Lompat ke isi

Ubaidillah bin Ziyad: Perbedaan antara revisi

12 bita ditambahkan ,  25 Oktober 2015
imported>Hindr
Tidak ada ringkasan suntingan
imported>Hindr
Baris 24: Baris 24:


===Ubaidillah di Kufah===
===Ubaidillah di Kufah===
Orang-orang  Kufah pada tahun 60 H. menyatakan persetujuan mereka untuk berbaiat dengan Imam Husain As dan ketika itu tengah menunggu kedatangan Imam di Kufah. Ibnu Ziyad dengan muka tertutup memasuki kota kufah dan penduduk  menduga bahwa dia adalah Husain As yang dinanti dan mereka menyambutnya namun segera mereka faham bahwa yang datang adalah Ubaidillah. Tindakan pertama yang dilakukan Ubaidillah adalah mencari keberadaan Muslim bin Aqil. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 229.</ref>  
Orang-orang  Kufah pada tahun 60 H. menyatakan persetujuan mereka untuk berbaiat dengan Imam Husain As dan ketika itu tengah menunggu kedatangan Imam di Kufah. Ibnu Ziyad dengan muka tertutup memasuki kota kufah dan penduduk  menduga bahwa dia adalah Husain As yang dinanti dan mereka menyambutnya namun segera mereka faham bahwa yang datang adalah Ubaidillah. Tindakan pertama yang dilakukan Ubaidillah adalah mencari keberadaan [[Muslim bin Aqil]]. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 229.</ref>


Ibnu Ziyad sejenak setelah memasuki Kufah, telah mengecam para penentang Yazid dengan keras dalam sebuah pidatonya dan menjanjikan perlakukan yang kejam kepada orang-orang yang mengikuti langkahnya. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 97.</ref>
Ibnu Ziyad sejenak setelah memasuki Kufah, telah mengecam para penentang Yazid dengan keras dalam sebuah pidatonya dan menjanjikan perlakukan yang kejam kepada orang-orang yang mengikuti langkahnya. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 97.</ref>


Menurut riwayat Yakubi, Hani bin ‘Urwah telah mengenal Ibnu Ziyad dari sebelumnya dan ketika Ubaidillah memasuki Kufah dia dalam keadaan sakit, dan dia mengira bahwa Ubaidillah sesampainya di Kufah akan menjenguknya. Oleh karena itu, ia dengan Muslim bin Aqil merencanakan pembunuhan Ibnu Ziyad di rumahnya. <ref>Yakubi, ''Tārikh'', jld.2, hlm.243.</ref>  Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Syarik bin A’war, salah seorang pemuka Syiah di Kufah, sedang sakit dan dirawat di rumah Hani dan telah merencanakan dengan Muslim bahwa ketika Ibnu Ziyad datang menjenguknya maka Muslim menyerang dan membunuhnya. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 248.</ref>  Dengan semuanya ini seakan-akan Hani tidak menyukai peristiwa itu terjadi di rumahnya, kemudian mencegah Muslim untuk melakukan itu dan jiwa Ibnu Ziyad pun selamat. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 98-99.</ref>  
Menurut riwayat Yakubi, [[Hani bin ‘Urwah]] telah mengenal Ibnu Ziyad dari sebelumnya dan ketika Ubaidillah memasuki Kufah dia dalam keadaan sakit, dan dia mengira bahwa Ubaidillah sesampainya di Kufah akan menjenguknya. Oleh karena itu, ia dengan Muslim bin Aqil merencanakan pembunuhan Ibnu Ziyad di rumahnya. <ref>Yakubi, ''Tārikh'', jld.2, hlm.243.</ref>  Dalam riwayat yang lain dikatakan bahwa Syarik bin A’war, salah seorang pemuka Syiah di Kufah, sedang sakit dan dirawat di rumah Hani dan telah merencanakan dengan Muslim bahwa ketika Ibnu Ziyad datang menjenguknya maka Muslim menyerang dan membunuhnya. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 248.</ref>  Dengan semuanya ini seakan-akan Hani tidak menyukai peristiwa itu terjadi di rumahnya, kemudian mencegah Muslim untuk melakukan itu dan jiwa Ibnu Ziyad pun selamat. <ref>Abu al-Faraj Isfahani, ''Maqātil al-Thalibin'', jld. 1, hlm. 98-99.</ref>


Adapun menurut  laporan Thabari, Ibnu Ziyad sesaat setelah memasuki kota Kufah telah mengetahui tempat persembunyian Muslim bin Aqil secara licik. Kemudian ia memanggil Hani ke Darul Imarah tempat kekuasaannya dan kemudian memasukkannya ke dalam penjara dan juga sesaat kemudian Muslim bin Aqil ditangkap dan membunuh keduanya dan kemudian mengirim kepala mereka ke hadapan Yazid. <ref> Thabari,Tārikh Thabari, jld.7, hlm. 229-231 dan 270.</ref>    
Adapun menurut  laporan Thabari, Ibnu Ziyad sesaat setelah memasuki kota Kufah telah mengetahui tempat persembunyian Muslim bin Aqil secara licik. Kemudian ia memanggil Hani ke Darul Imarah tempat kekuasaannya dan kemudian memasukkannya ke dalam penjara dan juga sesaat kemudian Muslim bin Aqil ditangkap dan membunuh keduanya dan kemudian mengirim kepala mereka ke hadapan Yazid. <ref> Thabari,Tārikh Thabari, jld.7, hlm. 229-231 dan 270.</ref>
Ubaidillah setelah mengancam dan menyuap orang-orang Kufah, mengutus al-Hur bin Yazid dan memerintahkan kepadanya untuk menghadang perjalanan Husain bin Ali As dan juga melarangnya untuk tidak mendirikan perkemahan di daerah yang dengan air. Kemudian, mengutus Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqas menuju ke arah Imam dengan tentara pasukan. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 308.</ref>  
Ubaidillah setelah mengancam dan menyuap orang-orang Kufah, mengutus [[al-Hur bin Yazid]] dan memerintahkan kepadanya untuk menghadang perjalanan Husain bin Ali As dan juga melarangnya untuk tidak mendirikan perkemahan di daerah yang dengan air. Kemudian, mengutus [[Umar bin Sa'ad bin Abi Waqqas]] menuju ke arah Imam dengan tentara pasukan. <ref> Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 308.</ref>


Umar bin Saad sebelum itu, telah dilantik oleh Ibnu Ziyad untuk menjabat sebagai gubernur kota Rey dan ketika itu ia hendak berangkat ke sana; namun Ibnu Ziyad telah memerintahkannya untuk mengambil baiat Imam Husain untuk Yazid atau perang dengannya, dan karena Umar meminta kepadanya untuk tidak melakukan hal itu dalam artian menolaknya, Ibnu Ziyad akhirnya memberikan Syarat bahwa kekuasaan Rey tidak akan ia berikan kecuali Umar bin Sa’ad harus berhadapan dengan Husain bin Ali As. <ref> Ibnu Sa’ad, Thabaqāt al-Kubrā, jld. 5, hlm.168; Dainuri, ''Akhbār al-Thiwāl'', jld.1, hlm. 253.</ref>  
Umar bin Saad sebelum itu, telah dilantik oleh Ibnu Ziyad untuk menjabat sebagai gubernur kota [[Rey]] dan ketika itu ia hendak berangkat ke sana; namun Ibnu Ziyad telah memerintahkannya untuk mengambil baiat Imam Husain untuk Yazid atau perang dengannya, dan karena Umar meminta kepadanya untuk tidak melakukan hal itu dalam artian menolaknya, Ibnu Ziyad akhirnya memberikan Syarat bahwa kekuasaan Rey tidak akan ia berikan kecuali Umar bin Sa’ad harus berhadapan dengan Husain bin Ali As. <ref> Ibnu Sa’ad, Thabaqāt al-Kubrā, jld. 5, hlm.168; Dainuri, ''Akhbār al-Thiwāl'', jld.1, hlm. 253.</ref>
Umar bin Sa’ad setelah berunding dengan Husain bin Ali As, dikabarkan kepda Ibnu Ziyad bahwa Husain As akan kembali ke rumahnya, oleh karena itu tidak perlu lagi mengadakan pertempuran. Seakan-akan Ibnu Ziyad pada mulanya senang dengan kabar tersebut; namun Syimr bin Dzil Jausyan memaksanya untuk melakukan damai. Kemudian Ibnu Ziyad menulis dalam suratnya kepada Umar bin Sa’ad, jika dia menggambil baiat dari Husain, maka utus dia ke Kufah dan jika tidak maka perangi dia, jika tidak mau berperang dengan Husain, maka jabatan panglima perang akan aku berikan kepada Syimr. <ref>Lihat: Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 315-316; Mufid, ''al-Irsyād'', jld.1, hlm.253.</ref>  
Umar bin Sa’ad setelah berunding dengan Husain bin Ali As, dikabarkan kepda Ibnu Ziyad bahwa Husain As akan kembali ke rumahnya, oleh karena itu tidak perlu lagi mengadakan pertempuran. Seakan-akan Ibnu Ziyad pada mulanya senang dengan kabar tersebut; namun [[Syimr bin Dzil Jausyan]] memaksanya untuk melakukan damai. Kemudian Ibnu Ziyad menulis dalam suratnya kepada Umar bin Sa’ad, jika dia menggambil baiat dari Husain, maka utus dia ke Kufah dan jika tidak maka perangi dia, jika tidak mau berperang dengan Husain, maka jabatan panglima perang akan aku berikan kepada Syimr. <ref>Lihat: Thabari, ''Tārikh Thabari'', jld.7, hlm. 315-316; Mufid, ''al-Irsyād'', jld.1, hlm.253.</ref>


==Menyandra Keluarga Imam Husain As==
==Menyandra Keluarga Imam Husain As==
Pengguna anonim