Lompat ke isi

Zubair bin 'Awwam: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hinduwan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 48: Baris 48:


==Menikah dengan Putri Abu Bakar==
==Menikah dengan Putri Abu Bakar==
Zubair menikah dengan putri [[Abu Bakar |Abu Bakar]] yang bernama Asma’.<ref>Sam’ani, al-Ansab, jld. 1, hlm. 217. </ref> Sebagian pihak menyebutkan, mereka adalah orang yang pertama kali melakukan [[nikah mut'ah|nikah mut'ah]].<ref>''Al-'Aqd al-Farid'', jld. 4, hlm. 14. Thahawi, ''Syarh Ma'ani al-Atsar'', jld. 3, lhm. 24. Askari, ''Izdiwaje Muwaqat Dar Islam'', 5052. </ref> Setelah beberapa waktu Zubair menceraikan Asma’.<ref>Lih. Ibnu Sa’ad, Muhammad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 8, hlm. 253. Ibnu Qutaibah, Abdullah, ''al-Ma'arif'', hlm. 173. Ibnu Asakir, Ali, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', hlm. 9, 16-18. </ref> Ada yang mengatakan, yang memaksanya untuk menceraikan istrinya adalah putranya sendiri, Abdullah.<ref>''Asadul Ghabah'', jld. 6, hlm. 10. </ref> Namun ada yang berpendapat, Zubair melukai Asma’ sehingga dia terpaksa harus meminta perlidungan pada [[Abdullah bin Zubair]] sampai akhir hayatnya.<ref>Ibid. </ref>
Zubair menikah dengan putri [[Abu Bakar |Abu Bakar]] yang bernama Asma’.<ref>Sam’ani, al-Ansab, jld. 1, hlm. 217. </ref> Sebagian pihak menyebutkan, mereka adalah orang yang pertama kali melakukan [[nikah mut'ah|nikah mut'ah]].<ref>''Al-'Aqd al-Farid'', jld. 4, hlm. 14. Thahawi, ''Syarh Ma'ani al-Atsar'', jld. 3, lhm. 24. Askari, ''Izdiwaje Muwaqat Dar Islam'', 5052. </ref> Setelah beberapa waktu Zubair menceraikan Asma’.<ref>Lih. Ibnu Sa’ad, Muhammad, ''al-Thabaqat al-Kubra'', jld. 8, hlm. 253. Ibnu Qutaibah, Abdullah, ''al-Ma'arif'', hlm. 173. Ibnu Asakir, Ali, ''Tarikh Madinah Dimasyq'', hlm. 9, 16-18. </ref> Ada yang mengatakan, yang memaksanya untuk menceraikan istrinya adalah putranya sendiri, Abdullah.<ref>''Asadul Ghabah'', jld. 6, hlm. 10. </ref> Namun ada yang berpendapat, Zubair melukai Asma’ sehingga dia terpaksa harus meminta perlindungan pada [[Abdullah bin Zubair]] sampai akhir hayatnya.<ref>Ibid. </ref>


==Masuk Islam==
==Masuk Islam==
Baris 86: Baris 86:


===Peran Zubair Dalam Perang Jamal===
===Peran Zubair Dalam Perang Jamal===
Zubair adalah salah seorang yang bertanggung jawab atas terjadinya [[perang Jamal]]. Pada tahun 36 H/656 dia dibantu [[Thalhah]] berhasil membujuk Aisyah supaya bersedia ikut berangkat ke Bashrah. Begitu tiba di Bashrah mereka melukai Utsman bin Hanif, gubernur Imam Ali as di Bashrah.<ref>Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 366-369. Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 251. </ref>Imam Ali as bersama pasukannya berangkat ke Bashrah untuk mengahadapi mereka. Setelah terjadi pertempuran sengit, perang itu dimenangkan pihak [[Imam Ali as]].  
Zubair adalah salah seorang yang bertanggung jawab atas terjadinya [[perang Jamal]]. Pada tahun 36 H/656 dia dibantu [[Thalhah]] berhasil membujuk Aisyah supaya bersedia ikut berangkat ke Bashrah. Begitu tiba di Bashrah mereka melukai Utsman bin Hanif, gubernur Imam Ali as di Bashrah.<ref>Ibnu Abdul Barr, ''al-Isti'ab'', jld. 1, hlm. 366-369. Ibnu Atsir, ''Usd al-Ghabah'', jld. 1, hlm. 251. </ref>Imam Ali as bersama pasukannya berangkat ke Bashrah untuk menghadapi mereka. Setelah terjadi pertempuran sengit, perang itu dimenangkan pihak [[Imam Ali as]].  


===Pertemuan Zubair dengan Imam Ali di Medan Perang===
===Pertemuan Zubair dengan Imam Ali di Medan Perang===
Baris 100: Baris 100:


==Taubat Zubair==
==Taubat Zubair==
Melihat dari dhahir sabda Rasululullah saw dan apa yang disampaikan Imam Ali as terkait pembunuh Zubair, mungkin sebagian orang mengambil kesimpulan bahwa Zubair telah ber[[taubat]]. Yusufi Gharawi tidak setuju jika dikatakan bahwa Zubair telah bertaubat. Menurutnya, Zubair bisa dikatakan telah bertaubat dengan benar jika saat itu dia mengikuti dan membantu imam zamannya (Imam Ali as). Kenyataannya setelah dialog dengan Imam Ali as dia tidak melakukannya. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa perkataan Imam Ali as (dan juga sabda Rasulullah saw yang menyatakan pembunuh Zubair akan masuk neraka) adalah bukti bahwa Zubair telah bertaubat. Sebab bisa jadi yang dikabarkan Rasulullah saw itu karena pembunuhnya bertindak tanpa ada ijin dari imam zamannya. Apalagi ternyata pembunuh itu di kemudian hari menjadi golongan [[Khawarij]] Nahrawan.<ref>Askari Wadeqani, ''Sahabehe Payambar A'zam'', jld. 5, hlm. 137. </ref>
Melihat dari dhahir sabda Rasulullah saw dan apa yang disampaikan Imam Ali as terkait pembunuh Zubair, mungkin sebagian orang mengambil kesimpulan bahwa Zubair telah ber[[taubat]]. Yusufi Gharawi tidak setuju jika dikatakan bahwa Zubair telah bertaubat. Menurutnya, Zubair bisa dikatakan telah bertaubat dengan benar jika saat itu dia mengikuti dan membantu imam zamannya (Imam Ali as). Kenyataannya setelah dialog dengan Imam Ali as dia tidak melakukannya. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa perkataan Imam Ali as (dan juga sabda Rasulullah saw yang menyatakan pembunuh Zubair akan masuk neraka) adalah bukti bahwa Zubair telah bertaubat. Sebab bisa jadi yang dikabarkan Rasulullah saw itu karena pembunuhnya bertindak tanpa ada ijin dari imam zamannya. Apalagi ternyata pembunuh itu di kemudian hari menjadi golongan [[Khawarij]] Nahrawan.<ref>Askari Wadeqani, ''Sahabehe Payambar A'zam'', jld. 5, hlm. 137. </ref>


==Pembangunan Makam Zubair==
==Pembangunan Makam Zubair==
Pengguna anonim