Lompat ke isi

Allah: Perbedaan antara revisi

96 bita ditambahkan ,  10 Februari 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
(wiki check)
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 36: Baris 36:


→'''Fikih Lughah'''
→'''Fikih Lughah'''
Mengenai derivasi nama ini terjadi perbedaan antara para ahli bahasa. Sebagian ahli berpendapat bahwa kata ini merupakan kata jamid (tidak dibentuk dari kata lain) namun kebanyakan ahli mengatakan bahwa kata ini adalah musytaq (diambil dari kata lain). Para ahli yang berpendapat bahwa kata ''Allah'' adalah musytaqmengatakan bahwa terdapat 20-30 asal kata ''Allah''. <ref>Firuz Abadi, ''al-Qāmus al-Muhith'', 1417 H, jld. 2, hal. 1653, klausul ilah</ref> Barangkali pendapat paling benar adalah bahwa ''Allah'' berasal dari kata "al-Ilah" (bahasa Arab:{{ia| الإله }}) dan berasal dari akar ''Alaha'' ({{ia| أله }}) bermakna "menyembah"<ref>Maibadi, ''Kasyful Asrar'', 1361 S, jld. 1, hal. 6; Thabrisi, ''Majma' al-Bayan'', 1406 H, jld. 1, hal. 90; Musthafawi, ''al-Tahqiq'', 1374 S, jld. 1, hal. 119. </ref>. Berdasarkan hal ini maknanya adalah Dewi yang layak dipuji dan layak disembah. <ref>Razi, ''Raudhal Jinan'', jld. 1, hal. 57; Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jld. 1, hal. 159; Bustani, ''Dairah al-Ma'arif Bustani'', jld. 4, hal. 486. </ref> Ada pendapat lain dalam hal ini juga.
Mengenai derivasi nama ini terjadi perbedaan antara para ahli bahasa. Sebagian ahli berpendapat bahwa kata ini merupakan kata jamid (tidak dibentuk dari kata lain) namun kebanyakan ahli mengatakan bahwa kata ini adalah musytaq (diambil dari kata lain). Orang-orang yang memahami bahwa itu adalah {kata} derivatif (musytaq), memiliki pandangan yang berbeda pada dasar katanya dan sebagian yang lain berpendapat bahwa dalam masalah ini memiliki 20 atau 30 pandangan.<ref>Firuz Abadi, ''al-Qāmus al-Muhith'', 1417 H, jld. 2, hal. 1653, klausul ilah</ref> Barangkali pendapat paling benar adalah bahwa ''Allah'' berasal dari kata "al-Ilah" (bahasa Arab:{{ia| الإله }}) dan berasal dari akar ''Alaha'' ({{ia| أله }}) bermakna "menyembah"<ref>Maibadi, ''Kasyful Asrar'', 1361 S, jld. 1, hal. 6; Thabrisi, ''Majma' al-Bayan'', 1406 H, jld. 1, hal. 90; Musthafawi, ''al-Tahqiq'', 1374 S, jld. 1, hal. 119. </ref>. Berdasarkan hal ini maknanya adalah Dewi yang layak dipuji dan layak disembah. <ref>Razi, ''Raudhal Jinan'', jld. 1, hal. 57; Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jld. 1, hal. 159; Bustani, ''Dairah al-Ma'arif Bustani'', jld. 4, hal. 486. </ref> Ada pendapat lain dalam hal ini juga.


→'''Bagian Kesusastraan'''
→'''Bagian Kesusastraan'''
Pengguna anonim