Pengguna anonim
Perang Khaibar: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Yuwono |
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16: | Baris 16: | ||
|Kekuatan1 = Pasukan Islam berjumlah 1400 orang | |Kekuatan1 = Pasukan Islam berjumlah 1400 orang | ||
|Kekuatan2 = Kaum Yahudi yang tinggal di dalam benteng [[Khaibar]] | |Kekuatan2 = Kaum Yahudi yang tinggal di dalam benteng [[Khaibar]] | ||
|korban1 = Pihak Muslimin sekitar 15 atau 17 orang yang syahid | |korban1 = Pihak Muslimin sekitar 15 atau 17 orang yang [[Mati Syahid|syahid]] | ||
|korban2 = Pihak kaum Yahudi Khaibar 93 orang yang terbunuh | |korban2 = Pihak kaum Yahudi Khaibar 93 orang yang terbunuh | ||
|Catatan= | |Catatan= | ||
Baris 30: | Baris 30: | ||
Pada bulan [[Sya'ban]] tahun ke-[[6 H]]/627, ketika mendengar bahwa kabilah bani Sa'ad bin Bakar (salah satu kabilah Arab yang ada di sekitar Khaibar) telah bersatu untuk membantu kaum Yahudi Khaibar, Rasulullah saw mengutus [[Imam Ali as]] bersama sejumlah rombangan ke tempat mereka. Serangan yang dipimpin Imam Ali as mampu memporak-porandakan musuh dan pihak muslimin berhasil menyita harta benda mereka. Pada bulan [[Ramadhan]] di tahun yang sama, Abdullah bin Atik bersama pasukannya berhasil membunuh Salam bin Abi al-Huqaiq karena terbukti berbuat makar dengan membentuk kelompok-kelompok untuk melawan Rasulullah saw dan kaum [[Muslimin]]. Di masa itu juga Rasulullah saw menugaskan [[Abdullah bin Rawahah]] pergi ke Khaibar untuk mengecek situasi dan kondisi kaum Yahudi. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 526-563. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 286-288. </ref> | Pada bulan [[Sya'ban]] tahun ke-[[6 H]]/627, ketika mendengar bahwa kabilah bani Sa'ad bin Bakar (salah satu kabilah Arab yang ada di sekitar Khaibar) telah bersatu untuk membantu kaum Yahudi Khaibar, Rasulullah saw mengutus [[Imam Ali as]] bersama sejumlah rombangan ke tempat mereka. Serangan yang dipimpin Imam Ali as mampu memporak-porandakan musuh dan pihak muslimin berhasil menyita harta benda mereka. Pada bulan [[Ramadhan]] di tahun yang sama, Abdullah bin Atik bersama pasukannya berhasil membunuh Salam bin Abi al-Huqaiq karena terbukti berbuat makar dengan membentuk kelompok-kelompok untuk melawan Rasulullah saw dan kaum [[Muslimin]]. Di masa itu juga Rasulullah saw menugaskan [[Abdullah bin Rawahah]] pergi ke Khaibar untuk mengecek situasi dan kondisi kaum Yahudi. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 526-563. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 286-288. </ref> | ||
Setelah itu kaum Yahudi mengangkat Usair bin Zarim atau Yusair bin Rizam sebagai pemimpin mereka. Dia melakukan usaha untuk meyakinkan kabilah-kabilah Arab, di antaranya bani Ghatafan, agar mau memerangi Rasulullah saw. Bersama mereka, dia berencana menyerang [[Madinah]]. Sebab itu Rasulullah saw kembali mengutus Abdullah bin Rawahah bersama pasukannya menuju [[Khaibar]] untuk melawan mereka. Akhirnya Usair dan sekelompok Yahudi yang berpihak padanya terbunuh. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 566-568. Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 266-267. Ibnu | Setelah itu kaum Yahudi mengangkat Usair bin Zarim atau Yusair bin Rizam sebagai pemimpin mereka. Dia melakukan usaha untuk meyakinkan kabilah-kabilah Arab, di antaranya bani Ghatafan, agar mau memerangi Rasulullah saw. Bersama mereka, dia berencana menyerang [[Madinah]]. Sebab itu Rasulullah saw kembali mengutus Abdullah bin Rawahah bersama pasukannya menuju [[Khaibar]] untuk melawan mereka. Akhirnya Usair dan sekelompok Yahudi yang berpihak padanya terbunuh. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 566-568. Ibnu Hisyam, jld. 4, hlm. 266-267. Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 92. Watt, hlm. 212, 213. </ref> | ||
Selain itu semua, setelah Yahudi [[bani Quraizhah]] dari Madinah diusir, terlebih setelah terjalinnya kesepakatan damai antara seluruh Yahudi Madinah dan Rasulullah saw, orang-orang Yahudi Khaibar merasa gerah. Sebagian Yahudi Khaibar merupakan para pemuka bani Nadhir yang diusir Rasulullah saw dari Madinah. Mereka berusaha membalas dendam pada Rasulullah saw dengan menggelontorkan banyak harta untuk menghasut kabilah-kabilah Arab sekitarnya, di antaranya kabilah Ghatafan yang terkenal kuat. Tujuannya supaya mereka mau bergabung melawan Rasulullah saw dan kaum muslimin. Dengan alasan yang cukup, tak lama setelah peristiwa [[Perjanjian Hudaibiyah]], Rasulullah saw menyerang Khaibar. <ref>Watt, hlm. 216-218. </ref> | Selain itu semua, setelah Yahudi [[bani Quraizhah]] dari Madinah diusir, terlebih setelah terjalinnya kesepakatan damai antara seluruh Yahudi Madinah dan Rasulullah saw, orang-orang Yahudi Khaibar merasa gerah. Sebagian Yahudi Khaibar merupakan para pemuka bani Nadhir yang diusir Rasulullah saw dari Madinah. Mereka berusaha membalas dendam pada Rasulullah saw dengan menggelontorkan banyak harta untuk menghasut kabilah-kabilah Arab sekitarnya, di antaranya kabilah Ghatafan yang terkenal kuat. Tujuannya supaya mereka mau bergabung melawan Rasulullah saw dan kaum muslimin. Dengan alasan yang cukup, tak lama setelah peristiwa [[Perjanjian Hudaibiyah]], Rasulullah saw menyerang Khaibar. <ref>Watt, hlm. 216-218. </ref> | ||
Baris 38: | Baris 38: | ||
==Wakil Nabi di Madinah== | ==Wakil Nabi di Madinah== | ||
Saat bertolak ke Khaibar Rasulullah saw mewakilkan kepemimpinan Madinah kepada | Saat bertolak ke Khaibar Rasulullah saw mewakilkan kepemimpinan Madinah kepada Siba' bin Urfithah atau [[Abu Dzar al-Ghifari]].<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 636-637. Sebagian referensi menyebutkan nama lain. Di antaranya, Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 342: Namilah bin Abdullah Laitsi; Ibnu Habib, hlm. 127: Abu Rahm Ghafari Kulsum bin Hashin </ref> Dalam memimpin pasukan Rasulullah saw menugaskan [[Imam Ali as]] untuk mengawal mereka sekaligus membawa panji perang berwarna putih. <ref>Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 243, 553. Waqidi, jld. 2, hlm. 649. Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 106. Amuli, jld. 17, hlm. 153-154. </ref><ref>Ibnu Atsir, jld. 3, hlm. 45. </ref> | ||
==Jumlah Pasukan Islam== | ==Jumlah Pasukan Islam== | ||
Baris 44: | Baris 44: | ||
==Jumlah Penduduk Khaibar== | ==Jumlah Penduduk Khaibar== | ||
Para sejarawan menyebutkan, jumlah penduduk Khaibar yang siap tempur saat itu mencapai 10.000<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 634, 640. </ref> hingga 20.000 orang.<ref> | Para sejarawan menyebutkan, jumlah penduduk Khaibar yang siap tempur saat itu mencapai 10.000<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 634, 640. </ref> hingga 20.000 orang.<ref>Ya'qubi, jld. 2, hlm. 56. </ref> Mereka hampir tidak percaya bagaimana mungkin [[Rasulullah saw]] berani menghadapi pasukan yang jauh lebih besar jumlahnya dibanding pasukannya. Terlebih Yahudi Khaibar memiliki benteng pertahanan yang sangat kokoh dan menjulang tinggi di atas gunung-gunung. Mereka juga memiliki persenjataan dan orang yang sangat banyak serta menguasai persediaan air yang tak ada habisnya. Dengan semua itu mestinya dengan mudah mereka akan mampu bertahan hingga beberapa tahun. Sebagian Yahudi Madinah berusaha membuat pesimis kaum [[muslimin]]. Menurut mereka, pasukan Islam tidak akan bisa menghadapi pihak Khaibar yang memiliki benteng pertahanan yang sangat kukuh itu. Mereka bahkan mengutus seseorang pada Kinanah bin Abi Huqaiq yang ada di Khaibar untuk memberitahukan bahwa pasukan Islam tidak memiliki banyak senjata. Pihak kafir [[Quraisy]] juga sangat yakin Yahudi Khaibar akan menang melawan Rasulullah saw. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 634, 637, 640-641, 701-703. </ref> | ||
==Lintasan Rasulullah saw dari Madinah ke Khaibar== | ==Lintasan Rasulullah saw dari Madinah ke Khaibar== | ||
Rasulullah saw meminta dua orang dari kabilah | Rasulullah saw meminta dua orang dari kabilah Asyja' sebagai pemandu jalan menuju Khaibar. Selama perjalanan, rombongan Rasulullah saw singgah di beberapa tempat dan membangun [[masjid]] di sana. Rasulullah saw meminta salah satu pemandunya untuk mengarahkan pasukan [[Islam]] ke jalur yang memisahkan antara [[Khaibar]] dan Syam. Tujuannya untuk mencegah Bani Ghatafan agar tidak membantu kaum Yahudi Khaibar. Dari beberapa jalur yang ada Rasulullah saw memilih jalur yang paling sering dilewati orang.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 639-640. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 344. </ref> Salah seorang panglima [[Nabi saw]] yang bernama Ibad bin Basyar berhasil menangkap seorang mata-mata Yahudi dari kabilah Asyja'. Mata-mata itu berusaha menakut-nakuti kaum muslimin dengan mengatakan bahwa kabilah Ghatafan sudah bersedia bergabung dengan Yahudi Khaibar melawan pasukan Islam. Namun saat menerima serangan dari kaum muslimin justru pihak Yahudilah yang ketakutan. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 640-642. </ref> | ||
==Kabilah Ghatafan Tidak Membantu Yahudi Khaibar== | ==Kabilah Ghatafan Tidak Membantu Yahudi Khaibar== | ||
Ketika kabilah Ghatafan tahu bahwa Rasulullah saw telah memasuki Khaibar, mereka segera menyusul untuk membantu Yahudi Khaibar. Namun karena khawatir dengan keluarga dan harta yang mereka tinggalkan, sebelum sampai di benteng Khaibar mereka kembali ke rumah.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 650. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 344. </ref>Riwayat lain menyebutkan, sebelum terjadi perang, Kinanah menemui pihak Ghatafan dan menjanjikan hasil setahun kurma Khaibar untuk mereka, sebagian menyebutkan setengah dari itu. Tujuannya agar mereka mau bergabung melawan [[Rasulullah saw]]. Akhirnya mereka merespon tawaran tersebut. Guna menindak lanjuti kesepakatan itu orang-orang Ghatafan menunjuk Uyainah bin Hisn untuk memimpin pasukan. Tiga hari sebelum sampainya Rasulullah saw ke Khaibar mereka sudah berangkat dan memasuki daerah Natha. Rasulullah saw menugaskan | Ketika kabilah Ghatafan tahu bahwa Rasulullah saw telah memasuki Khaibar, mereka segera menyusul untuk membantu Yahudi Khaibar. Namun karena khawatir dengan keluarga dan harta yang mereka tinggalkan, sebelum sampai di benteng Khaibar mereka kembali ke rumah.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 650. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 344. </ref>Riwayat lain menyebutkan, sebelum terjadi perang, Kinanah menemui pihak Ghatafan dan menjanjikan hasil setahun kurma Khaibar untuk mereka, sebagian menyebutkan setengah dari itu. Tujuannya agar mereka mau bergabung melawan [[Rasulullah saw]]. Akhirnya mereka merespon tawaran tersebut. Guna menindak lanjuti kesepakatan itu orang-orang Ghatafan menunjuk Uyainah bin Hisn untuk memimpin pasukan. Tiga hari sebelum sampainya Rasulullah saw ke Khaibar mereka sudah berangkat dan memasuki daerah Natha. Rasulullah saw menugaskan Sa'ad bin Ibadah menemui Uyainah untuk menyampaikan pesan pada mereka. Isi pesan itu adalah; [[Allah swt]] telah menjanjikan kemenangan kepada Nabi saw atas perang Khaibar. Jika orang-orang Ghatafan bersedia mundur kembali maka mereka akan diberi hasil bumi Khaibar selama setahun (sebagian menyebutkan setengahnya). Uyainah tidak menerima tawaran itu. Namun pada malam sebelum Rasulullah saw menyerang Khaibar, orang-orang Ghatafan mendengar teriakan gaib yang memberitahu bahwa keluarga dan harta mereka di daerah Haifa telah diserbu. Sebab itu mereka langsung meninggalkan Khaibar.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 650-652. </ref> | ||
==Strategi Yahudi Khaibar== | ==Strategi Yahudi Khaibar== | ||
Baris 72: | Baris 72: | ||
===Penaklukan Benteng Qamush=== | ===Penaklukan Benteng Qamush=== | ||
Dikabarkan, benteng Qamush merupakan benteng terbesar, terkokoh, dan terkuat di [[Khaibar]]. Rasulullah saw telah menyerahkan panji kemenangan kepada Imam Ali as. Begitu Imam Ali as berhasil membunuh Marhab, dengan mudah benteng tersebut berhasil dikuasai.<ref> | Dikabarkan, benteng Qamush merupakan benteng terbesar, terkokoh, dan terkuat di [[Khaibar]]. Rasulullah saw telah menyerahkan panji kemenangan kepada Imam Ali as. Begitu Imam Ali as berhasil membunuh Marhab, dengan mudah benteng tersebut berhasil dikuasai.<ref>Ya'qubi, jld. 2, hlm. 56. Bakri, jld. 2, hlm. 522. </ref> | ||
Menurut riwayat Abu Rafi', Imam Ali as diserang seseorang di dekat gerbang benteng hingga tameng beliau terjatuh. Sebagai ganti tamengnya Imam Ali as segera menjebol gerbang yang ada di dekatnya. Dengan tameng baru itu Imam melanjutkan pertempurannya hingga berhasil merobohkan pertahanan benteng. Setelah benteng berhasil ditaklukkan, Imam segera mengirimkan kabar tersebut kepada Rasulullah saw.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 655. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 349-350. Muqaddasi, hlm. 83. </ref> | Menurut riwayat Abu Rafi', Imam Ali as diserang seseorang di dekat gerbang benteng hingga tameng beliau terjatuh. Sebagai ganti tamengnya Imam Ali as segera menjebol gerbang yang ada di dekatnya. Dengan tameng baru itu Imam melanjutkan pertempurannya hingga berhasil merobohkan pertahanan benteng. Setelah benteng berhasil ditaklukkan, Imam segera mengirimkan kabar tersebut kepada Rasulullah saw.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 655. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 349-350. Muqaddasi, hlm. 83. </ref> | ||
Baris 96: | Baris 96: | ||
==Durasi Perang Khaibar== | ==Durasi Perang Khaibar== | ||
Tidak seperti yang dibayangkan, Yahudi Khaibar akhirnya berhasil dikalahkan dan menyerah kepada Rasulullah saw. Ini merupakan kekalahan kedua bagi pihak Yahudi <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 2, hlm. 676. </ref> setelah mengalami pertempuran dan pengepungan kurang lebih sebulan.<ref>Baladzuri, hlm. 23. Mufid, jld. 1, hlm. 125. </ref> Karenanya, tahun ke-[[7 H]]/628 dinamakan tahun al-Istighlab (kemenangan). <ref> | Tidak seperti yang dibayangkan, Yahudi Khaibar akhirnya berhasil dikalahkan dan menyerah kepada Rasulullah saw. Ini merupakan kekalahan kedua bagi pihak Yahudi <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 2, hlm. 676. </ref> setelah mengalami pertempuran dan pengepungan kurang lebih sebulan.<ref>Baladzuri, hlm. 23. Mufid, jld. 1, hlm. 125. </ref> Karenanya, tahun ke-[[7 H]]/628 dinamakan tahun al-Istighlab (kemenangan). <ref>Mas'udi, hlm. 256. </ref> | ||
==Rasulullah saw dan Para Sahabatnya Diracun== | ==Rasulullah saw dan Para Sahabatnya Diracun== | ||
Sebagian pendapat menyebutkan, setelah penaklukkan Khaibar, Zainab binti Harits (istri Sallam bin Misykam, tokoh Yahudi) ingin membalas dendam kepada [[Rasulullah saw]] dan [[muslimin]] atas terbunuhnya ayah, paman dan suaminya. Dia berpura-pura baik dengan memberikan hadiah daging (beracun) kepada Rasulullah saw. Beliau dan sebagian [[sahabat]]nya, di antarnya Basyar bin | Sebagian pendapat menyebutkan, setelah penaklukkan Khaibar, Zainab binti Harits (istri Sallam bin Misykam, tokoh Yahudi) ingin membalas dendam kepada [[Rasulullah saw]] dan [[muslimin]] atas terbunuhnya ayah, paman dan suaminya. Dia berpura-pura baik dengan memberikan hadiah daging (beracun) kepada Rasulullah saw. Beliau dan sebagian [[sahabat]]nya, di antarnya Basyar bin Barra', sempat makan beberapa suap daging itu. Tiba-tiba Rasulullah saw menyuruh mereka menghentikan makan. Basyar meninggal keracunan pada saat itu juga (atau setahun kemudian). Sedangkan Rasulullah saw akhirnya meninggal karena daging beracun tersebut.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 2, hlm. 677-678. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 352-353. Baladzuri, jld. 1, hlm. 639. Ya'qubi, jld. 2, hlm. 56-57. </ref> | ||
==Jumlah Yang Terbunuh== | ==Jumlah Yang Terbunuh== | ||
Dalam pertempuran Khaibar di pihak [[Islam]] ada 15 atau 18 orang yang mati syahid. Sedangkan di pihak Yahudi 93 orang yang terbunuh. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 700. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 357-358. Ibnu | Dalam pertempuran Khaibar di pihak [[Islam]] ada 15 atau 18 orang yang [[Mati Syahid|mati syahid]]. Sedangkan di pihak Yahudi 93 orang yang terbunuh. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 700. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 357-358. Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 107. </ref> | ||
==Penambahan Kekuatan Militer Islam== | ==Penambahan Kekuatan Militer Islam== | ||
Baris 108: | Baris 108: | ||
==Rampasan Perang == | ==Rampasan Perang == | ||
[[Rasulullah saw]] menugaskan Farwah bin Amr al-Bayadhi untuk menjaga harta rampasan perang (ghanimah) Khaibar yang didapat dari benteng Syaq, Nuthat dan Kutaibah. Beliau berpesan, sekalipun jika ada yang mengambil benang dan jarum harus segera mengembalikannya. Rasulullah saw membagi ghanimah itu menjadi lima bagian. Satu bagian ([[Allah swt]] yang disebut [[Khumus]]) beliau sisihkan untuk diberikan kepada istri-istri beliau, [[Ahlulbait]] ([[Ali as]] dan [[Fatimah sa]]), anak keturunan [[Abdul Muththalib]] bin Hasyim bin Abdu Manaf, keturunan Muthallib bin Abdu Manaf, sebagian [[sahabat]], anak-anak yatim dan fakir miskin. Sementara empat bagian lainnya beliau jual.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 680-682, 690, 693-696. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 363, 365-366. Ibnu | [[Rasulullah saw]] menugaskan Farwah bin Amr al-Bayadhi untuk menjaga harta rampasan perang (ghanimah) Khaibar yang didapat dari benteng Syaq, Nuthat dan Kutaibah. Beliau berpesan, sekalipun jika ada yang mengambil benang dan jarum harus segera mengembalikannya. Rasulullah saw membagi ghanimah itu menjadi lima bagian. Satu bagian ([[Allah swt]] yang disebut [[Khumus]]) beliau sisihkan untuk diberikan kepada istri-istri beliau, [[Ahlulbait]] ([[Ali as]] dan [[Fatimah sa]]), anak keturunan [[Abdul Muththalib]] bin Hasyim bin Abdu Manaf, keturunan Muthallib bin Abdu Manaf, sebagian [[sahabat]], anak-anak yatim dan fakir miskin. Sementara empat bagian lainnya beliau jual.<ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 680-682, 690, 693-696. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 363, 365-366. Ibnu Sa'ad, jld. 2, hlm. 107-108. Ibnu Zanjawiah, jld. 1, hlm. 187. </ref> Sedangkan harta yang diperoleh dari Khaibar daerah lain, seperti dari Wathih dan Salalim, karena diperoleh tanpa terjadi pertempuran (Fai'), khusus dimiliki Rasulullah saw. <ref>Waqidi, jld. 2, hlm. 670-671. Ibnu Farra', hlm. 200-201. Sahmudi, jld. 4, hlm. 1209-1210. Shalihi Syami, jld. 5, hlm. 143. </ref> | ||
==Pihak Penerima Ghanimah== | ==Pihak Penerima Ghanimah== | ||
Setelah memisahkan hak [[Allah swt]] dari Harta rampasan dari perang di Khaibar (ghanimah), [[Rasulullah saw]] bagikan sisa harta itu kapada orang-orang yang dulu ikut serta dalam [[perjanjian Hudaibiyah|Peristiwa Hudaibiyah]], baik yang kemudian ikut dalam perang Khaibar atau tidak.<ref> | Setelah memisahkan hak [[Allah swt]] dari Harta rampasan dari perang di Khaibar (ghanimah), [[Rasulullah saw]] bagikan sisa harta itu kapada orang-orang yang dulu ikut serta dalam [[perjanjian Hudaibiyah|Peristiwa Hudaibiyah]], baik yang kemudian ikut dalam perang Khaibar atau tidak.<ref>San'ani, jld. 5, hlm. 372. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 364. </ref> Namun menurut pandangan Waqidi,<ref> Waqidi. jld. 2, hlm. 684. </ref> pendapat yang paling tepat adalah Rasulullah saw memberikan hak kepada sekelompok orang yang andil dalam perang Khaibar meskipun sebelumnya mereka tidak ikut dalam perang Hudaibiyah. Mereka juga mendapat hak dari hasil penjualan barang-barang rampasan. Jumlah seluruh saham ada 1800, lalu dibagi lagi menjadi 18 bagian, dan tiap sahamnya dikelola oleh petugas. <ref> Abu Yusuf, hlm. 23. Waqidi, jld. 2, hlm. 689. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 364. Ibnu Adam, hlm. 37-39. Ibnu Zanjawaih, jld. 1, hlm. 188-190. Baladzuri, hlm. 26-28 (tentang pembagian hak dan kelompok kaum muslimin). Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 364-365. Baladzuri, jld. 2, hlm. 689-690 (tentang sikap Abu Bakar, Umar dan Utsman menyangkut hak waris bagian ghanimah). Waqidi, jld. 2, hlm. 697-699. </ref> | ||
Setelah seluruh Khaibar berhasil ditaklukkan, sekelompok orang dari kabilah Daus bersama Abu Hurairah dan Thufail bin Amr dan sejumlah orang dari Kabilah Asyja' datang ke Khaibar. Rasulullah saw juga memberikan bagian kepada mereka.<ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 683. Amuli, jld. 18, hlm. 95-98. </ref> Selain itu Rasulullah saw juga memberikan hak kepada orang-orang Yahudi, budak, dan para wanita yang ikut mendukung beliau di perang Khaibar. <ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 684-687. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 356-357. </ref> | Setelah seluruh Khaibar berhasil ditaklukkan, sekelompok orang dari kabilah Daus bersama Abu Hurairah dan Thufail bin Amr dan sejumlah orang dari Kabilah Asyja' datang ke Khaibar. Rasulullah saw juga memberikan bagian kepada mereka.<ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 683. Amuli, jld. 18, hlm. 95-98. </ref> Selain itu Rasulullah saw juga memberikan hak kepada orang-orang Yahudi, budak, dan para wanita yang ikut mendukung beliau di perang Khaibar. <ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 684-687. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 356-357. </ref> | ||
==Permohonan Yahudi untuk Bertani di Khaibar== | ==Permohonan Yahudi untuk Bertani di Khaibar== | ||
Setelah penaklukan Khaibar, Yahudi Khaibar memohon pada [[Rasulullah saw]] supaya tetap mengijinkan mereka untuk bertani kurma di tanah Khaibar. Rasul saw mengijinkannya, namun mereka harus menyerahkan setengah dari hasil pertanian Khaibar. Dengan terbentuknya kesepakatan itu Rasulullah saw berjanji akan menjamin keselamatan harta, tanah dan jiwa meraka.<ref> Abu Yusuf, hlm. 50-51. | Setelah penaklukan Khaibar, Yahudi Khaibar memohon pada [[Rasulullah saw]] supaya tetap mengijinkan mereka untuk bertani kurma di tanah Khaibar. Rasul saw mengijinkannya, namun mereka harus menyerahkan setengah dari hasil pertanian Khaibar. Dengan terbentuknya kesepakatan itu Rasulullah saw berjanji akan menjamin keselamatan harta, tanah dan jiwa meraka.<ref> Abu Yusuf, hlm. 50-51. Shan'ani, jld. 8, hlm. 99. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 352, 371. Abu Ubaid, hlm. 97-98. Ibnu Zanjawaih, jld. 3, hlm. 1066-1068. </ref> | ||
==Pernikahan Rasulullah saw dengan Shafiah== | ==Pernikahan Rasulullah saw dengan Shafiah== | ||
Di Khaibar atau di perjalanan pulang dari [[Khaibar]] ke [[Madinah]], tepatnya di daerah bernama | Di Khaibar atau di perjalanan pulang dari [[Khaibar]] ke [[Madinah]], tepatnya di daerah bernama Shahba', Rasulullah saw mengajak [[Shafiyah binti Huyay]] bin Akhtab (salah seorang tawanan) untuk memeluk Islam. Shafiyah bersedia memeluk [[Islam]]. Rasulullah saw pun memerdekannya dan menikahinnya. <ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 673-675, 707-708. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 354. </ref> | ||
==Tafsir Sebagian Ayat Tentang Perang Khaibar== | ==Tafsir Sebagian Ayat Tentang Perang Khaibar== | ||
Baris 129: | Baris 129: | ||
==Syair Tentang Penaklukan Khaibar== | ==Syair Tentang Penaklukan Khaibar== | ||
Setelah Khaibar berhasil ditaklukkan, para penyair, di antaranya Hassan bin Tsabit, membuat syair tentang peristiwa tersebut.<ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 701. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 355-356. </ref> | Setelah Khaibar berhasil ditaklukkan, para penyair, di antaranya Hassan bin Tsabit, membuat syair tentang peristiwa tersebut.<ref> Waqidi, jld. 2, hlm. 701. Ibnu Hisyam, jld. 3, hlm. 355-356. </ref> | ||
Syair Hassan bin Tsabit tentang [[Imam Ali as]] di Khaibar<ref>Mufid, ''al-Irsyad fi | Syair Hassan bin Tsabit tentang [[Imam Ali as]] di Khaibar<ref>Mufid, ''al-Irsyad fi Ma'rifah Hujajillah 'ala al-'Ibad'', hlm. 70.</ref>: | ||
{{hadis|و كان علىّ أرمد العين يبتغى دواء فلمّا لم يحسّ مداويا}} | {{hadis|و كان علىّ أرمد العين يبتغى دواء فلمّا لم يحسّ مداويا}} | ||
Baris 178: | Baris 178: | ||
*Ibnu Abi Syaibah. ''Al-Mushannif fi al-Ahādits wa al-Ātsār''. Bairut: cet. Said Liham, 1409 H/1989. | *Ibnu Abi Syaibah. ''Al-Mushannif fi al-Ahādits wa al-Ātsār''. Bairut: cet. Said Liham, 1409 H/1989. | ||
*Ibnu Babawaih. ''Kitab al-Khishāl''. Qom: cet. Ali Akbar Ghifari, 1362 HS. | *Ibnu Babawaih. ''Kitab al-Khishāl''. Qom: cet. Ali Akbar Ghifari, 1362 HS. | ||
*Ibnu Haik. ''Shifatu Jazirah al-Arab''. Bagdad: cet. Muhammad bin Ali | *Ibnu Haik. ''Shifatu Jazirah al-Arab''. Bagdad: cet. Muhammad bin Ali Akwa', 1989. | ||
*Ibnu Habib. ''Kitab al-Muhabbar''. Hyderabad Dekkan: cet. Elza Lekhten Shtiter, 1361 H/1942. Beirut: cet. Offset, tanpa tahun. | *Ibnu Habib. ''Kitab al-Muhabbar''. Hyderabad Dekkan: cet. Elza Lekhten Shtiter, 1361 H/1942. Beirut: cet. Offset, tanpa tahun. | ||
*Ibnu Hazm. ''Jamharah Ansāb al-Arab''. Beirut: 1403 H/1983. | *Ibnu Hazm. ''Jamharah Ansāb al-Arab''. Beirut: 1403 H/1983. | ||
*Ibnu Khurdadzbih. | *Ibnu Khurdadzbih. | ||
*Ibnu Zanjawaih. ''Kitab al-Amwāl''. Riyadh: cet. Syakir Dzaib Fayyadh, 1406 H/1986. | *Ibnu Zanjawaih. ''Kitab al-Amwāl''. Riyadh: cet. Syakir Dzaib Fayyadh, 1406 H/1986. | ||
*Ibnu | *Ibnu Sa'ad, Beirut. | ||
*Ibnu Syahrasyub. ''Manāqib Āli Abi Thalib''. Najaf: 1956. | *Ibnu Syahrasyub. ''Manāqib Āli Abi Thalib''. Najaf: 1956. | ||
*Ibnu | *Ibnu Farra'. ''Al-Ahkām as-Sulthāniah''Beirut: cet. Muhammad Hamid Faqi, 1408 H/1988. | ||
*Ibnu Hisyam. ''As-Sirah an-Nabawiyah''.Kairo: cet. Musthafa Saqa, Ibrahim Abyari dan Abdul Hafidh Syalabi, 1355 H/1936. | *Ibnu Hisyam. ''As-Sirah an-Nabawiyah''.Kairo: cet. Musthafa Saqa, Ibrahim Abyari dan Abdul Hafidh Syalabi, 1355 H/1936. | ||
*Abu Raihan Biruni. ''Al-Ātsār al-Bāqiyah''. | *Abu Raihan Biruni. ''Al-Ātsār al-Bāqiyah''. | ||
*Qasim bin Salam Abu Ubaid. ''Kitab al-Amwāl''. Beirut: cet. Muhammad Khalil Haras, 1408 H/1988. | *Qasim bin Salam Abu Ubaid. ''Kitab al-Amwāl''. Beirut: cet. Muhammad Khalil Haras, 1408 H/1988. | ||
* | *Ya'qub bin Ibrahim Abu Yusuf. ''Kitab al-Kharaj''. Beirut: 1399 H/1979. | ||
*Ahmad bin Hanbal. ''Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal''. Beirut: Daru Shadir, tanpa tahun. | *Ahmad bin Hanbal. ''Musnad al-Imam Ahmad bin Hanbal''. Beirut: Daru Shadir, tanpa tahun. | ||
*Abdullah bin Abdul Aziz Bakri. '' | *Abdullah bin Abdul Aziz Bakri. ''Mu'jam Ma Ustu'jima min Asmā al-Bilād wa al-Mawādhi'''. Beirut: cet. Musthafa Saqa, 1403 H/1983. | ||
*Atiq Baladi. '' | *Atiq Baladi. ''Mu'jam al-Ma'ālim al-Jughrafiyah fi as-Sirah an-Nabawiyah''. Mekkah: 1402 H/1982. | ||
*Atiq Baladi. '' | *Atiq Baladi. ''Mu'jam al-Ma'ālim al-Hijaz''. Mekah: 1398-1402 H/1978-1982. | ||
*Ahmad bin Yahya Baladzuri. ''Ansāb al-Asyrāf''. Damaskus: cet. Muhammad Firdaus | *Ahmad bin Yahya Baladzuri. ''Ansāb al-Asyrāf''. Damaskus: cet. Muhammad Firdaus 'Adhmu, 1966. | ||
*Ahmad bin Yahya Baladzuri. ''Kitab Futuh al-Buldān''. Leiden: cet. Dakhwaih, 1866. Frankfurt: Cet. Offset, 1413 H/1992. | *Ahmad bin Yahya Baladzuri. ''Kitab Futuh al-Buldān''. Leiden: cet. Dakhwaih, 1866. Frankfurt: Cet. Offset, 1413 H/1992. | ||
*Ahmad bin Husain Baihaqi. ''Dalāil an-Nubuwwah''. Beirut: cet. Abdul | *Ahmad bin Husain Baihaqi. ''Dalāil an-Nubuwwah''. Beirut: cet. Abdul Mu'thi, 1405 H/1985. | ||
*Jawad Ali. ''Al-Mufashshal fi Tārikh al-Arab Qabla al-Islam''. Bairut: 1976-1978. | *Jawad Ali. ''Al-Mufashshal fi Tārikh al-Arab Qabla al-Islam''. Bairut: 1976-1978. | ||
*Muhammad bin Musa Hazimi Hamedani. ''Al-Amākin aw Ma Ittafaqa Lafdhuhu wa Iftaraqa Musammahu min al-Amkinah''. Riyadh: cet. Muhammad Jasir, tanpa tahun. | *Muhammad bin Musa Hazimi Hamedani. ''Al-Amākin aw Ma Ittafaqa Lafdhuhu wa Iftaraqa Musammahu min al-Amkinah''. Riyadh: cet. Muhammad Jasir, tanpa tahun. | ||
*Hafidh Wahbah. ''Jazirah al-Arab fi al-Qarn al- | *Hafidh Wahbah. ''Jazirah al-Arab fi al-Qarn al-'Isyrin''. Kairo: 1375 H/1956. | ||
*Ibrahim bin Ishaq. ''Kitab al-Manāsik wa Amākin Thuruq al-Hajj wa | *Ibrahim bin Ishaq. ''Kitab al-Manāsik wa Amākin Thuruq al-Hajj wa Ma'ālim al-Jazirah''. Riyadh: cet. Muhammad Jasir, 1401 H/1981. | ||
*Khalifah bin Khayyath. ''Tārikh Khalifah bin Khayyath''. Beirut: cet. Musthafa Najib Fawaz dan Hikmat Kasyali Fawaz, 1415 H/1995. | *Khalifah bin Khayyath. ''Tārikh Khalifah bin Khayyath''. Beirut: cet. Musthafa Najib Fawaz dan Hikmat Kasyali Fawaz, 1415 H/1995. | ||
*Salam | *Salam Syafi'i Mahmud. ''Hushun Khaibar fi al-Jahiliyah wa 'Ashr ar-Rasul (saw)''. Iskandariah: 1409 H/1989. | ||
*Ali bin Abdullah Sahmudi. ''Wafa al-Wafa bi-Akhbār Dār al-Musthafa''. Beirut: cet. Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, 1404 H/1984. | *Ali bin Abdullah Sahmudi. ''Wafa al-Wafa bi-Akhbār Dār al-Musthafa''. Beirut: cet. Muhammad Muhyiddin Abdul Hamid, 1404 H/1984. | ||
*Muhammad bin Yusuf Shalihi Syami. ''Subul al-Huda wa al-Rasyād fi Sirah Khair al- | *Muhammad bin Yusuf Shalihi Syami. ''Subul al-Huda wa al-Rasyād fi Sirah Khair al-'Ibād''. Beirut: cet. Adil Ahmad Abdul Maujud dan Ali Muhammad Muawadh, 1414 H/1993. | ||
*Shalah Tijani. ''At-Tartibāt al-Māliyah fi Tārikh Ghazwah Khaibar: | *Shalah Tijani. ''At-Tartibāt al-Māliyah fi Tārikh Ghazwah Khaibar: Bawā'itsuha wa Natāijuha''. Majalah al-Muwarrikh al-Arabi, jld. 1, Maret 1997. | ||
*Abdurrazzaq bin Hammam | *Abdurrazzaq bin Hammam Shan'ani. ''Al-Mushannif''. Beirut: cet. Habiburrahman A'dhami, 1403 h/1983. | ||
*Thabari. ''Tarikh''. Bairut. | *Thabari. ''Tarikh''. Bairut. | ||
*Muhammad Hasan Thusi. ''Mishbāh al-Mutahajid''. Beirut: 1411 H/1991. | *Muhammad Hasan Thusi. ''Mishbāh al-Mutahajid''. Beirut: 1411 H/1991. | ||
* | *Ja'far Murtadha Amuli. ''Ash-Shahih min Sirah an-Nabi al-A'dham saw''. Qom: 1385 HS. | ||
*Harry st. John Bridger Philby. ''Ardh al-Anbiya: Madāin Shalih''. Dialihkan ke bahasa Arab oleh Umar Disrawi. Bairut: 1962. | *Harry st. John Bridger Philby. ''Ardh al-Anbiya: Madāin Shalih''. Dialihkan ke bahasa Arab oleh Umar Disrawi. Bairut: 1962. | ||
*Zakaria bin Muhammad Qazwini. ''Ātsār al-Bilād wa Akhbār al- | *Zakaria bin Muhammad Qazwini. ''Ātsār al-Bilād wa Akhbār al-'Ibād''. Beirut: 1404 H/1984. | ||
*Ahmad bin Ali. ''Nihāyah al-Arab fi | *Ahmad bin Ali. ''Nihāyah al-Arab fi Ma'rifah Ansāb al-Arab''. Beirut: 1405 H/1984. | ||
*''Mujmal al-Tawārikh wa al-Qishash''. Teheran, cet. Muhammad Taqi Bahar, Kalalah Khawar, 1318 HS. | *''Mujmal al-Tawārikh wa al-Qishash''. Teheran, cet. Muhammad Taqi Bahar, Kalalah Khawar, 1318 HS. | ||
* | *Mas'udi. ''At-Tanbih''. | ||
*Muslim bin Hajjaj. ''Al- | *Muslim bin Hajjaj. ''Al-Jāmi' ash-Shahih''. Beirut: Darul Fikr, tanpa tahun. | ||
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Irsyād fi | *Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Irsyād fi Ma'rifah Hujajillah 'ala al-'Ibād''. Penerjemah: Amir Khan Buluki, Tadhib. Qom: 1388 HS. | ||
*Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Irsyād fi | *Mufid, Muhammad bin Muhammad. ''Al-Irsyād fi Ma'rifah Hujajillah 'ala al-'Ibād''. Penerjemah: Rasuli Mahalati. Teheran: cet. Islamiah, tanpa tahun. | ||
*Muqaddasi. | *Muqaddasi. | ||
*Ahmad bin Ali Maqrizi. '' | *Ahmad bin Ali Maqrizi. ''Amtā' al-Asmā' bima li an-Nabi saw min al-Ahwāl wa al-Amwāl wa al-Hafadah al-Mata’''. Beirut: cet. Muhammad Aabdul Hamid, 1420 H/1999. | ||
*Ali bin Ibrahim Nuruddin Halabi. ''As-Sirah al-Halabiyah''. Beirut: cet. Abdullah Muhammad Khalili, 1422 H/2002. | *Ali bin Ibrahim Nuruddin Halabi. ''As-Sirah al-Halabiyah''. Beirut: cet. Abdullah Muhammad Khalili, 1422 H/2002. | ||
*Muhammad bin Umar Waqidi. ''Kitab al-Maghāzi''. London: cet. Marsden Jones, 1966. Kairo: cetakan Offset, tanpa tahun. | *Muhammad bin Umar Waqidi. ''Kitab al-Maghāzi''. London: cet. Marsden Jones, 1966. Kairo: cetakan Offset, tanpa tahun. | ||
*Yaqut Hamawi. | *Yaqut Hamawi. | ||
* | *Ya'qubi. ''Tarikh''. | ||
*William Montgomery Watt. ''Muhammad at Madina''. Karachi: 1981. | *William Montgomery Watt. ''Muhammad at Madina''. Karachi: 1981. | ||
{{akhir}} | {{akhir}} |