Lompat ke isi

Kaum Sabat: Perbedaan antara revisi

547 bita dihapus ,  15 Juni 2022
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7: Baris 7:
Menurut tradisi Yahudi, kaum Yahudi pada hari Sabat atau Sabtu harus meninggalkan pekerjaan mereka dan beristirahat. <ref>Qarasyi Banabi, Qamus Qur’an, jld. 3, hlm. 207</ref> Menjaga kesucian hari Sabtu dan tidak bekerja pada hari itu adalah salah satu dari 10 perintah Nabi Musa as. <ref>Qarasyi Banabi, Qamus Qur’an, jld. 3, hlm. 207</ref>
Menurut tradisi Yahudi, kaum Yahudi pada hari Sabat atau Sabtu harus meninggalkan pekerjaan mereka dan beristirahat. <ref>Qarasyi Banabi, Qamus Qur’an, jld. 3, hlm. 207</ref> Menjaga kesucian hari Sabtu dan tidak bekerja pada hari itu adalah salah satu dari 10 perintah Nabi Musa as. <ref>Qarasyi Banabi, Qamus Qur’an, jld. 3, hlm. 207</ref>


==Kronologis==
==Kronologis Peristiwa==
Menurut hadis-hadis yang menafsirkan [[Alquran]], disebutkan mengenai suatu kaum yang menetap di tepi pantai. Dari Allah swt diperintahkan kepada mereka untuk tidak menangkap dan mengkonsumsi ikan pada hari Sabtu. Dalam jangka waktu tertentu mereka menaati perintah tersebut.<ref>Tafsir yang dinisbatkan pada Imam Hasan Askari as, hlm. 268-269</ref>Atas kehendak Allah swt, ikan-ikan setiap hari Sabtu naik ke permukaan air yang membuat kaum tersebut tergiur. Namun di hari-hari lain, ikan-ikan tersebut masuk ke kedalaman laut yang membuatnya sulit ditangkap. <ref>Qs. Al-A'raf: 163</ref>Beberapa orang dari kampung tersebut, membuat sebuah strategi licik dengan menggali lubang di tepi pantai, sehingga ikan-ikan yang naik ke permukaan laut setiap hari Sabtu memasuki lubang tersebut dan pada hari setelahnya mereka menangkapi ikan tersebut. <ref>Tafsir yang dinisbatkan pada Imam Hasan Askari as, hlm. 268-269</ref>
Menurut Alquranul Karim, kaum Sabat disebabkan ketidaktaatan atas batasan dan aturan Allah untuk tidak bekerja pada hari Sabtu dan mereka pada hari terlarang itu malah memancing dan menangkap Ikan <ref>Qs. Al-Baqarah: 65; lih. juga: Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2, hlm. 947</ref> sehingga mendapat azab dan melihat langsung akibat dari pelanggaran mereka yang kemudian menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa. <ref>Qs. Al-Baqarah: 66; lih. juga: Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2, hlm. 947</ref>


Menurut beberapa riwayat lainnya, pada hari-hari Sabtu mereka menangkap ikan dan pada hari-hari lainnya mereka mengkonsuminya. Mereka berdalih, mereka hanya dilarang memakan ikan pada hari Sabtu bukan dilarang untuk menangkapnya.<ref>Qummi, ''Tafsir Al-Qummi'', jld. 1, hlm. 244-245</ref> Menyikapi kelompok yang melanggar, kaum tersebut terbagi dua. Satu kelompok acuh tidak acuh terhadap pelanggaraan itu dan kelompok lainnya mengecam dan melarang tindakan tersebut. <ref>Majlisi, ''Bihar Al-Anwar'', jld. 14, hlm. 54</ref>Namun meskipun dinasehati, mereka tetap melanjutkan pelanggaran tersebut. Kelompok yang melarang dan tidak menyepakati tindakan yang melanggar itu menjauh dari kaumnya karena meyakini azab Ilahi akan menimpa kaum tersebut.
Menurut sebuah riwayat dari Imam Sajjad as, disebutkan mengenai suatu kaum yang menetap di tepi pantai. Dari Allah swt diperintahkan kepada mereka untuk tidak menangkap ikan pada hari Sabtu. <ref>Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2 hlm. 948</ref> Sementara setiap hari Sabtu, ikan-ikan naik kepermukaan laut dan mendekati pantai. Untuk menangkap ikan pada hari itu, mereka membuat strategi licik dengan menggali lubang di tepi pantai, sehingga ikan-ikan yang naik ke permukaan laut memasuki lubang tersebut dan tidak bisa keluar. <ref>Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2 hlm. 948</ref> Sehingga Kaum Sabat meski pada hari Sabtunya tidak turun ke laut buat memancing, namun dengan adanya  ikan-ikan terjebak pada lubang-lubang yang mereka buat, mereka pun dapat menangkapnya dengan mudah sehari setelahnya. <ref>Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2 hlm. 948</ref> Dengan cara ini, kaum Sabat dapat mengumpulkan harta dan mendapatkan nikmat-nikmat materi yang banyak. <ref>Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2 hlm. 948</ref> Berdasarkan riwayat, mereka disebutkan berjumlah 80 ribu orang dengan 70 ribu orang diantara mereka tidak menaati larangan Allah Swt untuk tidak menangkap ikan pada hari Sabtu. <ref>Majlisi, Haiwah al-Qulub, jld. 2 hlm. 948</ref>


==Perubahan Fisik Kaum Sabat==
==Perubahan Fisik Kaum Sabat==
Pada akhirnya, kaum Sabat mendapatkan azab Ilahi dalam bentuk fisik yaitu mereka diubah oleh Allah swt. Allah swt berfirman, "Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". <ref>Qs. Al-Baqarah: 65</ref> Menurut beberapa hadis, orang-orang yang berubah itu binasa setelah tiga hari.<ref>Tafsir yang dinisbatkan pada Imam Hasan Askari as, hlm. 279</ref>
Pada akhirnya, kaum Sabat mendapatkan azab Ilahi dalam bentuk fisik mereka diubah oleh Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam Alquran atas perintah Allah, mereka diubah menjadi kera. <ref>Qs. Al-Baqarah: 65</ref> Menurut sejumlah riwayat, orang-orang yang berubah itu binasa setelah tiga hari. <ref>Tafsir yang dinisbatkan kepada Imam Hasan Askari, hlm. 279</ref>


Sebagian dari ahli tafsir dengan merujuk pada beberapa ayat yang berkaitan dengan kaum Sabat<ref>Qs. Al-A'raf: 165</ref> berpendapat satu-satunya kelompok yang selamat dari azab Ilahi tersebut adalah kelompok yang mengecam dan telah melarang melakukan pembangkangan, namun dua kelompok lainnya yaitu kelompok yang melanggar dan kelompok yang mendiamkan pelanggaraan tersebut yang mendapatkan azab Ilahi.<ref>Lih. Thabathabai, ''al-Mizan'', jld. 8, hlm. 268-269</ref>
Sayid Muhammad Husain Thabathabai dalam Tafsir Al-Mizan menulis, “Menurut ayat 165 surah al-A’raf, mereka yang mengecam dan telah melarang melakukan pembangkangan, selamat dari azab tersebut, namun dua kelompok lainnya yaitu kelompok yang melanggar dan kelompok yang mendiamkan pelanggaraan tersebut yang mendapatkan azab Ilahi. <ref>Thabathabai, al-Mizan, jld. 8, hlm. 628-629</ref>


==Perubahan Fisik Kaum Sabat, Tamsil atau Kenyataan?==
Beberapa mufasir diantaranya, Mujahid ibn Jabr seorang mufasir Syiah (w. 104 H) dan Muhammad Abduh mufasir Sunni berkeyakinan bahwa tidak terjadi perubahan fisik pada kaum Sabat melainkan apa yang termaktub dalam surah 65 surah Al-Baqarah hanya berupa tamsil (kiasan) dan yang terjadi adalah perubahan pada hati kaum Sabat. <ref>Mughniyah, Tafsir al-Kasysyaf, jld. 1, hlm. 121</ref>
Sebagian dari ahli tafsir seperti Mujahid dan Muhammad Abduh berpendapat bahwa perubahan fisik pada kaum Sabat hanya berupa tamsil (kiasan), yang dirubah dari mereka adalah hatinya, bukan bentuk tubuh atau fisiknya secara keseluruhan. <ref>Mugniyah Muhammad Jawad, ''Tafsir al-Kasyif'', jld. 1, hlm. 121</ref> Pendapat ini mendapat kritikan dari mayoritas ahli tafsir. Menurut Thabrisi, pendapat tersebut tidak sesuai dengan makna lahiriyah ayat dan bertentangan dengan pendapat mayoritas ahli tafsir.<ref>Thabrisi, ''Majma' al-Bayan'', jld. 1, hlm. 264</ref>


==Waktu dan Tempat==
==Waktu dan Tempat==
Menurut ayat-ayat Alquran, kaum Sabat menetap dan bermukim di tepi laut. <ref>Qs. Al-A'raf: 163</ref> Beberapa sumber menyebutkan tempat tersebut adalah kota Aylah. <ref>Fakhrurazi, ''Mafatih al-Ghaib'', jld. 12, hlm. 412</ref>Sebagaimana sebuah hadis dari [[Imam Baqir as]] yang menyebut kota tempat kaum Sabat  tersebut bernama Aylah. <ref>Thabrisi, ''Majma' al-Bayan'', jld. 1, hlm. 266</ref>Sementara menurut [[Allamah Thabathabai]], Madyan dan Tabariyya juga disebut sebagai kota tempat tinggal kaum Sabat. <ref>Thabathabai, ''al-Mizan'', jld. 8, hlm. 303</ref>
Menurut ayat-ayat Alquran, kaum Sabat menetap dan bermukim di tepi laut. <ref>Qs. Al-A’raf: 163</ref> Sebuah riwayat dari Imam Baqir as, menyebut kota Kaum Sabat adalah Aylah. <ref>Tabarsi, Majma’ al-Bayan, jld. 1, hlm. 266</ref> Fakhrurazi juga menyebut nama kediaman mereka adalah Aylah <ref>Fakhrurazi, Mafatih al-Ghaib, jld. 12, hlm. 412</ref> Ada kemungkinan Aylah adalah kota yang saat ini bernama Eilat di dekat laut merah di wilayah pendudukan Palestina. <ref>Makarim Syirazi, Tafsir Nemuneh, jld. 6, hlm. 418</ref> Sementara menurut Allamah Thabathabai, Madyan dan Tabariyya juga disebut sebagai kota tempat tinggal kaum Sabat. <ref>Thabathabai, al-Mizan, jld. 8, hlm. 303</ref>


Sebagian besar hadis menyebutkan, peristiwa kaum Sabat terjadi di masa Nabi Daud as. <ref>Fakhrurazi, ''Mafatih al-Ghaib'', jld. 12, hlm. 412</ref>
Sebagian besar hadis menyebutkan, peristiwa kaum Sabat terjadi di masa Nabi Daud as. <ref>Fakhrurazi, Mafatih al-Ghaib, jld. 12, hlm. 412.</ref>


<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
Baris 53: Baris 52:
* Thabathabai, Muhammad Husain. ''Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur'an''. Qom: Daftar Intisyarat Islami, 1417 H
* Thabathabai, Muhammad Husain. ''Al-Mizan fi Tafsir Al-Qur'an''. Qom: Daftar Intisyarat Islami, 1417 H
{{akhir}}
{{akhir}}
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]
[[Category:Kisah-kisah Alquran]]
[[Category:Bani Israil]]


[[Kategori:Kisah-kisah Alquran]]
[[Kategori:Kisah-kisah Alquran]]
[[Kategori:Bani Israil]]
[[Kategori:Bani Israil]]
Pengguna anonim