Lompat ke isi

Zubair bin 'Awwam: Perbedaan antara revisi

2.535 bita ditambahkan ,  7 September 2016
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail
imported>Esmail
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 53: Baris 53:


==Terbunuhnya Zubair==
==Terbunuhnya Zubair==
Begitu Zubair meninggalkan medan perang, Amr bin Jurmuz dan beberapa orang mengikuti lalu membunuhnya di tempat bernama Wadi al-Siba’.[37] Setelah itu Amr menghadap pada Imam Ali As. Dia berkata pada penjaga, “Mintakan ijin masuk untuk pembunuh Zubair.” Imam Ali As berkata, “Ijinkan dia masuk dan berikan hadiah neraka padanya.”[38] Rasulullah Saw bersabda tentang pembunuh Zubair, “Tempat pembunuh Zubair adalah neraka.”[39]
Begitu Zubair meninggalkan medan perang, Amr bin Jurmuz dan beberapa orang mengikuti lalu membunuhnya di tempat bernama Wadi al-Siba’.<ref>Thabari, Tarikh, jld. 4, hlm. 511. </ref> Setelah itu Amr menghadap pada Imam Ali As. Dia berkata pada penjaga, “Mintakan ijin masuk untuk pembunuh Zubair.” Imam Ali As berkata, “Ijinkan dia masuk dan berikan hadiah neraka padanya.”<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 3, hlm. 254. </ref> Rasulullah Saw bersabda tentang pembunuh Zubair, “Tempat pembunuh Zubair adalah neraka.”<ref>Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, jld. 18, hlm. 421. </ref>


Kematian Zubair membuat Imam Ali As nampak tidak senang. Saat melihat pedang Zubair, seraya mengenang keberanian dan kegigihan Zubair dalam pertempuran di periode awal Islam, beliau berkata, “Pedang ini berkali-kali telah membuat Rasulullah Saw senang.”[40]
Kematian Zubair membuat Imam Ali As nampak tidak senang. Saat melihat pedang Zubair, seraya mengenang keberanian dan kegigihan Zubair dalam pertempuran di periode awal Islam, beliau berkata, “Pedang ini berkali-kali telah membuat Rasulullah Saw senang.”<ref>Ibnu Sa’ad, al-Thabaqat al-Kubra, jld. 3, hlm. 78. </ref>


==Taubat Zubair==
==Taubat Zubair==
Melihat dari dhahir sabda Rasululullah Saw dan apa yang disampaikan Imam Ali As terkait pembunuh Zubair, mungkin sebagian orang mengambil kesimpulan bahwa Zubair telah bertaubat. Yusufi Gharawi tidak setuju jika dikatakan bahwa Zubair telah bertaubat. Menurutnya, Zubair bisa dikatakan telah bertaubat dengan benar jika saat itu dia mengikuti dan membantu imam zamannya (Imam Ali AS). Kenyataannya setelah dialog dengan Imam Ali As dia tidak melakukannya. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa perkataan Imam Ali As (dan juga sabda Rasulullah Saw yang menyatakan pembunuh Zubair akan masuk neraka) adalah bukti bahwa Zubair telah bertaubat. Sebab bisa jadi yang dikabarkan Rasulullah Saw itu karena pembunuhnya bertindak tanpa ada ijin dari imam zamannya. Apalagi ternyata pembunuh itu di kemudian hari menjadi golongan Khawarij Nahrawan.[41]
Melihat dari dhahir sabda Rasululullah Saw dan apa yang disampaikan Imam Ali As terkait pembunuh Zubair, mungkin sebagian orang mengambil kesimpulan bahwa Zubair telah bertaubat. Yusufi Gharawi tidak setuju jika dikatakan bahwa Zubair telah bertaubat. Menurutnya, Zubair bisa dikatakan telah bertaubat dengan benar jika saat itu dia mengikuti dan membantu imam zamannya (Imam Ali AS). Kenyataannya setelah dialog dengan Imam Ali As dia tidak melakukannya. Sehingga tidak bisa disimpulkan bahwa perkataan Imam Ali As (dan juga sabda Rasulullah Saw yang menyatakan pembunuh Zubair akan masuk neraka) adalah bukti bahwa Zubair telah bertaubat. Sebab bisa jadi yang dikabarkan Rasulullah Saw itu karena pembunuhnya bertindak tanpa ada ijin dari imam zamannya. Apalagi ternyata pembunuh itu di kemudian hari menjadi golongan Khawarij Nahrawan.<ref>Askari Wadeqani, Sahabehe Payanbar Azam, jld. 5, hlm. 137. </ref>


==Pembangunan Makam Zubair==
==Pembangunan Makam Zubair==
Ibnu Jauzi Hanbali menulis dalam kitabnya: “Pada tahun 386 H warga Bashrah mendirikan bangunan yang dilengkapi dengan masjid dan kubah di atas makam Zubair, mereka banyak menginfakkan harta untuk makam itu.”[42] Namun Syaikh Mufid memperkirakan, letak kuburan Zubair itu tidak didukung dengan bukti yang cukup.¬¬¬ (Lih. Ibnu Atsir, al-Bidayah, jld. 11, hlm. 319).
Ibnu Jauzi Hanbali menulis dalam kitabnya: “Pada tahun 386 H warga Bashrah mendirikan bangunan yang dilengkapi dengan masjid dan kubah di atas makam Zubair, mereka banyak menginfakkan harta untuk makam itu.”<ref>Ibnu Jauzi, al-Muntadzam fi Tarikh al-Muluk wa al-Umam, jld. 14, hlm. 383. </ref> Namun Syaikh Mufid memperkirakan, letak kuburan Zubair itu tidak didukung dengan bukti yang cukup. (Lih. Ibnu Atsir, al-Bidayah, jld. 11, hlm. 319).


==Anak Zubair==
==Anak Zubair==
===Abdullah bin Zubair===
===Abdullah bin Zubair===
Anak Zubair yang paling terkenal adalah Abdullah. Abdullah bin Zubair lahir pada periode awal hijrah. Dia merupakan putra pertama yang lahir di Madinah dari kalangan Muhajirin. Ketika Abdullah lahir kaum muslimin mengumandangkan takbir bersama-sama. Takbir yang dikumandangkan itu bukan karena Zubair atau Abdullah memiliki kedudukan istimewa, namun kelahirannya adalah bukti kebohongan rumor bahwa kaum Yahudi menyihir kaum Muhajirin supaya tidak bisa memiliki keturunan.[43] Para sejarawan menyebutkan Abdullah adalah anak pertama yang lahir dari hasil nikah mut’ah.[44]
Anak Zubair yang paling terkenal adalah Abdullah. Abdullah bin Zubair lahir pada periode awal hijrah. Dia merupakan putra pertama yang lahir di Madinah dari kalangan Muhajirin. Ketika Abdullah lahir kaum muslimin mengumandangkan takbir bersama-sama. Takbir yang dikumandangkan itu bukan karena Zubair atau Abdullah memiliki kedudukan istimewa, namun kelahirannya adalah bukti kebohongan rumor bahwa kaum Yahudi menyihir kaum Muhajirin supaya tidak bisa memiliki keturunan.<ref>Askari, al-Awail, hlm. 220. </ref> Para sejarawan menyebutkan Abdullah adalah anak pertama yang lahir dari hasil nikah mut’ah.<ref>Thahawi, Syarh Ma’ani al-Atsar, jld. 3, hlm. 24. Askari, Izdiwaje Muwaqat dar Islam, 5052. Al-‘Aqd al-Farid, jld. 4, hlm. 14. </ref>


===Anak Lain===
===Anak Lain===
Baris 73: Baris 73:


===Harta===
===Harta===
Selama kekhalifahan tiga khalifah pertama Zubair berhasil mengumpulkan banyak harta. Sepeninggalnya, dia mewariskan 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Bashrah, 1 rumah di Kufah dan 1 rumah di Mesir.[45] Di samping itu, disebutkan dia juga meninggalkan 1000 dinar, 1000 kuda, dan 1000 budak.[46]
Selama kekhalifahan tiga khalifah pertama Zubair berhasil mengumpulkan banyak harta. Sepeninggalnya, dia mewariskan 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Bashrah, 1 rumah di Kufah dan 1 rumah di Mesir.<ref>Shahih Bukhari, jld. 4. Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, jld. 8, hlm. 717. </ref> Di samping itu, disebutkan dia juga meninggalkan 1000 dinar, 1000 kuda, dan 1000 budak.<ref>Al-Mas’udi, Muruj al-Dzahab, jld. 2, hlm. 333. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
Baris 79: Baris 79:
<references/>
<references/>
</div>
</div>
==Daftar Pustaka==
*Ibnu Abil Hadid, Syarh Nahjul Balaghah, Qom, Perpustakaan Ayatullah Mar’asyi Najafi, 1404 H.
*Ibnu Abi Syaibah, al-Mushannaf, Bairut, Darul Fikr, 1409 H.
*Ibnu Atsir, ‘Izzuddin Abul Hasan Ali bin Muhammad al-Jazari, Asadul Ghabah fi Ma’rifah al-Shahabah, Bairut, Darul Fikr, 1409 H/1989 M.
*Ibnu Jauzi, Abul Faraj Abdurrahman, bin Ali bin Muhammad, al-Muntadzam fi Tarikh al-Muluk wa al-Umam, riset: Muhammad Abdul Qadir ‘Atha dan Musthafa Abdul Qadir ‘Atha, Bairut, darul Kutub al-Ilmiah, cet. Pertama, 1412 H.
*Ibnu Khaldun, Diwan al-Mubtada wa al-Khabar fi Tarikh al-Arab wa al-Barbar wa min Ashirihim min Dzawi al-Sya’n al-Akbar, riset: Khalil Syihadah, Bairut, Darul Fikr, cet. Kedua, 1408 H/1988 M.
*Ibnu Sa’ad, al-Thabaqat al-Kubra, riset: Muhammad Abdul Qadir ‘Atha, cet. Pertama, Bairut, Darul Kutub al-Ilmiah, 1410 H.
*Ibnu Asakir, Tarikh Madinah Dimasyq, Darul Fikr, Bairut, Bairut, 1415 H.
*Ibnu Abdul Barr, Abu Umar Yusuf bin Abdullah bin Muhammad, al-Isti’ab fi Ma’rifah al-Ashab, riset: Ali Muhammad al-Bijauwi, Bairut, Darul Jail, cet. Pertama, 1412 H/1992 M.
*Ibnu Abdu Rabbih, al-‘Aqd al-Farid, Dar Ihya al-Turats al-Arabi, Bairut, Libanon, cet. Ketiga, 1420 H.
*Ibnu Qutaibah, Abu Muhammad Abdullah bin Muslim al-Dinawari, al-Imamah wa al-Siyasah, riset: Ali Syiri, Bairut, darul Adhwa’, cet. Pertama, 1410 H/1990 M.
*Ibnu Qutaibah, al-Ma’arif, riset: Tsarwat Akasyah, Kairo, al-Haiah al-Mishriah al-‘Ammah lil Kitab, cet. Kedua, 1992 M.
*Baladzuri, Ahmad bin Yahya bin Jabir, Ansab al-Asyraf, riset: Suhail Zukar dan Riyadh Zarkali, Bairut, Darul Fikr, cet. Pertama, 1417 H/1996 M.
*Sam’ani Abu Said Abdul Karim bin Muhammad bin Mashur al-Tamimi, al-Ansab, riset: Abdurrahman bin Yahya al-Mu’allimi al-Yamani, Haidar Abad, Majlis Dairah al-Ma’arif al-Utsmaniah, cet. Pertama, 1382 H/1962 M.
Pengguna anonim