Lompat ke isi

Hijaz: Perbedaan antara revisi

130 bita dihapus ,  7 Agustus 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 18: Baris 18:


==Geografi==
==Geografi==
Tentang batasan Hijaz terdapat perbedaan. <ref>Lihat: Jabiri, hlm.36-38. </ref> Batasan panjang Hijaz dari utara sampai ke selatan sekitar 1200 km yang dimulai dari perbatasan Yordania dan [[Arab Saudi]], dan terus memanjang berparalel dari Tepi Barat Laut Merah hingga ke daerah kawasan Asir di selatan Arab Saudi. Luas daerah ini, sekitar 454, 436 kilometer persegi.  <ref> Lihat: ''al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.61.</ref>  [[Mekah]], [[Madinah]], [[Jeddah]], [[Thaif]], [[Tabuk]] dan Yanbu adalah kota-kota terpenting Hijaz.  <ref> Umar Faruq Sayid Rajab, hlm.43.</ref>
Tentang batasan Hijaz terdapat perbedaan. <ref>Lihat: Jabiri, hlm.36-38. </ref> Batasan panjang Hijaz dari utara sampai ke selatan sekitar 1200 km yang dimulai dari perbatasan Yordania dan [[Arab Saudi]], dan terus memanjang berparalel dari Tepi Barat Laut Merah hingga ke daerah kawasan Asir di selatan Arab Saudi. Luas daerah ini, sekitar 454, 436 kilometer persegi.  <ref> Lihat: ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.61.</ref>  [[Mekah]], [[Madinah]], [[Jeddah]], [[Thaif]], [[Tabuk]] dan Yanbu adalah kota-kota terpenting Hijaz.  <ref> Umar Faruq Sayid Rajab, hlm.43.</ref>
[[Berkas:منطقه حجاز در تقسيمات امروز عربستان سعودی.jpeg|350 px|thumbnail|<center>Kawasan Hijaz dalam pembagian sekarang di Arab Saudi </center>]]
[[Berkas:منطقه حجاز در تقسيمات امروز عربستان سعودی.jpeg|350 px|thumbnail|<center>Kawasan Hijaz dalam pembagian sekarang di Arab Saudi </center>]]


Baris 24: Baris 24:
:# Dataran-dataran pantai tepi Laut Merah disebut Tihama.
:# Dataran-dataran pantai tepi Laut Merah disebut Tihama.
:# Daerah pegunungan, di mana sebagian besar curah hujan Hijaz berada di sini. Di daerah ini terdapat akar pegunungan yang dianggap bagian terpenting dataran tinggi Semenanjung Arab dan Arab Saudi.
:# Daerah pegunungan, di mana sebagian besar curah hujan Hijaz berada di sini. Di daerah ini terdapat akar pegunungan yang dianggap bagian terpenting dataran tinggi Semenanjung Arab dan Arab Saudi.
:#Dataran tinggi Hijaz, yang membentang dari timur pegunungan Madyan sampai ke dataran Nafudz besar dan pegunungan Aja dan Salma dan lerengnya mengarah ke utara dan timur.  <ref> Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.75; ''Athlas al-Mamlakah al-‘Arabiyah al-Sa’udiyah''.</ref>
:#Dataran tinggi Hijaz, yang membentang dari timur pegunungan Madyan sampai ke dataran Nafudz besar dan pegunungan Aja dan Salma dan lerengnya mengarah ke utara dan timur.  <ref> Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.75; ''Athlas al-Mamlakah al-'Arabiyah al-Sa'udiyah''.</ref>


==Cuaca==
==Cuaca==
Cuaca Hijaz kering. Kelembaban dan kabut di Tihama dan curah hujan yang sedikit di daerah-daerah pegunungan termasuk dari efek-efek Laut Merah. Di Hijaz tidak ada sungai tetap, tapi di lembah-lembahnya, setelah turun hujan, akan terjadi banjir yang terkadang membawa kerusakan besar.  <ref> Nahrwali, hlm.77; Haji Khalifah, hlm.hlm.41, 48, 155; untuk telaah selengkapnya tentang banjir [[Mekah]] dan efek-efeknya, lihat: Raf’at Fasha, jld.1, hlm.198-200.</ref> Tanaman-tanaman setelah hujan dan banjir akan tumbuh di tanah Hijaz, hal ini di sisi orang-orang Hijaz memiliki nilai yang besar.  <ref>Lihat: Balasyir, jld.1, hlm.5. </ref>
Cuaca Hijaz kering. Kelembaban dan kabut di Tihama dan curah hujan yang sedikit di daerah-daerah pegunungan termasuk dari efek-efek Laut Merah. Di Hijaz tidak ada sungai tetap, tapi di lembah-lembahnya, setelah turun hujan, akan terjadi banjir yang terkadang membawa kerusakan besar.  <ref> Nahrwali, hlm.77; Haji Khalifah, hlm.hlm.41, 48, 155; untuk telaah selengkapnya tentang banjir [[Mekah]] dan efek-efeknya, lihat: Raf'at Fasha, jld.1, hlm.198-200.</ref> Tanaman-tanaman setelah hujan dan banjir akan tumbuh di tanah Hijaz, hal ini di sisi orang-orang Hijaz memiliki nilai yang besar.  <ref>Lihat: Balasyir, jld.1, hlm.5. </ref>


Sumur-sumur dan sumber-sumber mata air Hijaz sangat terkenal di Semenanjung Arab, termasuk sumur [[Zamzam]], yang telah lama memiliki tempat khusus di sisi orang-orang Arab.  <ref>Lihat: Thabari, hlm.485; Fasi, 1419, jld.5, hlm.296.</ref>
Sumur-sumur dan sumber-sumber mata air Hijaz sangat terkenal di Semenanjung Arab, termasuk sumur [[Zamzam]], yang telah lama memiliki tempat khusus di sisi orang-orang Arab.  <ref>Lihat: Thabari, hlm.485; Fasi, 1419, jld.5, hlm.296.</ref>


Dikarenakan kelangkaan air, Hijaz memiliki pertanian terbatas. Namun, dengan begitu dari masa lalu, di wilayah ini memiliki pertanian, sebagaimana [[Thaif]] yang diperkenalkan sebagai salah satu daerah yang paling subur di Hijaz.  <ref>Lihat: Nashir Khosru, hlm.117; Sayid Amir Ali, hlm.2. </ref> Di era modern, dengan dibangun bendungan dan pengeboran sumur-sumur yang dalam, pertanian di wilayah tersebut telah lebih membaik dan penanaman gandum, jelai, jagung dan berbagai sayuran, terutama di sekitar kota-kota Thaif, [[Jeddah]], Madinah dan Yanbu sangat baik. Produksi kurmanya juga, terutama di daerah [[Madinah]], sangat terkenal. <ref> ''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>  Peternakan di daerah pegunungan dan dataran-dataran tinggi sangat umum.
Dikarenakan kelangkaan air, Hijaz memiliki pertanian terbatas. Namun, dengan begitu dari masa lalu, di wilayah ini memiliki pertanian, sebagaimana [[Thaif]] yang diperkenalkan sebagai salah satu daerah yang paling subur di Hijaz.  <ref>Lihat: Nashir Khosru, hlm.117; Sayid Amir Ali, hlm.2. </ref> Di era modern, dengan dibangun bendungan dan pengeboran sumur-sumur yang dalam, pertanian di wilayah tersebut telah lebih membaik dan penanaman gandum, jelai, jagung dan berbagai sayuran, terutama di sekitar kota-kota Thaif, [[Jeddah]], Madinah dan Yanbu sangat baik. Produksi kurmanya juga, terutama di daerah [[Madinah]], sangat terkenal. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>  Peternakan di daerah pegunungan dan dataran-dataran tinggi sangat umum.


==Usaha dan Bisnis Perdagangan==
==Usaha dan Bisnis Perdagangan==
Di masa lalu, lokasi geografis Hijaz telah menyebabkan peningkatan usaha perdagangan di kawasan ini. Pantai-pantai yang panjang Laut Merah di Hijaz dan satu perbatasan Hijaz dengan Suriah di bagian utara dan Yaman di selatan, merupakan posisi yang sangat baik yang disediakan bagi para pedagang Hijaz dalam pertukaran barang dengan para pedagang negara-negara tetangga. Kafilah para pedagang yang datang dari Yaman setelah melewati tanah Hijaz mereka berjalan menuju Utara dan pergi menuju tanah Suriah dan sebagian dari mereka juga berminat untuk pergi ke Mesir. Hijaz senantiasa membuka dan menerima kapal-kapal pedagang Ethiopia, Cina, India dan Mesir.  <ref> Siba’i, jld. 1, hlm.39-40; Maliki, hlm.87.</ref> Hal ini menyebabkan ketenaran pedagang [[Mekah]], [[Madinah]], [[Thaif]] dan [[Jeddah]]. Dalam referensi-referensi sejarah,  Mekah diperkenalkan sebagai tempat pertukaran barang-barang di mana air dan kebutuhan-kebutuhan finansial kafilah-kafilah juga terpenuhi untuk melanjutkan perjalanan mereka.  <ref> Sebagai contoh lihat: Ibnu Jubeir, hlm.1-96; Nahwali, hlm.77.</ref>
Di masa lalu, lokasi geografis Hijaz telah menyebabkan peningkatan usaha perdagangan di kawasan ini. Pantai-pantai yang panjang Laut Merah di Hijaz dan satu perbatasan Hijaz dengan Suriah di bagian utara dan Yaman di selatan, merupakan posisi yang sangat baik yang disediakan bagi para pedagang Hijaz dalam pertukaran barang dengan para pedagang negara-negara tetangga. Kafilah para pedagang yang datang dari Yaman setelah melewati tanah Hijaz mereka berjalan menuju Utara dan pergi menuju tanah Suriah dan sebagian dari mereka juga berminat untuk pergi ke Mesir. Hijaz senantiasa membuka dan menerima kapal-kapal pedagang Ethiopia, Cina, India dan Mesir.  <ref> Siba'i, jld. 1, hlm.39-40; Maliki, hlm.87.</ref> Hal ini menyebabkan ketenaran pedagang [[Mekah]], [[Madinah]], [[Thaif]] dan [[Jeddah]]. Dalam referensi-referensi sejarah,  Mekah diperkenalkan sebagai tempat pertukaran barang-barang di mana air dan kebutuhan-kebutuhan finansial kafilah-kafilah juga terpenuhi untuk melanjutkan perjalanan mereka.  <ref> Sebagai contoh lihat: Ibnu Jubeir, hlm.1-96; Nahwali, hlm.77.</ref>


Sejak dulu, adanya [[Ka'bah]] di Mekah juga  memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Hijaz. Setelah [[Islam]], kepentingan ini mengalami peningkatan dan setiap tahun jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, selain berziarah, mereka juga melakukan transaksi. Dekatnya Makah ke Pelabuhan Jeddah juga telah menyebabkan kepentingan komersial Jeddah.  <ref> Maliki, hlm.88.</ref>
Sejak dulu, adanya [[Ka'bah]] di Mekah juga  memiliki peran yang sangat penting dalam perekonomian Hijaz. Setelah [[Islam]], kepentingan ini mengalami peningkatan dan setiap tahun jutaan umat Islam dari seluruh penjuru dunia, selain berziarah, mereka juga melakukan transaksi. Dekatnya Makah ke Pelabuhan Jeddah juga telah menyebabkan kepentingan komersial Jeddah.  <ref> Maliki, hlm.88.</ref>
Kini, daerah ini selain memiliki pelbagai perusahaan, di bidang industri juga marak.  <ref> ''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>
Kini, daerah ini selain memiliki pelbagai perusahaan, di bidang industri juga marak.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.63.</ref>


==Kedudukan Ilmu Pengetahuan==
==Kedudukan Ilmu Pengetahuan==
Sejak munculnya [[Islam]], Hijaz merupakan Pusat Ilmu Pengetahuan di Semenanjung Arab dan senantiasa dalam kehidupan ilmiah dan pelestarian warisan Islam memiliki peran yang sangat penting, terutama selama dalam pelaksanaan ibadah [[haji]] yang mana kaum Muslimin dari semua pihak berdatangan ke Hijaz, di [[Mekah]] mengatur pertemuan dan mengadakan pembahasan dan pendekatan ilmiah. <ref> lihat: Maliki, hlm.185-187; Siba’i, jld. 1, hlm.79-81.</ref>  Pertemuan-pertemuan ilmiah di [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid al-Nabawi]], memiliki peran penting dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan kebudayaan tanah Hijaz. <ref> Lihat: Syauqi Dhaif, jld.5, hlm. 52-67; Maliki, hlm.186.</ref>  Di daerah ini ada senantiasa terdapat banyak sekolah-sekolah agama yang mana tujuan didirikannya sekolah-sekolah ini di Mekah dan [[Madinah]], adalah sebuah upaya untuk memperkuat seminari dan studi dan interpretasi [[Al-Qur'an]].  <ref> Maliki, hlm.196.</ref>
Sejak munculnya [[Islam]], Hijaz merupakan Pusat Ilmu Pengetahuan di Semenanjung Arab dan senantiasa dalam kehidupan ilmiah dan pelestarian warisan Islam memiliki peran yang sangat penting, terutama selama dalam pelaksanaan ibadah [[haji]] yang mana kaum Muslimin dari semua pihak berdatangan ke Hijaz, di [[Mekah]] mengatur pertemuan dan mengadakan pembahasan dan pendekatan ilmiah. <ref> lihat: Maliki, hlm.185-187; Siba'i, jld. 1, hlm.79-81.</ref>  Pertemuan-pertemuan ilmiah di [[Masjidil Haram]] dan [[Masjid al-Nabawi]], memiliki peran penting dalam kegiatan-kegiatan ilmiah dan kebudayaan tanah Hijaz. <ref> Lihat: Syauqi Dhaif, jld.5, hlm. 52-67; Maliki, hlm.186.</ref>  Di daerah ini ada senantiasa terdapat banyak sekolah-sekolah agama yang mana tujuan didirikannya sekolah-sekolah ini di Mekah dan [[Madinah]], adalah sebuah upaya untuk memperkuat seminari dan studi dan interpretasi [[Al-Qur'an]].  <ref> Maliki, hlm.196.</ref>
 


==Sejarah==
==Sejarah==
Sebelum [[Islam]] datang, kehidupan di Hijaz ada dalam dua cara padang pasir dan perkotaan, dikarenakan sebagian besar Hijaz, sama seperti di tempat-tempat lainnya di Semenanjung Arab, kering dan gurun sahara. <ref> lihat: Dillu, jld.1, hlm. 39.</ref>  Kehidupan badui dan primitif juga terlihat jauh lebih umum. Kebanyakan desa dan kota-kotanya berada di oasis dan wahah yang subur atau didirikan di resor-resor dan di rute perjalanan para kafilah. Hijaz adalah tempat tinggal para suku Badui besar yang terbentuk dari kabilah Adnan, Qahthan dan Qudha’ah. Sementara yang tinggal di [[Mekah]] adalah suku [[Quraisy]], di [[Thaif]] suku Tsaqif, dan di [[Yatsrib]] (Medinah) suku Aus dan Khazraj. <ref> lihat: Dillu, jld.1, hlm. 74, 77, 79; ''al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.64; juga lihat: Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.9-13; Dr. Islam,cetakan kedua, di bawah kata Maddah.</ref>  
Sebelum [[Islam]] datang, kehidupan di Hijaz ada dalam dua cara padang pasir dan perkotaan, dikarenakan sebagian besar Hijaz, sama seperti di tempat-tempat lainnya di Semenanjung Arab, kering dan gurun sahara. <ref> lihat: Dillu, jld.1, hlm. 39.</ref>  Kehidupan badui dan primitif juga terlihat jauh lebih umum. Kebanyakan desa dan kota-kotanya berada di oasis dan wahah yang subur atau didirikan di resor-resor dan di rute perjalanan para kafilah. Hijaz adalah tempat tinggal para suku Badui besar yang terbentuk dari kabilah Adnan, Qahthan dan Qudha'ah. Sementara yang tinggal di [[Mekah]] adalah suku [[Quraisy]], di [[Thaif]] suku Tsaqif, dan di [[Yatsrib]] (Medinah) suku Aus dan Khazraj. <ref> lihat: Dillu, jld.1, hlm. 74, 77, 79; ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.64; juga lihat: Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.9-13; Dr. Islam,cetakan kedua, di bawah kata Maddah.</ref>  


Para kabilah Yahudi juga tinggal menetap di kota-kota Wadi Qura, Yatsrib, Khaibar, Fadak, Tima’ dan Adzrah; di Yatsrib, selain dua suku asli Aus dan Khazraj, terdapat tiga suku Yahudi yang terkenal, Bani Qainuqa’, Bani Nadhir dan Banu Quraizhah. Di Mekah juga ada beberapa orang Romawi, Persia dan Yahudi serta Kristen penduduk Habasyah (Ethiopia), yang tinggal di sana karena terlibat dalam perdagangan.  <ref> Lihat: Dillu, jld.1, hlm. 76; ''al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.64.</ref>
Para kabilah Yahudi juga tinggal menetap di kota-kota Wadi Qura, Yatsrib, Khaibar, Fadak, Tima' dan Adzrah; di Yatsrib, selain dua suku asli Aus dan Khazraj, terdapat tiga suku Yahudi yang terkenal, Bani Qainuqa', Bani Nadhir dan Banu Quraizhah. Di Mekah juga ada beberapa orang Romawi, Persia dan Yahudi serta Kristen penduduk Habasyah (Ethiopia), yang tinggal di sana karena terlibat dalam perdagangan.  <ref> Lihat: Dillu, jld.1, hlm. 76; ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.64.</ref>


Kepentingan Hijaz dikarenakan pusat keagamaannya, yaitu adanya kota Mekah dan [[masjidil Haram]], meskipun sebelum Islam, penyembahan berhala sangat marak di sana dan di kota-kota Hijaz terdapat banyak kuil dan berbagai macam berhalanya yang dihormati oleh orang-orang Arab.  <ref> lihat: Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.9-13; ''al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.64.</ref>
Kepentingan Hijaz dikarenakan pusat keagamaannya, yaitu adanya kota Mekah dan [[masjidil Haram]], meskipun sebelum Islam, penyembahan berhala sangat marak di sana dan di kota-kota Hijaz terdapat banyak kuil dan berbagai macam berhalanya yang dihormati oleh orang-orang Arab.  <ref> lihat: Ahmad Ibrahim Syarif, hlm.9-13; ''al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.64.</ref>


===Kemunculan Islam===
===Kemunculan Islam===
Setelah Islam muncul, Hijaz menjadi lebih besar dan bermartabat dan negara Islam yang  pendirinya adalah [[Nabi saw]] sendiri merupakan simbol pemersatu di Semenanjung Jazirah Arab.  <ref> lihat: Shaleh Ahmad Ali, hlm. 7-8.</ref>  Setelah Nabi Saw wafat, pada awal permulaan tahun kesebelas kontribusi dari para khalifah lebih banyak digunakan untuk memperluas daerah kekuasaan Islam di Semenanjung Arab dan daerah sekitarnya. Setelah [[Utsman bin Affan]] meninggal dunia pada tahun 35 dan  kekhalifahan berpindah tangan kepada [[Ali bin Abi Thalib as]], dia memindahkan pusat kekhalifahannya di [[Kufah]]. Pada saat yang sama, sebagian besar dari para suku besar bermigrasi ke sana. Pada tahun 41, kekhalifahan jatuh ke tangan [[Muawiyah bin Abi Sufyan]], dan dia menjadikan kota Syam sebagai pusat pemerintahannya sendiri dan Damaskus menjadi pusat ibukota negara Islam.  <ref> ''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>
Setelah Islam muncul, Hijaz menjadi lebih besar dan bermartabat dan negara Islam yang  pendirinya adalah [[Nabi saw]] sendiri merupakan simbol pemersatu di Semenanjung Jazirah Arab.  <ref> lihat: Shaleh Ahmad Ali, hlm. 7-8.</ref>  Setelah Nabi Saw wafat, pada awal permulaan tahun kesebelas kontribusi dari para khalifah lebih banyak digunakan untuk memperluas daerah kekuasaan Islam di Semenanjung Arab dan daerah sekitarnya. Setelah [[Utsman bin Affan]] meninggal dunia pada tahun 35 dan  kekhalifahan berpindah tangan kepada [[Ali bin Abi Thalib as]], dia memindahkan pusat kekhalifahannya di [[Kufah]]. Pada saat yang sama, sebagian besar dari para suku besar bermigrasi ke sana. Pada tahun 41, kekhalifahan jatuh ke tangan [[Muawiyah bin Abi Sufyan]], dan dia menjadikan kota [[Syam]] sebagai pusat pemerintahannya sendiri dan Damaskus menjadi pusat ibukota negara Islam.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>


Perpindahan pusat politik ke kota Syam selama priode [[Bani Umayyah]] dan kemudian di Baghdad  pada priode Abbasiyah, tidak mengurangi kepentingan Hijaz dan kota-kota Mekah dan [[Madinah]]. <ref>Lihat: Baidhun, hlm. 11-12.</ref> Selama priode Umayyah dan Abbasiyah Hijazi, yang berfungsi sebagai pemerintah negara bagian, status agamanya terjaga di kalangan umat Islam dunia. <ref> Maliki, hlm.23.</ref>
Perpindahan pusat politik ke kota Syam selama priode [[Bani Umayyah]] dan kemudian di Baghdad  pada priode Abbasiyah, tidak mengurangi kepentingan Hijaz dan kota-kota Mekah dan [[Madinah]]. <ref>Lihat: Baidhun, hlm. 11-12.</ref> Selama priode Umayyah dan Abbasiyah Hijazi, yang berfungsi sebagai pemerintah negara bagian, status agamanya terjaga di kalangan umat Islam dunia. <ref> Maliki, hlm.23.</ref>
Pada periode Umayyah, Madinah adalah pusat kota Hijaz dan hanya pada masa pemerintahan [[Abdullah bin Zubair]] (64-73), Mekah menjadi pusat kota Hijaz.  <ref> ''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>
Pada periode Umayyah, Madinah adalah pusat kota Hijaz dan hanya pada masa pemerintahan [[Abdullah bin Zubair]] (64-73), Mekah menjadi pusat kota Hijaz.  <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>


Pada tahun 145, Muhammad bin Abdullah, yang juga dikenal dengan Nafs Zakiah, termasuk dari keturunan Sadat Bani Hasan, bangkit di Madinah dan mengadakan perlawanan terhadap Mansur Abbasi dan dia berhasil menguasai Madinah, Mekah dan Yaman, namun setelah dua bulan setengah mengadakan pertempuran dia dan pasukannnya dikalahkan oleh tentara Abbasiyah dan akhirnya gugur terbunuh. Kebrutalan para gubernur Abbasi dalam menangani Al Ali sangat dikenal, Mansur telah mencegah dan melarang mereka untuk mengambil saham pembagian harta kepada mereka dan Hijaz hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan ini dan faktor-faktor lainnya, menyebabkan kemerosotan stagnasi ilmu pengetahuan dan budaya di negeri ini, tapi ilmu hadits dan Fikih, tidak begitu terpengaruh. <ref> ''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>  
Pada tahun 145, Muhammad bin Abdullah, yang juga dikenal dengan Nafs Zakiah, termasuk dari keturunan Sadat Bani Hasan, bangkit di Madinah dan mengadakan perlawanan terhadap Mansur Abbasi dan dia berhasil menguasai Madinah, Mekah dan Yaman, namun setelah dua bulan setengah mengadakan pertempuran dia dan pasukannnya dikalahkan oleh tentara Abbasiyah dan akhirnya gugur terbunuh. Kebrutalan para gubernur Abbasi dalam menangani Al Ali sangat dikenal, Mansur telah mencegah dan melarang mereka untuk mengambil saham pembagian harta kepada mereka dan Hijaz hidup dalam kemiskinan. Kemiskinan ini dan faktor-faktor lainnya, menyebabkan kemerosotan stagnasi ilmu pengetahuan dan budaya di negeri ini, tapi ilmu hadits dan Fikih, tidak begitu terpengaruh. <ref> ''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', jld.8, hlm.65.</ref>  


Pada tahun 301, para pengikut Alawi yang dipimpin oleh Muhammad Bin Sulaiman, dari keturunan Sulaiman bin Daud, putra Hasan Mutsanna (anak dari Imam Hasan Mujtaba), di Mekah, di musim haji dia sangat menyambut perkumpulan para jamaah haji dan dia memiliki jalan aliansi untuk menguasai gedung-gedung yang dikuasai oleh Kaum Abbasi dan Muhammad bin Sulaiman menyatakan dirinya sebagai khalifah Muslim. <ref> Lihat: Qalqasyandi, jld.4, hlm.267-268; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.19; Dahlan, hlm.15.</ref>  
Pada tahun 301, para pengikut Alawi yang dipimpin oleh Muhammad Bin Sulaiman, dari keturunan Sulaiman bin Daud, putra Hasan Mutsanna (anak dari Imam Hasan Mujtaba), di Mekah, di musim haji dia sangat menyambut perkumpulan para jamaah haji dan dia memiliki jalan aliansi untuk menguasai gedung-gedung yang dikuasai oleh Kaum Abbasi dan Muhammad bin Sulaiman menyatakan dirinya sebagai khalifah Muslim. <ref> Lihat: Qalqasyandi, jld.4, hlm.267-268; Muhammad Jamaluddin Sarwar, hlm.19; Dahlan, hlm.15.</ref>  
Baris 70: Baris 69:
Dari tahun 567H. pengaruh kelompok Fatimi di Mesir dan Hijaz mulai menurun. Di tahun ini, Shalahuddin al-Ayyubi memalingkan perhatiannya ke tanah Hijaz dan memulai serangan-serangannya ke Hijaz dan Yaman di bawah pimpinan saudaranya Turansyah pada tahun 569H, Turansyah tanpa menemui hambatan masuk kota Mekah dan Syarif Isa bin Khalifah menyambutnya dan berjanji dia akan menyampaikan khotbahnya dengan menyebut nama Shalahuddin setelah nama khalifah. <ref> Lihat: Ibnu Atsir, jld.11, hlm.368-371, 396; juga lihat: Ibnu Jubair; hlm.257; Fasi, 1405, jld.2, hlm.366-367.</ref>  
Dari tahun 567H. pengaruh kelompok Fatimi di Mesir dan Hijaz mulai menurun. Di tahun ini, Shalahuddin al-Ayyubi memalingkan perhatiannya ke tanah Hijaz dan memulai serangan-serangannya ke Hijaz dan Yaman di bawah pimpinan saudaranya Turansyah pada tahun 569H, Turansyah tanpa menemui hambatan masuk kota Mekah dan Syarif Isa bin Khalifah menyambutnya dan berjanji dia akan menyampaikan khotbahnya dengan menyebut nama Shalahuddin setelah nama khalifah. <ref> Lihat: Ibnu Atsir, jld.11, hlm.368-371, 396; juga lihat: Ibnu Jubair; hlm.257; Fasi, 1405, jld.2, hlm.366-367.</ref>  


Perlindungan tempat-tempat suci Hijaz dalam melawan para tentara Salibisme adalah salah satu langkah yang paling penting yang dilakukan oleh kelompok al-Ayyubi, pada tahun 577 H, di mana penguasa Salibisme Imarah Kirk (yang terletak di sebelah timur Laut al-Mayyit), telah menyerang Hijaz dengan tujuan mengembangkan wilayah kaum Salibisme, dia menyerang tempat-tempat suci kaum Muslim dan mendominasi rute maritim para peziarah haji <ref> Lihat: Ibnu Atsir, jld.11, hlm.470; Ibnu Washil, jld.101-102, 127; Maliki, hlm.44-45.</ref> dan pada tahun 578 H dimana armada kapal para Salibisme yang bergerak dari pelabuhan ‘Idzab menyelusuri  perpantaian Hijaz, dan kelompok al-Ayyubi telah membela dan mempertahankan tempat-tempat suci itu. <ref> Ibnu Atsir, jld.11, hlm.490-491; Muqrizi, jld.1, hlm. 189-190.</ref>   
Perlindungan tempat-tempat suci Hijaz dalam melawan para tentara Salibisme adalah salah satu langkah yang paling penting yang dilakukan oleh kelompok al-Ayyubi, pada tahun 577 H, di mana penguasa Salibisme Imarah Kirk (yang terletak di sebelah timur Laut al-Mayyit), telah menyerang Hijaz dengan tujuan mengembangkan wilayah kaum Salibisme, dia menyerang tempat-tempat suci kaum Muslim dan mendominasi rute maritim para peziarah haji <ref> Lihat: Ibnu Atsir, jld.11, hlm.470; Ibnu Washil, jld.101-102, 127; Maliki, hlm.44-45.</ref> dan pada tahun 578 H dimana armada kapal para Salibisme yang bergerak dari pelabuhan 'Idzab menyelusuri  perpantaian Hijaz, dan kelompok al-Ayyubi telah membela dan mempertahankan tempat-tempat suci itu. <ref> Ibnu Atsir, jld.11, hlm.490-491; Muqrizi, jld.1, hlm. 189-190.</ref>   


===Kelompok Daulah Bani Rasul===
===Kelompok Daulah Bani Rasul===
[[Berkas:ايالت حجاز در دولت عثماني.png|350 px|thumbnail|<center>Daerah bagian Hijaz pada pemerintahan Utsmani</center>]]
[[Berkas:ايالت حجاز در دولت عثماني.png|350 px|thumbnail|<center>Daerah bagian Hijaz pada pemerintahan Utsmani</center>]]
Pada pertengahan pertama abad ketujuh, pemerintah kelompok al-Ayyubi tumbang di Yaman dan di sana pemerintah Bani Rasul berkuasa dan para pejabat Madinah berada di bawah komando kerajaan Bani Rasul. Dan khilafah Abbasiyah juga jatuh ke tangan Mongol pada 656H dan Bani Rasul berkuasa atas seluruh tanah Hijaz. <ref> Siba’i, jld. 1, hlm.238-239; Maliki, hlm.62.</ref>  
Pada pertengahan pertama abad ketujuh, pemerintah kelompok al-Ayyubi tumbang di Yaman dan di sana pemerintah Bani Rasul berkuasa dan para pejabat Madinah berada di bawah komando kerajaan Bani Rasul. Dan khilafah Abbasiyah juga jatuh ke tangan Mongol pada 656H dan Bani Rasul berkuasa atas seluruh tanah Hijaz. <ref> Siba'i, jld. 1, hlm.238-239; Maliki, hlm.62.</ref>  


===Kelompok Utsmani===
===Kelompok Utsmani===
Baris 89: Baris 88:
==Daftar Pustaka==
==Daftar Pustaka==
{{Referensi}}
{{Referensi}}
*''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah'', Damaskus, Haiat al-Mausu’ah al-‘Arabiyah, 1998 M.
*''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah'', Damaskus, Haiat al-Mausu'ah al-'Arabiyah, 1998 M.
*Ahmad Ibrahim Syarif, ''Duwar al-Hijāz fi al-Hayāh al-Siyasiah al-‘Ammah fi al-Qarnain al-Awal wa al-Tsani li al-Hijrah'', Kairo, 1968 M.
*Ahmad Ibrahim Syarif, ''Duwar al-Hijāz fi al-Hayāh al-Siyasiah al-'Ammah fi al-Qarnain al-Awal wa al-Tsani li al-Hijrah'', Kairo, 1968 M.
*''Al-Mausu’ah al-‘Arabiyah al-‘Alamiyah'', Riyadh: Muassasah ‘Amāl al-Mausu’ah linasyr wa al-Tauzi’, 1419 H/1999 M.
*''Al-Mausu'ah al-'Arabiyah al-'Alamiyah'', Riyadh: Muassasah 'Amāl al-Mausu'ah linasyr wa al-Tauzi', 1419 H/1999 M.
*Amin, Muhsin, ''Tajdid Kasf al-Irtiyāb fi Atbā’ Muhammad bin Abdul wahhab'', cetakan Hasan Amin, Beirut, 1382 H/1962 M.
*Amin, Muhsin, ''Tajdid Kasf al-Irtiyāb fi Atbā' Muhammad bin Abdul wahhab'', cetakan Hasan Amin, Beirut, 1382 H/1962 M.
*''Athlas al-Mamlakah al-Arabiyah al-Saudiyah'', Riyadh: Wizarah al-Ta’lim al-Ali, 1420 H/2000 M.
*''Athlas al-Mamlakah al-Arabiyah al-Saudiyah'', Riyadh: Wizarah al-Ta'lim al-Ali, 1420 H/2000 M.
*Al-Badr, Abdul Basit, ''al-Tārikh al-Syāmil lil Madinah al-Nurah'', Madinah, 1412 H/1993 M.
*Al-Badr, Abdul Basit, ''al-Tārikh al-Syāmil lil Madinah al-Nurah'', Madinah, 1412 H/1993 M.
*Al-Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, ''Kitāb Ahsan al-Taqāsim fi Ma’rifati al-Aqālim'', cetakan Dakhwiyah, Liden 1877 M, cetakan efest 1967 M.
*Al-Maqdisi, Muhammad bin Ahmad, ''Kitāb Ahsan al-Taqāsim fi Ma'rifati al-Aqālim'', cetakan Dakhwiyah, Liden 1877 M, cetakan efest 1967 M.
*Al-Muqrizi, Ahmad bin Ali, ''al-Suluk li Ma’rifati Dual al-Muluk'', cetakan Muhammad Abdul Qadir ‘Atha, Beirut, 1418 H/1997 M.
*Al-Muqrizi, Ahmad bin Ali, ''al-Suluk li Ma'rifati Dual al-Muluk'', cetakan Muhammad Abdul Qadir 'Atha, Beirut, 1418 H/1997 M.
*Al-Nahrwali, Muhammad bin Ahmad, ''Kitāb al-‘Alām bi ‘Alām Baitillāh al-Harām'', cetakan Ali Muhammad Umar, Kairo, 1425 H/2005 M.
*Al-Nahrwali, Muhammad bin Ahmad, ''Kitāb al-'Alām bi 'Alām Baitillāh al-Harām'', cetakan Ali Muhammad Umar, Kairo, 1425 H/2005 M.
*Al-Thabari, Ahmad bin Abdullah, ''al-Qura Liqashidi Ummi al-Qura'', cetakan Musthafa Saqa, Beirut, tanpa tanggal.
*Al-Thabari, Ahmad bin Abdullah, ''al-Qura Liqashidi Ummi al-Qura'', cetakan Musthafa Saqa, Beirut, tanpa tanggal.
*Beidhun, Ibrahim, ''al-Hijāz wa al-Daulah al-Islamiyah: Dirāsatun fi Isykāliyah al-‘Alāqah ma’a al-sulthah al-Markaziyah fi al-Qarn al-Awal al-Hijri'', Beirut, 1403 H/1983 M.
*Beidhun, Ibrahim, ''al-Hijāz wa al-Daulah al-Islamiyah: Dirāsatun fi Isykāliyah al-'Alāqah ma'a al-sulthah al-Markaziyah fi al-Qarn al-Awal al-Hijri'', Beirut, 1403 H/1983 M.
*Dahlan, Ahmad bin Zaini, ''Khulash al-Kalām fi Bayān Umarā’ al-Balad al-Harām'', Mesir, 1305 M.
*Dahlan, Ahmad bin Zaini, ''Khulash al-Kalām fi Bayān Umarā' al-Balad al-Harām'', Mesir, 1305 M.
*Darwish, Madihah Ahmad, ''Tārikh al-Daulah al-Saudiyah hatta al-Rub’ al-Awwal min al-Qarn al-‘Isyrin'', Beirut, 1429 H/2008 M.
*Darwish, Madihah Ahmad, ''Tārikh al-Daulah al-Saudiyah hatta al-Rub' al-Awwal min al-Qarn al-'Isyrin'', Beirut, 1429 H/2008 M.
*Dillu, Burhanuddin, ''Jaziratu al-Arab Qabla al-Islām: al-Tārikh al-Iqtishādi, al-Ijtima’i, al-Tsaqafi wa al-siyāsi'', Beirut, 1989 M.
*Dillu, Burhanuddin, ''Jaziratu al-Arab Qabla al-Islām: al-Tārikh al-Iqtishādi, al-Ijtima'i, al-Tsaqafi wa al-siyāsi'', Beirut, 1989 M.
*Fasi, Muhammad bin Ahmad, ''al-‘Aqd al-Tsamin fi Tarikh al-Balad al-Amin'', cetakan Muhammad Abdul Qadir ‘Atha, Beirut, 1419 H/1998 M.
*Fasi, Muhammad bin Ahmad, ''al-'Aqd al-Tsamin fi Tarikh al-Balad al-Amin'', cetakan Muhammad Abdul Qadir 'Atha, Beirut, 1419 H/1998 M.
*Fasi, Muhammad bin Ahmad, ''Syighah al-Gharam bi Ahkhbār al-Balad al-Harām'', cetakan Umar Abdus Salam Tadamuri, Beirut, 1405 H/1985 M.
*Fasi, Muhammad bin Ahmad, ''Syighah al-Gharam bi Ahkhbār al-Balad al-Harām'', cetakan Umar Abdus Salam Tadamuri, Beirut, 1405 H/1985 M.
*Haji Khalifah, Musthafa bin Abdullah, ''Tarjumah Taqwim al-Tawārikh: Salsyumar waqāi’ Muhim Jahan az Aghaze Afarinesh ta Sal 1085 H'', penerjemah tidak dikenal, cetakan Mir Hasyimi Muhadits, Tehran, 1418 H.
*Haji Khalifah, Musthafa bin Abdullah, ''Tarjumah Taqwim al-Tawārikh: Salsyumar waqāi' Muhim Jahan az Aghaze Afarinesh ta Sal 1085 H'', penerjemah tidak dikenal, cetakan Mir Hasyimi Muhadits, Tehran, 1418 H.
*''Hudud al-'Ālam min al-Masyriq ila Al-Maghrib'', cetakan Manucehr Sutudeh, Tehran: Univesitas Tehran, 1381 H, 1403 H.
*''Hudud al-'Ālam min al-Masyriq ila Al-Maghrib'', cetakan Manucehr Sutudeh, Tehran: Univesitas Tehran, 1381 H, 1403 H.
*Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', Beirut, 1385-1386 H/1965-1966 M, cetakan efest, 1402 H/1979-1982 M.
*Ibnu Atsir, ''al-Kāmil fi al-Tārikh'', Beirut, 1385-1386 H/1965-1966 M, cetakan efest, 1402 H/1979-1982 M.
Baris 114: Baris 113:
*Maliki, Sulaiman Abdul Ghani, ''Bilād Hijāz: Mundzu Bidāyah Ahd al-Asyrāf hatta Suquth al-Khilāf al-Abbāsiyah fi Baghdād'', Riyadh, 1403 H/1983 M.  
*Maliki, Sulaiman Abdul Ghani, ''Bilād Hijāz: Mundzu Bidāyah Ahd al-Asyrāf hatta Suquth al-Khilāf al-Abbāsiyah fi Baghdād'', Riyadh, 1403 H/1983 M.  
*Nashir Khosro, ''Safarname Hakim Nashir Khosro Qubadiyani Marwazi'', cetakan Muhammad Dabir Siyaqi, Tehran, 1404 H.
*Nashir Khosro, ''Safarname Hakim Nashir Khosro Qubadiyani Marwazi'', cetakan Muhammad Dabir Siyaqi, Tehran, 1404 H.
*Qalqasyandi, Ahmd bin Ali, ''Subh al-A’sya fi Shina’ati al-Insya’'', Kairo, 1920-1910 M, cetakan efest, 1383 H/1963 M.
*Qalqasyandi, Ahmd bin Ali, ''Subh al-A'sya fi Shina'ati al-Insya''', Kairo, 1920-1910 M, cetakan efest, 1383 H/1963 M.
*Raf’at Pasya, Ibrahim, ''Mirāt al-Harāmain aw al-Rihlāt al-Hijaziyah wa al-Haj wa Masya’ir al-Diniyah'', Dar al-Ma’rifah, Beirut, tanpa tanggal.  
*Raf'at Pasya, Ibrahim, ''Mirāt al-Harāmain aw al-Rihlāt al-Hijaziyah wa al-Haj wa Masya'ir al-Diniyah'', Dar al-Ma'rifah, Beirut, tanpa tanggal.  
*Sarwar, Muhammad Jamaluddin, ''Siyāsatu al-Fatimiyin al-Khārijiyah'', Kairo, 1393 H/1973 M.
*Sarwar, Muhammad Jamaluddin, ''Siyāsatu al-Fatimiyin al-Khārijiyah'', Kairo, 1393 H/1973 M.
*Sayid Amir Ali, ''Mukhtashar Tārikh al-Arab wa al-Tamaddun al-Islami'', Terjemah Riyadh Ra’fat, Kairo, 1421 H/2001 M.
*Sayid Amir Ali, ''Mukhtashar Tārikh al-Arab wa al-Tamaddun al-Islami'', Terjemah Riyadh Ra'fat, Kairo, 1421 H/2001 M.
*Sayidah Ismail Kasyif, ''Mishr fi 'Ashr al-Akhsyidiyyin'', Kairo, 1989 M.
*Sayidah Ismail Kasyif, ''Mishr fi 'Ashr al-Akhsyidiyyin'', Kairo, 1989 M.
*Shabari Pasya, Ayyub, ''Mirātu Jaziratu al-Arab'', terjemah dan riset: Ahmad Fuad Mutawalli dan Shafshafi Ahmad Mursi, Kairo, 1419 H/1999 M.
*Shabari Pasya, Ayyub, ''Mirātu Jaziratu al-Arab'', terjemah dan riset: Ahmad Fuad Mutawalli dan Shafshafi Ahmad Mursi, Kairo, 1419 H/1999 M.
*Shaleh Ahmad Ali, ''al-Hijaz fi Shadr al-Islām: Dirāsātun fi Ahwāl al-Umrāniyah wa al-Idrāyah'', Beirut, 1410 H/1990 M.
*Shaleh Ahmad Ali, ''al-Hijaz fi Shadr al-Islām: Dirāsātun fi Ahwāl al-Umrāniyah wa al-Idrāyah'', Beirut, 1410 H/1990 M.
*Siba’i, Ahmad, ''Tārikh Makkah: Dirāsātun fi al-Siyāsah wa al-Ilm wa al-Ijtima’ wal Umrān'', Mekah, 1420 H/1999 M.
*Siba'i, Ahmad, ''Tārikh Makkah: Dirāsātun fi al-Siyāsah wa al-Ilm wa al-Ijtima' wal Umrān'', Mekah, 1420 H/1999 M.
*Syakir. Mahmud, ''al-Tārikh al-Islāmi'', jld. 8, Beirut, 1421 H/2000 M.
*Syakir. Mahmud, ''al-Tārikh al-Islāmi'', jld. 8, Beirut, 1421 H/2000 M.
*Syauqi Dhaif, ''Tārikh al-Adab al-Arabi'', jld.5: Ashr al-Dual wa al-Imārāt, al-Jazirah al-Arabiyah, al-Iraq, Iran, Kairo, 1980 M.
*Syauqi Dhaif, ''Tārikh al-Adab al-Arabi'', jld.5: Ashr al-Dual wa al-Imārāt, al-Jazirah al-Arabiyah, al-Iraq, Iran, Kairo, 1980 M.
*Umar Faruq, Sayid Rajab, ''al-Mudun al-Hijaziyah'', Kairo, 1981 M.
*Umar Faruq, Sayid Rajab, ''al-Mudun al-Hijaziyah'', Kairo, 1981 M.
*Yakubi, Ahmad bin Ishaq, ''Kitāb al- Buldān'', cetakan Dakhwiyah, Liden 1892 M, cetakan efest, 1967 M.
*Yakubi, Ahmad bin Ishaq, ''Kitāb al- Buldān'', cetakan Dakhwiyah, Liden 1892 M, cetakan efest, 1967 M.
*Yakut Hamawi, ''Kitāb Mu’jam al-Buldān'', cetakan Ferdinand Wuestenfeld, Leipzig 1866-1873 M, cetakan efest, Tehran, 1965 M.
*Yakut Hamawi, ''Kitāb Mu'jam al-Buldān'', cetakan Ferdinand Wuestenfeld, Leipzig 1866-1873 M, cetakan efest, Tehran, 1965 M.
*Yamani, ''Mahd al-Islam: al-Bahs An al-Huwiyah al-Hijaziyah'', terjemah: Ghadah Haidar, Beirut, 2005 M.
*Yamani, ''Mahd al-Islam: al-Bahs An al-Huwiyah al-Hijaziyah'', terjemah: Ghadah Haidar, Beirut, 2005 M.
{{akhir}}
{{akhir}}
Pengguna anonim