Pengguna anonim
Salman al-Farisi: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Ismail Dg naba Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Hinduwan Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 1: | Baris 1: | ||
<onlyinclude>{{#ifeq:{{{section|editorial box}}}|editorial box|{{Editorial Box | |||
| prioritas =aa | |||
| kualitas =b | |||
| link =sudah | |||
| foto =sudah | |||
| kategori =sudah | |||
| infobox =sudah | |||
| navbox =sudah | |||
| alih=sudah | |||
| referensi = | |||
| Artikel bagus = | |||
| Artikel pilihan = | |||
}}}}</onlyinclude> | |||
{{ infobox sahabat | {{ infobox sahabat | ||
| Nama = Salman al-Farisi | | Nama = Salman al-Farisi | ||
Baris 26: | Baris 39: | ||
| Karya penting = | | Karya penting = | ||
}} | }} | ||
'''Salman al-Farisi''' (Bahasa Arab:{{ia|سلمان الفارسي}}) adalah seorang [[sahabat]] masyhur [[Nabi Muhammad saw]] dan termasuk sahabat setia [[Imam Ali as]]. | '''Salman al-Farisi''' (Bahasa Arab:{{ia|سلمان الفارسي}}) adalah seorang [[sahabat]] masyhur [[Nabi Muhammad saw]] dan termasuk sahabat setia [[Imam Ali as]]. Berdasarkan sebagian [[riwayat]] ia adalah anak seorang bangsawan [[Iran]] yang bernama Ruzbeh. | ||
Berdasarkan sebagian [[riwayat]] ia adalah anak seorang bangsawan [[Iran]] yang bernama Ruzbeh. Pada masa kanak-kanak, ia adalah seorang penganut ajaran Zoroaster. Salman pada masa remaja menjadi pembantu agama [[Kristen]] dan pergi ke Suriah menjadi murid seorang pendeta Kristen. Ia tinggal di Suriah, Mausul dan Nashibin. Ketika ia mendengar ramalan seorang pendeta Nasrani yang mengabarkan tentang adanya seorang Nabi yang akan muncul di Arab Saudi, maka ia pun pergi ke [[Hijaz]]. Namun ia ditangkap dan ditawan oleh Kabilah Bani Kalb kemudian dijadikan budak dan dijual kepada seorang laki-laki dari Bani Quraidhah dan bersamanya, Salman dibawa ke [[Madinah]]. Di Madinah, Salman melihat Nabi Muhammad saw dan beriman kepadanya. Nabi membeli Salman dari tuannya dan ia pun merdeka dan berganti nama menjadi Salman. | |||
Pada masa kanak-kanak, ia adalah seorang penganut ajaran Zoroaster. Salman pada masa remaja menjadi pembantu agama [[Kristen]] dan pergi ke Suriah menjadi murid seorang pendeta Kristen. Ia tinggal di Suriah, Mausul dan Nashibin. | |||
Ketika ia mendengar ramalan seorang pendeta Nasrani yang mengabarkan tentang adanya seorang Nabi yang akan muncul di Arab Saudi, maka ia pun pergi ke [[Hijaz]]. Namun ia ditangkap dan ditawan oleh Kabilah Bani Kalb kemudian dijadikan budak dan dijual kepada seorang laki-laki dari Bani Quraidhah dan bersamanya, Salman dibawa ke [[Madinah]]. Di Madinah, Salman melihat Nabi Muhammad saw dan beriman kepadanya. Nabi membeli Salman dari tuannya dan ia pun merdeka dan berganti nama menjadi Salman. | |||
Selama masa hidup Nabi Muhammad saw, Salman termasuk [[sahabat]] Nabi saw yang sangat dicintai oleh beliau hingga terkait dengan kedudukannya, beliau bersabda: "Salman dari kami, [[Ahlulbait as]]." Ia hadir dalam beberapa [[ghazwah]] (perang-perang yang diikuti oleh Nabi Muhammad saw). | |||
Peristiwa digalinya parit (khandaq) dalam [[Perang Ahzab]] yang dengan cara itu pasukan Islam berhasil mengalahkan pasukan kaum Musyrikin adalah atas usulan Salman dan menjadi sebuah peristiwa sejarah yang sangat terkenal. | |||
Setelah Nabi Muhammad saw meninggal dunia, ia termasuk penolong Imam Ali as. Ia tidak setuju dengan peristiwa [[Saqifah]] namun setelah [[Abu Bakar]] dan [[Umar bin Khattab|Umar]] terpilih, ia bekerja sama dengan kedua khalifah itu dengan menjadi gubernur di [[Madain]]. | |||
Meskipun demikian, ia tetap menganyam keranjang demi memenuhi kebutuhan hidupnya. Salman Farsi setelah menjalani kehidupan dengan umur yang panjang meninggal dunia pada tahun 36 H. Ia wafat di kota Madain. Pusaranya terletak di kota Madain dan terkenal dengan nama [[Buq'ah Salman Pak]]. | |||
[[Berkas:Salman's Journey (2).jpg|thumbnail|350 px|Rute Perjalanan Salman al-Farisi]] | [[Berkas:Salman's Journey (2).jpg|thumbnail|350 px|Rute Perjalanan Salman al-Farisi]] | ||
==Salman al-Farsi semenjak anak-anak hingga menerima Islam== | ==Salman al-Farsi semenjak anak-anak hingga menerima Islam== | ||
Nama aslinya adalah Ruzbeh dan nama ayahnya adalah Khusyfudan dan berdasarkan sebuah nukilan yang lain nama Budakhsyan. <ref>''Tārikh Thabari'', jld. 3, hlm. 171. </ref> Berdasarkan riwayat yang ada, nama Salman diberikan oleh Nabi Muhammad saw setelah ia masuk [[Islam]]. Julukannya adalah Salman Abu Abdullah. Ia dilahirkan di desa Jai di Isfahan <ref>''Al-Thabaqāt al-Kubra'', jill. 4, hlm. 56; Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 485. </ref> dan berdasarkan sebuah riwayat, ia dilahirkan di Mehzramz. <ref>Tārikh Thabari, jld.3 , hlm. 171; Al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 56. </ref> Ayah Salman adalah seorang bangsawan Iran. Pada masa dinasti Sasaniyan, bangsawan adalah sebutan bagi golongan masyarakat yang memiliki tanah baik di desa maupun di kota. <ref>Dekhuda. </ref> Riwayat-riwayat mengenai kehidupan Salman sebelum datangnya Islam, bercampur dengan dongeng. Yang ditekankan dalam riwayat-riwayat itu adalah semangat Salman dalam mencari kebenaran yang menyebabkan pencarian agama secara lebih baik dan membutuhkan perjalanan yang panjang. Berdasarkan riwayat-riwayat ini, semasa ia masih kecil, ia adalah penyembah api hingga ia mengenal agama [[Kristen]]. Kemudian ia meninggalkan kota kelahirannya dan melakukan perjalanan ke Suriah hingga ia belajar dari seorang pendeta dalam agama Kristen. Berdasarkan riwayat, ayah Salman karena sangat sayang kepadanya, tidak membolehkan Salman untuk meninggalkan rumah sehingga kepergian Salman dari rumahnya, ia anggap sebagai bentuk pelarian diri. Selama di Suriah, ia berkhidmat kepada gereja dan demi memperoleh ilmu dari para pendeta, ia mengadakan perjalanan ke Maushul, Nishibin dan Amuriyah. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 214-218; Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 58-59. </ref> | Nama aslinya adalah Ruzbeh dan nama ayahnya adalah Khusyfudan dan berdasarkan sebuah nukilan yang lain nama Budakhsyan. <ref>''Tārikh Thabari'', jld. 3, hlm. 171. </ref> Berdasarkan riwayat yang ada, nama Salman diberikan oleh Nabi Muhammad saw setelah ia masuk [[Islam]]. | ||
Julukannya adalah Salman Abu Abdullah. Ia dilahirkan di desa Jai di Isfahan <ref>''Al-Thabaqāt al-Kubra'', jill. 4, hlm. 56; Ansab al-Asyraf, jld. 1, hlm. 485. </ref> dan berdasarkan sebuah riwayat, ia dilahirkan di Mehzramz. <ref>Tārikh Thabari, jld.3 , hlm. 171; Al-Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 56. </ref> Ayah Salman adalah seorang bangsawan Iran. Pada masa dinasti Sasaniyan, bangsawan adalah sebutan bagi golongan masyarakat yang memiliki tanah baik di desa maupun di kota. <ref>Dekhuda. </ref> | |||
Riwayat-riwayat mengenai kehidupan Salman sebelum datangnya Islam, bercampur dengan dongeng. Yang ditekankan dalam riwayat-riwayat itu adalah semangat Salman dalam mencari kebenaran yang menyebabkan pencarian agama secara lebih baik dan membutuhkan perjalanan yang panjang. | |||
Berdasarkan riwayat-riwayat ini, semasa ia masih kecil, ia adalah penyembah api hingga ia mengenal agama [[Kristen]]. Kemudian ia meninggalkan kota kelahirannya dan melakukan perjalanan ke Suriah hingga ia belajar dari seorang pendeta dalam agama Kristen. Berdasarkan riwayat, ayah Salman karena sangat sayang kepadanya, tidak membolehkan Salman untuk meninggalkan rumah sehingga kepergian Salman dari rumahnya, ia anggap sebagai bentuk pelarian diri. | |||
Selama di Suriah, ia berkhidmat kepada gereja dan demi memperoleh ilmu dari para pendeta, ia mengadakan perjalanan ke Maushul, Nishibin dan Amuriyah. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 214-218; Ibnu Sa'ad, Thabaqat al-Kubra, jld. 4, hlm. 58-59. </ref> | |||
Salman berniat dari Amuriyah hendak melakukan safar ke [[Hijaz]] dan hal ini disebabkan karena ia mendengar ramalan seorang Kristen yang mengabarkan tentang adanya seorang Nabi yang akan muncul di Arab Saudi. Namun ia ditangkap dan ditawan oleh Kabilah Bani Kalb kemudian dijadikan budak dan dijual kepada seorang laki-laki Yahudi dari Bani Quraidhah kemudian dibawanya ke [[Madinah]]. <ref>Sirah Nabawiyah, jld. 1, hlm. 218; Ibnu Sa'ad, Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 58-59. </ref> | Salman berniat dari Amuriyah hendak melakukan safar ke [[Hijaz]] dan hal ini disebabkan karena ia mendengar ramalan seorang Kristen yang mengabarkan tentang adanya seorang Nabi yang akan muncul di Arab Saudi. Namun ia ditangkap dan ditawan oleh Kabilah Bani Kalb kemudian dijadikan budak dan dijual kepada seorang laki-laki Yahudi dari Bani Quraidhah kemudian dibawanya ke [[Madinah]]. <ref>Sirah Nabawiyah, jld. 1, hlm. 218; Ibnu Sa'ad, Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 58-59. </ref> | ||
Baris 40: | Baris 71: | ||
Salman menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu dari tiga dalil bahwa beliau adalah seorang Nabi sebagaimana yang dikatakan oleh peramal pendeta Kristen. Pada kesempatan lain Salman memberi bekal kepada Nabi saw sebagai hadiah, pada saat itu, beliau memakannya. | Salman menjadikan peristiwa ini sebagai salah satu dari tiga dalil bahwa beliau adalah seorang Nabi sebagaimana yang dikatakan oleh peramal pendeta Kristen. Pada kesempatan lain Salman memberi bekal kepada Nabi saw sebagai hadiah, pada saat itu, beliau memakannya. | ||
Untuk ketiga kalinya, ia melihat Nabi saw ketika Nabi saw mengantar jenazah salah seorang sahabatnya. Salman berjalan di belakang Nabi sehingga akan menemukan ciri-ciri yang ketiga. Ketika itu jubah [[Nabi Muhammad saw]] tersingkap sehingga membuat Salman melihat tanda [[kenabian]] di antara kedua bahunya. Ketika itu, Salman menelungkupkan badannya ke jubah nabi, dan memeluk nabi kemudian masuk Islam. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 219. </ref> | Untuk ketiga kalinya, ia melihat Nabi saw ketika Nabi saw mengantar jenazah salah seorang sahabatnya. Salman berjalan di belakang Nabi sehingga akan menemukan ciri-ciri yang ketiga. Ketika itu jubah [[Nabi Muhammad saw]] tersingkap sehingga membuat Salman melihat tanda [[kenabian]] di antara kedua bahunya. Ketika itu, Salman menelungkupkan badannya ke jubah nabi, dan memeluk nabi kemudian masuk Islam. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 219. </ref> | ||
Salman pada tahun pertama Hijrah dibeli dari pemiliknya. <ref>Amili, Salman Farsi, hlm. 40. </ref> Harga untuk membebaskannya adalah 300 atau 400 pohon kurma dan 40 auqiyah ons emas yang dibayar dari Nabi Muhammad saw dan bantuan para [[sahabat]]. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 189. </ref> Salman sendiri sampai pada kesimpulan bahwa | |||
Salman pada tahun pertama Hijrah dibeli dari pemiliknya. <ref>Amili, Salman Farsi, hlm. 40. </ref> Harga untuk membebaskannya adalah 300 atau 400 pohon kurma dan 40 auqiyah ons emas yang dibayar dari Nabi Muhammad saw dan bantuan para [[sahabat]]. <ref>Ibnu Hisyam, ''Sirah al-Nabawiyyah'', jld. 1, hlm. 189. </ref> Salman sendiri sampai pada kesimpulan bahwa Rasulullah saw telah membebaskan dirinya dan Nabi saw memberinya nama dengan nama Salman. <ref>Silahkan lihat: Nuri, Nafs al-Rahman fi Fadhāil Salman Ra, hlm. 6. </ref> | |||
==Perjanjian Persaudaraan== | ==Perjanjian Persaudaraan== | ||
Baris 48: | Baris 81: | ||
==Tindakan-tindakan Penting yang diambil== | ==Tindakan-tindakan Penting yang diambil== | ||
Mengajukan usulan untuk menggali parit dan memberi masukan kepada kaum Muslimin untuk menaklukkan Iran | Mengajukan usulan untuk menggali parit dan memberi masukan kepada kaum Muslimin untuk menaklukkan Iran | ||
Ia ikut hadir pada peperangan permulaan Islam dan setelah [[Perang Khandaq]] ia selalu hadir dalam semua peperangan yang ada. <ref>Salman Farsi, hlm. 32. </ref> Usulan penggalian parit mengelilingi kota [[Madinah]] berasal dari Salman. <ref>Baladzari, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 343. </ref> Dalam perang ini, atas perintah [[Nabi Muhammad saw]] setiap 10 perang bertugas untuk menggali parit sepanjang 40 hasta. Karena Salman memiliki kekuatan jasmani yang baik, maka setiap kalangan [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] berebut untuk mengatakan bahwa Salman berasal dari masing-masing dua kelompok mereka, kaum Muhajirin menganggap karena Salman berasal dari tempat lain (Iran) maka ia termasuk kelompok Muhajirin, sedangkan kaum Anshar menganggap karena ketika Nabi saw memasuki Yatsrib Salman telah berada di sana, maka ia termasuk golongan Anshar. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 4, hlm. 62. </ref> Berdasarkan laporan sebagian referensi, pada Perang Thaif, Salman juga mengusulkan supaya menggunakan alat peluncur dan Nabi pun memerintahkan supaya menggunakannya. | Ia ikut hadir pada peperangan permulaan Islam dan setelah [[Perang Khandaq]] ia selalu hadir dalam semua peperangan yang ada. <ref>Salman Farsi, hlm. 32. </ref> Usulan penggalian parit mengelilingi kota [[Madinah]] berasal dari Salman. <ref>Baladzari, Ansāb al-Asyrāf, jld. 1, hlm. 343. </ref> | ||
Dalam perang ini, atas perintah [[Nabi Muhammad saw]] setiap 10 perang bertugas untuk menggali parit sepanjang 40 hasta. Karena Salman memiliki kekuatan jasmani yang baik, maka setiap kalangan [[Muhajirin]] dan [[Anshar]] berebut untuk mengatakan bahwa Salman berasal dari masing-masing dua kelompok mereka, kaum Muhajirin menganggap karena Salman berasal dari tempat lain (Iran) maka ia termasuk kelompok Muhajirin, sedangkan kaum Anshar menganggap karena ketika Nabi saw memasuki Yatsrib Salman telah berada di sana, maka ia termasuk golongan Anshar. <ref>Ibnu Sa'ad, ''al-Thabaqāt al-Kubra'', jld. 4, hlm. 62. </ref> | |||
Berdasarkan laporan sebagian referensi, pada Perang Thaif, Salman juga mengusulkan supaya menggunakan alat peluncur dan Nabi pun memerintahkan supaya menggunakannya. | |||
Dalam penaklukan Iran, Umar dan [[Hudzaifah]] diangkat menjadi pembimbing dan pengawal pasukan Islam <ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 41. </ref> sementara Salman diangkat sebagai wakil dari pasukan Islam untuk bernegosiasi dengan pasukan Iran. | Dalam penaklukan Iran, Umar dan [[Hudzaifah]] diangkat menjadi pembimbing dan pengawal pasukan Islam <ref>Thabari, ''Tarikh al-Umam wa al-Muluk'', jld. 4, hlm. 41. </ref> sementara Salman diangkat sebagai wakil dari pasukan Islam untuk bernegosiasi dengan pasukan Iran. | ||
==Menentang Peristiwa Saqifah== | ==Menentang Peristiwa Saqifah== | ||
Salman, termasuk orang yang menentang peristiwa Saqifah. [[Miqdad]], Salman, [[Abu Dzar]], [[Ubadah bin Shamit]], [[Abu Hasyim al-Tihan]], [[Hudzaifah]] dan [[Ammar bin Yasir|Ammar]] setelah mendengar kejadian [[Peristiwa Saqifah]], mengadakan pertemuan pada malam hari untuk meninjau kembali pemilihan khalifah yang terjadi di Saqifah. <ref>Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld.1, hlm. 219-220. </ref> Salman dan [[Ubai bin Ka'ab]] banyak mengeluarkan argumen untuk menentang peristiwa ini. <ref>Amili, ''Salman Farsi'', hlm. 35. </ref> Dalam sejarah terkenal bahwa ia dalam menyalahkan [[baiat]] yang diberikan oleh sahabat terhadap [[Abu Bakar]] dan berkata: "Kalian telah melakukan dan tidak melakukan." (maksudnya membaiat Abu Bakar dan meninggakan Ali)<ref>Nuri, Nafs al-Rahman fi Fadhāil Salman, hlm. 148. </ref> Makna kalimat ini adalah kalian telah melakukan pemilihan khalifah namun tidak mengamalkan perintah Rasul. Pada hari itu, Salman berkata: Seorang lelaki tua telah kalian pilih, namun kalian membiarkan keluarga Nabi, apabila kalian meletakkan khalifah pada keluarga Nabi, maka tidak akan terjadi pertentangan antara dua orang dan akan memberikan buah yang lebih lezat dan lebih banyak. <ref>Askari, ''Abdullah bin Saba' '', jld. 1, hlm. 145. </ref> | Salman, termasuk orang yang menentang peristiwa Saqifah. [[Miqdad]], Salman, [[Abu Dzar]], [[Ubadah bin Shamit]], [[Abu Hasyim al-Tihan]], [[Hudzaifah]] dan [[Ammar bin Yasir|Ammar]] setelah mendengar kejadian [[Peristiwa Saqifah]], mengadakan pertemuan pada malam hari untuk meninjau kembali pemilihan khalifah yang terjadi di Saqifah. <ref>Ibnu Abil Hadid, Syarah Nahj al-Balāghah, jld.1, hlm. 219-220. </ref> Salman dan [[Ubai bin Ka'ab]] banyak mengeluarkan argumen untuk menentang peristiwa ini. <ref>Amili, ''Salman Farsi'', hlm. 35. </ref> | ||
Dalam sejarah terkenal bahwa ia dalam menyalahkan [[baiat]] yang diberikan oleh sahabat terhadap [[Abu Bakar]] dan berkata: "Kalian telah melakukan dan tidak melakukan." (maksudnya membaiat Abu Bakar dan meninggakan Ali)<ref>Nuri, Nafs al-Rahman fi Fadhāil Salman, hlm. 148. </ref> Makna kalimat ini adalah kalian telah melakukan pemilihan khalifah namun tidak mengamalkan perintah Rasul. Pada hari itu, Salman berkata: Seorang lelaki tua telah kalian pilih, namun kalian membiarkan keluarga Nabi, apabila kalian meletakkan khalifah pada keluarga Nabi, maka tidak akan terjadi pertentangan antara dua orang dan akan memberikan buah yang lebih lezat dan lebih banyak. <ref>Askari, ''Abdullah bin Saba' '', jld. 1, hlm. 145. </ref> | |||
==Gubernur Madain== | ==Gubernur Madain== | ||
Baris 66: | Baris 106: | ||
==Salman dalam Sabda Nabi saw dan Para Imam as== | ==Salman dalam Sabda Nabi saw dan Para Imam as== | ||
Riwayat paling terkenal tentang Salman yang menunjukkan akan | Riwayat paling terkenal tentang Salman yang menunjukkan akan kecintaan Nabi saw kepada Salman adalah ketika Nabi Muhammad saw bersabda: Salman dari kami, Ahlulbait as. Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, pada suatu hari Salman memasuki [[masjid]] dan para hadirin demi menghormati ia, mempersilahkannya untuk duduk di barisan pertama, namun sebagian orang-orang karena menilai bahwa Salman bukan merupakan orang Arab, tidak bersedia memberikan tempat duduk bagi Salman. | ||
Dalam referensi [[Syiah]], juga dinukilkan tentang pujian para Imam as kepada Salman. Menurut ucapan para Imam as, biasanya ia digolongkan pertama dan orang yang dikenal dengan | Dengan melihat pemandangan ini, Nabi saw naik ke mimbar dan menyampaikan khutbah bahwa manusia tidak memiliki keunggulan dari sisi warna kulit dan ras kemudian bersabda: Salman berasal dari kami, [[Ahlulbait as]]. <ref>Ibnu Sa'ad, Thabaqāt al-Kubra, jld. 4, hlm. 62. </ref> Sabda Nabi ini juga dinukil dalam riwayat lain, <ref>Ibnu 'Asakir, ''Tārikh Madinah Damisyq'', jld. 21, hlm. 408-424. </ref> misalnya riwayat-riwayat yang mengatakan bahwa Nabi bersabda: [[Surga]] merindukan Ali, Amar dan Salman atau hadis yang menjelaskan bahwa Allah mewajibkan Nabi untuk mencintai Ali as, Salman, Miqdad dan Abu Dzar. <ref>Baladzuri, ''Ansāb al-Asyrāf'', hlm. 123; Dzahabi, Sar I'lām al-Nabla, jld. 2, hlm. 61, Ibnu Asakir, Tārik Madinah Damisyq, hlm. 409-411. </ref> | ||
Dalam referensi [[Syiah]], juga dinukilkan tentang pujian para Imam as kepada Salman. Menurut ucapan para Imam as, biasanya ia digolongkan pertama dan orang yang dikenal dengan memiliiki isitiqamah dalam beragama, misalnya riwayat-riwayat yang berasal dari [[Imam Ali as]] bahwa Salman dan sebagian sahabat setianya seperti Abu Dzar, Ammar dan Miqdad bahwa Allah swt memberikan rezeki kepada penduduk bumi karena keberkahan mereka. <ref>Shaduq, ''al-Khishāl'', hlm. 361. </ref> | |||
Nabi Muhammad Saw juga menjelaskan bahwa Salman memiliki ilmu pertama dan terakhir. <ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Damisyq'', jld. 21, hlm. 421. </ref> Dalam riwayat dari [[Imam Baqir as]] dan [[Imam Shadiq as]] dinukilkan bahwa seorang hadirin menyinggung nama Salman Farsi, ketika itu Imam bersabda: Jangan berkata Salman Farsi tapi katakan Salman Muhammadi karena ia adalah salah satu dari keluarga kami, Ahlulbait as. <ref>Thusi, ''Ikhtiyar Ma'rifah al-Rijal'', jld. 1, hlm. 54; Thusi, al-Amali, hlm. 133. </ref> | |||
==Wafat== | ==Wafat== | ||
Salman meninggal pada tahun 36 H. Sebagian riwayat menjelaskan bahwa ia meninggal pada masa pemerintahan [[Utsman bin Affan|Utsman]] dan sebagian lagi meriwayatkan bahwa ia meninggal beberapa bulan setelah pemerintahan Utsman. <ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Damisyq'', jld. 21, hlm. 458-459. </ref> | Salman meninggal pada tahun 36 H. Sebagian riwayat menjelaskan bahwa ia meninggal pada masa pemerintahan [[Utsman bin Affan|Utsman]] dan sebagian lagi meriwayatkan bahwa ia meninggal beberapa bulan setelah pemerintahan Utsman. <ref>Ibnu Asakir, ''Tārikh Madinah Damisyq'', jld. 21, hlm. 458-459. </ref> | ||
Berdasarkan beberapa riwayat, Salman dikarunia umur panjang dan sebagian memberitakan bahwa ia hidup hingga tahun ke-350 H. <ref>Khatib Baghdadi, ''Tārikh Baghadad'', jld. 1, hlm. 176. </ref> Pada sebagian riwayat sejarah menceriterakan bahwa setelah wafatnya Salman, [[Imam Ali as]], dari [[Madinah]] pergi ke [[Madain]] dan beliau memandikan, mengkafani, mensalati jenazahnya dan kemudian menguburkannya. <ref>Silahkan lihat: Majlisi, ''Bihār al-Anwār'', jld.22, hlm. 380. </ref> Salman menuliskan syair pada kain kafannya: <ref>Nuri, ''Nafas al-Rahman fi Fadhāil Salman Ra'', hlm. 139. </ref> | Berdasarkan beberapa riwayat, Salman dikarunia umur panjang dan sebagian memberitakan bahwa ia hidup hingga tahun ke-350 H. <ref>Khatib Baghdadi, ''Tārikh Baghadad'', jld. 1, hlm. 176. </ref> Pada sebagian riwayat sejarah menceriterakan bahwa setelah wafatnya Salman, [[Imam Ali as]], dari [[Madinah]] pergi ke [[Madain]] dan beliau memandikan, mengkafani, mensalati jenazahnya dan kemudian menguburkannya. <ref>Silahkan lihat: Majlisi, ''Bihār al-Anwār'', jld.22, hlm. 380. </ref> Salman menuliskan syair pada kain kafannya: <ref>Nuri, ''Nafas al-Rahman fi Fadhāil Salman Ra'', hlm. 139. </ref> | ||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== |