Pengguna anonim
Zubair bin 'Awwam: Perbedaan antara revisi
→Zubair dan Kekhalifahan Imam Ali As
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Esmail |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
Zubair adalah sepupu Imam Ali As. Hubungannya dengan Imam Ali As banyak mengalami pasang surut. Dulunya dia adalah salah seorang pembela Imam Ali As dalam menghadapi peristiwa Saqifah. Dia juga sebgai saksi wasiat Sayidah Fatimah az-Zahra Sa,<ref>Shaduq, Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 4, hlm. 244. </ref> ikut hadir dalam proses pemakaman Sayidah Fatimah Sa,<ref>Fattal Naisyaburi, Raudhah al-Wa’idhin, jld. 1, hlm. 349. </ref> dan orang yang memberikan suaranya pada Imam Ali As saat berlangsungnya musyawarah yang beranggotakan enam orang dalam pemilihan khalifah. | Zubair adalah sepupu Imam Ali As. Hubungannya dengan Imam Ali As banyak mengalami pasang surut. Dulunya dia adalah salah seorang pembela Imam Ali As dalam menghadapi peristiwa Saqifah. Dia juga sebgai saksi wasiat Sayidah Fatimah az-Zahra Sa,<ref>Shaduq, Man La Yahdhuruh al-Faqih, jld. 4, hlm. 244. </ref> ikut hadir dalam proses pemakaman Sayidah Fatimah Sa,<ref>Fattal Naisyaburi, Raudhah al-Wa’idhin, jld. 1, hlm. 349. </ref> dan orang yang memberikan suaranya pada Imam Ali As saat berlangsungnya musyawarah yang beranggotakan enam orang dalam pemilihan khalifah. | ||
Setelah terbunuhnya Utsman, banyak orang berbondong-bondong datang ke rumah Imam Ali As, termasuk Thalhah dan Zubair. Mereka menyatakan siap mendukung dan membaiat Imam Ali As sebagai khalifah. Setelah banyak desakan akhirnya Imam Ali As menerima permintaan mereka.<ref>Al-Jamal, Mufid, hlm. 130. </ref>Saat itu Zubair dan Thalhah menyatakan siap mengumpulkan dukungan dari pihak Muhajirin.<ref>Tarikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 167. </ref> Namun tidak lama kemudian mereka berubah pikiran. Mereka menentang kekhalifahan Imam Imam Ali As. | Setelah terbunuhnya Utsman, banyak orang berbondong-bondong datang ke rumah Imam Ali As, termasuk Thalhah dan Zubair. Mereka menyatakan siap mendukung dan membaiat Imam Ali As sebagai khalifah. Setelah banyak desakan akhirnya Imam Ali As menerima permintaan mereka.<ref>Al-Jamal, Mufid, hlm. 130. </ref>Saat itu Zubair dan Thalhah menyatakan siap mengumpulkan dukungan dari pihak Muhajirin.<ref>Tarikh Ya’qubi, jld. 2, hlm. 167. </ref> Namun tidak lama kemudian mereka berubah pikiran. Mereka menentang kekhalifahan Imam Imam Ali As.<ref>Ibid, hlm. 169. </ref> Ketika Zubair dan Thalhah mendengar bahwa Aisyah yang berada di Mekah juga tidak setuju atas terpilihnya Imam Ali As sebagai khalifah, mereka berencana keluar dari Madinah ke Mekah dengan dalih untuk berangkat umrah. Ketika mereka meninggalkan Madinah, Imam Ali As berkata, “Mereka tidak pergi untuk mengunjungi Baitullah, namun untuk berbuat makar dan melakukan pengkhianatan.”<ref>Syarh Nahjul Balaghah, jld. 1, hlm. 123. </ref> | ||
Zubair mengajak Aisyah berangkat ke Bashrah dengan pasukan yang banyak untuk melawan Imam Ali As. Setelah merampas harta warga Yaman oleh Ya’la bin Munabbih, secara resmi mereka menyatakan perlawanan terhadap Imam Ali As. | Zubair mengajak Aisyah berangkat ke Bashrah dengan pasukan yang banyak untuk melawan Imam Ali As. Setelah merampas harta warga Yaman oleh Ya’la bin Munabbih, secara resmi mereka menyatakan perlawanan terhadap Imam Ali As.<ref>Ibnu Qutaibah, al-Imamah wa al-Siyasah, jld. 1, hlm. 63. </ref> | ||
===Peran Zubair Dalam Perang Jamal=== | ===Peran Zubair Dalam Perang Jamal=== | ||
Zubair adalah salah seorang yang bertanggung jawab atas terjadinya perang Jamal. Pada tahun 36 H dia dibantu Thalhah berhasil membujuk Aisyah supaya bersedia ikut berangkat ke Bashrah. Begitu tiba di Bashrah mereka melukai Utsman bin Hanif, gubernur Imam Ali di Bashrah. | Zubair adalah salah seorang yang bertanggung jawab atas terjadinya perang Jamal. Pada tahun 36 H dia dibantu Thalhah berhasil membujuk Aisyah supaya bersedia ikut berangkat ke Bashrah. Begitu tiba di Bashrah mereka melukai Utsman bin Hanif, gubernur Imam Ali di Bashrah.<ref>Ibnu Abdul Barr, al-Isti’ab, jld. 1, hlm. 366-369. Ibnu Atsir, Asadul Ghabah, jld. 1, hlm. 251. </ref>Imam Ali As bersama pasukannya berangkat ke Bashrah untuk mengahadapi mereka. Setelah terjadi pertempuran sengit, perang itu dimenangkan pihak Imam Ali As. | ||
===Pertemuan Zubair dengan Imam Ali di Medan Perang=== | ===Pertemuan Zubair dengan Imam Ali di Medan Perang=== | ||
Saat kedua belah pasukan berhadapan, Imam Ali As memanggil Zubair. Mereka berdua bertemu dan berbicara di tengah antara dua kubu barisan pasukan. Saat itu Imam Ali As mengingatkan tentang pesan yang pernah disampaikan Rasulullah Saw untuknya. | Saat kedua belah pasukan berhadapan, Imam Ali As memanggil Zubair. Mereka berdua bertemu dan berbicara di tengah antara dua kubu barisan pasukan. Saat itu Imam Ali As mengingatkan tentang pesan yang pernah disampaikan Rasulullah Saw untuknya. | ||
Isi pesan tersebut adalah: Suatu hari di hadapan Imam Ali As Rasulullah Saw bertanya pada Zubair, “Apakah engkau mencintai Ali?,” Zubair menjawab, “Bagaimana aku tidak mencintainya.” Rasulullah Saw kembali bertanya, “Bagaimana kau memeranginya dengan dhalim?!” | Isi pesan tersebut adalah: Suatu hari di hadapan Imam Ali As Rasulullah Saw bertanya pada Zubair, “Apakah engkau mencintai Ali?,” Zubair menjawab, “Bagaimana aku tidak mencintainya.” Rasulullah Saw kembali bertanya, “Bagaimana kau memeranginya dengan dhalim?!”<ref>Tarikh Madinah Dimasyq, Ibnu Asakir, jld. 18, hlm. 409. Bihar, jld. 18, hlm. 123. </ref> | ||
Setelah mendengar hal itu Zubair meninggalkan medan perang. | Setelah mendengar hal itu Zubair meninggalkan medan perang.<ref>Baladzuri, Ansab al-Asyraf, jld. 9, hlm. 430. </ref> | ||
==Terbunuhnya Zubair== | ==Terbunuhnya Zubair== |