Lompat ke isi

Abu Bakar bin Abi Quhafah: Perbedaan antara revisi

imported>Yuwono
imported>Yuwono
Baris 279: Baris 279:
Kebalikan dari pandangan ini, Lamnes dengan berdasarkan sumber-sumber [[Ahlusunah]] memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang Abu Bakar dia menulis: Abu Bakar dalam beberapa riwayat dikenal sebagai seorang mukmin yang sederhana dan manusia yang baik dan sensitif yang cepat meneteskan air mata, namun sejatinya, dia adalah seorang lelaki yang kuat, serius dan cukup keras dan pemarah dimana terkadang seorang yang terkenal keras seperti Umar dibuatnya mundur. Dia juga dengan bersandar pada sebuah riwayat dari Baladzuri<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.415.</ref> menulis bahwa [[Nabi saw]] juga memiliki pandangan semacam ini tentang Abu Bakar, karena [[Aisyah]] disebut sebagai putri sejatinya Abu Bakar dalam kekerasan. Lamnes berkeyakinan bahwa Abu Bakar, bukan hanya dikarenakan lebih berumur dapat unggul atas Umar, akan tetapi bahkan berkat tampilan luarnya yang tenang dan lembut serta lebih berpikir ke depan dan menjaga diri {{enote|Ya'qubi memiliki pandangan yang benar-benar berbeda. Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', 1379 H, jld.2, hlm.138}} dan dia di hari [[Saqifah]] bagaikan seorang murid di bawah seorang guru. Dalam penyergapan para pembangkang yang murtad, dengan rencananya yang kokoh -walaupun mendapat penentangan dari pembesar sahabat- tetap ia lakukan, dan sama sekali tidak membiarkan rasa takut merasuki hatinya dari serangan para pemberontak ke Madinah.<ref> lihat: hlm.125-127.</ref>
Kebalikan dari pandangan ini, Lamnes dengan berdasarkan sumber-sumber [[Ahlusunah]] memiliki pandangan yang sangat berbeda tentang Abu Bakar dia menulis: Abu Bakar dalam beberapa riwayat dikenal sebagai seorang mukmin yang sederhana dan manusia yang baik dan sensitif yang cepat meneteskan air mata, namun sejatinya, dia adalah seorang lelaki yang kuat, serius dan cukup keras dan pemarah dimana terkadang seorang yang terkenal keras seperti Umar dibuatnya mundur. Dia juga dengan bersandar pada sebuah riwayat dari Baladzuri<ref> Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', jld.1, hlm.415.</ref> menulis bahwa [[Nabi saw]] juga memiliki pandangan semacam ini tentang Abu Bakar, karena [[Aisyah]] disebut sebagai putri sejatinya Abu Bakar dalam kekerasan. Lamnes berkeyakinan bahwa Abu Bakar, bukan hanya dikarenakan lebih berumur dapat unggul atas Umar, akan tetapi bahkan berkat tampilan luarnya yang tenang dan lembut serta lebih berpikir ke depan dan menjaga diri {{enote|Ya'qubi memiliki pandangan yang benar-benar berbeda. Ya'qubi, ''Tārikh Ya'qubi'', 1379 H, jld.2, hlm.138}} dan dia di hari [[Saqifah]] bagaikan seorang murid di bawah seorang guru. Dalam penyergapan para pembangkang yang murtad, dengan rencananya yang kokoh -walaupun mendapat penentangan dari pembesar sahabat- tetap ia lakukan, dan sama sekali tidak membiarkan rasa takut merasuki hatinya dari serangan para pemberontak ke Madinah.<ref> lihat: hlm.125-127.</ref>


Kekerasan Abu Bakar ditegaskan oleh sebuah riwayat yang diambil dari Asma' putrinya dan dari keluarga Nadha' yang dimuat oleh Waqidi. Berdasarkan riwayat ini, Abu Bakar di hadapan Nabi saw dan dalam keadaan ihram memukul budaknya karena menghilangkan unta dan perbekalan safarnya. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1094.</ref> Menurut penuturan Lamnes, gambaran yang ditampilkan dari kepribadian pengganti dan penerus pertama Rasulullah saw dalam riwayat-riwayat [[Islam]], muncul dikarenakan faktor dan sebab yang bermacam-macam dan dengan menggunakan sarana yang bermacam-macam agama, politik, famili dan kekabilahan untuk menyebarkannya secara meluas dan cepat. Citra atau gambaran ini, yang telah dipaksakan melalui sumber-sumber ini pada historiografi Islam dan studi-studi Timur, tidak mewakili karakter sejati Abu Bakr. Dia menulis: Dari sisi prinsip-prinsip keyakinan, Abu Bakar seharusnya adalah seorang muslim terbaik dan paling istimewa. Oleh karenanya, ajaran kuat [[Madinah]] dan para penulis yang berpengaruh dari keluarga Zubairian (dari keluarga Abu Bakr) mengambil langkah-langkah dalam mengatasi sosok seperti dia dan akhirnya mereka berhasil hingga nama Abu Bakar selalu bersama dengan "keutamaan" dan "keistimewaan-keistimewaan".
Kekerasan Abu Bakar ditegaskan oleh sebuah riwayat yang diambil dari Asma' putrinya dan dari keluarga Nadha' yang dimuat oleh Waqidi. Berdasarkan riwayat ini, Abu Bakar di hadapan Nabi saw dan dalam keadaan ihram memukul budaknya karena menghilangkan unta dan perbekalan safarnya. <ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.1094.</ref> Menurut penuturan Lamnes, gambaran yang ditampilkan dari kepribadian pengganti dan penerus pertama Rasulullah saw dalam riwayat-riwayat [[Islam]], muncul dikarenakan faktor dan sebab yang bermacam-macam dan dengan menggunakan sarana yang bermacam-macam agama, politik, famili dan kekabilahan untuk menyebarkannya secara meluas dan cepat. Citra atau gambaran ini, yang telah dipaksakan melalui sumber-sumber ini pada historiografi Islam dan studi-studi Timur, tidak mewakili karakter sejati Abu Bakar. Dia menulis: Dari sisi prinsip-prinsip keyakinan, Abu Bakar seharusnya adalah seorang muslim terbaik dan paling istimewa. Oleh karenanya, ajaran kuat [[Madinah]] dan para penulis yang berpengaruh dari keluarga Zubairian (dari keluarga Abu Bakar) mengambil langkah-langkah dalam mengatasi sosok seperti dia dan akhirnya mereka berhasil hingga nama Abu Bakar selalu bersama dengan "keutamaan" dan "keistimewaan-keistimewaan".
Dalam sumber-sumber Ahlusunah, secara umum seperti buku sejarah, biografi, sejarah Nabi saw, bab dan bagian-bagian yang khusus membahas keutamaan-keutamaan dan latar belakang Abu Bakar. Sesuai keyakinan mereka terdapat bukti dari ayat-ayat [[Alquran]] yang turun berkaitan dengan Abu Bakar dan hadis-hadis yang pernah Nabi saw ucapkan berkenaan dengan keutamaannya. Salah satu dari ayat-ayat tersebut: {{ia|اِنَّ اللّهَ اشْتَری مِنَ المُؤْمِنینَ اَنْفُسَهُمْ وَ اَمْوالَهُمْ بِاَنَّ الْجَنَّهَ}}<ref> Taubah, hlm.9, hlm.111.</ref>{{ia|فَاَمّا مَنْ اَعْطی وَاتَّقی }}  <ref> Q.S. Al-Lail, ayat 5.</ref> {{ia|ثانی اثْنَینِ... فَاَنْزِلَ اللّهُ سَکینَتَهُ عَلَیهِ}} <ref> Q.S. Al-Taubah, ayat 9.</ref> dan ...<ref>Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.14-15; Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa’iq al-Muhriqah'', hlm.98-102.</ref> Adapun hadis: {{ia|لوکنت متخذاً من امتی خلیلاً لاتخذت ابابکر و لکن اخی وصاحبی }}<ref>Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 191.</ref>{{ia| مَثَل ابوبکر کمثل میکائیل ینزل برضاءاللّه...}}<ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.109.</ref> dan masih banyak hadis yang lainnya.<ref>untuk percontohan: Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 189-198; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.175-178; Suyuthi, ''Tārikh al-Khulafa'', hlm.38-68.</ref> [[Allamah Amini]] pembahasan asli jilid ketujuh dalam kitab ''al-Ghadir'' secara khusus membahas dan mendiskusikan riwayat-riwayat berkaitan dengan keutamaan-keutamaan ini.<ref>Amini, ''al-Ghadir'', jld.2, hlm.87-312.</ref>
Dalam sumber-sumber Ahlusunah, secara umum seperti buku sejarah, biografi, sejarah Nabi saw, bab dan bagian-bagian yang khusus membahas keutamaan-keutamaan dan latar belakang Abu Bakar. Sesuai keyakinan mereka terdapat bukti dari ayat-ayat [[Alquran]] yang turun berkaitan dengan Abu Bakar dan hadis-hadis yang pernah Nabi saw ucapkan berkenaan dengan keutamaannya. Salah satu dari ayat-ayat tersebut: {{ia|اِنَّ اللّهَ اشْتَری مِنَ المُؤْمِنینَ اَنْفُسَهُمْ وَ اَمْوالَهُمْ بِاَنَّ الْجَنَّهَ}}<ref> Taubah, hlm.9, hlm.111.</ref>{{ia|فَاَمّا مَنْ اَعْطی وَاتَّقی }}  <ref> Q.S. Al-Lail, ayat 5.</ref> {{ia|ثانی اثْنَینِ... فَاَنْزِلَ اللّهُ سَکینَتَهُ عَلَیهِ}} <ref> Q.S. Al-Taubah, ayat 9.</ref> dan ...<ref>Azham, Asyhar Masyahir al-Islām, hlm.14-15; Ibnu Hajar Haitami, ''al-Shawa’iq al-Muhriqah'', hlm.98-102.</ref> Adapun hadis: {{ia|لوکنت متخذاً من امتی خلیلاً لاتخذت ابابکر و لکن اخی وصاحبی }}<ref>Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 191.</ref>{{ia| مَثَل ابوبکر کمثل میکائیل ینزل برضاءاللّه...}}<ref>Waqidi, ''al-Maghāzi'', jld.2, hlm.109.</ref> dan masih banyak hadis yang lainnya.<ref>untuk percontohan: Bukhari, ''Sahih Bukhari'', jld.4, hlm. 189-198; Ibnu Sa'ad, ''Thabaqāt al-Kubrā'', jld.3, hlm.175-178; Suyuthi, ''Tārikh al-Khulafa'', hlm.38-68.</ref> [[Allamah Amini]] pembahasan asli jilid ketujuh dalam kitab ''al-Ghadir'' secara khusus membahas dan mendiskusikan riwayat-riwayat berkaitan dengan keutamaan-keutamaan ini.<ref>Amini, ''al-Ghadir'', jld.2, hlm.87-312.</ref>
Pengguna anonim