Pengguna anonim
Siti Hawa: Perbedaan antara revisi
→Proses Penciptaan Adam dan Hawa dalam Alquran
imported>Yuwono |
imported>Yuwono |
||
Baris 69: | Baris 69: | ||
Para mufasir terdahulu umumnya meyakini, yang dimaksud "nafs: diri" dalam ayat tersebut adalah Nabi Adam as, sedangkan maksud "zauj: pasangan" adalah Hawa sa. Banyak riwayat menyebutkan Allah swt menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam as.<ref>Ibnu Majah, ''Sunan Ibnu Majah'', jld. 1, hlm. 175. Qomi, ''Tafsir al-Qomi'', tentang Surah al-Nisa': 1. Ibnu Babawaih,'''Ilal al-Syarai''', jld. 2, hlm. 471. </ref> Ada juga yang menyebutkan bahwa ia tercipta dari sisa tanah yang digunakan untuk menciptakan Nabi Adam as.<ref> 'Iyasyi, ''Kitab al-Tafsir'', tentang Surah al-Nisa': 1. Ibnu Babawaih, al-Amali, jld. 1, hlm. 259-260. Thusi, al-Tibyan fi Tafsir al-Qur'an, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. Thabari, Tafsir Majma' al-Bayan, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. Fakhru Razi, al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Ghaib, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. </ref>' | Para mufasir terdahulu umumnya meyakini, yang dimaksud "nafs: diri" dalam ayat tersebut adalah Nabi Adam as, sedangkan maksud "zauj: pasangan" adalah Hawa sa. Banyak riwayat menyebutkan Allah swt menciptakan Hawa sa dari salah satu tulang rusuk Nabi Adam as.<ref>Ibnu Majah, ''Sunan Ibnu Majah'', jld. 1, hlm. 175. Qomi, ''Tafsir al-Qomi'', tentang Surah al-Nisa': 1. Ibnu Babawaih,'''Ilal al-Syarai''', jld. 2, hlm. 471. </ref> Ada juga yang menyebutkan bahwa ia tercipta dari sisa tanah yang digunakan untuk menciptakan Nabi Adam as.<ref> 'Iyasyi, ''Kitab al-Tafsir'', tentang Surah al-Nisa': 1. Ibnu Babawaih, al-Amali, jld. 1, hlm. 259-260. Thusi, al-Tibyan fi Tafsir al-Qur'an, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. Thabari, Tafsir Majma' al-Bayan, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. Fakhru Razi, al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Ghaib, tentang ayat-ayat (penciptaan) tersebut. </ref>' | ||
Menurut sebagian mufasir, maksud ayat tersebut adalah [[Allah swt]] menciptakan pasangan Nabi Adam as dari jenisnya sendiri. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain yang memiliki makna sama yaitu, ''"dari jenis kalian sendiri."''<ref>Qs. Al-Taubah: 128. Al-Nahl: 72. </ref> Tafsiran ini menjadi lebih sesuai dengan melihat kelanjutan Surah al-A'raf ayat 189, "agar ia merasa tenang di sisi pasangannya." Karena siapapun pasti akan lebih tertarik dan nyaman jika dengan jenis yang sama.<ref>Syarif Radhi, Haqaiq al-Ta'wil fi Mutasyabih al-Tanzil, jld. 1, hlm. 308-309. Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Ghaib'', tentang ayat al-Nisa': 1. Thabathabai, ''Tafsir al-Mizan'', tentang Surah al-Nisa': 1. Subhani, ''al-Qishash al-Qur'aniah: Dirasah wa Mu'thiyat wa Ahdaf'', jld. 1, hlm. 92-93. </ref> | Menurut sebagian mufasir, maksud ayat tersebut adalah [[Allah swt]] menciptakan pasangan Nabi Adam as dari jenisnya sendiri. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain yang memiliki makna sama yaitu, ''"dari jenis kalian sendiri."''<ref>Qs. Al-Taubah: 128. Al-Nahl: 72. </ref> Tafsiran ini menjadi lebih sesuai dengan melihat kelanjutan [[Surah al-A'raf]] ayat 189, "agar ia merasa tenang di sisi pasangannya." Karena siapapun pasti akan lebih tertarik dan nyaman jika dengan jenis yang sama.<ref>Syarif Radhi, ''Haqaiq al-Ta'wil fi Mutasyabih al-Tanzil'', jld. 1, hlm. 308-309. Fakhru Razi, ''al-Tafsir al-Kabir aw Mafatih al-Ghaib'', tentang ayat al-Nisa': 1. Thabathabai, ''Tafsir al-Mizan'', tentang Surah al-Nisa': 1. Subhani, ''al-Qishash al-Qur'aniah: Dirasah wa Mu'thiyat wa Ahdaf'', jld. 1, hlm. 92-93. </ref> | ||
Sebagian kalangan modern berpendapat, maksud ''"nafsun wahid"'' itu bukan Nabi Adam as, tapi asal-usul penciptaan manusia (baik laki-laki maupun perempuan). Mereka menyimpulkan, laki-laki dan perempuan itu tercipta dari satu unsur.<ref>Rasyid Ridha, ''Tafsir al-Qur'an al-Hakim al-Syahir bi-tafsir al-Manar'', tentang Surah al-Nisa': 1. Jawadi Amuli, ''Zan dar Aineh-e Jalal wa Jamal'', jld. 1, hlm 42-44. </ref> | Sebagian kalangan modern berpendapat, maksud ''"nafsun wahid"'' itu bukan Nabi Adam as, tapi asal-usul penciptaan manusia (baik laki-laki maupun perempuan). Mereka menyimpulkan, laki-laki dan perempuan itu tercipta dari satu unsur.<ref>Rasyid Ridha, ''Tafsir al-Qur'an al-Hakim al-Syahir bi-tafsir al-Manar'', tentang Surah al-Nisa': 1. Jawadi Amuli, ''Zan dar Aineh-e Jalal wa Jamal'', jld. 1, hlm 42-44. </ref> |