Lompat ke isi

Ahmad: Perbedaan antara revisi

Tidak ada perubahan ukuran ,  17 Juni 2018
imported>M.hazer
imported>M.hazer
Baris 40: Baris 40:
Dalam kelahiran-kelahiran Islam, Ahmad bin Amr bin Tamim, ayah Khalil sastrawan tersohor mazhab Basrah (L 170 H/786 M), adalah orang pertama yang bernama Ahmad. Mengingat bahwa Khalil meninggal pada usia 74 tahun <ref>Ibnu Nadim, ''al-Fihrist'', hlm.48; Nawawi, ''Tahdzib al-Asma wa al-Lughat'', jld.1, hlm.178</ref> dan kelahirannya atas dasar ini sekitar tahur 96 H/715 M, maka penamaan ayahnya dapat diprediksikan terjadi pada kuartal ketiga abad ke-1 H. Sesorang bernama Ahmad ibnu Hamuwaih yang dianggap sebagai sahabat [[Imam Ali bin Husain as]]<ref>Thusi, ''Rijal'', hlm.84</ref>, jika percaya pada laporan itu, juga harus dijadikan contoh lain selain Ahmad ayah Khalil. Dan tak lama setelahnya bisa diangkat pula seseorang bernama Ahmad bin Muhammad Hadrami yang dianggap sebagai salah satu [[sahabat Imam Baqir as]] (L. 114 H/732 M). <ref>Barqi, ''Rijal'', hlm.10; Montgomery Watt, hlm.111</ref>
Dalam kelahiran-kelahiran Islam, Ahmad bin Amr bin Tamim, ayah Khalil sastrawan tersohor mazhab Basrah (L 170 H/786 M), adalah orang pertama yang bernama Ahmad. Mengingat bahwa Khalil meninggal pada usia 74 tahun <ref>Ibnu Nadim, ''al-Fihrist'', hlm.48; Nawawi, ''Tahdzib al-Asma wa al-Lughat'', jld.1, hlm.178</ref> dan kelahirannya atas dasar ini sekitar tahur 96 H/715 M, maka penamaan ayahnya dapat diprediksikan terjadi pada kuartal ketiga abad ke-1 H. Sesorang bernama Ahmad ibnu Hamuwaih yang dianggap sebagai sahabat [[Imam Ali bin Husain as]]<ref>Thusi, ''Rijal'', hlm.84</ref>, jika percaya pada laporan itu, juga harus dijadikan contoh lain selain Ahmad ayah Khalil. Dan tak lama setelahnya bisa diangkat pula seseorang bernama Ahmad bin Muhammad Hadrami yang dianggap sebagai salah satu [[sahabat Imam Baqir as]] (L. 114 H/732 M). <ref>Barqi, ''Rijal'', hlm.10; Montgomery Watt, hlm.111</ref>


Penekanan pada sosok ayah Khalil sebagai orang pertama pada era Islam yang diberi nama '''Ahmad''', terlihat dalam sumber-sumber klasik Islam. <ref>Ibnu Nadim, ''al-Fihrist'', hlm.48</ref> dan dalam kasus ini terkadang terlihat pula klaim kesepakan pendapat. <ref>Ibnu Hajar, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.97</ref> Catatan-catatan ini menegaskan satu poin historis bahwa pada zaman-zaman kuno sekalipun, para penulis Islam tidak menemukan bukti bahwa pada paruh pertama abad ke-1 H orang-orang yang terlahir muslim diberi nama Ahmad.
Penekanan pada sosok ayah Khalil sebagai orang pertama pada era Islam yang diberi nama '''Ahmad''', terlihat dalam sumber-sumber klasik Islam, <ref>Ibnu Nadim, ''al-Fihrist'', hlm.48</ref> dan dalam kasus ini terkadang terlihat pula klaim kesepakan pendapat. <ref>Ibnu Hajar, ''al-Ishabah'', jld.1, hlm.97</ref> Catatan-catatan ini menegaskan satu poin historis bahwa pada zaman-zaman kuno sekalipun, para penulis Islam tidak menemukan bukti bahwa pada paruh pertama abad ke-1 H orang-orang yang terlahir muslim diberi nama Ahmad.


Dengan mempertimbangkan keterlambatan menyebarnya penamaan dengan Ahmad di kalangan muslimin dan beberapa argumen lain, sejumlah peneliti kontemporer berasumsi bahwa kata "Ahmad" di dalam Alquran seharusnya tidak dianggap sebagai 'Alam tetapi harus dianggap sebagai sifat. Penyimpulan ke-'alaman dari kata ini bermula ketika Nabi saw  disamakan dengan Farqalith (Parakletos) yang dijanjikan dalam Injil. <ref>Montgomery Watt, hlm.113</ref>
Dengan mempertimbangkan keterlambatan menyebarnya penamaan dengan Ahmad di kalangan muslimin dan beberapa argumen lain, sejumlah peneliti kontemporer berasumsi bahwa kata "Ahmad" di dalam Alquran seharusnya tidak dianggap sebagai 'Alam tetapi harus dianggap sebagai sifat. Penyimpulan ke-'alaman dari kata ini bermula ketika Nabi saw  disamakan dengan Farqalith (Parakletos) yang dijanjikan dalam Injil. <ref>Montgomery Watt, hlm.113</ref>
Pengguna anonim