karena penduduk langit dan bumi memujinya.<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld.6, hlm.34</ref>
Berkenaan dengan ke-'alaman nama Ahmad untuk Nabi saw harus dipelajari dari beberapa riwayat yang berbicara soal penamaan Nabi saw oleh salah satu pembesar keluarga Nabi. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Baqir as dijelaskan bahwa pada masa kehamilan, Aminah ibunda Nabi saw mendapat seruan agar supaya anaknya diberi nama Ahmad.<ref>Ibnu Sa'ad, ''Kitab Thabaqāt al-Kabir'', jld.1, hlm.61 dan 64; bandingkan dengan: Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld.1, hlm.145, yang mengganti Ahmad dengan Muhammad </ref> Begitu juga dalam riwayat Syiah dimuat bahwa nama Ahmad diberikan oleh Abu Thalib, paman Nabi saw, kepada beliau pada hari kesembilan dari kelahirannya. Abu Thalib memberi nama Ahmad kepada beliau karena penduduk langit dan bumi memujinya.<ref>Kulaini, ''al-Kafi'', jld.6, hlm.34</ref>


Alhasil, dari pembandingan antara dua nama Ahmad dan Muhammad dilihat dari sisi zaman, sebagian penulis sejarah meyakini bahwa penamaan Nabi saw dengan Ahmad lebih dahulu daripada penamaannya dengan Muhammad, dan dengan mengaitkan nama Ahmad dengan masalah pemberian kabar gembira, mereka mengembalikan penamaan Nabi saw dengan Ahmad masa Masih as.<ref>Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.1, hlm.153</ref> Namun kelompok lain meyakini bahwa penamaan beliau dengan Ahmad dilihat dari sisi zaman adalah terbatas diantara penamaannya dengan Muhammad di Taurat dan penamaannya dengan Muhammad pada masa kehidupannya.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.98 dst</ref>
Alhasil, dari pembandingan antara dua nama Ahmad dan Muhammad dilihat dari sisi zaman, sebagian penulis sejarah meyakini bahwa penamaan Nabi saw dengan Ahmad lebih dahulu daripada penamaannya dengan Muhammad, dan dengan mengaitkan nama Ahmad dengan masalah pemberian kabar gembira, mereka mengembalikan penamaan Nabi saw dengan Ahmad kepada masa Masih as.<ref>Suhaili, ''al-Raudh al-Unf'', jld.1, hlm.153</ref> Namun kelompok lain meyakini bahwa penamaan beliau dengan Ahmad dilihat dari sisi zaman adalah terbatas diantara penamaannya dengan Muhammad di Taurat dan penamaannya dengan Muhammad pada masa kehidupannya.<ref>Ibnu Qayyim, ''Jala' al-Afhām'', hlm.98 dst</ref>


Dengan mngabaikan pandangan historis dan kembali kepada masalah relatifitas ke-'alaman nama-nama Nabi saw di sisi muslimin serta tidak dilupakannya makna sifat dalam nama-nama ini, maka  perlu diketahui bahwa terkadang riwayat-riwayat Islam ketika membandingkan dua nama Ahmad dan Muhammad menekankan makna pengutamaan (tafdhil) dari kata Ahmad. Berdasarkan satu riwayat dari Nabi saw, beliau dinamai Muhammad karena di bumi dipuji, dan dinamai Ahmad karena dilangit lebih dipuji.<ref>Qummi, ''Tafsir'', jld.2, hlm.365; Kulaini, ''al-Kafi'', jld.6, hlm.34; Ibnu Babawaih, '''Ilal al-Syarāyi'', jld.1, hlm.127-128 dan ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm. 51-52; ''al-Ikhtishash'', dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.34</ref>
Dengan mngabaikan pandangan historis dan kembali kepada masalah relatifitas ke-'alaman nama-nama Nabi saw di sisi muslimin serta tidak dilupakannya makna sifat dalam nama-nama ini, maka  perlu diketahui bahwa terkadang riwayat-riwayat Islam ketika membandingkan dua nama Ahmad dan Muhammad menekankan makna pengutamaan (tafdhil) dari kata Ahmad. Berdasarkan satu riwayat dari Nabi saw, beliau dinamai Muhammad karena di bumi dipuji, dan dinamai Ahmad karena dilangit lebih dipuji.<ref>Qummi, ''Tafsir'', jld.2, hlm.365; Kulaini, ''al-Kafi'', jld.6, hlm.34; Ibnu Babawaih, '''Ilal al-Syarāyi'', jld.1, hlm.127-128 dan ''Ma'āni al-Akhbār'', hlm. 51-52; ''al-Ikhtishash'', dinisbatkan kepada Syaikh Mufid, hlm.34</ref>
Pengguna anonim