Lompat ke isi

Imam Ali al-Ridha as: Perbedaan antara revisi

imported>E.amini
imported>Ismail Dg naba
Baris 163: Baris 163:


===Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan [[Imamah]]===
===Imam Tidak Bertaqiyyah dalam Persoalan [[Imamah]]===
Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha As sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep [[Taqiyyah|taqiyyah]], khususnya menyangkut masalah imamah. Sebab waktu itu terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam keutuhan [[akidah]] imamiah, di antaranya adalah peristiwa yang menyangkut gerakan Waqifah. Terlebih, sisa-sisa pengikut kelompok Fathahiah masih terlihat aktif. Ia  justru makin banyak menyampaikan hal-hal yang menyangkut imamah. Misal, dalam pembahasan tentang wajibnya ketaatan pada imam. Sebenarnya hal itu telah dipaparkan sejak masa [[Imam Ja’far Shadiq As]], namun para imam menyampaikannya dengan cara [[taqiyyah]]. Sedangkan Imam Ali Ridha As, secara gamblang dan tanpa khawatir sedikitpun, menyampaikan bahwa ia adalah imam yang harus ditaati. <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 487. </ref>
Selama menjadi imam, Imam Ali Ridha as sedapat mungkin tidak mempraktikkan konsep [[taqiyyah]], khususnya menyangkut masalah imamah. Sebab waktu itu terjadi peristiwa-peristiwa yang mengancam keutuhan [[akidah]] imamiah, di antaranya adalah peristiwa yang menyangkut gerakan Waqifah. Terlebih, sisa-sisa pengikut kelompok Fathahiah masih terlihat aktif. Ia  justru makin banyak menyampaikan hal-hal yang menyangkut imamah. Misal, dalam pembahasan tentang wajibnya ketaatan pada imam. Sebenarnya hal itu telah dipaparkan sejak masa [[Imam Ja'far Shadiq as]], namun para imam menyampaikannya dengan cara taqiyyah. Sedangkan Imam Ali Ridha as, secara gamblang dan tanpa khawatir sedikitpun, menyampaikan bahwa ia adalah imam yang harus ditaati. <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 487. </ref>


Dengan sikapnya itu, kepada para pengikutnya Imam ingin menyampaikan, ''“Bertakwalah dengan baik, jangan menyampaikan perkataan dan ajaran kami kepada sembarang orang.'' <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 224. </ref>Suatu ketika Makmun mengirim surat kepada Imam Ali Ridha As. Isinya, dia meminta pada imam supaya menjelaskan apa saja pokok-pokok Islam yang asli. Dalam jawabannya Imam menulis, pokok-pokok [[Islam]] yang asli adalah: [[Tauhid]], kenabian [[Nabi Muhammad Saw]], [[imamah]] [[Imam Ali As]] sebagai penerus dan penjaga risalah Nabi saw dan sebelas imam setelahnya. Dalam penjelasannya itu Ia menggunakan istilah “{{hadis|القائم بامر المسلمین}}” (orang yang memegang tanggung jawab urusan kaum muslimin). <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridha, jld. 2, hlm. 122. </ref>
Dengan sikapnya itu, kepada para pengikutnya Imam ingin menyampaikan, ''"Bertakwalah dengan baik, jangan menyampaikan perkataan dan ajaran kami kepada sembarang orang."'' <ref>Al-Kulaini, al-Kāfi, jld. 1, hlm. 224. </ref>Suatu ketika Makmun mengirim surat kepada Imam Ali Ridha as. Isinya, dia meminta pada imam supaya menjelaskan apa saja pokok-pokok Islam yang asli. Dalam jawabannya Imam menulis, pokok-pokok [[Islam]] yang asli adalah: [[Tauhid]], kenabian [[Nabi Muhammad saw]], [[imamah]] [[Imam Ali as]] sebagai penerus dan penjaga risalah Nabi saw dan sebelas imam setelahnya. Dalam penjelasannya itu Ia menggunakan istilah “{{ia|القائم بامر المسلمین}}” (orang yang memegang tanggung jawab urusan kaum muslimin). <ref>Syaikh Shaduq, ‘Uyun Akhbār al-Ridha, jld. 2, hlm. 122. </ref>


==Karya-karya Yang Disandarkan kepada Imam Ridha As==
==Karya-karya Yang Disandarkan kepada Imam Ridha As==