Pengguna anonim
Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi
tidak ada ringkasan suntingan
imported>Habrizen Tidak ada ringkasan suntingan |
imported>Habrizen Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 120: | Baris 120: | ||
==Peristiwa Saqifah dari Perspektif Syiah== | ==Peristiwa Saqifah dari Perspektif Syiah== | ||
Menurut keyakinan kaum [[Syiah]], pertemuan di [[Saqifah]] dan hasil-hasilnya adalah | Menurut keyakinan kaum [[Syiah]], pertemuan di [[Saqifah]] dan hasil-hasilnya adalah sebuah pelanggaran dari perintah eksplisit Nabi saw sehubungan dengan suksesi [[Imam Ali as]] setelah beliau. Syiah untuk menolak legitimasi Saqifah dan untuk membuktikan keabsahan dan kebenaran Ali as dalam suksesi dan pergantian Nabi, berargumentasi pada beberapa tafsiran ayat [[Alquran]], kejadian dan peristiwa-peristiwa sejarah, dan beberapa riwayat yang juga ada dan dapat ditemukan dalam sumber-sumber [[Ahlusunah]], serta yang paling pentingnya adalah [[peristiwa Ghadir]] dan riwayat-riwayat yang berkaitan dengan hal Itu. Menurut keyakinan kaum Syiah, pada peristiwa Ghadir Khum, Nabi telah mengumumkan kepada umat [[Islam]] atas suksesinya bahwa Ali as dinyatakan sebagai penerusnya dan pelanjut misi risalahnya. <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.60-65.</ref> | ||
Muhammad Ridha Muzhaffar menukil 17 riwayat yang berkaitan dengan berbagai peristiwa sejarah di mana Nabi saw di sela-sela riwayat tersebut menyebut Ali as sebagai pengganti setelahnya, dengan penekanan ataupun kiasan. Kejadian Yaum al-Indzar (peringatan keluarga suku), hadis Ghadir, peristiwa perjanjian persaudaraan, kejadian perang Khandaq dan Khaibar, Khasif al-Na'lain, penutupan pintu rumah-rumah sahabat yang mengarah ke Masjid al-Nabi selain rumah Ali as dan terdapat pula hadis-hadis seperti: " {{ia|إن علیا منی و أنا من علی،و هو ولی کل مؤمن بعدی }} Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali, dan dia adalah wali setiap mukmin setelahku" " {{ia|لکل نبی وصی و وارث و إن وصیی و وارثی علی بن ابی طالب}} Setiap nabi memiliki penerus dan pewaris dan sesungguhnya penerus dan pewarisku adalah Ali bin Abi Thalib '' dan ''{{ia| أنا مدینة العلم و علی بابها}} Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya ". <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.60-66.</ref>[[Surah al-Maidah]] ayat 55 {{enote| {{ia|إِنَّمٰا وَلِیکُمُ اللّٰهُ وَ رَسُولُهُ وَ الَّذِینَ آمَنُوا الَّذِینَ یقِیمُونَ الصَّلاٰةَ وَ یؤْتُونَ الزَّکٰاةَ وَ هُمْ رٰاکِعُونَ}}.Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk( kepada Allah ). }} yang dikenal sebagai ayat Wilayat, ayat 33 dari Surah al-Ahzab {{enote|{{ia| إِنَّمَا یرِیدُ اللَّهُ لِیذْهِبَ عَنکُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیتِ وَیطَهِّرَکُمْ تَطْهِیرًا}}. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan [[dosa]] dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.}} ayat dikenal dengan ayat Tathir dari [[Surah Ali Imran]] ayat 61 {{enote|{{ia| فَمَنْ حَاجَّکَ فِیهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءَکَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَکُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَکُمْ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَکُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَللَّعْنَتَ اللَّهِ عَلَی الْکَاذِبِینَ}} Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu ( yang meyakinkan kamu ), maka katakanlah( kepadanya ):" Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.}} yang dikenal dengan ayat Mubahalah dan masih banyak ayat-ayat lainnya dari Alquran yang mana para teolog Syiah | Muhammad Ridha Muzhaffar menukil 17 riwayat yang berkaitan dengan berbagai peristiwa sejarah di mana Nabi saw, di sela-sela riwayat tersebut menyebut Ali as sebagai pengganti setelahnya, dengan penekanan ataupun kiasan. Kejadian Yaum al-Indzar (peringatan keluarga suku), hadis Ghadir, peristiwa perjanjian persaudaraan, kejadian perang Khandaq dan Khaibar, Khasif al-Na'lain, penutupan pintu rumah-rumah sahabat yang mengarah ke Masjid al-Nabi selain rumah Ali as dan terdapat pula hadis-hadis seperti: " {{ia|إن علیا منی و أنا من علی،و هو ولی کل مؤمن بعدی }} Sesungguhnya Ali dariku dan aku dari Ali, dan dia adalah wali setiap mukmin setelahku" " {{ia|لکل نبی وصی و وارث و إن وصیی و وارثی علی بن ابی طالب}} Setiap nabi memiliki penerus dan pewaris dan sesungguhnya penerus dan pewarisku adalah Ali bin Abi Thalib '' dan ''{{ia| أنا مدینة العلم و علی بابها}} Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya ". <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.60-66.</ref>[[Surah al-Maidah]] ayat 55 {{enote| {{ia|إِنَّمٰا وَلِیکُمُ اللّٰهُ وَ رَسُولُهُ وَ الَّذِینَ آمَنُوا الَّذِینَ یقِیمُونَ الصَّلاٰةَ وَ یؤْتُونَ الزَّکٰاةَ وَ هُمْ رٰاکِعُونَ}}.Sesungguhnya penolong kamu hanyalah Allah, Rasul-Nya, dan orang-orang yang beriman, yang mendirikan salat dan menunaikan zakat, seraya mereka tunduk( kepada Allah ). }} yang dikenal sebagai ayat Wilayat, ayat 33 dari Surah al-Ahzab {{enote|{{ia| إِنَّمَا یرِیدُ اللَّهُ لِیذْهِبَ عَنکُمُ الرِّجْسَ أَهْلَ الْبَیتِ وَیطَهِّرَکُمْ تَطْهِیرًا}}. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan [[dosa]] dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.}} ayat dikenal dengan ayat Tathir dari [[Surah Ali Imran]] ayat 61 {{enote|{{ia| فَمَنْ حَاجَّکَ فِیهِ مِن بَعْدِ مَا جَاءَکَ مِنَ الْعِلْمِ فَقُلْ تَعَالَوْا نَدْعُ أَبْنَاءَنَا وَأَبْنَاءَکُمْ وَنِسَاءَنَا وَنِسَاءَکُمْ وَأَنفُسَنَا وَأَنفُسَکُمْ ثُمَّ نَبْتَهِلْ فَنَجْعَللَّعْنَتَ اللَّهِ عَلَی الْکَاذِبِینَ}} Siapa yang membantahmu tentang kisah Isa sesudah datang ilmu ( yang meyakinkan kamu ), maka katakanlah( kepadanya ):" Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kamu, istri-istri kami dan istri-istri kamu, diri kami dan diri kamu; kemudian marilah kita bermubahalah kepada Allah dan kita minta supaya laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang yang dusta.}} yang dikenal dengan ayat Mubahalah dan masih banyak ayat-ayat lainnya dari Alquran, yang mana para teolog Syiah berargumentasi dengannya untuk membuktikan suksesi Ali as setelah Nabi saw. <ref>Muzhaffar, ''al-Saqifah'', hlm.66.</ref> | ||
==Hasil dari Peristiwa Saqifah== | ==Hasil dari Peristiwa Saqifah== | ||
Sebagian besar dari para peneliti menganggap bahwa peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pasca meninggalnya Rasulullah kebanyakannya hasil dari peristiwa Saqifah. Kejadian yang paling penting darinya adalah: | Sebagian besar dari para peneliti menganggap bahwa peristiwa-peristiwa sejarah yang terjadi pasca meninggalnya Rasulullah saw kebanyakannya hasil dari peristiwa Saqifah. Kejadian yang paling penting darinya adalah: | ||
*Serangan dan pengepungan rumah [[Sayidah Fatimah az-Zahra]] pada proses pemaksaan kepada [[Imam Ali as]] untuk [[Baiat|berbaiat]] yang menyebabkan | *Serangan dan pengepungan rumah [[Sayidah Fatimah az-Zahra]] pada proses pemaksaan kepada [[Imam Ali as]] untuk [[Baiat|berbaiat]] yang menyebabkan kesyahidan Sayidah Zahra sa. <ref> Ibnu Syahr Asyub, ''al-Manaqib'', jld.2, hlm.206.</ref> | ||
*[[Perampasan Fadak]]: Sebagian dari para analis sejarah meyakini bahwa pengambilan Fadak dari Fatimah Zahra sa setelah [[Saqifah]] bertujuan untuk melawan [[Ahlulbait]] dari sisi ekonomi. Langkah ini diambil untuk memperkuat fondasi kekuasaan pemerintah [[Khalifah Pertama]] dan mencegah keluarga Nabi saw untuk melawan dan menentang. <ref>Askari, ''Saqifah: Barrasi Nahwe Syiklgiri Hukumat pas az Rehlate Payambar'', hlm.115.</ref> | *[[Perampasan Fadak]]: Sebagian dari para analis sejarah meyakini bahwa pengambilan Fadak dari Fatimah Zahra sa setelah [[Saqifah]] bertujuan untuk melawan [[Ahlulbait]] dari sisi ekonomi. Langkah ini diambil untuk memperkuat fondasi kekuasaan pemerintah [[Khalifah Pertama]] dan mencegah keluarga Nabi saw untuk melawan dan menentang. <ref>Askari, ''Saqifah: Barrasi Nahwe Syiklgiri Hukumat pas az Rehlate Payambar'', hlm.115.</ref> | ||
*[[Peristiwa Asyura]]: Menurut keyakinan sebagian orang, perubahan arah suksesi Nabi pada hari Saqifah | *[[Peristiwa Asyura]]: Menurut keyakinan sebagian orang, perubahan arah suksesi Nabi pada hari Saqifah telah menyebabkan pemilihan khalifah tidak menentu dan tidak mengikuti aturan hukum apapun. Akibatnya, khalifah Muslim terkadang dipilih dengan persengketaan antara [[Anshar]] dan beberapa orang dari [[kaum Quraisy]], terkadang dipilih dengan wasiat dari Khalifah pertama, terkadang pula dipilih dengan melalui dewan syura enam orang dan begitu juga terkadang [[Muawiyah]] mengambil baiat untuk [[Yazid]]. Pada akhirnya Yazid menjadi faktor penyebab bencana Asyura. <ref>Daudi wa Rustam Nejad, ''Asyura, Risyehha, Angizehha, Ruidadha, Payamadha'', hlm.126.</ref> | ||
==Saqifah dan Prinsip Ijmak== | ==Saqifah dan Prinsip Ijmak== | ||
[[Ijma']] adalah salah satu sumber untuk menyimpulkan hukum-hukum, di kalangan [[Ahlusunah]], ijmak juga dijadikan sandaran sebagai salah satu alasan legitimasi pemilihan [[Abu Bakar]] dalam peristiwa Saqifah.<ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> | [[Ijma']] adalah salah satu sumber untuk menyimpulkan hukum-hukum, di kalangan [[Ahlusunah]], ijmak juga dijadikan sandaran sebagai salah satu alasan legitimasi pemilihan [[Abu Bakar]] dalam peristiwa Saqifah.<ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> | ||
Menurut keyakinan sebagian para peneliti [[Syiah]], Ahlusunah menggunakan dan bersandar pada konsep ijmak umat [[Islam]] untuk melegitimasi kekuasaan dan [[kekhalifahan]] Abu Bakar. <ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> Mereka juga dalam kepemimpinan umum maupun kepemimpinan khusus, pembahasan Ijmak yang membuktikan integritas kesepakatan rakyat, diciptakan dengan tujuan | Menurut keyakinan sebagian para peneliti [[Syiah]], Ahlusunah menggunakan dan bersandar pada konsep ijmak umat [[Islam]] untuk melegitimasi kekuasaan dan [[kekhalifahan]] Abu Bakar. <ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> Mereka juga dalam kepemimpinan umum maupun kepemimpinan khusus, pembahasan Ijmak yang membuktikan integritas kesepakatan rakyat, diciptakan dengan tujuan untuk melawan keyakinan Syiah dan menolak kebutuhan akan keberadaan Imam yang maksum. <ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> Menurut pandangan para peneliti ini, gagasan pemikiran tentang ijmak mencerminkan sebuah interasksi dalam peristiwa Saqifah dan kekhalifahan Abu Bakar serta pembenaran untuknya dan perluasannya ke segala bidang kehidupan seperti [[Imamah]] umum dan permasalahan [[fikih]] (cabang-cabang agama) yang kesemuanya ini adalah upaya untuk mempromosikan keyakinan ini. <ref> Husaini Khurasani, ''Bazkawi Dalil Ijma''', hlm.19-57.</ref> | ||
==Catatan Kaki== | ==Catatan Kaki== |