Pengguna anonim
Hijrah ke Habasyah: Perbedaan antara revisi
→Reaksi Quraisy
imported>Yuwono Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Yuwono |
||
Baris 39: | Baris 39: | ||
==Reaksi Quraisy== | ==Reaksi Quraisy== | ||
Setelah sebagian Muslimin kembali berhijrah ke Habasyah, orang-orang [[Quraisy]] gusar dan bergegas mengirim [[Amr bin Ash]] dan | Setelah sebagian Muslimin kembali berhijrah ke Habasyah, orang-orang [[Quraisy]] gusar dan bergegas mengirim [[Amr bin Ash]] dan Abdullah bin Abi Rabiah dengan membawa berbagai hadiah kepada Najasyi, raja Habasyah <ref>Thabari, ''Tarikh al-Thabari'', jld. 3, hlm. 878. </ref>, itupun dilakukan karena mereka memiliki hubungan dagang dengan Habasyah dan persahabatan di antara mereka. <ref>Ibnu Khaldun, ''al-Ibar al-Tarikh'', jld. 1, hlm. 395. </ref> Amr bin Ash menyampaikan kepada Najasyi bahwa orang-orang yang lari ke negerinya adalah para budak bodoh yang telah keluar dari agamanya. Najasyi tidak menerima begitu saja apa yang didengarnya dari Amr. Dia meminta penjelasan langsung dari pihak muhajirin. Untuk itu dia mengumpulkan para pemuka agama dan bersama menanyakan langsung kepada muhajirin tentang sebab hijrahnya mereka. [[Ja'far bin Abi Thalib]] memberi penjelasan: | ||
''“Kami dulunya memang bodoh dan penyembah berhala, memakan bangkai, senang dengan pertumpahan darah dan banyak berbuat mungkar. Sampai suatu saat Allah swt mengutus Nabi-Nya dari kalangan kami. Kami kenal betul bagaimana nasabnya, kami sangat percaya dan yakin akan kejujurannya. Dia mengajak kami untuk [[Iman|mengimani]] [[Tuhan|Tuhan Yang Esa]] dan melarang menyembah batu dan berhala. Dia mengajarkan kami untuk selalu berkata dan berprilaku jujur, bersilaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, dan melarang berbuat cela. Namun mereka ini malah memusuhi kami. Mereka ingin supaya kami kembali menyembah berhala. Sebab itu kami datang ke negeri yang Anda pimpin, kami memilih Anda dibanding orang lain.”'' | ''“Kami dulunya memang bodoh dan penyembah berhala, memakan bangkai, senang dengan pertumpahan darah dan banyak berbuat mungkar. Sampai suatu saat Allah swt mengutus Nabi-Nya dari kalangan kami. Kami kenal betul bagaimana nasabnya, kami sangat percaya dan yakin akan kejujurannya. Dia mengajak kami untuk [[Iman|mengimani]] [[Tuhan|Tuhan Yang Esa]] dan melarang menyembah batu dan berhala. Dia mengajarkan kami untuk selalu berkata dan berprilaku jujur, bersilaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, dan melarang berbuat cela. Namun mereka ini malah memusuhi kami. Mereka ingin supaya kami kembali menyembah berhala. Sebab itu kami datang ke negeri yang Anda pimpin, kami memilih Anda dibanding orang lain.”'' |