Lompat ke isi

Ishmah: Perbedaan antara revisi

56 bita ditambahkan ,  5 November 2018
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>M.hazer
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13: Baris 13:
}}}}</onlyinclude>
}}}}</onlyinclude>
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}}
{{Keyakinan-keyakinan Syiah}}
'''Ishmah (keterjagaan)''' (bahasa Arab: {{ia|العصمة}}) berarti terjauhkan dari [[Dosa besar|dosa]] dan maksiat kepada [[Allah swt]]. Keyakinan akan ishmah [[Kenabian#Para Nabi|para Nabi]] dan imam, baik dari dosa-dosa yang sengaja maupun tidak termasuk doktrin dan keyakinan-keyakinan kelompok kaum [[Syiah]]. Ishmah dari kealpaan dan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari para maksum ini termasuk hal yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama.
'''Ishmah (keterjagaan)''' (bahasa Arab: {{ia|العصمة}}) berarti terjauhkan dari [[Dosa besar|dosa]] dan maksiat kepada [[Allah swt]]. Keyakinan akan ishmah [[Kenabian#Para Nabi|para Nabi]] dan imam, baik dari dosa-dosa yang sengaja maupun tidak termasuk doktrin dan keyakinan-keyakinan kelompok kaum [[Syiah]]. Ishmah dari kealpaan dan kesalahan dalam kehidupan sehari-hari [[maksumin as|para maksum]] ini termasuk hal yang menjadi perselisihan di kalangan para ulama.


Keyakinan akan kebenaran setiap agama dan pengejawantahan berdasarkan ajaran-ajarannya bertopang pada pembuktian kemaksuman Nabi agama tersebut. Dalam pembahasan interreligious, kemaksuman para Nabi dalam mendapatkan dan menyampaikan [[wahyu]] dibuktikan dengan dalil rasional; namun kemaksuman dalam lingkup praktik kehidupan mereka, mayoritas bertopang pada dalil naqli.
Keyakinan akan kebenaran setiap agama dan pengejawantahan berdasarkan ajaran-ajarannya bertopang pada pembuktian kemaksuman Nabi agama tersebut. Dalam pembahasan interreligious, kemaksuman para Nabi dalam mendapatkan dan menyampaikan [[wahyu]] dibuktikan dengan dalil rasional; namun kemaksuman dalam lingkup praktik kehidupan mereka, mayoritas bertopang pada dalil naqli.
Baris 19: Baris 19:
==Analisis Konsep==
==Analisis Konsep==
===Makna Etimologi===
===Makna Etimologi===
Ishmah, kata dasar (isim Mashdar) dari kata 'Ain Shad Mim, yang berarti penjagaan, terjaga<ref>Fayumi, hlm. 414. </ref> , kesucian, penjagaan jiwa dari dosa<ref>Dehkhoda, kata Ishmah. </ref> , sarana menahan dan sarana penjagaan. <ref>Ibn Manzur, jild. 12, hlm. 405. </ref>   
Ishmah, kata dasar (isim Mashdar) dari kata 'Ain Shad Mim, yang berarti penjagaan, terjaga<ref>Fayumi, hlm. 414. </ref> , kesucian, penjagaan jiwa dari [[dosa]]<ref>Dehkhoda, kata Ishmah. </ref> , sarana menahan dan sarana penjagaan. <ref>Ibn Manzur, jild. 12, hlm. 405. </ref>   


===Makna Terminologi===
===Makna Terminologi===
Para cendekiawan [[Muslim]] mengetengahkan pelbagai definisi tentang ishmah. Definisi paling populer adalah interpretasi berdasarkan karunia Allah atau lutf Ilahi. <ref>Syarif Murtadha, ''Rasail al-Syarif al-Murtadha'', hlm. 326. </ref>  Berdasarkan hal ini, Allah memberikan ishmah kepada sebagian manusia dan dalam naungannya, pemilik ishmah selain mampu untuk berbuat dosa dan meninggalkan ketaatan, ia terjaga dari melakukan dosa dan meninggalkan ketaatan.
Para cendekiawan [[Muslim]] mengetengahkan pelbagai definisi tentang ishmah. Definisi paling populer adalah interpretasi berdasarkan karunia Allah atau lutf Ilahi. <ref>Syarif Murtadha, ''Rasail al-Syarif al-Murtadha'', hlm. 326. </ref>  Berdasarkan hal ini, [[Allah]] memberikan ishmah kepada sebagian manusia dan dalam naungannya, pemilik ishmah selain mampu untuk berbuat dosa dan meninggalkan ketaatan, ia terjaga dari melakukan dosa dan meninggalkan ketaatan.
* Pendapat [[Asy'ari]]: Para teolog Asy'ari dengan berlandaskan keyakinan keterpaksaan manusia dalam amal dan perilaku, mendefinisikan ishmah dengan tidak diciptakannya dosa dalam diri seorang maksum oleh Allah swt. <ref>Al-Iji, Mir Sayid Syarif, ''Syarh al-Mawaqif'', hlm. 280. </ref>  
* '''Pendapat [[Asy'ari]]''': Para teolog Asy'ari dengan berlandaskan keyakinan keterpaksaan manusia dalam amal dan perilaku, mendefinisikan ishmah dengan tidak diciptakannya dosa dalam diri seorang maksum oleh Allah swt. <ref>Al-Iji, Mir Sayid Syarif, ''Syarh al-Mawāqif'', hlm. 280. </ref>  
* Pendapat [[Imamiyah|Imamiah]] dan Mu'tazilah: Para teolog Imamiah dan [[Mu'tazilah]] dengan berlandaskan keyakinan baik dan buruk sifatnya rasional dan kaidah luthf, ishmah adalah manusia meninggalkan dosa secara ikhtiyar, dengan perantara luthf yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. <ref>Syarif Murtadha, ''Rasail al-Syarif al-Murtadha'', hlm. 326. </ref>  Menurut [[Allamah Hilli]], ishmah termasuk ''luthf khafi'' (karunia yang lembut dan tersembunyi) yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba-Nya, dimana tak ada lagi motivasi untuk meninggalkan ketaatan dan atau melakukan maksiat dalam dirinya; meski ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. <ref>Hilli, ''al-Bab al-Hadi ‘Asyar'', hlm. 9. </ref>  Malakah atau kesinambungan ini meski dari jenis takwa dan penjagaan, namun berada dalam tingkat yang lebih tinggi darinya, sampai pada batas mencegah pemiliknya untuk melakukan setiap tindakan buruk<ref>Rabbani Golpaigani, ''Muhadharat fi al-Ilahiyyat'', hlm. 276. </ref>, bahkan pada batas memikirkan dosa dan menyebabkan terwujudnya kadar keyakinan umum tertinggi pada mereka. <ref>Muthahhari, ''Wahyu wa Nubuwwat'', hlm. 159. </ref>
* '''Pendapat [[Imamiyah]] dan Mu'tazilah''': Para teolog Imamiyah dan [[Mu'tazilah]] dengan berlandaskan keyakinan baik dan buruk sifatnya rasional dan kaidah luthf, ishmah adalah manusia meninggalkan dosa secara ikhtiyar, dengan perantara luthf yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. <ref>Syarif Murtadha, ''Rasāil al-Syarif al-Murtadha'', hlm. 326. </ref>  Menurut [[Allamah Hilli]], ishmah termasuk ''luthf khafi'' (karunia yang lembut dan tersembunyi) yang diberikan oleh Allah kepada seorang hamba-Nya, dimana tak ada lagi motivasi untuk meninggalkan ketaatan dan atau melakukan maksiat dalam dirinya; meski ia memiliki kemampuan untuk melakukannya. <ref>Hilli, ''al-Bab al-Hadi ‘Asyar'', hlm. 9. </ref>  Malakah atau kesinambungan ini meski dari jenis takwa dan penjagaan, namun berada dalam tingkat yang lebih tinggi darinya, sampai pada batas mencegah pemiliknya untuk melakukan setiap tindakan buruk<ref>Rabbani Golpaigani, ''Muhādharāt fi al-Ilāhiyyāt'', hlm. 276. </ref>, bahkan pada batas memikirkan dosa dan menyebabkan terwujudnya kadar keyakinan umum tertinggi pada mereka. <ref>Muthahhari, ''Wahyu wa Nubuwwat'', hlm. 159. </ref>


==Sumber Ishmah==
==Sumber Ishmah==
Dalam definisi ishmah, mayoritas cendekiawan mengisyaratkan kemampuan dan ikhtiyar manusia maksum dalam meninggalkan dosa. Sekarang ini dikemukakan pertanyaan, faktor apa atau faktor-faktor apa saja yang menyebabkan orang-orang maksum dengan ikhtiyarnya meninggalkan dosa dan atau terjauhkan dari segala kesalahan dan kealpaan? Dengan kata lain apa sumber dan muara kemaksuman? Ada banyak pendapat dalam menjawab hal ini, diantaranya adalah:
Dalam definisi ishmah, mayoritas cendekiawan mengisyaratkan kemampuan dan ikhtiyar manusia maksum dalam meninggalkan [[dosa]]. Sekarang ini dikemukakan pertanyaan, faktor apa atau faktor-faktor apa saja yang menyebabkan [[maksumin as|orang-orang maksum]] dengan ikhtiyarnya meninggalkan dosa dan atau terjauhkan dari segala kesalahan dan kealpaan? Dengan kata lain apa sumber dan muara kemaksuman? Ada banyak pendapat dalam menjawab hal ini, diantaranya adalah:
* '''Empat sebab munculnya Luthf''': Sekelompok ulama [[Islam]] yang menginterpretasikan ishmah dengan luthf Ilahi menganggap empat sebab sebagai sumber lutf tersebut dan keseluruhannya menyebabkan kemunculan ismah:
* '''Empat sebab munculnya Luthf''':  
Sekelompok ulama [[Islam]] yang menginterpretasikan ishmah dengan luthf Ilahi menganggap empat sebab sebagai sumber lutf tersebut dan keseluruhannya menyebabkan kemunculan ismah:
#Sosok maksum dari aspek ruh atau tubuh memiliki kriteria dan keistimewaan-keistimewaan khusus yang menyebabkan adanya malakah menjauhi dosa pada dirinya.
#Sosok maksum dari aspek ruh atau tubuh memiliki kriteria dan keistimewaan-keistimewaan khusus yang menyebabkan adanya malakah menjauhi dosa pada dirinya.
#Bagi maksum, pengetahuan terhadap akibat-akibat buruk dosa dan nilai ketaatan diperoleh dari [[Allah]].
#Bagi maksum, pengetahuan terhadap akibat-akibat buruk dosa dan nilai ketaatan diperoleh dari [[Allah]].
Pengguna anonim