Pengguna anonim
Hijrah ke Habasyah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Esmail (←Membuat halaman berisi ''''Hijrah ke Habasyah''', pada tahun-tahun pertama bi’tsah (diutusnya Nabi Muhammad Saw sebagai nabi), atas perintah Nabi Muhammad Saw sekelompok kaum muslimin Mekah...') |
imported>Esmail Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
'''Hijrah ke Habasyah''', pada tahun-tahun pertama | '''Hijrah ke Habasyah''', pada tahun-tahun pertama [[Bi'tsah|Bi’tsah]] (diutusnya [[Nabi Muhammad Saw]] sebagai nabi), atas perintah [[Nabi Muhammad Saw]] sekelompok kaum muslimin [[Mekah]] pergi hijrah ke [[Habasyah]] (Etiopia) untuk menyelamatkan diri dari penindasan kaum musyrikin [[Quraisy]]. Mengetahui hal itu, pihak Quraisy mengirim Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah untuk menjemput pulang mereka ke Mekah. Najasyi, raja Habasyah, yang sebelumnya telah berbincang dengan [[Ja'far bin Abi Thalib|Ja’far bin Abi Thalib]], pemimpin Muhajirin, menghalangi maksud utusan Quraisy sehingga mereka harus kembali dengan tangan kosong. Selama di Habasyah ada sebagian muslimin yang meninggal dan ada pula yang lahir. Abdullah bin Ja’far, suami [[Sayidah Zainab Sa]], termasuk yang lahir di Habasyah. | ||
==Sebab Hijrah== | ==Sebab Hijrah== | ||
Setelah Muhammad Saw diangkat sebagai nabi, beberapa orang menyatakan beriman dan masuk Islam. Hal itu membuat murka kafir Quraisy sehingga mereka mulai menyiksa dan menindas kaum muslimin.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref> Sebab itu Rasulullah Saw memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Habasyah. Habasyah dipilih karena pemimpinnya, Najasyi, adalah raja beragama Nasrani yang bijaksana dan adil.<ref>Tarikh al-Thabari, terjemah, jld. 3, hlm. 873. </ref> Kaum muslimin berhijrah secara diam-diam menggunakan dua kapal yang dibeli dengan setengah harga.<ref>Ibid. </ref> Hijrah ke Habasyah dilakukan dua kali. Menurut Ya’qubi, hijrah pertama diikuti 12 orang dan yang kedua 70 orang tidak termasuk wanita dan anak-anak.<ref>Tarikh Ya’qubi, terjemah, jld. 1, hlm. 386. </ref> | Setelah [[Muhammad Saw]] diangkat sebagai nabi, beberapa orang menyatakan beriman dan masuk [[Islam]]. Hal itu membuat murka kafir Quraisy sehingga mereka mulai menyiksa dan menindas kaum muslimin.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref> Sebab itu [[Rasulullah Saw]] memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Habasyah. Habasyah dipilih karena pemimpinnya, [[Najasyi]], adalah raja beragama Nasrani yang bijaksana dan adil.<ref>''Tarikh al-Thabari'', terjemah, jld. 3, hlm. 873. </ref> Kaum muslimin berhijrah secara diam-diam menggunakan dua kapal yang dibeli dengan setengah harga.<ref>Ibid. </ref> Hijrah ke Habasyah dilakukan dua kali. Menurut Ya’qubi, hijrah pertama diikuti 12 orang dan yang kedua 70 orang tidak termasuk wanita dan anak-anak.<ref>''Tarikh Ya’qubi'', terjemah, jld. 1, hlm. 386. </ref> | ||
==Hijrah Pertama== | ==Hijrah Pertama== | ||
Pada hijrah pertama rombongan muslimin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki dan perempuan berangkat ke Habasyah. Mengetahui hal itu, kaum musyrikin langsung mengejar mereka namun tidak berhasil menangkapnya. Ketika kaum muslimin sudah tinggal di Habasyah ada kabar bahwa orang-orang Quraisy telah masuk Islam, karenanya mereka kembali ke Mekah. Begitu sampai di dekat Mekah mereka baru tahu bahwa kabar keislaman Quraisy adalah bohong.<ref>Tarikh al-Tabari, terjemah, jld. 3, hlm. 882. </ref> Sayangnya mereka tidak kuat jika harus kembali lagi ke Habasyah, jadi mereka tetap melanjutkan perjalanan ke Mekah dengan cara sendiri-sendiri atau bersama kelompok kecil di bawah perlindungan orang tertentu.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 654. </ref> Utsman bin Madh’un ikut memasuki Mekah bersama kelompok yang dikepalai Walid bin Mughirah. Ketika melihat banyak orang Islam yang disiksa dan menderita, dia meminta pada Walid supaya membiarkannya ikut merasakan apa yang dialami saudara-saudaranya. Begitu menerima siksaan Utsman malah menampakkan rasa bahagia di wajahnya.<ref>Dalail al-Nubuah, terjemah, jld. 2, hlm. 49. </ref> | Pada hijrah pertama rombongan muslimin yang terdiri dari beberapa orang laki-laki dan perempuan berangkat ke Habasyah. Mengetahui hal itu, kaum musyrikin langsung mengejar mereka namun tidak berhasil menangkapnya. Ketika kaum muslimin sudah tinggal di Habasyah ada kabar bahwa orang-orang Quraisy telah masuk Islam, karenanya mereka kembali ke Mekah. Begitu sampai di dekat Mekah mereka baru tahu bahwa kabar keislaman Quraisy adalah bohong.<ref>''Tarikh al-Tabari'', terjemah, jld. 3, hlm. 882. </ref> Sayangnya mereka tidak kuat jika harus kembali lagi ke Habasyah, jadi mereka tetap melanjutkan perjalanan ke Mekah dengan cara sendiri-sendiri atau bersama kelompok kecil di bawah perlindungan orang tertentu.<ref>''Afarinesh wa Tarikh'', terjemah, jld. 2, hlm. 654. </ref> Utsman bin Madh’un ikut memasuki Mekah bersama kelompok yang dikepalai Walid bin Mughirah. Ketika melihat banyak orang Islam yang disiksa dan menderita, dia meminta pada Walid supaya membiarkannya ikut merasakan apa yang dialami saudara-saudaranya. Begitu menerima siksaan Utsman malah menampakkan rasa bahagia di wajahnya.<ref>''Dalail al-Nubuah'', terjemah, jld. 2, hlm. 49. </ref> | ||
===Nama-nama Muhajirin Pada Hijrah Pertama=== | ===Nama-nama Muhajirin Pada Hijrah Pertama=== | ||
#Utsman bin Affan dan istrinya, Ruqayyah.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref> | #[[Utsman bin Affan]] dan istrinya, Ruqayyah.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref> | ||
#Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah dan istrinya Sahlah binti Suhail bin Amr bin Amir.<ref>Ibid. </ref> | #Abu Hudzaifah bin Utbah bin Rabiah dan istrinya Sahlah binti Suhail bin Amr bin Amir.<ref>Ibid. </ref> | ||
#Zubair bin Awwam.<ref>Ibid. </ref> | #[[Zubair bin Awwam]].<ref>Ibid. </ref> | ||
#Abu Sabrah bin Abi Rahm al-Amiri dari Bani Amir bin Luay.<ref>Ibid. </ref> | #Abu Sabrah bin Abi Rahm al-Amiri dari Bani Amir bin Luay.<ref>Ibid. </ref> | ||
#Suhail bin Baidha’ dari Bani al-Harits bin Fihr.<ref>Ibid, hlm. 396. </ref> | #Suhail bin Baidha’ dari Bani al-Harits bin Fihr.<ref>Ibid, hlm. 396. </ref> | ||
#Abdullah bin Mas’ud.<ref>Ibid. </ref> | #Abdullah bin Mas’ud.<ref>Ibid. </ref> | ||
#Amir bin Rabiah al-Unzi dan istrinya Laila binti Abu Hatsmah.<ref>Ibid. </ref> | #Amir bin Rabiah al-Unzi dan istrinya Laila binti Abu Hatsmah.<ref>Ibid. </ref> | ||
#Mus’ab bin Umair<ref>Ibid. </ref>, pemuda tampan pengajar al-Qur’an.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 791. </ref> | #[[Mus’ab bin Umair]]<ref>Ibid. </ref>, pemuda tampan pengajar al-Qur’an.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 791. </ref> | ||
#Utsman bin Madh’un.<ref>Dalail al-Nubuah, terjemah, jld. 2, hlm. 49. </ref> | #Utsman bin Madh’un.<ref>Dalail al-Nubuah, terjemah, jld. 2, hlm. 49. </ref> | ||
==Hijrah Kedua== | ==Hijrah Kedua== | ||
Untuk kedua kalinya Rasulullah Saw memerintahkan kaum muslimin berhijrah ke Habasyah. Kali ini rombongan dipimpin oleh Ja’far bin Abi Thalib. Dalam rombongan ini terdapat 83 orang. <ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 655. </ref> | Untuk kedua kalinya [[Rasulullah Saw]] memerintahkan kaum muslimin berhijrah ke Habasyah. Kali ini rombongan dipimpin oleh [[Ja’far bin Abi Thalib]]. Dalam rombongan ini terdapat 83 orang. <ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 655. </ref> | ||
===Nama-nama Muhajirin Pada Hijrah Kedua=== | ===Nama-nama Muhajirin Pada Hijrah Kedua=== | ||
#Ja’far bin Abi Thalib; pemimpin rombongan yang memiliki julukan Ja’far Dzuljanahain dan al-Thayyar.<ref>Ibid, hlm. 792. </ref> Ikut serta pula istrinya, Asma binti Umays dan anak-anaknya; Abdullah, Muhammad dan Aun. | #[[Ja’far bin Abi Thalib]]; pemimpin rombongan yang memiliki julukan Ja’far Dzuljanahain dan al-Thayyar.<ref>Ibid, hlm. 792. </ref> Ikut serta pula istrinya, Asma binti Umays dan anak-anaknya; Abdullah, Muhammad dan Aun. | ||
#Saudah dan suaminya, Sukran. Ketika di Habasyah Sukran menjadi Nasrani dan meninggal di sana. Saudah di kemudain hari menikah dengan Rasulullah Saw.<ref>Tarikh al-Tabari, terjemah, jld. 4, hlm. 1289. </ref><ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 726. </ref> | #Saudah dan suaminya, Sukran. Ketika di Habasyah Sukran menjadi Nasrani dan meninggal di sana. Saudah di kemudain hari menikah dengan Rasulullah Saw.<ref>''Tarikh al-Tabari'', terjemah, jld. 4, hlm. 1289. </ref><ref>''Afarinesh wa Tarikh'', terjemah, jld. 2, hlm. 726. </ref> | ||
#Ummu Habibah binti Abi Sufyan bin Harb dan suaminya, Abaidullah bin Jahsy. Menurut satu pendapat, Abdullah meninggal dunia di Habasyah atau berpindah agama Nasrani. Di kemudian hari Ummu Habibah menikah dengan Rasulullah Saw.<ref>Ibid, hlm. 728. </ref> | #Ummu Habibah binti Abi Sufyan bin Harb dan suaminya, Abaidullah bin Jahsy. Menurut satu pendapat, Abdullah meninggal dunia di Habasyah atau berpindah agama Nasrani. Di kemudian hari Ummu Habibah menikah dengan Rasulullah Saw.<ref>Ibid, hlm. 728. </ref> | ||
#Khalid bin Sa’id bin Ash bin Umayyah. Menurut Waqidi, ia adalah termasuk orang yang pertama ikut hijrah ke Habasyah.<ref>Ibid, hlm. 790. </ref> | #Khalid bin Sa’id bin Ash bin Umayyah. Menurut Waqidi, ia adalah termasuk orang yang pertama ikut hijrah ke Habasyah.<ref>Ibid, hlm. 790. </ref> | ||
#Umair bin Rabab al-Sahmi.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 495. </ref> | #Umair bin Rabab al-Sahmi.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 495. </ref> | ||
#Menurut sebagian pendapat, Amar Yasir juga ikut hijrah.<ref>Tarikh al-Thabari, terjemah, jld. 3, hlm. 873. </ref> | #Menurut sebagian pendapat, Amar Yasir juga ikut hijrah.<ref>''Tarikh al-Thabari'', terjemah, jld. 3, hlm. 873. </ref> | ||
==Reaksi Quraisy== | ==Reaksi Quraisy== | ||
Setelah kaum muslimin kembali berhijrah untuk kedua kalinya membuat kafir Quraisy semakin gusar. Karena Quraisy dan warga Habasyah memiliki hubungan pertemanan dan dagang,<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref>mereka mengirim Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah dengan membawa hadiah untuk raja Habasyah, Najasyi.<ref>Tarikh al-Thabari, terjemah, jld. 3, hlm. 878. </ref>Amr bin Ash menyampaikan pada Najasyi bahwa orang-orang yang lari ke negerinya adalah para budak bodoh yang telah keluar dari agamanya. Najasyi tidak menerima begitu saja apa yang didengarnya dari Amr. Dia meminta penjelasan langsung dari pihak muhajirin. Untuk itu dia mengumpulkan para pemuka agama dan bersama menanyakan langsung kepada muhajirin tentang sebab hijrahnya mereka. Ja’far bin Abi Thalib memberi penjelasan: | Setelah kaum muslimin kembali berhijrah untuk kedua kalinya membuat kafir Quraisy semakin gusar. Karena Quraisy dan warga Habasyah memiliki hubungan pertemanan dan dagang,<ref>''Tarikh Ibnu Khaldun'', terjemah teks, jld. 1, hlm. 395. </ref>mereka mengirim Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah ke Habasyah dengan membawa hadiah untuk raja Habasyah, Najasyi.<ref>''Tarikh al-Thabari'', terjemah, jld. 3, hlm. 878. </ref>Amr bin Ash menyampaikan pada Najasyi bahwa orang-orang yang lari ke negerinya adalah para budak bodoh yang telah keluar dari agamanya. Najasyi tidak menerima begitu saja apa yang didengarnya dari Amr. Dia meminta penjelasan langsung dari pihak muhajirin. Untuk itu dia mengumpulkan para pemuka agama dan bersama menanyakan langsung kepada muhajirin tentang sebab hijrahnya mereka. Ja’far bin Abi Thalib memberi penjelasan: | ||
“Kami dulunya memang bodoh dan penyembah berhala, memakan bangkai, senang dengan pertumpahan darah dan banyak berbuat mungkar. Sampai suatu saat Allah Swt mengutus Nabi-Nya dari kalangan kami. Kami kenal betul bagaimana nasabnya, kami sangat percaya dan yakin akan kejujurannya. Dia mengajak kami untuk mengimani Tuhan Yang Esa dan melarang menyembah batu dan berhala. Dia mengajarkan kami untuk selalu berkata dan berprilaku jujur, bersilaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, dan melarang berbuat cela. Namun mereka ini malah memusuhi kami. Mereka ingin supaya kami kembali menyembah berhala. Sebab itu kami datang ke negeri yang Anda pimpin, kami memilih Anda disbanding orang lain.” | ''“Kami dulunya memang bodoh dan penyembah berhala, memakan bangkai, senang dengan pertumpahan darah dan banyak berbuat mungkar. Sampai suatu saat Allah Swt mengutus Nabi-Nya dari kalangan kami. Kami kenal betul bagaimana nasabnya, kami sangat percaya dan yakin akan kejujurannya. Dia mengajak kami untuk mengimani Tuhan Yang Esa dan melarang menyembah batu dan berhala. Dia mengajarkan kami untuk selalu berkata dan berprilaku jujur, bersilaturrahmi, berbuat baik kepada tetangga, dan melarang berbuat cela. Namun mereka ini malah memusuhi kami. Mereka ingin supaya kami kembali menyembah berhala. Sebab itu kami datang ke negeri yang Anda pimpin, kami memilih Anda disbanding orang lain.”'' | ||
Mendengar hal itu, Najasyi berkata kepada utusan Quraisy, “Pergilah, demi Tuhan, aku tidak akan pernah mengembalikan mereka pada kalian.” Akhirnya kedua utusan tersebut kembali ke Mekah dengan rasa malu.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 655. </ref> | Mendengar hal itu, Najasyi berkata kepada utusan Quraisy, “Pergilah, demi Tuhan, aku tidak akan pernah mengembalikan mereka pada kalian.” Akhirnya kedua utusan tersebut kembali ke Mekah dengan rasa malu.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 655. </ref> | ||
==Najasyi Masuk Islam== | ==Najasyi Masuk Islam== | ||
Hari berikutnya Amr bin Ash kembali menemui Najasyi. Dia menyampaikan tentang perbedaan pandangan antara Islam dan Nasrani menyangkut Nabi Isa As, tujuannya supaya Najasyi mau berpihak padanya. Usahanya itu bukan hanya gagal, setelah menerima paparan dari Ja’far mengenai Nabi Isa As, Najasyi malah memeluk Islam.<ref>Ibid, hlm. 656. </ref> | Hari berikutnya [[Amr bin Ash]] kembali menemui Najasyi. Dia menyampaikan tentang perbedaan pandangan antara Islam dan Nasrani menyangkut Nabi Isa As, tujuannya supaya Najasyi mau berpihak padanya. Usahanya itu bukan hanya gagal, setelah menerima paparan dari Ja’far mengenai Nabi Isa As, Najasyi malah memeluk Islam.<ref>Ibid, hlm. 656. </ref> | ||
==Kembalinya Muhajirin== | ==Kembalinya Muhajirin== | ||
Kembalinya muhajirin dari Habasyah ke Mekah dilakukan secara bertahap. Setelah tinggal beberapa saat di Mekah mereka kembali ikut hijrah bersama muslimin lainnya ke Madinah. Ada sebagian yang baru hijrah ke Madinah dua tahun sebelum terjadi perang Khaibar dan ada yang setelah penaklukan Khaibar.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 438. </ref> | Kembalinya muhajirin dari Habasyah ke [[Mekah]] dilakukan secara bertahap. Setelah tinggal beberapa saat di Mekah mereka kembali ikut hijrah bersama muslimin lainnya ke Madinah. Ada sebagian yang baru hijrah ke Madinah dua tahun sebelum terjadi perang Khaibar dan ada yang setelah penaklukan Khaibar.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 438. </ref> | ||
Rasulullah Saw mengutus Amr bin Umayyah al-Dhamri menemui Najasyi supaya dia bersedia menfasilitasi kepulangan kaum muslimin.<ref>Ibid. </ref> | [[Rasulullah Saw]] mengutus Amr bin Umayyah al-Dhamri menemui Najasyi supaya dia bersedia menfasilitasi kepulangan kaum muslimin.<ref>Ibid. </ref> | ||
Rombongan muhajirin terakhir tiba dari Habasyah pada tahun ke-7 H, bertepatan dengan tahun terjadinya penaklukan Khaibar.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 706. </ref> Dalam rombongan itu ada Asma binti Umays, Abdullah bin Ja’far dan dua saudaranya, Muhammad dan Aun.<ref>Tarikh Ibnu Khaldun, terjemah teks, jld. 1, hlm. 438. </ref>Ketika Ja’far datang menemui Rasulullah Saw, beliau mencium keningnya. Rasulullah Saw bersabda, “Saya tidak tahu sekarang sedang bahagia karena kemenangan Khaibar atau karena kedatangan Ja’far.”<ref>Ibid. </ref> | Rombongan muhajirin terakhir tiba dari Habasyah pada tahun ke-7 H, bertepatan dengan tahun terjadinya penaklukan Khaibar.<ref>Afarinesh wa Tarikh, terjemah, jld. 2, hlm. 706. </ref> Dalam rombongan itu ada Asma binti Umays, Abdullah bin Ja’far dan dua saudaranya, Muhammad dan Aun.<ref>''Tarikh Ibnu Khaldun'', terjemah teks, jld. 1, hlm. 438. </ref>Ketika Ja’far datang menemui Rasulullah Saw, beliau mencium keningnya. Rasulullah Saw bersabda, ''“Saya tidak tahu sekarang sedang bahagia karena kemenangan Khaibar atau karena kedatangan Ja’far.”''<ref>Ibid. </ref> | ||
==Yang Meninggal di Habasyah== | ==Yang Meninggal di Habasyah== | ||
Baris 70: | Baris 70: | ||
==Daftar Pustaka== | ==Daftar Pustaka== | ||
*Ibnu Khaldun, al-‘Ibar Tarikh, terjemah Abdul Muhammad Ayati, Muassasah Muthalaat wa Tahkikat Farhanghi, cet. Pertama, 1363 HS. | *Ibnu Khaldun, ''al-‘Ibar Tarikh'', terjemah Abdul Muhammad Ayati, Muassasah Muthalaat wa Tahkikat Farhanghi, cet. Pertama, 1363 HS. | ||
*Ibnu Hisyam, Zendeghani Muhammad Saw Payambare Islam, terjemah Sayid Hasyim Rasuli, Tehran, penerbit Kitabci, cet. Kelima, 1375 HS. | *Ibnu Hisyam, ''Zendeghani Muhammad Saw Payambare Islam'', terjemah Sayid Hasyim Rasuli, Tehran, penerbit Kitabci, cet. Kelima, 1375 HS. | ||
*Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin Husain, Dalail al-Nubuah, terjemah Muhammad Mahdawi Damaghani, Tehran, Intisyarat Ilmi wa Farhangghi, dua jilid, 1361 HS. | *Baihaqi, Abu Bakar Ahmad bin Husain, ''Dalail al-Nubuah'', terjemah Muhammad Mahdawi Damaghani, Tehran, Intisyarat Ilmi wa Farhangghi, dua jilid, 1361 HS. | ||
*Thabari, Muhammad bin Jarir, Tarikh Thabari, terjemah Abul Qasim Payandeh, Tehran, Asathir, cet. Kelima, 1375 HS. | *Thabari, Muhammad bin Jarir, ''Tarikh Thabari'', terjemah Abul Qasim Payandeh, Tehran, Asathir, cet. Kelima, 1375 HS. | ||
*Muqaddasi, Muthahhar bin Thahir, Afarinesh wa Tarikh, terjemah Muhammad Ridha Syafi’i, Tehran, Agheh, cet pertama, 1374 HS. | *Muqaddasi, Muthahhar bin Thahir, ''Afarinesh wa Tarikh'', terjemah Muhammad Ridha Syafi’i, Tehran, Agheh, cet pertama, 1374 HS. | ||
*Ya’qubi, Ahmad Abi Ya’qub, Tarikh Ya’qubi, terjemah Muhammad Ibrahim Ayati, Tehran, Intisyarat Ilmi wa Farhangghi, cet. Keenam, 1371 HS. | *Ya’qubi, Ahmad Abi Ya’qub, ''Tarikh Ya’qubi'', terjemah Muhammad Ibrahim Ayati, Tehran, Intisyarat Ilmi wa Farhangghi, cet. Keenam, 1371 HS. |