Lompat ke isi

Peristiwa Saqifah Bani Sa'idah: Perbedaan antara revisi

tidak ada ringkasan suntingan
imported>Maitsam
imported>Maitsam
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 31: Baris 31:
Kabar tentang apa yang terjadi di Saqifah dan perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin sangat terkenal. Literatur-literatur sejarah menggambarkan dengan jelas bahwa terpilihnya Abu Bakar disertai dengan keributan hingga Hubab bin Mundzir dari kaum Anshar menghunuskan pedang atas kaum Muhajirin, Sa’ad bin Ubadah terinjak dan jenggot Umar menjadi berantakan. <ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-223; Halabi, jil. 3, hal. 359. </ref>
Kabar tentang apa yang terjadi di Saqifah dan perdebatan antara kaum Anshar dan Muhajirin sangat terkenal. Literatur-literatur sejarah menggambarkan dengan jelas bahwa terpilihnya Abu Bakar disertai dengan keributan hingga Hubab bin Mundzir dari kaum Anshar menghunuskan pedang atas kaum Muhajirin, Sa’ad bin Ubadah terinjak dan jenggot Umar menjadi berantakan. <ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-223; Halabi, jil. 3, hal. 359. </ref>
Kekacauan dan konflik di Saqifah sangat serius. Ibnu Abbas sebagai saksi sejarah yang hadir waktu itu membenarkan riwayat yang mengabarkan bahwa Umar sebagai pelaku utama baiat membahas persoalan baiat di mimbar Madinah. Sanad sejarah ini dinukil oleh Ibnu Hisyam, <ref>4/ 308-310</ref>. <ref>Thabari,jil. 3, hal. 204-206. </ref> Ibnu Hibban<ref>2/152-156. </ref> dan lainnya. Berdasarkan khutbah dan sanad-sanad lainnya, keadaan Saqifah menjadi tenang setelah Abu Bakar turut intervensi dan mengeluarkan Sa'ad bin Ubadah dari lokasi karena sakit.
Kekacauan dan konflik di Saqifah sangat serius. Ibnu Abbas sebagai saksi sejarah yang hadir waktu itu membenarkan riwayat yang mengabarkan bahwa Umar sebagai pelaku utama baiat membahas persoalan baiat di mimbar Madinah. Sanad sejarah ini dinukil oleh Ibnu Hisyam, <ref>4/ 308-310</ref>. <ref>Thabari,jil. 3, hal. 204-206. </ref> Ibnu Hibban<ref>2/152-156. </ref> dan lainnya. Berdasarkan khutbah dan sanad-sanad lainnya, keadaan Saqifah menjadi tenang setelah Abu Bakar turut intervensi dan mengeluarkan Sa'ad bin Ubadah dari lokasi karena sakit.
==Argumentasi-argumentasi Kaum Anshar dan Muhajirin==
Antara kaum Anshar dan Muhajirin saling berselisih dan mengaku bahwa masing-masing dari mereka lebih layak untuk menjadi pemimpin setelah meninggalnya Nabi Saw. Oleh itu, mereka menyebutkan jasa-jasa mereka masing-masing untuk menunjukkan bahwa golongannya lebih utama dibandingkan dengan golongannya yang lain. <ref>Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhāj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balāghah, Tehran, Maktabah al-Islamiyah, Al-Tab’ah al-Rabi’ah, 1405 H, jil. 5, khutbah ke-66, hal. 82. </ref>
Pada hari Saqifah, pertama kali Sa’ad bin Ubadah menyampaikan pidato, memuji dan mengurai keutamaan-keutamaan kaum Anshar, juga tentang sumbangan-sumbangan mereka terhadap Islam dan berkata: Hanya kaum Ansharlah yang memiliki kelayakan untuk memegang kekhalifahan dan menjadi pengganti Nabi. Kemudian kaum Anshar menginginkan supaya Sa’ad menjadi khalifah sebagai pengganti Nabi dan membaiatnya. Kemudian terjadilah tanya jawab diantara mereka, bahwa “Apabila kaum Muhajirin berkata ‘kami kaum muhajirin dan merupakan penolong pertama kali dan merupakan suku dan sahabat Nabi, lalu mengapa Anda, wahai kaum Anshar bertikai dalam masalah pengganti Nabi’ apa yang akan kita katakan?” Kaum Anshar berkata: “Ketika itu akan kita katakan bahwa: ‘Kami akan mengangkat pemimpin dari kami, kalangan Anshar dan bagi Anda angkatlah pemimpin dari kalangan Anda, kalangan Muhajirin dan kami tidak akan rela dengan keputusan selain ini karena kami juga melakukan tindakan-tindakan yang dikerjakan oleh kaum Muhajirin dalam melindungi Nabi, kaum Muslimin dan turut serta dalam membantu kemenangan Islam.’” <ref>Ja’fari, Muhammad Taqi, Terjemah wa Tafsir Nahj al-Balāghah, Tehran, Daftar Nasyar Farhang Islami, cet. 7, Khutbah 67, hal. 104. </ref>
Pada saat itu Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah Jarah datang dan hal ini membuat orang-orang tidak lagi memperhatikan Sa’ad bin Ubadah dan mereka ingin supaya orang-orang yang hadir membaiat Abu Bakar. Pada waktu itu, Umar berkata kepada kaum Anshar: “Dua pedang tidak akan cukup dalam satu sarung dan orang-orang Arab tidak akan mematuhi Anda.” Di tempat itu, masing-masing dari kelompok ini menjelaskan keunggulan dan keutamaannya setiap golongannya. Pada akhirnya, kaum Muhajirin mengalami kemenangan atas kaum Anshar. Oleh itu mereka memenuhi permintaan Umar untuk membaiat Abu Bakar. <ref>Qazwini, Mula Saleh, Syarh Nahj al-Balāghah, Editor: Sayid Ibrahim Miyanji, Tehran, Cet. Islamiyah, 1380 S, jil. 1, Khutbah 66, hal. 215. </ref>
Dalil yang disampaikan kaum Quraisy atas legitimasi kekuasaanya dan sebagai pengganti Nabi adalah bahwa mereka merupakan cabang pohon dimana Nabi juga merupakan cabang dari pohon itu. <ref>Muthahhari, Murtadha, Sairi dar Nahj al-Balāghah, Shadra, Cet. 2, 1354, hal. 152. </ref>
Salah satu hal yang membuat kemenangan kaum Muhajirin dan para pendukung Abu Bakar adalah Nabi berasal dari suku Quraisy dan kami juga berasal dari suku Nabi. 
Ibnu Abil Hadid dalam menjelaskan khutbah ke-65 berkata: Umar berkata kepada kaum Anshar: “Kaum Arab tidak akan pernah ridha dengan kepemimpinan kalian karena Nabi tidak berasal dari kabilah Anda.  Dan pasti orang-orang Arab tidak akan menolak pemimpin yang merupakan keluarga Nabi. Siapakah yang bisa menentang kami tentang persoalan pemerintahan dan warisan Muhammad sedangkan kami adalah famili dan kerabat Nabi?” <ref>Muthahhari, Murtadha, Siri dar Nahj al-Balāghah, Shadra, Cet. 2, 1354, hal. 152. </ref>
==Sebab Kemenangan Abu Bakar di Saqifah==
#Persaingan antar suku pada suku Quraisy (Muhajirin khususnya antara Bani Hasyim dan Banu Mahzum), menjadikan menerima pemimpin seperti Abu Bakar yang berasal dari Bani Tayim dengan mudah. Karena Bani Tayim karena kurang diperhitungkan diantara kelompok penguasa Quraisy, tidak pernah ikut dalam peperangan dan ikut serta dalam percaturan perpolitikan dimana masyarakat lain terlibat kompetisi ketat. Oleh itu, dengan memperhatikan kepribadian dan reputasi Abu Bakar diantara orang-orang lain dalam masyarakat menjadikan Abu Bakar lebih mudah untuk terpilih.<ref>Ja’fari, hal. 47-49. </ref>
#Permusuhan yang sudah memiliki akar sejak lama antara suku Aus dan Khazraj, dan juga adanya persaingan dan kecemburuan antara dua kabilah itu merupakan faktor utama yang menjadikan Abu Bakar menjadi pemenang dalam peristiwa Saqifah. Perkataan Hubab bin Mundzir kepada Basyir bin Sa’ad, anak laki-laki paman Sa’ad bin Ubadah dan orang pertama kali dari kalangan Anshar (Khazraj) yang pertama kali membaiat Abu Bakar setelah Umar dan Abu Ubaidah dan juga perkataan Usaid bin Hudhair, tokoh kabilah Aus ketika berkata-kata kepada orang-orang Aus dan ketakutan mereka dari kemungkinan berkuasanya  suku Khazraj<ref>Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 220-222; Ya’qubi, jil. 2, hal. 124; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 8 dan 9. </ref>menjadi bukti atas kebenaran pendapat ini. <ref>Mufid, Ibid, 101; Ja’fari, Ibid, Bahbudi, 14-15; Shadra, 79.</ref>
#Kesibukan Imam Ali As, Abbas dan tokoh-tokoh Bani Hasyim lainnya dalam memandikan dan mengafani jasad suci Rasulullah Saw dan ketidakhadiran mereka di medan pemilihan dan pembaiatan <ref>Mufid, ibid, Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 94; Al-Imāmah, jil. 1, hal. 12. </ref> membuat Abu Bakar menjadi mudah untuk terpilih.
Jawaban Mundzir bin Arqam (salah seorang dari suku Anshar) kepada Abdurrahman bin ‘Auf “Apabila seseorang yang kau maksudkan yaitu Ali bin Abi Thalib menduduki kekhalifahan ini, maka tidak ada seorang pun yang akan menentangnya” <ref>Ya’qubi, jil. 12, hal. 123. </ref> menjadi keterangan akan hal itu.
[[Syaikh Mufid]] menilai sangat banyak hal-hal yang menjadi faktor akan kemenangan ini dan meringkasnya dalam beberapa kalimat: kesibukan [[Imam Ali As]] dalam mengurus jenazah Nabi Saw, jauhnya [[Bani Hasyim]] dari tempat terjadinya kejadian, karena sebab musibah yang sampai kepada mereka, perbedaan pendapat antara kaum Anshar, keterlambatan reaksi thalqan dan mualifih qulubuhum (orang-orang yang menerima bantuan dari Rasul supaya hati mereka terikat dengan Islam).<ref>Ibid, hal. 101. </ref>
==Meluasnya Baiat di Madinah==
Hadirnya kabilah Bani menyebabkan meluasnya baiat terhadap Abu Bakar, disamping adanya pembaiatan orang-orang yang hadir di sana. Dinukil bahwa setelah peristiwa Saqifah, kabilah Bani Aslam yang memiliki hubungan dengan kaum Muhajirin memasuki kota Madinah hingga memenuhi jalan-jalan di Madinah dan berbaiat dengan Abu Bakar. <ref>Thabari, Tārikh Thabari, jil. 3, hal. 205; Fayadh, 131. </ref> Umar<ref>Baladzuri, ibid, jil. 1, hal. 590-591. </ref> berkata sebelum kabilah Bani Aslam datang, aku tidak yakin akan kemenangan ini. <ref>Thabari, Tārikh Thabari,  jil. 3, hal. 222. </ref>
Syaikh Mufid meriwayatkan dari Abu Mihnaf bahwa Bani Aslam pergi ke Madinah dengan membawa bekal. Kepada mereka berkata: Apabila Anda menolong kami yaitu membaiat pengganti Nabi, maka kami akan membawakan bekal untuk kalian. Oleh itu, Bani Aslam dengan harapan memperoleh bekal, mereka membaiat Abu Bakar bahkan orang-orang yang tidak bersedia membaiat Abu Bakar dipukul dan dipaksa untuk membaiatnya. <ref>Al-Jaml, 59. </ref>
==Sebab Imam Ali As tidak melawan Pemerintah==
Imam Ali bersama dengan Abbas bin Abdul Muthalib dan juga sebagian kaum Muhajirin tengah sibuk menyiapkan prosesi penguburan jasad Nabi Saw ketika peristiwa Saqifah terjadi. <ref>Al-Tanbiyah wa al-Asyrāf, hal. 247. </ref>dalam Shahih Muslim dituliskan bahwa Imam Ali selama 6 bulan setelah wafatnya Nabi dan selama Sayyidah Fatimah Zahra hidup tidak pernah membaiat Abu Bakar. <ref>Sahih Bukhāri, jil. 5, hal. 82, Sahih Muslim, jil. 5, hal. 154. </ref>
Abdul Razak, guru Bukhari juga berkata: Bukan Ali As saja yang tidak membaiat Abu Bakar, namun tidak ada seorang pun dari Bani Hasyim yang membaiatnya. <ref>Al-Mushnaf, jil. 5, hal. 472. </ref>
==Pertanyaan Kaum Syiah tentang Saqifah==
Mengenai peristiwa Saqifah, sangat banyak pertanyaan dari kaum Syiah, diantaranya adalah:
*Mengapa hanya 3 orang saja (Abu Bakar, Umar dan Abu Ubaidah) yang diutus untuk pergi ke Saqifah
*Mengapa dan bagaimanakah Bani Aslam pada waktu itu sampai ke Madinah? Mengapa mereka lebih memilih untuk membaiat Abu Bakar, dari pada turut serta dalam acara pengkafanan dan penguburan Nabi atau menemui orang-orang Muhajirin yang lain padahal mereka datang dari tempat yang jauh?
Kaum Syiah tidak bisa menerima jawaban [[Ahlusunnah]] dan percaya bahwa jawaban-jawaban ini meragukan kebenaran baiat yang diberikan kepada Abu Bakar. Sebagian peneliti Syiah <ref>Silahkan lihat: Shadra, hal. 71-75. </ref>dengan menggunakan bukti-bukti dibawah ini berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jelas:
#Pasukan Usamah meninggalkan tempat dan kembali ke Madinah.<ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 1, hal. 159-160; Silahkan lihat juga: Ibid, jil. 3, hal. 200. </ref>
#Penafian wafatnya Nabi Muhammad Saw oleh Umar. <ref>Muslim, jil. 2, hal. 1257-1259; Bukhari, jil. 1, hal. 37; Ibnu Sa’ad, jil. 2, hal. 242-245. </ref>
#Tidak membawakan kertas dan tinta untuk Nabi Saw. <ref>Ahmad bin Hanbal, Ibid, Thabari, Ibid, jil. 3, hal. 190, Jam, Mufid, al-Irsyād, hal. 97-99.  </ref>
#Berusaha untuk menggantikan posisi Imam Jamaah Nabi Saw ketika beliau sedang menderita sakit. <ref>Ibnu Abil Hadid, jil. 6, hal. 11. </ref>
#Perkataan Imam Ali As kepada Umar: Peraslah susu khilafah yang akan menjadi bagian untukmu juga, kuatkan kekuasaan di tangan Abu Bakar sehingga pada masa yang akan datang kekuasaan itu akan berada di tanganmu. <ref>Mas’udi, Muruj, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Surat Muawiyah kepada Muhammad bin Abu Bakar dan isyarat terhadap pengkaderan Abu Bakar dan Umar untuk melawan Ali dan mengambil hak kekhalifahannya. <ref>Ibnu Sa’ad, jil. 3, hal. 21-22. </ref>
#Penyerahan kekhalifahan dari Abu Bakar kepada Umar. <ref>Ibnu Sa’ad, jil. 3, hal. 413. </ref>
#Perkataan Umar setelah dipukul oleh Abu Lulu dimana apabila Abu Ubaidah masih hidup, maka akan dikembalikan posisinya untuk menduduki posisi semulanya. <ref>Silahkan lihat: Khalili, hal. 37. </ref>
Oleh itu, pembaiatan kepada Abu Bakar bukan merupakan tindakan yang terburu-buru dan tidak dipikirkan secara matang, melainkan sudah direncanakan sejak lama.<ref>Thabarsi, Ahmad, jil. 1, hal. 110. </ref> Menurut sebagian riwayat dari kalangan Syiah menegaskan bahwa permulaan masalah ini berakar pada masa silam (zaman Nabi Saw).48 Lammens dalam sebuah makalahnya tentang “Permusyawarahan Tiga Orang” menjelaskan secara rinci koalisi tiga orang itu semenjak lama. Berdasarkan riwayat [[Ahlusunnah]] Umar pada masa kemudian mengakui di hadapan Ibnu Abbas bahwa Abu Bakar berperan dalam upaya untuk menyingkirkan Bani Hasyim karena menurut Abu Bakar tidak seharusnya nubuwah dan khilafah berkumpul dalam satu keluarga. Dengan demikian, dua dari tiga anggota syura secara berututan memiliki kekuasaan tinggi dan memegang kendali pemerintahan. Terdapat pula riwayat yang menjelaskan bahwa berdasarkan riwayat Umar<ref>Silahkan lihat: Ahmad bin Hanbal, jil. 1, hal. 18; Ibnu Sa’ad, jil. 3, hal. 342-343; Thabari, Ibid, jil. 4, hal. 227. </ref>jika Abu Ubaidah tidak meninggal karena penyakit kolera, maka ia menjadi khalifah ketiga bagi kaum Muslimin.<ref>Hal. 113-117, 137-138, 142-143. </ref>


==Catatan Kaki==
==Catatan Kaki==
<references/>
<references/>
==Daftar Pustaka==
#Ibnu Abil Hadid, Abdul Majid bin Habibullah, Syarh Nahj al-Balāghah, Muhammad Abul Fadhl Ibrahim, Qahirah, 1378/1959.
#Ibnu Sa’ad, Al-Thabaqāt al-Kubrā, Beirut, Dar Shadr
#Ibnu Katsir, Abul Fida Ismail bin Umar bin Katsir al-Damisyqi, Al-Bidāyah wa al-Nihāyah, Beirut, Dar al-Fikr, 1407/1986.
#Ibnu Majah, Muhmmad bin Yazid, Sunan, Muhammad Fuad Abdul Baqi, Qahirah, 1373/1945.
#Ibnu Hisyam, Al-Sirah al-Nabawiyah, Muhammad Abul Fadzl Ibrahim, Qahirah, 1355/1936.
#Ahmad bin Hanbal, Musnad, Qahirah, 1313 H.
#Al-Imāmah wa al-Siyāsah, Qutaibah, Qahirah, 1356/1937.
#Bukhari, Muhammad bin Ismail, Sahih, Qahirah, 1315.
#Baladzuri, Ahmad bin Yahya, Ansāb al-Asyrāf, Sahih, Qahirah, 1315.
#Bahbudi, Muhammad Baqir, Sirah Alawi, Tehran, 1368.
#Ja’fari, Muhammad Taqi, Terjemah wa Tafsir Nahj al-Balāghah, Tehran, Daftar Nasyar Farhang Islami, Cet. 7, 1376 S.
#Halabi, Ali, Al-Sirah al-Halabiyah, Al-Maktabah al-Islamiyah.
#Khalili, Muhammad Ali, Khawāsyi wa Ta’liqāt bar Ali wa Farzandesy.
#Syahrestani, Muhammad bin Abdul Karim, Al-Milal wa al-Nahl. Muhammad Fathullah Badran, 1375/1956.
#Sadr, Muhammad Baqir, Fadak dar Tārikh, Terjemah Muhammad Mahmud Abidi, Tehran, 1360.
#Thabarsi, Ahmad bin Ali, Al-Ihtijāj, Muhammad Baqir Khurasan, Najaf, 1386/1966.
#Thabari, Abu Ja’far bin Harir, Tarikh al-Umam wa al-Muluk, Riset: Muhammad Abul Fadzl Ibrahim, Beirut, Dar al-Tsurat, cet. 3, hal. 1387/1967.
#Abdul Razaq, Abu Bakar bin Hamam al-San’ani, Penulis, Al-Majlis al-Ilmi,
Afrika Selatan, 1390, 1987.
#Fayadh, Ali Akbar, Tarikh Islam, Tehran, 1335.
#Qazwini, Mula Saleh, Syarah Nahj al-Balaghah, Editor: Sayid Ibrahim Miyanji, Tehran, Cet. Islamiyah, 1380.
#Kulaini, Muhammad bin Ya’qub, Al-Raudhah min al-Kafiyah, Ali Akbar Ghifari, Tehran, 1389H/1348 S.
#Mas’udi, Muruj al-Dhahab, Muhammad Muhyiddin Abdul Majid Beirut, 1387 H/1367.
#Muslim bin Hijaj, Sahih, Istanbul. 1401 H.
#Muthahhari, Murtadha, Seiri dar Nahj al-Balāghah, Tehran, Sadra, cet. 2, 1354 S.
#Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Irsyād, Qum, Maktabah Bashirati.
#Mufid, Muhammad bin Muhammad, Al-Jaml, Qum, Maktabah al-Dawari.
#Waqidi, Muhammad bin Umar, Al-Maghazi, Marsden Jones, London, 1966.
#Hasyemi Khui, Sayid Habibullah, Minhaj al-Barāah fi Syarh Nahj al-Balaghah, Tehran, Maktabah al-Ilamiyah, Al-Thab’ah al-Rabi’ah, 1405 H.
#Yaqut Hamui, Syahab al-Din Abu ‘Abdullah bin Abdullah, Mu’jam al-Buldan, Beirut, Dar Shadir, cet. 3, 1995.
#Ya’qubi, Ahmad bin Ishaq, Tārikh, Beirut, 1379/1960.
==Pranala Luar==
*Dāirah al-Maā’rif
*Barkhurd Ali As ba Majarāe Saqifah.
*Ghadir Ghum wa Saqifah Bani Sa’idah
*Kitab Tārikh Islām az Wafat Payāmbar Saw ta Suquth Bani Umayyah.
Pengguna anonim