Lompat ke isi

Bilal bin Rabah: Perbedaan antara revisi

924 bita ditambahkan ,  25 November 2017
tidak ada ringkasan suntingan
imported>E.amini
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1: Baris 1:
'''Bilal bin Rabah''' (Bahasa Arab:{{ia|بلال بن رباح}}) terkenal dengan '''Bilal al-Habasyi''' ({{ia|بلال الحبشی}}) (w 17as-21 H) adalah seorang [[sahabat]] dan Muadzin [[Nabi Muhammad Saw]]. Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali masuk [[Islam]]. Ia adalah orang yang dipercaya untuk mengurus uang di [[baitul mal]] di masa Nabi. Ia turut serta dalam semua peperangan Nabi. Setelah Rasul wafat, meskipun ia masih hidup, namun ia tidak mengumandangkan [[azan]] untuk siapa pun kecuali  hanya dalam beberapa kesempatan. Ia dikuburkan di [[Pemakaman Bab al-Shaghir]] di [[Damaskus]].  
{{ infobox sahabat
| Nama =
| image = مقبره بلال حبشی.jpg|
| image size =
| caption = Makam Bilal al-Habasyi di pemakaman Bab al-Shaghir
| Nama lengkap =Bilal bin Rabah
| Julukan =Abu Abdillah
| Lakab =Ibnu Hamamah
| Disebut juga dengan =Bilal al-Habasyi
| Garis keturunan = Bani Jumah atau Sarah
| Kerabat termasyhur =
| Lahir =3 tahun setelah Tahun Gajah
| Muhajir/Anshar =
| Tempat Tinggal =
| Wafat/Syahadah =
| Penyebab Wafat /Syahadah =
| Tempat dimakamkan =Pemakaman Bab al-Shaghir, Damaskus
| Terkenal untuk
 
| Memeluk Islam =
| Penyebab memeluk Islam =
| Keikutsertaan dalam Ghazwah =
| Hijrah ke =
| Terkenal sebagai =
| Peran utama =
| Aktivitas lain =
| Karya penting =
}}
'''Bilal bin Rabah''' (Bahasa Arab:{{ia|بلال بن رباح}}) terkenal dengan '''Bilal al-Habasyi''' ({{ia|بلال الحبشی}}) (W. 17-21 H/638-642) adalah seorang [[sahabat]] dan Muadzin [[Nabi Muhammad saw]]. Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali masuk [[Islam]]. Ia adalah orang yang dipercaya untuk mengurus uang di [[baitul mal]] di masa Nabi. Ia turut serta dalam semua peperangan Nabi. Setelah Rasul wafat, meskipun ia masih hidup, namun ia tidak mengumandangkan [[azan]] untuk siapa pun kecuali  hanya dalam beberapa kesempatan. Ia dikuburkan di [[Pemakaman Bab al-Shaghir]] di [Damaskus]].  


==Julukan==
==Julukan==
Keluarga Bilal berasal dari Naubah (sebuah tempat di sebelah utara Sudan dan sebelah selatan Mesir).<ref> Al-Wafi, jld. 21, hlm. 114 </ref> Ayah Bilal termasuk tawanan [[Habasyah]]. <ref> Ibnu Atsir, Al-Kamil, jld. 1, hlm. 66. </ref> Ia sendiri berasal dari keluarga Bani Jumah atau Sarah (penduduk [[Mekah]] dan lahir dari keluarga budak. <ref> Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 1, hlm. 505; Ibnu Sa'ad, jld. 3, hlm. 232. </ref> Sebagian menulis bahwa tahun kelahirannya adalah tiga tahun setelah [[Tahun Gajah]]. <ref>  Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238; Ibnu Abdul Barr, jld. 1, hlm. 179; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 475. </ref>
Keluarga Bilal berasal dari Naubah (sebuah tempat di sebelah utara Sudan dan sebelah selatan Mesir).<ref> Al-Wafi, jld. 21, hlm. 114 </ref> Ayah Bilal termasuk tawanan [[Habasyah]]. <ref> Ibnu Atsir, ''Al-Kamil'', jld. 1, hlm. 66. </ref> Ia sendiri berasal dari keluarga Bani Jumah atau Sarah (penduduk [[Mekah]] dan lahir dari keluarga budak. <ref> Ibnu Hisyam, ''Al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 505; Ibnu Sa'ad, jld. 3, hlm. 232. </ref> Sebagian menulis bahwa tahun kelahirannya adalah tiga tahun setelah [[Tahun Gajah]]. <ref>  Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 3, hlm. 238; Ibnu Abdul Barr, jld. 1, hlm. 179; Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld. 10, hlm. 475. </ref>
Karena nama Ibundanya adalah Hamamah, maka ia juga terkenal dengan nama Ibnu Hamamah. <ref>Ibnu Ishaq, Kitab al-Sirah, hlm. 191; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ishabah, jld. 1, hlm. 32. </ref> Julukan yang paling masyhur baginya adalah Abu Abdillah. Terdapat pula julukan-julukan lainnya bagi Bilal. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3; Ibnu Qutaibah, hlm. 88; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 178' Rijal, hlm. 8; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 136. </ref> Dikatakan bahwa nasabnya berasal dari Habasyi, Qurasyi dan Taimi. <ref>Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag. 1, juz 1, hlm. 136, Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 290. </ref>
Karena nama Ibundanya adalah Hamamah, maka ia juga terkenal dengan nama Ibnu Hamamah. <ref>Ibnu Ishaq, ''Kitab al-Sirah'', hlm. 191; Ibnu Qutaibah, Kitab ''al-Ma'arif'', hlm. 88; Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 179; Ibnu Hajar Asqalani, ''al-Ishabah'', jld. 1, hlm. 32. </ref> Julukan yang paling masyhur baginya adalah Abu Abdillah. Terdapat pula julukan-julukan lainnya bagi Bilal. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3; Ibnu Qutaibah, hlm. 88; Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 178' Rijal, hlm. 8; Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld. 10; Nawawi, ''Tahdzib al-Asma'', bag 1, juz 1, hlm. 136. </ref> Dikatakan bahwa nasabnya berasal dari Habasyi, Qurasyi dan Taimi. <ref>Nawawi, ''Tahdzib al-Asma'', bag. 1, juz 1, hlm. 136, Mazzi, ''Tahdzib al-Kamal'', jld. 4, hlm. 290. </ref>
Bilal memiliki perawakan tinggi, kurus, kulit sangat coklat, bungkuk, rambut panjang dan berwarna abu-abu serta memiliki wajah yang elok. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238-239; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 180.</ref>
Bilal memiliki perawakan tinggi, kurus, kulit sangat coklat, bungkuk, rambut panjang dan berwarna abu-abu serta memiliki wajah yang elok. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 3, hlm. 238-239; Ibnu Qutaibah, ''Kitab al-Ma'arif'', hlm. 88; Ibnu Abdul Barr,''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 180.</ref>


==Pemuka dalam Islam==
==Pemuka dalam Islam==
Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali memeluk Islam. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 215; Ibnu Hanbal, Musnad, jld. 1, hlm. 404; Thabarai, Tarikh, jld. 2, hlm. 315. </ref> Atas jalan yang dipilihnya, ia banyak disiksa oleh kaum kafir Mekah khususnya Umayyah bin Khalaf yang merupakan tuannya, namun ia sangat teguh dengan agama pilihannya. <ref>Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 1, hlm. 210-211; Thabari, Tarikh, jil 2, hlm. 452; Abu Nu'aim, Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 148. </ref>
Ia termasuk golongan orang-orang yang pertama kali memeluk [[Islam]]. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 4, hlm. 215; Ibnu Hanbal, ''Musnad'', jld. 1, hlm. 404; Thabarai, ''Tarikh'', jld. 2, hlm. 315. </ref> Atas jalan yang dipilihnya, ia banyak disiksa oleh kaum kafir [[Mekah]] khususnya Umayyah bin Khalaf yang merupakan tuannya, namun ia sangat teguh dengan agama pilihannya. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 210-211; Thabari, ''Tarikh'', jil 2, hlm. 452; Abu Nu'aim, ''Hilyah al-Auliya'', jld. 1, hlm. 148. </ref>


==Bebas dari perbudakan==
==Bebas dari perbudakan==
Setelah berbulan-bulan bersabar atas kesusahan dan kepedihan yang menimpa, Bilal akhirnya merdeka. Sekelompok orang menilai bahwa yang memerdekan Bilal adalah [[Abu Bakar]] namun jika ditinjau dari segi sejarah yang ada maka hal ini tidak mungkin. [[Abu Ja'far Iskafi]], guru [[Ibnu Abil Hadid]] menukilkan dari [[Waqidi]], [[Ibnu Ishak]] dan lainnya bahwa yang memerdekakan Bilal adalah [[Nabi Muhammad Saw]]. <ref>Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balaghah, jld. 13, hlm. 273; Tastari, Qamus al-Rijal, jld. 2, hlm. 393. </ref> Syaikh Thusi <ref>Thusi, Rijal, hlm. 8. </ref> dan [[Ibnu Syahr Asyub]] <ref> Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 1, hal 171. </ref> juga menulis bahwa Bilal dibebaskan oleh Nabi Muhammad Saw. Nukilan kata-kata dari Nabi bahwa: “Jika aku memiliki kekayaan, maka aku akan membeli dan membebaskan Bilal <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 181; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 243; Dzahabi, Sir I'lam al-Nubala, jld. 1, hlm. 352. </ref> bertentangan dengan kenyataan sejarah karena [[Khadijah]] telah memberikan semua kekayaannya untuk digunakan di jalan Allah oleh Nabi Saw, disamping bahwa kemampuan perekonomian Abu Bakar tidak begitu mampu untuk membeli dan membebaskan budak yang berada dibawah siksaan tuannya, diantaranya Bilal. <ref> Amili, Al-Sahih, jld. 2, hlm. 36038, 277-383; jld. 1, hlm. 211; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 181; Ibnu Atsir, Al-Kamil, jld. 2, hlm. 66-67; Dzahabi, Sir I'lam al-Nubala, jld. 1, hlm. 352. </ref>
Setelah berbulan-bulan bersabar atas kesusahan dan kepedihan yang menimpa, Bilal akhirnya merdeka. Sekelompok orang menilai bahwa yang memerdekan Bilal adalah [[Abu Bakar]] namun jika ditinjau dari segi sejarah yang ada maka hal ini tidak mungkin. [[Abu Ja'far Iskafi]], guru [[Ibnu Abil Hadid]] menukilkan dari [[Waqidi]], [[Ibnu Ishak]] dan lainnya bahwa yang memerdekakan Bilal adalah [[Nabi Muhammad saw]]. <ref>Ibnu Abil Hadid, ''Syarah Nahj al-Balaghah'', jld. 13, hlm. 273; Tastari, ''Qamus al-Rijal'', jld. 2, hlm. 393. </ref> Syaikh Thusi <ref>Thusi, ''Rijal'', hlm. 8. </ref> dan [[Ibnu Syahr Asyub]] <ref> Ibnu Syahr Asyub, ''Manaqib'', jld. 1, hal 171. </ref> juga menulis bahwa Bilal dibebaskan oleh Nabi Muhammad saw. Nukilan kata-kata dari Nabi bahwa: “Jika aku memiliki kekayaan, maka aku akan membeli dan membebaskan Bilal <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 181; Ibnu Atsir, ''Usdu al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 243; Dzahabi, ''Siyar A'lam al-Nubala'', jld. 1, hlm. 352. </ref> bertentangan dengan kenyataan sejarah karena [[Khadijah sa]] telah memberikan semua kekayaannya untuk digunakan di jalan Allah oleh Nabi saw, disamping bahwa kemampuan perekonomian Abu Bakar tidak begitu mampu untuk membeli dan membebaskan budak yang berada dibawah siksaan tuannya, diantaranya Bilal. <ref> Amili, Al-Sahih, jld. 2, hlm. 36038, 277-383; jld. 1, hlm. 211; Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 181; Ibnu Atsir, ''al-Kamil'', jld. 2, hlm. 66-67; Dzahabi, Siyar A'lam al-Nubala'', jld. 1, hlm. 352. </ref>


==Penolong Dekat Nabi Muhammad Saw==
==Penolong Dekat Nabi Muhammad saw==
Setelah merdeka, ia bergabung dengan kaum muslimin dan menjadi [[muadzin]] Islam pertama. Ia selalu berada di samping Nabi Saw baik ketika beliau berada dalam keadaan safar maupun tidak. <ref>Ibnu Ishaq, Kitab al-Sirah, hlm. 299; Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 2, hlm. 136-137, 177-179, jld. 3, hlm. 234; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 2, hlm. 66-67. </ref> Ia termasuk orang-orang yang mulia dan orang yang dekat dengan Nabi Saw. <ref>Ibnu Hanbal, Musnad, jld. 1, hlm. 148; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 452.</ref> Bilal juga menjadi bendahara baitul mal Nabi Muhammad Saw. <ref> Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 243. </ref> Ia selalu hadir dalam semua perang Nabi. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 239; Ibnu Abdul Barr, al-Isti'ab, jld.1, hlm. 178; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damaskus, jld. 10, hlm. 433. </ref> Dalam [[Perang Badar]], ia memberi isyarat kepada kaum Muslimin untuk membunuh Umayah bin Khalaf dan anaknya. <ref>Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 1, hlm. 531; Tarikh, jld. 2, hlm. 452-453. </ref> Menurut laporan sejarah, Bilal sendiri yang membunuh Umayah. <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 182; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 243. </ref>
Setelah merdeka, ia bergabung dengan kaum [[muslimin]] dan menjadi [[muadzin]] Islam pertama. Ia selalu berada di samping [[Nabi saw]] baik ketika beliau berada dalam keadaan safar maupun tidak. <ref>Ibnu Ishaq, ''Kitab al-Sirah'', hlm. 299; Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 2, hlm. 136-137, 177-179, jld. 3, hlm. 234; Ibnu Atsir, ''Usdu al-Ghabah'', jld. 2, hlm. 66-67. </ref> Ia termasuk orang-orang yang mulia dan orang yang dekat dengan Nabi Saw. <ref>Ibnu Hanbal, Musnad, jld. 1, hlm. 148; Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld. 10, hlm. 452.</ref> Bilal juga menjadi bendahara [[baitul mal]] Nabi Muhammad saw. <ref> Ibnu Atsir, ''Usdu al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 243. </ref> Ia selalu hadir dalam semua perang Nabi. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 3, hlm. 239; Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld.1, hlm. 178; Ibnu Asakir, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', jld. 10, hlm. 433. </ref> Dalam [[Perang Badar]], ia memberi isyarat kepada kaum Muslimin untuk membunuh Umayah bin Khalaf dan anaknya. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 531; ''Tarikh'', jld. 2, hlm. 452-453. </ref> Menurut laporan sejarah, Bilal sendiri yang membunuh Umayah. <ref>Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 182; Ibnu Atsir, ''Usdu al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 243. </ref>
Nabi Muhammad Saw di [[Madinah]] menjalinkan [[akad persaudaraan]] antara Bilal dan [[Abdullah bin Abdur Rahman Khats'ami]]. <ref>Ibnu Hisyam, al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 1, hlm. 355.</ref> Menurut Ibnu Hisyam (w. 218 H) hingga Bilal masih hidup, pengadilan Habasyah dan Khats'am adalah satu. <ref>Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, jld. 1, hlm. 356; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88. </ref> Sebagian menuliskan bahwa akad persaudaraannya dengan [[Ubaidah bin Harits]] <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 51; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 178. </ref> dan atau dengan [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]]. <ref>Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 136; Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 326, Qumi. </ref> Akad persaudaraan ini kemungkinan berkaitan dengan akad persaudaraan sebelum [[Hijrah ke Madinah]].
Nabi Muhammad saw di [[Madinah]] menjalinkan [[akad persaudaraan]] antara Bilal dan [[Abdullah bin Abdur Rahman Khats'ami]]. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 355.</ref> Menurut Ibnu Hisyam (W. 218 H) hingga Bilal masih hidup, pengadilan [[Habasyah]] dan Khats'am adalah satu. <ref>Ibnu Hisyam, ''al-Sirah al-Nabawiyah'', jld. 1, hlm. 356; Ibnu Qutaibah, ''Kitab al-Ma'arif'', hlm. 88. </ref> Sebagian menuliskan bahwa akad persaudaraannya dengan [[Ubaidah bin Harits]] <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 51; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 178. </ref> dan atau dengan [[Abu Ubaidah bin al-Jarrah]]. <ref>Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 136; Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 326, Qumi. </ref> Akad persaudaraan ini kemungkinan berkaitan dengan akad persaudaraan sebelum [[Hijrah ke Madinah]].


==Pengumandang Adzan==
==Pengumandang Adzan==
Bilal adalah [[muadzin]] pertama Islam. Dinukilkan bahwa ia melafadzkan huruf “syin” dengan “sin” dan dalam riwayat diberitakan bahwa bacaan “sin” yang dibacakan oleh Bilal dihadapan Allah adalah “syin”. <ref>Qumi, Muntaha al-Amal. </ref> Pada hari [[Fathu Makkah]] Bilal berdasarkan perintah [[Nabi Muhammad Saw]] berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan [[adzan]] dengan suara yang sangat lantang. Orang-orang kafir Mekah sangat marah dengan peristiwa ini. <ref>Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 5, hlm. 136; Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, 466; Quthub Rawandi, Al-Kharaij al-Jaraih, jld.1 , hlm. 97-98, 163-164. </ref>
Bilal adalah [[muadzin]] pertama Islam. Dinukilkan bahwa ia melafadzkan huruf “syin” dengan “sin” dan dalam riwayat diberitakan bahwa bacaan “sin” yang dibacakan oleh Bilal dihadapan Allah adalah “syin”. <ref>Qumi, Muntaha al-Amal. </ref> Pada hari [[Fathu Makkah]] Bilal berdasarkan perintah [[Nabi Muhammad saw]] berdiri di atas Ka'bah dan mengumandangkan [[adzan]] dengan suara yang sangat lantang. Orang-orang kafir Mekah sangat marah dengan peristiwa ini. <ref>Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 5, hlm. 136; Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, 466; Quthub Rawandi, Al-Kharaij al-Jaraih, jld.1 , hlm. 97-98, 163-164. </ref>
==Setelah Nabi Muhammad Saw==
==Setelah Nabi Muhammad saw==
Setelah Nabi Saw meninggal, Bilal tidak lagi mengumandangkan adzan selain hanya beberapa kali. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 236-237; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88, Ibnu babuwaih, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 184; Mufid, Al-Ihtisas, hlm. 73. </ref> Salah satunya adalah ketika [[Sayidah Fatimah As]] memintanya, namun karena hal ini menjadikan Sayidah Fatimah ingat akan kesusahan yang menimpa setelah wafat ayahnya bahkan beliau sampai sakit karenanya, maka Bilal dengan terpaksa menghentikan alunan adzannya. <ref> Ibnu Babuwaih, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 194. </ref> Waktu lain yang ia kumandangkan adalah ketika ia berziarah kuburan Nabi Muhammad Saw di Madinah dan Imam Husain As memintanya untuk mengumandangkan adzan dan Bilalpun mengiyakannya. Kejadian ini memberikan kesan yang mendalam bagi masyarakat Madinah. <ref>Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244-245; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 289. </ref>  
Setelah Nabi Saw meninggal, Bilal tidak lagi mengumandangkan adzan selain hanya beberapa kali. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 236-237; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88, Ibnu babuwaih, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 184; Mufid, Al-Ihtisas, hlm. 73. </ref> Salah satunya adalah ketika [[Sayidah Fatimah As]] memintanya, namun karena hal ini menjadikan Sayidah Fatimah ingat akan kesusahan yang menimpa setelah wafat ayahnya bahkan beliau sampai sakit karenanya, maka Bilal dengan terpaksa menghentikan alunan adzannya. <ref> Ibnu Babuwaih, Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 194. </ref> Waktu lain yang ia kumandangkan adalah ketika ia berziarah kuburan Nabi Muhammad saw di Madinah dan Imam Husain As memintanya untuk mengumandangkan adzan dan Bilalpun mengiyakannya. Kejadian ini memberikan kesan yang mendalam bagi masyarakat Madinah. <ref>Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244-245; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 289. </ref>  
Terakhir kali adalah ketika [[khalifah kedua]] meninggalkan Madinah dan akan pergi ke [[Syam]] (berdasarkan perkataan Thabari terjadi pada tahun 17 H) di Jabiyah, kaum Muslimin meminta Bilal mengumandangkan adzan, Bilal pun mengiyakannya dan semua orang menangis karena mengingat masa-masa Rasulullah. <ref>Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88, Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 65-66; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 470-471. </ref>
Terakhir kali adalah ketika [[khalifah kedua]] meninggalkan Madinah dan akan pergi ke [[Syam]] (berdasarkan perkataan Thabari terjadi pada tahun 17 H) di Jabiyah, kaum Muslimin meminta Bilal mengumandangkan adzan, Bilal pun mengiyakannya dan semua orang menangis karena mengingat masa-masa Rasulullah. <ref>Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88, Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 65-66; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 470-471. </ref>
Sumber-sumber sejarah mengatakan sebab-sebab yang menjadikan Bilal tidak lagi mengumandangkan adzan setelah Nabi Muhammad Saw wafat dan ia meninggalkan Madinah dan menuju Syam adalah karena ia memahami fadhilah [[jihad]] dan selalu ingin berjuang. Ia hijrah ke Syam pada masa kekhalifahan [[Abu Bakar]] <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 236-237; Ibnu Qutaibahm Kitab al-Maarif, hlm. 88, Abu Na'im, Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 150-151; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 181. </ref> atau [[Umar bin Khatab]] <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 180-181; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 467; Ibnu Asakir, A'yan al-Syiah, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref>, namun tidak tercatat kehadiran Bilal pada peperangan dan futuhat. <ref>Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 605. </ref> Dari sebagian sumber dapat dipahami bahwa ia pergi ke Syam karena protes atas sebuah suatu peristiwa yang terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad Saw. <ref>Nuri, Nafs al-Rahman, hlm. 379; Qumi, Safinah al-Bihar, jld. 1, hlm. 104-105. </ref>
Sumber-sumber sejarah mengatakan sebab-sebab yang menjadikan Bilal tidak lagi mengumandangkan adzan setelah Nabi Muhammad saw wafat dan ia meninggalkan Madinah dan menuju Syam adalah karena ia memahami fadhilah [[jihad]] dan selalu ingin berjuang. Ia hijrah ke Syam pada masa kekhalifahan [[Abu Bakar]] <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 236-237; Ibnu Qutaibahm Kitab al-Maarif, hlm. 88, Abu Na'im, Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 150-151; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 181. </ref> atau [[Umar bin Khatab]] <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 180-181; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 467; Ibnu Asakir, A'yan al-Syiah, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref>, namun tidak tercatat kehadiran Bilal pada peperangan dan futuhat. <ref>Amin, A'yan al-Syiah, jld. 3, hlm. 605. </ref> Dari sebagian sumber dapat dipahami bahwa ia pergi ke Syam karena protes atas sebuah suatu peristiwa yang terjadi setelah wafatnya Nabi Muhammad saw. <ref>Nuri, Nafs al-Rahman, hlm. 379; Qumi, Safinah al-Bihar, jld. 1, hlm. 104-105. </ref>
==Perawi Hadis-hadis Nabi Muhammad Saw==
==Perawi Hadis-hadis Nabi Muhammad saw==
Bilal juga merupakan perawi hadis dan sejumlah [[sahabat]] dan [[tabiun]] meriwayatkan hadis darinya. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 7, hlm. 509; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 180; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 429, 435; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Tarikh Damisyq, jld. 10, hlm. 429, 439; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Nuri, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 136-137; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 288-289. </ref> Sebagai contoh, ia dalam hadis yang cukup panjang meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad Saw tentang fadhilah [[adzan]]. <ref>Ibnu Babuwaih,  Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 189-194; Fattal Neisyaburi, Raudhah al Wa'idzin, jld. 2, hlm. 343-345. </ref>
Bilal juga merupakan perawi hadis dan sejumlah [[sahabat]] dan [[tabiun]] meriwayatkan hadis darinya. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 7, hlm. 509; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 180; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 429, 435; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Tarikh Dimasyq, jld. 10, hlm. 429, 439; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Nuri, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 136-137; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 288-289. </ref> Sebagai contoh, ia dalam hadis yang cukup panjang meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad saw tentang fadhilah [[adzan]]. <ref>Ibnu Babuwaih,  Man La Yahdhuruhu al-Faqih, jld. 1, hlm. 189-194; Fattal Neisyaburi, Raudhah al Wa'idzin, jld. 2, hlm. 343-345. </ref>


==Kedudukan Bilal==
==Kedudukan Bilal==
Terdapat banyak riwayat dari Nabi Muhammad Saw yang menjelaskan tentang keutamaan Bilal misalnya bahwa Bilal termasuk golongan pendahulu dan orang-orang yang pertama masuk Islam, <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubrah, jld. 3, hlm. 232; Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 149. </ref> ia adalah penghulu para muadzin <ref>Abu Na'im, Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 147; Dzahabi, Siyar A'lam al- Nubala, jld. 1, hlm. 355. </ref>, Surga menanti kedatangan tiga orang: Ali, Ammar dan Bilal <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 451' Safadi, Kitab al-Wafi, jld. 10, hlm. 276. </ref>; Tiga orang berkulit hitam merupakan penghulu surga: [[Lukman Hakim]], [[Najasyi (raja negeri Habsyah)|Najasyi]] dan Bilal <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dmaisyq, jld. 10, hlm. 462. </ref> dan juga doa Nabi untuknya karena ia telah menolong Sayidah Fatimah dalam hal pekerjaan rumah. <ref>Warram, jld. 2, hlm. 230. </ref>
Terdapat banyak riwayat dari Nabi Muhammad saw yang menjelaskan tentang keutamaan Bilal misalnya bahwa Bilal termasuk golongan pendahulu dan orang-orang yang pertama masuk Islam, <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubrah, jld. 3, hlm. 232; Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 149. </ref> ia adalah penghulu para muadzin <ref>Abu Na'im, Hilyah al-Auliya, jld. 1, hlm. 147; Dzahabi, Siyar A'lam al- Nubala, jld. 1, hlm. 355. </ref>, Surga menanti kedatangan tiga orang: Ali, Ammar dan Bilal <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 451' Safadi, Kitab al-Wafi, jld. 10, hlm. 276. </ref>; Tiga orang berkulit hitam merupakan penghulu surga: [[Lukman Hakim]], [[Najasyi (raja negeri Habsyah)|Najasyi]] dan Bilal <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dmaisyq, jld. 10, hlm. 462. </ref> dan juga doa Nabi untuknya karena ia telah menolong Sayidah Fatimah dalam hal pekerjaan rumah. <ref>Warram, jld. 2, hlm. 230. </ref>
Imam Ali As juga menilai bahwa Bilal adalah orang-orang yang terdahulu dalam memeluk Islam. <ref>Ibnu Babuwaih, Al-Hisal, jld. 1, hlm. 312; Fattal Neisyaburi, Raudhah al-Wa'idhin, jld. 2, hlm. 307. </ref> Imam Ali juga memuji keikhlasan dan kebersihan jiwa Bilal. <ref>Ibnu Fahd Hilli, Iddah al-Da'i, hlm. 27. </ref> Imam [[Sajad As]] juga memuji Bilal dan menukilkan argumentasinya dalam menjawab keutamaan-keutamaan [[Imam Ali As]] dihadapan musuh-musuhnya. <ref>Tafsir Imam Hasan Askari, hal  621-623. </ref>
Imam Ali As juga menilai bahwa Bilal adalah orang-orang yang terdahulu dalam memeluk Islam. <ref>Ibnu Babuwaih, Al-Hisal, jld. 1, hlm. 312; Fattal Neisyaburi, Raudhah al-Wa'idhin, jld. 2, hlm. 307. </ref> Imam Ali juga memuji keikhlasan dan kebersihan jiwa Bilal. <ref>Ibnu Fahd Hilli, Iddah al-Da'i, hlm. 27. </ref> Imam [[Sajad As]] juga memuji Bilal dan menukilkan argumentasinya dalam menjawab keutamaan-keutamaan [[Imam Ali As]] dihadapan musuh-musuhnya. <ref>Tafsir Imam Hasan Askari, hal  621-623. </ref>
Imam Shadiq As menyebut Bilal sebagai hamba saleh <ref>Kasyi, Ikhtiyar Ma'rifah al-Rijal, hlm. 39. </ref> dan pecinta Ahlul Bait As. <ref>Mufid, Al-Ikhtishash, hlm. 73. </ref> Menurut nukilan dari para mufasir, beberapa ayat turun karena Bilal dan para sahabatnya: [[Nisa]] ayat 59 <ref>Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 87. </ref>, [[An'am]] ayat 52 <ref>Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 87. </ref>, [[Nahl]] ayat 110 <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 248; Thusi, Al-Tibyan, jld. 6, hlm. 631. </ref>, [[Kahf]] ayat 28 <ref>Shafasi, Kitab al-Wafi, jld. 10, hlm. 276. </ref>, [[Hujurat]] ayat 11 dan 12. <ref>Zamakhsyari, Al-Kasyaf, jld. 4, hlm. 370; Abul Futuh Razi, Tafsir Ruh al-Jinan, jil 10, hlm. 253; Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 5, hlm. 136; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 466. </ref>
Imam Shadiq As menyebut Bilal sebagai hamba saleh <ref>Kasyi, Ikhtiyar Ma'rifah al-Rijal, hlm. 39. </ref> dan pecinta Ahlul Bait As. <ref>Mufid, Al-Ikhtishash, hlm. 73. </ref> Menurut nukilan dari para mufasir, beberapa ayat turun karena Bilal dan para sahabatnya: [[Nisa]] ayat 59 <ref>Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 87. </ref>, [[An'am]] ayat 52 <ref>Ibnu Syahr Asyub, Manaqib, jld. 3, hlm. 87. </ref>, [[Nahl]] ayat 110 <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 248; Thusi, Al-Tibyan, jld. 6, hlm. 631. </ref>, [[Kahf]] ayat 28 <ref>Shafasi, Kitab al-Wafi, jld. 10, hlm. 276. </ref>, [[Hujurat]] ayat 11 dan 12. <ref>Zamakhsyari, Al-Kasyaf, jld. 4, hlm. 370; Abul Futuh Razi, Tafsir Ruh al-Jinan, jil 10, hlm. 253; Thabarsi, Majma' al-Bayan, jld. 5, hlm. 136; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 466. </ref>
==Pernikahan dan Putra-putra==
==Pernikahan dan Putra-putra==
Terdapat banyak laporan mengenai pernikahan Bilal. Baladzuri dalam melaporkan pernikahan Bilal, menulis ia menikah dengan putri dari Bani Zuhrah atau putri dari Bani Kananah menurut laporan yang lain. <ref>Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 189 (Cet Zakar, jld. 1, hlm. 214) </ref> Demikian juga dikatakan bahwa Bilal bersama saudaranya dalam perjalanan untuk rencana pernikahannya. Ketika terjadi pelamaran, ia mengenalkan dirinya dengan mengatakan: Aku adalah Bilal dan laki-laki ini adalah saudaraku, kami berdua adalah para budak dari Habasyah. Kami adalah orang-orang yang tersesat sehingga Allah mengkaruniakan jalan hidayah bagi kami. Kami adalah budak yang dimerdekakan oleh Allah. Apabila Anda memberikan putri-putri Anda, Alhamdulillah dan jika tidak… Allahu Akbar keluarga pihak perempuan, sebelum menjawab pinangan Bilal pergi menemui Rasululullah meminta pendapat. Nabi Muhammad Saw telah merekomendasikan Bilal kepada mereka sebanyak tiga kali dan berkata: Siapa lagi yang lebih baik darinya, seseorang yang merupakan ahli surga? <ref>Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 571.</ref>
Terdapat banyak laporan mengenai pernikahan Bilal. Baladzuri dalam melaporkan pernikahan Bilal, menulis ia menikah dengan putri dari Bani Zuhrah atau putri dari Bani Kananah menurut laporan yang lain. <ref>Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 189 (Cet Zakar, jld. 1, hlm. 214) </ref> Demikian juga dikatakan bahwa Bilal bersama saudaranya dalam perjalanan untuk rencana pernikahannya. Ketika terjadi pelamaran, ia mengenalkan dirinya dengan mengatakan: Aku adalah Bilal dan laki-laki ini adalah saudaraku, kami berdua adalah para budak dari Habasyah. Kami adalah orang-orang yang tersesat sehingga Allah mengkaruniakan jalan hidayah bagi kami. Kami adalah budak yang dimerdekakan oleh Allah. Apabila Anda memberikan putri-putri Anda, Alhamdulillah dan jika tidak… Allahu Akbar keluarga pihak perempuan, sebelum menjawab pinangan Bilal pergi menemui Rasululullah meminta pendapat. Nabi Muhammad saw telah merekomendasikan Bilal kepada mereka sebanyak tiga kali dan berkata: Siapa lagi yang lebih baik darinya, seseorang yang merupakan ahli surga? <ref>Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 571.</ref>
Meskipun sebagian penulis memberitakan bahwa Bilal tidak mempunyai anak <ref>Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 431; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref> namun Sakhawi dalam kitabnya, menulis bahwa Bilal memiliki anak bernama Umar yang merupakan penolongnya. <ref>Sakhawi, Al-Tuhfah al-Latifah, hlm. 21. </ref> Ibnu Katsir juga menuliskan bahwa Hilal bin Abdurahman berasal dari keturunan Sulaiman bin Bilal, muadzin Nabi Muhammad Saw. <ref>Al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 12, hlm. 195. </ref>
Meskipun sebagian penulis memberitakan bahwa Bilal tidak mempunyai anak <ref>Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 431; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref> namun Sakhawi dalam kitabnya, menulis bahwa Bilal memiliki anak bernama Umar yang merupakan penolongnya. <ref>Sakhawi, Al-Tuhfah al-Latifah, hlm. 21. </ref> Ibnu Katsir juga menuliskan bahwa Hilal bin Abdurahman berasal dari keturunan Sulaiman bin Bilal, muadzin Nabi Muhammad saw. <ref>Al-Bidayah wa al-Nihayah, jld. 12, hlm. 195. </ref>


==Wafat==
==Wafat==
Sebagian sumber-sumber sejarah menuliskan bahwa ia meninggal pada tahun 20 H setelah Hijrah di [[Damaskus]]. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88; Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 112; Khatib Baghadadi, Tarikh Baghdad, jld. 1, hlm. 184. </ref> Namun di sumber-sumber rujukan lainnya ditulis pada tahun-tahun 17,18 dan 21 setelah Hijrah. <ref>Thusi, Rijal, hlm. 8; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 433, 476-479; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref> Dan disebagian rujukan sejarah dijelaskan secara terang bahwa ia meninggal karena wabah penyakit yang tersebar kala itu. <ref>Thusi, Rijal, hlm. 8; Ibnu Asakir, Tarikh Damisyq, jld. 10, hlm. 467; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 290; Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 327. </ref>
Sebagian sumber-sumber sejarah menuliskan bahwa ia meninggal pada tahun 20 H setelah Hijrah di [[Damaskus]]. <ref>Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238; Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, hlm. 88; Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 112; Khatib Baghadadi, Tarikh Baghdad, jld. 1, hlm. 184. </ref> Namun di sumber-sumber rujukan lainnya ditulis pada tahun-tahun 17,18 dan 21 setelah Hijrah. <ref>Thusi, Rijal, hlm. 8; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 433, 476-479; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244. </ref> Dan disebagian rujukan sejarah dijelaskan secara terang bahwa ia meninggal karena wabah penyakit yang tersebar kala itu. <ref>Thusi, Rijal, hlm. 8; Ibnu Asakir, Tarikh Dimasyq, jld. 10, hlm. 467; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 290; Ibnu Hajar Asqalani, Al-Ashabah, jld. 1, hlm. 327. </ref>
Berdasarkan pendapat masyhur, ia dikuburkan di “Bab al-Saghir” Damisyq. <ref> Thusi, Rijal, hlm. 9; Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, jld. 10, hlm. 433, 476-479. </ref> <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damaskus, jld. 10, hlm. 480; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 137; Dzahabi, Siyar A'lam al- Nubala, jld. 1, hlm. 359-360. </ref> Sebagian mencatat ia dikuburkan di pintu Keisan Dayya dan pintu Arbain [[Halab]]. <ref>Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 291. </ref> Namun Mazzi memberikan kemungkinan bahwa seseorang yang dikuburkan di Halab adalah Khalid, saudara Bilal. <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 137; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 290. </ref>
Berdasarkan pendapat masyhur, ia dikuburkan di “Bab al-Saghir” Dimasyq. <ref> Thusi, Rijal, hlm. 9; Ibnu Sa'ad, Al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 238; Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Ibnu ‘Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 10, hlm. 433, 476-479. </ref> <ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damaskus, jld. 10, hlm. 480; Ibnu Atsir, Usdul Ghabah, jld. 1, hlm. 244; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 137; Dzahabi, Siyar A'lam al- Nubala, jld. 1, hlm. 359-360. </ref> Sebagian mencatat ia dikuburkan di pintu Keisan Dayya dan pintu Arbain [[Halab]]. <ref>Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 291. </ref> Namun Mazzi memberikan kemungkinan bahwa seseorang yang dikuburkan di Halab adalah Khalid, saudara Bilal. <ref>Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab, jld. 1, hlm. 179; Nawawi, Tahdzib al-Asma, bag 1, juz 1, hlm. 137; Mazzi, Tahdzib al-Kamal, jld. 4, hlm. 290. </ref>
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box
  | prioritas =c
  | prioritas =c
Baris 65: Baris 93:
*Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Ali Abi Thalib, cet. Hasyim Rasuli Mahalati, Qum,1379.
*Ibnu Syahr Asyub, Manaqib Ali Abi Thalib, cet. Hasyim Rasuli Mahalati, Qum,1379.
*Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab fi Ma'rifah al-Ashhab, cet. Ali Muhammad Bijawi, Qahirah, 1380(1960)
*Ibnu Abdul Barr, Al-Isti'ab fi Ma'rifah al-Ashhab, cet. Ali Muhammad Bijawi, Qahirah, 1380(1960)
*Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Damisyq, Cet. Ali Syiri, Beirut, 1415/1995, Ibnu Asakir
*Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, Cet. Ali Syiri, Beirut, 1415/1995, Ibnu Asakir
*Ibnu Fahd Hilli, Iddah Da'i wa Najah al-Sa'i, Ahmad Muwahidi Qumi, Beirut, 1407/1987.
*Ibnu Fahd Hilli, Iddah Da'i wa Najah al-Sa'i, Ahmad Muwahidi Qumi, Beirut, 1407/1987.
*Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, cet. Feridand Wustanfalad, Guting, 1850.
*Ibnu Qutaibah, Kitab al-Ma'arif, cet. Feridand Wustanfalad, Guting, 1850.
Pengguna anonim