Lompat ke isi

Allah: Perbedaan antara revisi

116 bita ditambahkan ,  24 Desember 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Shobir
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Allah''' (bahasa Arab:{{ia| الله)}} adalah nama khusus yang dinisbatkan kepada zat Tuhan yang memiliki semua [[sifat kesempurnaan]]. Kata ini merupakan [[Asma Ilahi]] pada dasarnya berasal dari bahasa Arab dan mengandung hukum fikih yang berkaitan dengan kata ini, seperti hukum tentang tidak diperbolehkan menyentuh bentuk tertulis dari kata ini tanpa [[thaharah]]. Salah satu ciri terpenting dari kata ini adalah kata yang termaktub dalam syahadat [[Tauhid]] dan ketidakbolehan memberikan nama ini kepada siapapun selain Tuhan.
'''Allah''' (bahasa Arab:{{ia| الله)}} adalah nama khusus yang dinisbatkan kepada zat Tuhan yang memiliki semua [[sifat kesempurnaan]]. Kata ini merupakan [[Asma Ilahi]] pada dasarnya berasal dari bahasa Arab dan mengandung hukum fikih yang berkaitan dengan kata ini, seperti hukum tentang tidak diperbolehkan menyentuh bentuk tertulis dari kata ini tanpa [[thaharah]]. Salah satu ciri terpenting dari kata ini adalah kata yang termaktub dalam syahadat [[Tauhid]] dan ketidakbolehan memberikan nama ini kepada siapapun selain Tuhan.
''Allah'' adalah kata benda yang tepat untuk wajib al-wujud yang memiliki semua sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. <ref> Maibadi, Kasyf al-Asrār, 1361 S, jil. 1, hal. 6; Al-Baihaqi, Al-Asma wa al-Sifat, Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, jil. 1, hal, 47. </ref>  
''Allah'' adalah kata benda yang tepat untuk wajib al-wujud yang memiliki semua sifat-sifat kesempurnaan Tuhan. <ref> Maibadi, ''Kasyf al-Asrār'', 1361 S, jil. 1, hal. 6; Al-Baihaqi, ''Al-Asma wa al-Sifat'', Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, jil. 1, hal, 47. </ref>  


==Kesetaraan dalam Bahasa Lain==
==Kesetaraan dalam Bahasa Lain==
Baris 15: Baris 15:


==Pengertian Kata==
==Pengertian Kata==
Akar Kata: Allah pada awalnya adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. <ref>Fahr al-Razi, al-Tafsir al-Kabir, 1413 H, jil. 1, hal. 163. </ref> Sebagian orang menilai bahwa kata-kata itu mirip dengan kata-kata bahasa Ibrani yang berasal dari kata ''il'' dan sebagian yang lain menganggap berasal dari Syiria atau Kasdim yang berasal dari Illaha <ref>Fahr al-Razi, al-Tafsir al-Kabir, 1413 H, jil. 1; Shadiqi, al-Furqān, 1365 S, jil. 1, hal. 82-83.Muhaqiq, Asmā wa Shifat Ilahi, 1372 S, jil. 1, hal. 31; Subhani, Mafāhim al-Qur’ān, 1413 H, jil. 6, hal. 110. </ref>. Namun sebagian orang lain lagi berkeyakinan bahwa kesamaan ini tidak cukup untuk menunjukkan bahwa kata ini tidak berasal dari bahasa Arab. <ref>Firuz Abadi, al-Qamus al-Muhith, 1417 H, jil. 2, hal. 1631, “ilah” </ref>
Akar Kata: Allah pada awalnya adalah kata yang berasal dari bahasa Arab. <ref>Fahr al-Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jil. 1, hal. 163. </ref> Sebagian orang menilai bahwa kata-kata itu mirip dengan kata-kata bahasa Ibrani yang berasal dari kata ''il'' dan sebagian yang lain menganggap berasal dari Syiria atau Kasdim yang berasal dari Illaha <ref>Fahr al-Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jil. 1; Shadiqi, ''al-Furqān'', 1365 S, jil. 1, hal. 82-83.Muhaqiq,'' Asmā wa Shifat Ilahi'', 1372 S, jil. 1, hal. 31; Subhani, ''Mafāhim al-Qur’ān'', 1413 H, jil. 6, hal. 110. </ref>. Namun sebagian orang lain lagi berkeyakinan bahwa kesamaan ini tidak cukup untuk menunjukkan bahwa kata ini tidak berasal dari bahasa Arab. <ref>Firuz Abadi, ''al-Qamus al-Muhith'', 1417 H, jil. 2, hal. 1631, “ilah” </ref>


==Fikih Lughah==
==Fikih Lughah==
Mengenai derivasi nama ini terjadi perbedaan antara para ahli bahasa. Sebagian ahli berpendapat bahwa kata ini merupakan kata jamid (tidak dibentuk dari kata lain) namun kebanyakan ahli mengatakan bahwa kata ini adalah musytaq dan diambil dari kata lain. Para ahli yang mengatakan bahwa kata ''Allah'' mengatakan bahwa terdapat 20-30 asal kata ''Allah''. <ref>Firuz Abadi, al-Qāmus al-Muhith, 1417 H, jil. 2, hal. 1653, klausul ilah</ref> Barang kali pendapat paling benar adalah bahwa ''Allah'' berasal dari kata “Ilailah” dan berasal dari kata ''Ilaha ya’luhu al-wahah'' bermakna abad <ref>Maibadi, Kasyful Asrar, 1361 S, jil. 1, hal. 6; Thabarsi, Majma’ al-Bayan, 1406 H, jil. 1, hal. 90; Musthafawi, al-Tahqiq, 1374 S, jil. 1, hal. 119. </ref> namun hamzahnya terhapus karena ''tahfif''. <ref>al-Syarthuni, Aqrāb al-Mawārid, 1426 H, jil. 1, hal. 66; Ibnu Mandzur, Lisan al-Arab, 1408 H, jil. 1, hal. 188-190. </ref> Berdasarkan hal ini maknanya adalah ''ma’budi''  yang layak dipuji dan layak disembah. <ref>Razi, Raudhal Jinan, jil. 1, hal. 57; Fakhru Razi, al-Tafsir al-Kabir, 1413 H, jil. 1, hal. 159; Bustani, Dairah al-Ma’arif Bustani, jil. 4, hal. 486. </ref>
Mengenai derivasi nama ini terjadi perbedaan antara para ahli bahasa. Sebagian ahli berpendapat bahwa kata ini merupakan kata jamid (tidak dibentuk dari kata lain) namun kebanyakan ahli mengatakan bahwa kata ini adalah musytaq dan diambil dari kata lain. Para ahli yang mengatakan bahwa kata ''Allah'' mengatakan bahwa terdapat 20-30 asal kata ''Allah''. <ref>Firuz Abadi, ''al-Qāmus al-Muhith'', 1417 H, jil. 2, hal. 1653, klausul ilah</ref> Barang kali pendapat paling benar adalah bahwa ''Allah'' berasal dari kata “Ilailah” dan berasal dari kata ''Ilaha ya’luhu al-wahah'' bermakna abad <ref>Maibadi, ''Kasyful Asrar'', 1361 S, jil. 1, hal. 6; Thabarsi, ''Majma’ al-Bayan'', 1406 H, jil. 1, hal. 90; Musthafawi, ''al-Tahqiq'', 1374 S, jil. 1, hal. 119. </ref> namun hamzahnya terhapus karena ''tahfif''. <ref>al-Syarthuni,'' Aqrāb al-Mawārid'', 1426 H, jil. 1, hal. 66; Ibnu Mandzur, ''Lisan al-Arab'', 1408 H, jil. 1, hal. 188-190. </ref> Berdasarkan hal ini maknanya adalah ''ma’budi''  yang layak dipuji dan layak disembah. <ref>Razi, ''Raudhal Jinan'', jil. 1, hal. 57; Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jil. 1, hal. 159; Bustani, ''Dairah al-Ma’arif Bustani'', jil. 4, hal. 486. </ref>


==Bagian Kesusastraan==
==Bagian Kesusastraan==
Kapanpun kata ''nida'' (panggilan) ''Allah'' terjadi, maka huruf ''nida''-nya akan terhapus dan sebagai gantinya mim dengan tasydid akan ditambahkan pada akhir kata itu sehingga dibaca menjadi Allahumma «اللّهم». <ref>Ibnu Mandzur, Lisān al-Arabi, 1408 H, jil. 1, hal. 191; Razi, Raudhal Jinan, 11375 S, jil. 4, hal. 251; Qurthubi, Tafsir Qurthubi, 1417 H, jil. 4, hal. 35. </ref> Tentu saja, sebagian ulama ilmu nahwu memiliki pandangan yang lain tentang  «اللّهم». <ref>Razi, Raudhal Jinān, jil. 4, hal. 251; Qurthubi, Tafsir Qurthubi, 1417 H, jil. 4, hal. 35; Thabarsi, Majma’ al-Bayān, 1406 H, jil. 2, hal. 726; Fakhru Razi, al-Tafsir al-Kabir, 1413 H, jil. 8, hal. 3; Ibnu Mandzur, Lisān al-Arabi, 1408 H, jil. 1, hal. 190. </ref>
Kapanpun kata ''nida'' (panggilan) ''Allah'' terjadi, maka huruf ''nida''-nya akan terhapus dan sebagai gantinya mim dengan tasydid akan ditambahkan pada akhir kata itu sehingga dibaca menjadi Allahumma «اللّهم». <ref>Ibnu Mandzur, ''Lisān al-Arabi'', 1408 H, jil. 1, hal. 191; Razi,'' Raudhal Jinan'', 11375 S, jil. 4, hal. 251; Qurthubi, ''Tafsir Qurthubi'', 1417 H, jil. 4, hal. 35. </ref> Tentu saja, sebagian ulama ilmu nahwu memiliki pandangan yang lain tentang  «اللّهم». <ref>Razi, ''Raudhal Jinān'', jil. 4, hal. 251; Qurthubi, ''Tafsir Qurthubi'', 1417 H, jil. 4, hal. 35; Thabarsi,'' Majma’ al-Bayān'', 1406 H, jil. 2, hal. 726; Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir'', 1413 H, jil. 8, hal. 3; Ibnu Mandzur, ''Lisān al-Arabi'', 1408 H, jil. 1, hal. 190. </ref>
==Hukum Fiqih==
==Hukum Fiqih==
Nama Jalal-Allah menurut sebagian [[hukum]] adalah seperti nama-nama [[Asma Ilahi]] yang lain. Pendapat masyhur fuqaha adalah bahwa menyentuh tulisan Allah tanpa taharah adalah [[haram]]. <ref>Najafi, Jawāhir al-Kalām, Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, jil. 3, hal. 46. </ref>
Nama Jalal-Allah menurut sebagian [[hukum]] adalah seperti nama-nama [[Asma Ilahi]] yang lain. Pendapat masyhur fuqaha adalah bahwa menyentuh tulisan Allah tanpa taharah adalah [[haram]]. <ref>Najafi,'' Jawāhir al-Kalām'', Dar Ihya al-Tsurats al-Arabi, jil. 3, hal. 46. </ref>
==Karakteristik==
==Karakteristik==
Nama Allah memiliki 10 ciri terhormat di antara [[Asmaul Husna]] Ilahi:
Nama Allah memiliki 10 ciri terhormat di antara [[Asmaul Husna]] Ilahi:
Baris 36: Baris 36:
*Nama ini menyiratkan esensi suci yang memiliki semua [[sifat jalal dan jamal ilahi]] .
*Nama ini menyiratkan esensi suci yang memiliki semua [[sifat jalal dan jamal ilahi]] .
*Tidak digunakan untuk nama selain Allah.
*Tidak digunakan untuk nama selain Allah.
*Seluruh asma Ilahi dibaca dengan nama ini dan selainnya tidak benar. <ref>Al-Kaf’ami, al-Maqām al-Usna, Muasasah Qaim Ali Muhammad (Afs), hal. 25, 26. </ref>
*Seluruh asma Ilahi dibaca dengan nama ini dan selainnya tidak benar. <ref>Al-Kaf’ami, ''al-Maqām al-Usna'', Muasasah Qaim Ali Muhammad (Afs), hal. 25, 26. </ref>
   
   
==Jumlah kata ''Allah'' dalam al-Qur’an==
==Jumlah kata ''Allah'' dalam al-Qur’an==
Menurut pendapat beberapa sumber, dengan tanpa menghitung  dhamir yang kembali kepada kata Allah dan sejenisnya, kalimat Allah digunakan dalam Alquran sebanyak 2.699 kali. <ref>Ruhani, al-Mu’jam al-Isni, 1366 S, jil. 2, hal. 244, 252 dan 262. </ref> Jika kita tambahkan lima hal terhadap kat''Allahumma'' maka jumlahnya akan menjadi 2.704 kali. Sebagian ulama dengan menghitung ''musytaq'' Allah dan Bismillah, kata Allah terulang sebanyak 2.807 kali dalam Quran. <ref>Asytiyani, Tafsir Surah Fatihah al-Kitāb, 1377 S, hal. 63. </ref>
Menurut pendapat beberapa sumber, dengan tanpa menghitung  dhamir yang kembali kepada kata Allah dan sejenisnya, kalimat Allah digunakan dalam Alquran sebanyak 2.699 kali. <ref>Ruhani, ''al-Mu’jam al-Isni'', 1366 S, jil. 2, hal. 244, 252 dan 262. </ref> Jika kita tambahkan lima hal terhadap kat''Allahumma'' maka jumlahnya akan menjadi 2.704 kali. Sebagian ulama dengan menghitung ''musytaq'' Allah dan Bismillah, kata Allah terulang sebanyak 2.807 kali dalam Quran. <ref>Asytiyani, ''Tafsir Surah Fatihah al-Kitāb'', 1377 S, hal. 63. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Pengguna anonim